Anda di halaman 1dari 8

DESI NUR AZZIZAH

11 IPA 4

TUGAS SEJARAH WAJIB

RESUME MATERI

A. PERANG FISIK
 Perang Kemerdekaan

1.Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya digerakkan oleh Sutomo atau Bung Tomo, Bung Tomo dengan
tegas menolak ultimatum dari Inggris yang dipimpin oleh Mayjen E.C Marsergh.
Isi ultimatum tersebut ialah para pejuang Indonesia harus menyerahkan diri paling
lambat 10 November 1945 pukul 06:00 pagi. Namun,mereka memilih tetap
mempertahankan kemerdekaannya. Pertempuran pada tanggal tersebut akhir pecah dan
berlangsung selama tiga minggu. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka tanggal 10
November diperingati sebagai hari pahlawan.

2. Pertemuan Ambarawa
Pertempuran ini dilatarbelakangi penipuan, Squad. Awalnya  NICA dan sekutunya
datang ingin membebaskan tawanan perang. Tetapi tawanan perang itu
dipersenjatai setelah bebas. Pimpinan Sekutu Brigjen Bethell berusaha menguasai
desa-desa di Ambarawa, namun ditentang oleh TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Dalam
pertempuran itu Letkol Isdiman gugur dan digantikan Kolonel Soedirman.
Pengepungan Ambarawa dari Banyumas, Salatiga, Surakarta, dan Yogyakarta berhasil
dilakukan sehingga pasukan Sekutu muncur pada tanggal 15 Desember 1945. Hingga
saat ini tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Infanteri di Indonesia.

3. Puputan Margarana
Setelah melakukan Perundingan Linggarjati yang menyatakan bahwa Jawa, Sumatra,
dan Madura secara de facto, Belanda masih ingin menguasai Bali dan mendirikan
Negara Indonesia Timur. Tentunya, pejuang di Bali saat itu menolaknya. Dipimpin oleh I
Gusti Ngurah Rai, pertempuran dengan Belanda pecah di Tabanan. Mulanya, I Gusti
Ngurah Rai bisa memenangkan perlawanan, namun Belanda meminta tambahan
pasukan dan berhasil memukul mundur pasukan I Gusti Ngurah Rai dan beliau
gugur dalam pertempuran tersebut.

4. Bandung Lautan Api


Pada bulan Oktober 1945, pasukan Sekutu dan NICA mulai datang serta melakukan
pendudukan terhadap kota Bandung. Pasukan Sekutu dan NICA segera mengeluarkan
ultimatum kepada rakyat Bandung untuk menyerahkan senjata milik mereka sehingga
memicu kemarahan. Pertempuran bersenjata kemudian berlangsung selama kurun waktu
November 1945-Maret 1946.Puncak pertempuran terjadi ketika tanggal 23 Maret 1946,
pihak Sekutu dan NICA mengeluarkan ultimatum untuk mengosongkan kota Bandung.
Komandan Divisi III Siliwangi A.H. Nasution bersama pemuda mengambil inisiatif untuk
mengosongkan kota Bandung dan membakar seluruh kota beserta infrastruktur penting
pemerintahan ataupun militer pada tanggal 24 Maret 1946. Salah satu tokoh yang
berperan dalam pertempuran ini adalah Moh. Toha yang harus gugur ketika berupaya
meledakkan gudang mesiu milik NICA di Bandung Selatan. Peristiwa ini kemudian
dikenal dengan Peristiwa Bandung Lautan Api

5. Pertempuran Medan Area


Pertempuran Medan Area terjadi karena beberapa peristiwa. Pertama adalah insiden
yang dilakukan oleh salah satu penghuni hotel di Jalan Bali, Medan tanggal 13 Oktober
1945, yang menginjak lencana merah putih. Para pemuda Indonesia yang marah
kemudian menyerang hotel tersebut sehingga timbul banyak korban.
Kedua adalah adanya ultimatum dari pimpinan tentara Sekutu di Sumatera Utara yaitu
T.E.D. Kelly tanggal 18 Oktober kepada rakyat Indonesia untuk menyerahkan senjatanya
kepada Sekutu. Hal ini memicu perlawanan antara rakyat Medan dengan sekutu. Terlebih
pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papan-papan yang
bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan.
Peristiwa ini menimbulkan pertempuran yang lebih besar antara rakyat Medan melawan
Sekutu. Sekutu bersama NICA melancarkan aksi besar-besaran sejak 10 Desember
1945, serta mengusir dan menindas rakyat Indonesia. Rakyat Medan merespon pada
tanggal 10 Agustus 1946 dengan membentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan
Area untuk melanjutkan perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. Pertempuran Medan
Area berakhir tanggal 1 Desember 1946 setelah pihak NICA mengajukan gencatan
senjata kepada pihak Republik.

6. Pertempuran Lima Hari di Semarang


Hingga bulan Oktober 1945, pasukan Jepang masih tetap berada di Kota Semarang.
Mereka juga masih melancarkan serangan terhadap beberapa kubu TKR (Tentara
Keamanan Rakyat) yang bertujuan untuk membebaskan orang-orang Jepang yang masih
dalam penahanan.
Sementara itu, tersiar kabar bahwa Jepang meracuni sumber air minum di wilayah Candi
Semarang. Oleh alasannya ialah itu, Dr. Karyadi memeriksa sumber air yang diracuni
oleh Jepang tersebut. Pada dikala itu, ia menjabat kepala Laboratorium Pusat Rumah
Sakit Rakyat (Pusara) di Semarang. Namun naas, ia kemudian dibunuh tentara Jepang.
Terbunuhnya dr. Kariadi ini menyulut kemarahan pemuda. Akibatnya, terjadi pertempuran
di Simpang Lima, Tugu Muda dan sekitarnya.Kurang lebih 2000 pasukan Jepang yang
dikomandoi oleh Mayor Kido berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Pertempuran
ini berlangsung selama 5 hari, 15 - 19 Oktober 1945. dan tidak boleh sesudah adanya
gencatan senjata. namun Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak.
Dr. Karyadi yang menjadi salah satu korban namanya kemudian diabadikan menjadi
nama salah satu Rumah sakit di kota Semarang. Untuk memperingati insiden tersebut
maka pemerintah membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu Muda.

7. Pertempuran Lima Hari di Palembang


Pasukan Sekutu mendarat di Palembang pada tanggal 12 Oktober 1945. Pasukan ini
dipimpin oleh Letkol Carmichael. Bersama pasukan Sekutu ikut pula abdnegara NICA.
Mereka diizinkan oleh pemerintah untuk mendiami tempat Talang Semut. Akan tetapi,
mereka tidak mengindahkan peraturan itu dan alhasil Insiden dengan cowok meletus
ketika mereka menggeledah rumah-rumah penduduk untuk mencari senjata. Tindakan
Sekutu yang sangat menyinggung perasaan rakyat dengan melaksanakan
penggeledehan rumah penduduk yang bertujuan untuk mencari senjata hasil rampasan
dari pihak Jepang. Justru mengakibatkan terjadi insiden bersenjata pada 1 Januari 1946.
Saat itu tentara Sekutu dengan memakai pesawat dan kapal maritim memb0mardir kota
Palembang. namun Para p0juang terus mengadakan perlawanan dan hasil dari
pertempuran ini Seperlima bab kota Palembang hancur. kemudian Pada tanggal 6
Januari 1947 dicapai persetujuan gencatan senjata antara Belanda dan Pemerintah
Republik Indonesia di Palembang.

8. Pertempuran Rakyat Makassar (Sulawesi)


Pada bulan Desember 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke Makassar di bawah
pimpinan Kapten Raymond Westerling. Pasukan Westerling bertindak kejam. pasukan
Belanda Depot Speciale Troepen pimpinan Westerling. banyak melaksanakan
pembunuhan dan pembantaian terhadap rakyat Makassar, Peristiwa ini terjadi pada
Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer Counter Insurgency (penumpasan
pemberontakan). Akibat banyaknya pembantaian yang dilakukan Westerling, terjadi
perlawanan rakyat Makassar kepada Belanda. Perlawanan di pimpin oleh Wolter
Monginsidi. Akan tetapi, Wolter Monginsidi berhasil ditangkap Belanda dan kemudian
dijatuhi eksekusi mati.

9. Perang Dayak Desa


Meski sebetulnya Indonesia sudah merdeka semenjak 17 Agustus 1945, berita
kemerdekaan belum sampai ke pelosok-pelosok Kalimantan Barat. Dalam usaha
mengusir penjajah, Mozez Thadeus Djaman, seorang guru di Nyandang dan sejumlah
tokoh masyarakat lain dari Balai Karangan, Bonti, Kembayan, dan Balai Sebut, di
antaranya Y.A.M. Linggi, melangsungkan pertemuan di Kapuas Sanggau. Setelah
diadakan perudingan, Agustinus Timbang melanjutkan gerakan bersenjata di Lape.
Angkatan Perang Majang Desa (APMD) kembali diaktifkan. Organisasi ini didirikan pada
13 Mei 1944 dan dipimpin oleh Pang Dadan. Pada kepengurusan awal ini, APMD
dianggotai oleh sejumlah pemuka adat, bahkan ada yang termasuk Orang
Tiongkok. Usaha APMD menyerang Sanggau Kapuas berhasil dan wilayah ini dapat
dikuasai. Namun, pimpinan APMD kecewa karena pewaris kekuasaan Kerajaan
Sanggau, Gusti Ali Akbar menyerahkan kekuasaannya ke Bunken Kanrikan setempat.
Sebagai akibatnya, kerabatnya, Gusti Ismail merasa adanya persimpangan jalan dalam
menghadapi Jepang.Selanjutnya, Gusti Ismail dan Gusti Sohor bersama pimpinan APMD
lainnya menyerukan pertempuran terbuka. Dalam berbagai pertempuran, di kedua pihak
banyak jatuh korban. Meski Jepang menyerah kepada Sekutu, perlawanan rakyat tetap
berlanjut. Bahkan, APMD memasuki Kota Pontianak utnuk memerangi Belanda.

 Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947)


Agresi Militer Belanda 1 direncanakan oleh Van Mook, dia merencanakan negara-
negara boneka dan ingin mengembalikan kekuasaan Belanda atas Indonesia. Untuk
mencapai tujuan tersebut pihak Belanda melanggar perundingan linggarjati yang
telah disepakati sebelumnya. Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan aksi
militer pertama dengan target utama kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatra.
Pasukan TNI yang tidak pernah menyangka akan terjadinya agresi militer
Belanda itu, tidak siap untuk menghadang serangan yang datangnya secara tiba-tiba.
Serangan tersebut mengakibatkan pasukan TNI tercerai-berai. Dalam keadaan
seperti itu, pasukan TNI berusaha untuk menjalin koordinasi antar satuan dan
membangun daerah pertahanan baru. Pasukan TNI melancarkan taktik gerilya untuk
menghadapi pasukan Belanda. Dengan taktik gerilya, ruang gerak pasukan Belanda
berhasil dibatasi. Gerakan pasukan Belanda hanya berada pada kota-kota besar dan
jalan-jalan raya, sedangkan di luar kota, kekuasaan berada di tangan pasukan TNI.
Agresi Militer Belanda 1 menimbulkan reaksi yang hebat dari dunia internasional.
Pada tanggal 30 Juli 1947, pemerintah India dan Australia mengajukan permintaan
resmi agar masalah Indonesia segera dimasukkan dalam daftar acara Dewan
Keamanan PBB. Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB
memerintahkan penghentian dari kedua belah pihak yang mulai berlaku tanggal 4
Agustus 1947. Untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata tersebut,
maka dibentuk suatu Komisi Konsuler yang anggotanya adalah konsul jenderal yang
berada di Indonesia.
 Agresi Militer Belanda 2
 dimulai ketika pihak Belanda yang tetap bersikukuh menguasai Indonesia mencari
dalih untuk dapat melanggar perjanjian yang telah disepakati. Bahkan pihak Belanda
menuduh jika pihak Indonesia tidak menjalankan isi perundinganRenville.Oleh karena
itu pihak TNI dan pemerintah Indonesia sudah memperhitungkan bahwa sewaktu-
waktu Belanda akan melakukan aksi militernva untuk menghancurkan republik
dengan kekuatan senjata. Untuk menghadapi kekuatan Belanda itu, didirikan Markas
Besar Komando Djawa (NIBKD) vang dipimpin oleh Kolonel Abdul Haris Nasution
dan Markas Resar Ko.mando Sumatra (MBKS) yang dipimpin oleh Kolonel Hidayat.
Seperti yang telah diduga Belanda benar-benar melakukan serangannya.
Serangan dibuka tanggal 19 Desember 1948. Dengan taktik perang kilat (blitkrieg),
Belanda melancarkan serangan di semua front di daerah Republik Indonesia.
Serangan diawali dengan penerjunan pasukan payung di Pangkalan Udara Maguwo
(sekarang Adi Sucipto) dan dengan gerak cepat berhasil menduduki kota Yogyakarta.
Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta memutuskan untuk tetap tinggal
di ibukota, walaupun mereka tahu bahwa dengan demikian mereka akan ditawan
oleh musuh. Alasannya, agar mereka dapat melakukan kegiatan diplomasi dengan
pihak Belanda.
Saat Belanda menyerang Yogyakarta Jenderal Sudirman mengajak presiden untuk
memimpin gerilya, tetapi ajakan tersebut ditolak. Dengan diiringi ajudan dan pasukan
pengawalnya, Jenderal Sudirman naik gunung-turun gunung, serta keluar-masuk
hutan menembus teriknya matahari dan derasnya hujan untuk memimpin perlawanan
rakyat semesta. Bahkan beliau dan para pengawalnya sempat menetap selama 99
hari sejak tanggal 31 Maret 1949 hingga 7 Juli 1949 di desa Pakis, Sobo, Kecamatan
Nawangan, Pacitan, Jawa Timur.
Dari rumah markas gerilya itulah Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin
perang gerilya, termasuk memberi perintah serangan umum. Pada masa yang paling
gelap bagi Republik Indonesia, Jenderal Sudirman memberikan pegangan dan
kekuatan batin kepada rakyat dan prajurit yang berjuang untuk kelangsungan hidup
negaranya. Sementara itu MBKD dan MBKS kembali diaktifkan di bawah komando
panglimanya masing-masing. Pemerintah militer tetap melakukan kegiatarmya.
Dengan demilcian, Republik Indonesia masih berdiri tegak. Belanda mengira dengan
jatuhnya kota Yogyakarta, kekuatan TNI akan hancur berantakan. Ternyata dugaan
Belanda itu keliru sama sekali. Pada pukulan pertama ternyata pasukan TNI tidak
hancur. Pasukan Belanda dibiarkan bergerak maju untuk menguasai daerah
perkotaan. Sedangkan pasukan mundur ke daerah pedalaman untuk merencanakan
pelaksanaan Wingate Operation dan menyusun daerah perlawanan (wehrkreis).
Dalam waktu satu bulan, pasukan TNI telah berhasil melakukan konsolidasi dan
mulai memberikan pukulan secara teratur kepada musuh. Seluruh Jawa dan Sumatra
menjadi satu daerah gerilya yang menyeluruh. Serangan umum yang dilaksanakan
terhadap kota-kota yang diduduki Belanda mulai dilaksanakan oleh pasukan TNI.
Serangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota
Yogyakarta di bawah pimpinan Komandan Brigade X Letnan Kolonel Soeharto.
Di samping itu, perjuangan dalam rangka menegakkan kedaulatan Republik
Indonesia juga dilakukan di luar negeri. Dengan modal sumbangan pesawat rakyat
Aceh, W. Supomo membentuk armada udara komersial vang berpangkalan di
Myanmar (Burma). Hasil penerbangan komersial itu dijadikan modal untuk
membiayai pemakilan Republik Indonesia di luar negeri. Selain itu, dibuka
komunikasi radio antara Wonosari, Bukittinggi, Rangoon (sekarang Yangoon), dan
New Delhi.
Agresi Militer Belanda 2 ternyata menarik perhatian PBB, karena Belanda secara
terang-terangan tidak mengakui lagi Perjanjian Renville di depan Komisi Tiga Negara
yang ditugaskan oleh PBB. Pada tanggal 24 Januari 1949 Dewan keamanan PBB
mengeluarkan resolusi agar Republik Indonesia dan Belanda segera menghentikan
permusuhan. Kegagalan Belanda di medan tempur dan tekanan Amerika Serikat
yang mengancam akan memutuskan bantuan ekonomi dan keuangan memaksa
Belanda untuk kembali ke meja perundingan.
B. Perang Diplomasi
1. Perjanjian Linggarjati
dilaksanakan di Desa Linggarjati, perbatasan antara Cirebon dan Kuningan, pada
tanggal 11 November 1946. Indonesia diwakili Sutan Syahrir, A.K. Gani, Susanto
Tirtoprojo, dan Mohammad Roem. Pihak Belanda diwakuli Schermerhorn, dan penengah
dari pihak Inggris diwakili Lord Killearn. Hasil dari perjanjian ini antara lain:
- belanda mengakui secara de facto wilayah Jawa, Sumatra, dan Madura
- RI dan Belanda membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).
- RI dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda, Ratu Belanda sebagai ketuanya
2. Perundingan Renville
dilakukan pada 8 Desember 1947 – 17 Januari 1948 di atas kapal perang angkatan
laut Amerika Serikat bernama USS Renville. Saat itu Indonesia diwakili oleh Amir
Sjarifuddin dan Belanda diwakili oleh Abdulkadir Widjojoatmodjo. Dihadiri pula Komisi
Tiga Negara yang diwakili oleh Richard Kirby, Paul van Zeeland, Frank Graham. Ada pun
hasil dari perundingan ini ialah:
- Penghentian tembak menembak
- Daerah-daerah di belakang Garis van Mook harus dikosongkan dari tentara
Indonesia.
- Belanda bebas membentuk negara federal di daerah-daerah yang diduduki melalui
jajak pendapat terlebih dahulu
- Belanda bebas membentuk negara federal di daerah-daerah yang diduduki melalui
jajak pendapat terlebih dahulu

3. Perjanjian Roem-Royen
merupakan perundingan yang dilakukan Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada
tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des
Indes, Jakarta. Isi Perjanjian Roem-Royen adalah sebagai berikut:
- Belanda menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta. Belanda menjamin
penghentian gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
- Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang
dikuasai oleh RI sebelum tanggal 19 Desember 1949 dan tidak akan meluaskan
negara atau daerah dengan merugikan RI.
- Menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
- Serta berusaha dengan sungguh-sungguh supaya Konferensi Meja Bundar
segera diadakan sesudah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta.

4. Konferesi Inter-Indonesia
 diselenggarakan pada tanggal 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta dan tanggal 31 Juli-2
Agustus 1949 di Jakarta. Peserta konferensi Inter-Indonesia merupakan wakil-wakil
pemerintah RI dan wakil-wakil negara pada bagian yang dipimpin Van Mook.
Tujuan diadakannya konferensi inter Indonesia ini ialah untuk membentuk suatu negara
Federal atau negara yang sanggup disebut dengan negara serikat, yang didalamnya
terdiri dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah.
Hasil konferensi inter Indonesia yang pertama ( 19-22 Juli 1949) :
- Pertahanan negara ialah suatu hak dari pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat).
- Angkatan perang RIS yaitu angkatan perang nasional.
- RIS ini akan mendapatkan kedaulatan dari pemerintah kerajaan Belanda dan
Republik Indonesia.
- RIS dipimpin atau diketuai oleh Presiden yang dipilih oleh negara cuilan Republik
Indonesia dan Badan Permusyawaratan Federal (Bijeenkomst Voor Federaal
Overlag).
- Nama negara federal adalah Republik Indonesia Serikat (RIS).

Hasil konferensi kedua  (30 Juli 1949) :

- Bendera Republik Indonesia Serikat yaitu sang saka merah putih.


- Lagu kebangsaan RIS adalah Indonesia Raya
- Bahasa resmi (Nasional) Republik Indonesia adalah bahasan Indonesia
- Pemilihan Presiden ini yang ditentukan oleh negara cuilan Republik Indonesia dan
BFO.
- Membentuk suatu panitia yang bertugas dalam Konferensi Meja Bundar.
- Anggota MPRS (Majelis Permusyawaratan Sementara) ditentukan oleh negara cuilan
yang berjumlah 16 negara.

5. Konferensi Meja Bundar (KMB)


dilakukan di Den Haag, Belanda pada 23 Agustus 1949 – 2 November 1949 namanya
meja bundar karena meja untuk konferensi memang membentuk sebuah bundaran. Pada
saat itu Belanda diwakili Mr. Van Maarseveen, perwakilan Indonesia diwakili oleh Moh.
Hatta, dan delegasi UNCI ialah Chritchley. Ada pun hasil dari Konferensi Meja
Bundar  ialah:
- Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS)
- Masalah Irian Barat diselesaikan setahun kemudian.
-   RIS harus membayar utang-utang Belanda sampai pengakuan kedaulatan.
- RIS mengembalikan hak milik Belanda seperti perusahaan-perusahaan Belanda.
Keterhubungan perang fisik dan perang Diplomasi

Perang Diplomasi
Perang fisik

Perjuangan Fisik adalah suatu perjuangan Perjuangan Diplomasi adalah Perjuangan


menggunakan senjata,melalui taktik perang menggunakan Jalur damai/perundingan
gerilya dimana terdapat pihak yang bertikai dan
penengah adalah PBB(Perserikatan bangsa
bangsa)suatu organisasi perdamaian dunia
yang berpusat di New york USA.

Dalam jurnal yang berjudul Perjuangan


Lasykar Rakyat dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Republik Indonesia di
Diplomasi berkebalikan dengan perjuangan fisik.
Kabupaten Lampung Selatan tahun 1945,
Karena lebih mengutamakan perundingan,
karya Dany Lapeba, dkk, disebutkan jika
menarik simpati dunia internasional, serta
perjuangan fisik merupakan perjuangan yang
menghasilkan kesepakatan. Diplomasi sama
dilakukan dengan menggunakan senjata atau
sekali tidak menggunakan kekuatan senjata
mengandalkan kekuatan militer.
sehingga tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan
1. Pertempuran lima hari di semarang 1. Perjanjian LINGGARJATI (nop 1946-maret
2. Pertempuran Margarana di Bali 1947)
3. Pertempuran Medan Area 2. Perjanjian RENVILLE (desember 1947)
3. Perjanjian ROOM-ROYEN (mei 1949)
4. Perundingan INTER-INDONESIA (juli-agt
1949)
5. KONFERENSI MEJA BUNDAR (agt-nop
1949)

Hubungan antara Fisik dan Diplomasi adalah sama sama berusaha mempertahankan
Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai