Anda di halaman 1dari 16

Accelerat ing t he world's research.

ANALISIS KESALAHAN
MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO
DALAM MENYELESAIKAN SOAL
PERTIDAKSAMAAN LINIER
Mohammad Faizal Amir

Want more papers like


this?

Download a PDF Pack of


related papers

Search Academia's catalog of


22 million free papers

Downloaded from Academia.edu 
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SIDOARJO DALAM MENYELESAIKAN
SOAL PERTIDAKSAMAAN LINIER

Mohammad Faizal Amir


Program Studi PGSD, FKIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
(faizal.umsida@gmail.com)

Abstrak
Guru sekolah dasar harus menguasai materi matematika yang berkaitan
dengan materi-materi sekolah dasar agar dapat mengajar matematika pada
siswanya dengan baik, namun harapan tersebut tidak akan tercapai apabila
saat masih menjadi mahasiswa, bekal materi-materi matematika yang
diperoleh dalam perkuliahan masih mengalami banyak kesalahan materi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan
mahasiswa tersebut adalah dengan melakukan analisis kesalahan pada
materi yang memiliki tingkat kesalahan paling tinggi. Tujuan penelitian
ini adalah mengungkap secara mendalam jenis-jenis kesalahan mahasiswa
beserta faktor-faktor penyebabnya dalam menyelesaikan soal
pertidaksamaan linier. Subjek penelitian adalah mahasiswa calon guru
PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo semester I tahun ajaran
2015-2016 kelas A-2 yang terdiri dari 37 mahasiswa. Instrumen yang
digunakan adalah tes uraian terdiri dari 4 soal pertidaksamaan linier satu
variabel. Menurut data yang diperoleh kesalahan yang dilakukan
mahasiswa meliputi kesalahan konsep, prinsip, dan operasi Faktor-faktor
penyebab kesalahan adalah mahasiswa kurang memahami materi pra-
syarat pertidaksamaan linier, mahasiswa tidak teliti dalam memahami dan
menyelesaikan soal, mahasiswa malu bertanya dan mengungkapkan
pendapatnya kepada dosen saat berinteraksi di kelas, mahasiswa lebih
percaya diri bertanya dan mengungkapkan pendapanya kepada teman
sejawatnya, mahasiswa tidak menyukai matematika pada jenjang
pendidikan sebelum perguruan tinggi, mahasiswa hanya menghafal
konsep atau rumus tanpa memahaminya secara bermakna, mahasiswa
tidak terbiasa menyelesaikan soal-soal non rutin.
Kata Kunci : analisis kesalahan, jenis kesalahan, pertidaksamaan linier.

Abstract
Primary school teachers are demanded to master Math concept related to
primary school materials in order to teach Math appropriately;
nevertheless, that expectation will not come true if the pre-service
teachers are equipped with wrong Math concept. One of the ways to solve
the problem is by conducting an analysis on the common mistakes in the
materials that have the high frequency of appearance. This study aimed to
describe in great depth about the types of students’ mistakes and the
influential factors in overcoming linear inequality questions. The subjects

131
Amir, Analisis Kesalahan

of this study were the 1st semester of elementary school pre-service


teachers at Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, academic year 2015-
2016, A-2 class consisting of 37 students. The instrument was the test
which consisted of 4 linear unequality questions with one variable.
According to the data, the mistakes appeared were in terms of the
concept, principal, and operation. Factors that cause the mistakes were
due to limited understanding of prerquisite of linear unequality. The
students were not careful in comprehending and doing the questions.
Next, they were shy to ask questions and express their ideas to their
lecturer. The students were confident to tell their thinking to their friends.
Moreover, the students had not been interested in Math since they were in
primary and secondary school so that during the class they just
memorized concept without comprehending it seriously. Lastly, the
students did not get accustomed to do non routine questions.

Keywords: the analysis of mistakes, types of mistake, linier unequality

PENDAHULUAN Tujuan diajarkan matematika bagi


Matematika di setiap jenjang mahasiswa calon guru Pendidikan Guru
pendidikan mulai dari jenjang sekolah Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
dasar sampai jenjang pendidikan tinggi Muhammadiyah Sidoarjo pada matakuliah
dapat dijadikan sebagai sarana untuk konsep dasar matematika lebih
menumbuh kembangkan kemampuan menekankan pada tujuan bersifat material
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, yakni mahasiswa diharapkan memiliki
dan kreatif yang disesuaikan dengan bekal konsep atau materi yang memadai
perkembangan psikologi masing-masing pada saat menjadi guru sekolah dasar yang
siswa. Menurut Soedjadi (2000) tujuan nantinya akan mengajar siswa pada
diajarkan matematika di setiap jenjang jenjang sekolah dasar kelas I-VI.
pendidikan meliputi tujuan bersifat formal Rekapitulasi hasil nilai Ujian Tengah
dan material. Tujuan formal menekankan Semester (UTS) mahasiswa yang
pada penataan nalar dan pembentukan menempuh matakuliah konsep dasar
kepribadian, sementara tujuan material matematika semester I tahun ajaran 2015-
menekankan pada keterampilan 2016 yang disesuaikan dengan sistem
matematika sekaligus menerapkannya. penskoran nilai Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo pada Tabel 1.

132
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai UTS Konsep Dasar Matematika


Semester I Tahun Ajaran 2015-2016
No Nilai Frekuensi Persentase
Interval Huruf (%)
1 85 ≤ N ≤ 100 A 7 1,85
2 80 ≤ N < 85 A- 4 3,24
3 75 ≤ N < 80 B+ 6 2,78
4 70 ≤ N < 75 B 12 5,55
5 65 ≤ N < 70 B- 9 4,17
6 60 ≤ N < 65 C+ 26 12,04
7 55 ≤ N < 60 C 25 11,57
8 40 ≤ N < 55 D 115 53,24
9 0 ≤ N < 40 E 12 5,56
Jumlah 216 100
Keterangan: N = nilai

Dari Tabel 1 diperoleh 187 dari 216 Dari Tabel 2 diperoleh materi
mahasiswa atau sekitar 86,57% pertidaksamaan linier memiliki persentase
mahasiswa mendapatkan nilai UTS di jawaban benar 0,9% yakni paling rendah
bawah B, hal ini mengindikasikan diantara persentase materi lain. Selain itu
mahasiswa mengalami kesulitan dalam persentase jawaban salah dan tidak
menyelesaikan soal UTS. Materi-materi menjawab paling tinggi diantara yang lain.
yang diujikan pada UTS tersebut adalah Sehingga dapat diketahui bahwa selain
hakekat matematika, penalaran induktif mahasiswa mengalami kesulitan dalam
dan deduktif, logika matematika, relasi menyelesaikan soal-soal UTS, secara
dan fungsi, persamaan linier, dan khusus mahasiswa mengalami kesulitan
pertidaksamaan linier. Rekapitulasi yang lebih kompleks pada materi
jawaban salah yang dilakukan mahasiswa pertidaksamaan linier. Menurut Soedjadi
untuk setiap materi tersebut dapat dilihat (1996) kesulitan yang dialami seseorang
pada Tabel 2. adalah penyebab terjadinya kesalahan.
Tabel 2. Rekapitulasi Jawaban Salah Pada UTS Konsep Dasar Matematika
Semester I Tahun Ajaran 2015-2016
Materi
Kategori
M1 M2 M3 M4 M5 M6
Benar (%) 45 39 41 37 39 26
Salah (%) 52 56 56 57 58 65
Tidak Menjawab (%) 2,8 4,6 3,2 6 2 8,8
Keterangan: M1 = materi hakekat matematika
M2 = materi penalaran induktif dan deduktif
M3 = materi logika matematika
M4 = materi relasi dan fungsi
M5 = materi persamaan linier
M6 = materi pertidaksamaan linier

133
Amir, Analisis Kesalahan

Oleh karena itu untuk mengatasi dalam mengajarkan pertidaksamaan pada


kesulitan yang dialami mahasiswa dapat siswa sekolah dasar memiliki beberapa
dilakukan dengan cara menganalis atau kesalahan sama halnya pada saat masih
mengindentifikasi kesalahan yang menjadi mahasiswa, kemungkinan besar
dilakukan mahasiswa dalam siswa sekolah dasar yang diajar akan
menyelesaikan soal terlebih dahulu agar mengalami hal yang sama bahkan akan
dapat memperbaiki hasil belajar memiliki kesalahan yang lebih kompleks
mahasiswa khususnya dalam karena materi pertidaksamaan bilangan
menyelesaikan soal pada materi merupakan salah satu materi dasar yang
pertidaksamaan linier. Selain karena harus dikuasai siswa dalam menyelesaikan
kesalahan terbesar yang dilakukan oleh soal matematika.
mahasiswa pada materi pertidaksamaan Dengan demikian seorang mahasiswa
linier, peneliti fokus pada materi ini calon guru khususnya mahasiswa calon
karena pertidaksamaan linier memiliki PGSD harus memiliki bekal materi
materi prasyarat yang relatif banyak matematika sekolah dasar yang memadai.
dibandingkan dengan materi UTS lain Irham dan Wiyani (2014) menjelaskan
yakni diantaranya persamaan linier, seorang guru harus memiliki ilmu
himpunan, pecahan, operasi bilangan, dll. pengetahuan tentang bidang studi yang
Sehingga apabila dilakukan analisis lebih menjadi keahlian atau pelajaran yang
mendalam untuk mengetahui jenis-jenis diajarkannya. Selain itu Hudojo (1988)
kesalahan yang dilakukan mahasiswa serta seorang guru matematika yang tidak
faktor-faktor penyebabnya, maka akan menguasai materi matematika maka tidak
sangat efektif untuk menanggulangi dan akan mungkin mengajar matematika
mengetahui kesalahan-kesalahan yang dengan baik.
juga terjadi pada materi prasyarat tersebut. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di
Pada jenjang sekolah dasar atas kesalahan yang dilakukan mahasiswa
penguasaan materi pertidaksamaan linier calon guru dalam menyelesaikan materi
akan dibutuhkan oleh guru, diantaranya pertidaksamaan linier perlu diperhatikan
digunakan guru dalam menyelesaikan soal dan dilakukan penelitian berupa analisis
pertidaksamaan bilangan bulat atau kesalahan. Analisis dalam Kamus Besar
bilangan pecahan. Apabila seorang guru Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008)

134
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

berarti penyelidikan terhadap suatu x adalah pertidaksamaan yang dapat


peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk dinyatakan dalam ax + by ≥ c, ax + by ≤ 0,
mengetahui keadaan yang sebenar- ax + by > 0, atau ax + by < 0, dengan a,b,c
benarnya (sebab-musabab, duduk bilangan real, a ≠ 0 atau b ≠ 0.
perkaranya, dsb). Analisis kesalahan yang Menyelesaikan suatu pertidaksamaan
dilakukan dalam penelitian ini dengan menurut Winarni dan Harmini (2012)
mengungkap secara mendalam jenis-jenis adalah menentukan suatu bilangan
kesalahan beserta faktor-faktor penyebab pengganti variabel atau peubah yang
kesalahan tersebut dilakukan. disebut konstanta, sedemikian hingga
A. Objek Pertidaksamaan Linier kontanta itu membuat pertidaksamaan
Kajian objek dalam matematika menjadi kalimat bernilai benar. Himpunan
bersifat abstrak, demikian pula materi dari semua konstanta-konstanta tersebut
pertidaksamaan linier yang merupakan disebut sebagai himpunan penyelesaian.
bagian dari kajian matematika. Bentuk Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
suatu pertidaksamaan linier menyesuaikan sebagian besar ruang lingkup pembahasan
banyak peubah atau variabel pada materi pertidaksamaan linier adalah pada
pertidaksamaan tersebut. Apabila menentukan himpunan penyelesaiannya.
pertidaksamaan linier terdiri dari satu Hudojo, dkk (1992) menjelaskan
peubah x, maka disebut sebagai himpunan penyelesaian dari
pertidaksamaan dengan satu peubah x. pertidaksamaan linier satu peubah dan dua
Sementara pertidaksamaan linier yang peubah berupa himpunan pasangan terurut
terdiri dari dua peubah x, maka disebut (x,y). Himpunan penyelesaian pada
sebagai pertidaksamaan linier dengan dua pertidaksamaan satu variabel dan dua
peubah x. variabel berbeda, himpunan penyelesaian
Hudojo, dkk (1992) menyatakan pada pertidaksamaan linier satu variabel
pertidaksamaan linier dengan satu peubah berupa garis, sementara himpunan
x adalah pertidaksamaan yang dapat penyelesaian pertidaksamaan linier dua
dinyatakan dalam bentuk ax + b ≥ 0, ax + variabel berupa bidang.
b ≤ 0, ax + b > 0, atau ax + b < 0, dengan Hudojo (1988) dan Masriyah (2012)
a,b bilangan real dan a > 0. Sedangkan menyebutkan objek matematika terdiri
pertidaksamaan linier dengan dua peubah dari konsep, fakta, relasi-operasi, dan

135
Amir, Analisis Kesalahan

prinsip. Adapun penjelasannya sebagai yang diketahui. Artinya relasi melalui


berikut: suatu operasi dapat memetakkan anggota
1. Konsep himpunan satu ke anggota himpunan lain,
Konsep adalah ide yang dibentuk dengan kata lain operasi merupakan
dengan melihat persamaan dari sifat-sifat bagian dari relasi. Contoh operasi
suatu objek yang digunakan sebagai penjumlahan yang menghasilkan bilangan
pengklasifikasian objek itu sendiri. lain dari dua bilangan diketahui, sehingga
Dengan memahami suatu konsep bilangan yang diketahui dengan bilangan
seseorang akan dapat membedakan suatu hasil saling memiliki relasi (3+4 = 7).
ide termasuk ke dalam suatu konsep atau 4. Prinsip
bukan, selain itu seseorang dapat pula Prinsip adalah objek matematika yang
memberikan contoh dan non contoh dari terbentuk dari dua atau lebih konsep
suatu konsep yang dimaksud. melalui suatu relasi. Contoh jumlahan dua
2. Fakta bilangan bulat negatif kurang dari
Fakta adalah segala sesuatu yang bilangan bulat positif.
telah disepakati untuk menyatakan suatu Dari penjelasan-penjelasan di atas
ide sederhana dalam bentuk kata atau disimpulkan bahwa objek pertidaksamaan
simbol. Ide pada fakta dan konsep linier adalah objek matematika pada
berbeda, perbedaannya terletak pada pertidaksamaan yang memuat satu atau
banyaknya ide yang ada. Apabila ide yang lebih peubah, objek tersebut meliputi
ada hanya satu maka merujuk pada fakta, konsep, fakta, relasi-operasi, dan prinsip.
sementara apabila ide yang ada lebih dari B. Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal
satu maka merujuk pada konsep. Contoh Pertidaksamaan
“3<4” merupakan fakta, sedangkan “x<y” Setiap mahasiswa memiliki tingkat
merupakan konsep. intelektual atau ketelitian yang berbeda,
3. Relasi-operasi sementara soal matematika pada
Relasi adalah aturan untuk umumnya memiliki tahapan-tahapan
memetakan suatu anggota himpunan ke penyelesaian. Sehingga dimungkinkan
anggota himpunan yang lain. Sedangkan ketika mahasiswa menyelesaikan suatu
operasi adalah aturan untuk mendapatkan soal akan melakukan kesalahan pada
elemen tunggal dari satu atau lebih elemen masing-masing tahapan tersebut.

136
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

Kesalahan menurut Kamus Besar Bahasa Sukirman (1985) menjelaskan jenis-


Indonesia Pusat Bahasa (2008) diartikan jenis kesalahan meliputi: (1) kesalahan
sebagai perihal salah, kekeliruan, konsep, yaitu kesalahan yang berkaitan
kealpaan, atau tidak sengaja. dengan penggunaan konsep yang
Sukirman (1985) mendefinisikan digunakan dalam materi, (2) kesalahan
kesalahan sebagai penyimpangan terhadap prinsip, yaitu kesalahan yang berkaitan
hal benar yang bersifat sistematis, dengan hubungan dua atau lebih objek, (3)
konsisten, maupun isidental. Kesalahan kesalahan operasi, yaitu kesalahan dalam
bersifat sistematis dan konsisten melakukan perhitungan. Jadi dapat
disebabkan oleh kompetensi siswa, dikatakan bahwa kesalahan prinsip dan
sedangkan kesalahan bersifat isidental kesalahan operasi termasuk dalam
tidak disebabkan oleh kompetensi siswa. kesalahan bukan konsep.
Dari kedua pendapat di atas Sementara Kastolan (dalam Sahriah,
kesalahan dalam menyelesaikan soal dkk, 2012) membagi jenis kesalahan ke
diartikan sebagai penyimpangan jawaban dalam kesalahan konsep dan kesalahan
mahasiswa dari jawaban yang benar. prosedural. Kesalahan konsep menurut
Kesalahan tersebut dapat terjadi karena Kastolan adalah kesalahan yang dilakukan
kurangnya kompetensi dalam menguasai siswa dalam menafsirkan istilah, konsep,
materi, tidak sengaja, atau tidak menjawab dan prinsip, atau salah dalam
soal. menggunakan istilah, konsep, dan prinsip.
Haryono (1988), kesalahan dalam Kesalahan prosedural adalah kesalahan
mengerjakan soal matematika meliputi dalam menyusun langkah-langkah hirarkis
kesalahan konsep dan kesalahan bukan dan sistematis untuk menjawab soal.
konsep. Kesalahan konsep yang dimaksud Pendapat Sukirman dan Kastolan
yaitu kesalahan yang dibuat mahasiswa memiliki kesamaan makna, tapi berbeda
karena salah menafsirkan konsep-konsep, dalam kualifikasi jenis kesalahannya,
operasi-operasi atau salah dalam diidentifikasi bahwa kesalahan konsep
penerapannya. Sementara kesalahan menurut Kastolan mengandung unsur
bukan konsep yaitu kesalahan yang dibuat kesalahan prinsip menurut Sukirman.
mahasiswa karena salah dalam Serta, kesalahan prosedural menurut
perhitungan yang tidak prinsip. Kastolan dapat diketahui melalui

137
Amir, Analisis Kesalahan

kesalahan konsep, prinsip, dan operasi kemampuan dalam aljabar, geometri, dan
menurut Sukirman dari langkah-langkah trigonometri.
penyelesaian soal. Dengan kata lain, jenis
METODE PENELITIAN
kesalahan menurut Sukriman lebih rinci
Penelitian ini merupakan penelitian
dan sekaligus mengetahui jenis-jenis
deskriptif kualitatif untuk mengungkap
kesalahan menurut Kastolan. Oleh karena
secara mendalam jenis-jenis kesalahan
itu jenis kesalahan mahasiswa dalam
beserta faktor-faktor penyebab kesalahan
menyelesaikan soal pertidaksamaan pada
yang dilakukan mahasiswa dalam
penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga
menyelesaikan soal pertidaksamaan linier.
yakni, kesalahan konsep, kesalahan
Subjek penelitian adalah mahasiswa calon
prinsip, dan kesalahan operasi.
guru PGSD Universitas Muhammadiyah
Faktor-faktor penyebab kesalahan
Sidoarjo semester I tahun ajaran 2015-
yang dilakukan siswa dalam
2016 kelas A-2 yang terdiri dari 37
menyelesaikan soal matematika dapat
mahasiswa. Ruang lingkup pembahasan
dipandang sebagai faktor-faktor kesulitan
materi pertidaksamaan linier dalam
yang dialami mahasiswa. Hal ini
penelitian ini menyesuaikan Rencana
disebabkan mahasiswa yang mengalami
Pembelajaran Semester (RPS) program
kesulitan dalam menyelesaikan soal
studi PGSD Universitas Muhammadiyah
dimungkinkan akan melakukan kesalahan
Sidoarjo yakni pertidaksamaan linier satu
menjawab, sebaliknya mahasiswa yang
peubah.
melakukan kesalahan menjawab
Untuk mendapatkan data penelitian,
dimungkinkan sebelumnya mengalami
teknik pengumpulan data yang dilakukan
kesulitan. Menurut Tall (dalam Ciltas &
sebagai berikut: (1) Tes tertulis, tes ini
Tatar, 2011) menyatakan alasan-alasan
terdiri dari 4 soal pertidaksamaan linier
kesulitan belajar dalam mempelajari
satu peubah berbentuk uraian yang
matematika secara umumnya adalah
digunakan untuk mendiagnostik letak dan
sebagai berikut: (1) ketidakcukupan
jenis kesalahan mahasiswa, tes ini
konsep dasar yang dimiliki, (2)
divalidasi oleh dua validator yakni 2
ketidakmampuan memformulasikan
dosen PGSD konsentrasi matematika. (2)
masalah secara lisan, (3) ketidakcukupan,
dokumentasi semua hasil pekerjaan
mahasiswa dalam menyelesaikan tes. (3)

138
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

wawancara kepada subjek dengan 2. Penyajian data


menggunakan pedoman wawancara untuk Pada tahap ini, data tes atau hasil
menggali informasi lebih mendalam dari wawancara subjek sudah tersusun
hasil pengerjaan tes tulis subjek, serta berdasarkan kategori jawaban dan jenis
dapat mengetahui faktor-faktor atau kesalahan sehingga memudahkan peneliti
penyebab kesalahan tersebut terjadi. Hasil untuk mengambil suatu simpulan.
tes 37 subjek dikelompokkan berdasarkan 3. Simpulan
jenis-jenis kesalahan yang dilakukan, Pada tahap ini, kegiatan yang
selanjutnya dipilih 1 subjek yang masing- dilakukan yakni membuat penarikan
masing mewakili kesalahan untuk simpulan dari data tes dan wawancara
diwawancarai. yang sudah disajikan agar mendapatkan
Analisis data penelitian ini simpulan mengenai jenis-jenis kesalahan
menggunakan tahap-tahap reduksi data, beserta faktor-faktor penyebabnya.
penyajian data, dan simpulan (Miles and Untuk memeriksa keabsahan data
Huberman, 1994). Proses analisis tersebut penelitian, peneliti menggunakan
sebagai berikut: triangulasi teknik dengan cara memeriksa
1. Reduksi data data kepada subjek yang sama dengan
Pada tahap ini, kegiatan yang teknik berbeda yakni tes, wawancara, dan
dilakukan meliputi kegiatan dalam observasi (Sugiyono, 2013).
memilih, menyederhanakan,
menggolongkan, dan menajamkan data HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diperoleh dari hasil tes dan Berikut merupakan hasil jawaban 37
wawancara subjek agar diperoleh data subjek yang berdasarkan kategori jawaban
yang sesuai kebutuhan. Data berupa hasil benar, salah, dan tidak dijawab.
tes akan ditabulasi berdasarkan kategori Tabel 3. Persentase Jawaban Subjek
Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan Linier
jawaban benar, salah, dan tidak Nomor Soal
Kategori
1 2 3 4
menjawab. Pada jawaban yang salah akan Benar (%) 41 49 49 46
ditabulasi lagi berdasarkan kategori jenis- Salah (%) 59 43 49 49
Tidak 0 8,1 2,7 5,4
jenis kesalahan yakni kesalahan konsep, Menjawab (%)

prinsip, dan operasi.

139
Amir, Analisis Kesalahan

Dari Tabel 3 diketahui bahwa kesalahan yang dilakukan subjek yakni


persentase salah yang dilakukan subjek mancapai sekitar 50%. Kesalahan tersebut
pada nomor 1 sampai 4 sebesar 59%, diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis
43%, 49%, dan 49%. Dapat diamati rasio - kesalahan sebagai berikut.
Tabel 4. Kesalahan Subjek dalam Menyelesaikan Soal Pertidaksamaan
Jenis Kesalahan
No. Soal
 Salah menerapkan  Salah prinsip  Salah perhitungan
Kesalahan Konsep Kesalahan Prinsip Kesalahan Operasi
1 Sebutkan lima
anggota himpunan sifat multiplikatif menjumlahkan atau dalam operasi

 Salah mengalikan
penyelesaian yang pertidaksamaan mengurangkan penjumlahan atau
memenuhi pecahan pengurangan
pertidaksamaan silang tanpa
− � + < , dengan memperhatikan
∈ �, < syarat domain
yakni ∈ �, <

 Salah menerapkan
sifat aditif

 Salah menerapkan  Salah prinsip  Salah


pertidaksamaan
2 Carilah nilai x pada
− − < + sifat multiplikatif menjumlahkan atau mendahulukan
6

 Salah menerapkan
− , dengan
pertidaksamaan mengurangkan operasi

 Salah menerapkan
pecahan pengurangan dan
∈� penjumlahan
sifat aditif
pertidaksamaan sifat distributif daripada operasi

 Salah perhitungan
perkalian terhadap perkalian.
penjumlahan atau
pengurangan dalam operasi
penjumlahan atau

 Salah menerapkan  Salah prinsip  Salah perhitungan


pengurangan
3 Selesaikan
8
− x− ≥ x+ sifat multiplikatif menjumlahkan atau dalam operasi

 Salah menerapkan
dengan ∈ B pertidaksamaan mengurangkan penjumlahan atau

 Salah menuliskan  Salah perhitungan


pecahan pengurangan
sifat aditif
pertidaksamaan semesta dalam operasi
pembicaraan penjumlahan atau
sehingga salah pengurangan
menyebutkan
himpunan

Tentukan himpunan  Salah menerapkan  Salah dalam  Salah perhitungan


penyelesaian
4
penyelesaian dari sifat multiplikatif menentukan dalam operasi
y− x y>
 Salah menerapkan  Salah menerapkan
pertidaksamaan variabel penjumlahan atau
dengan x ∈ R,
 Salah perhitungan
pengurangan.
peubah, y konstanta sifat aditif sifat distributif
pertidaksamaan perkalian terhadap dalam
penjumlahan atau menggunakan sifat
pengurangan distributif perkalian
terhadap
pengurangan

140
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

Jenis kesalahan konsep, prinsip, dan multiplikatif pertidaksamaan.


operasi pada Tabel 4 dibahas lebih lanjut Subjek yang melakukan kesalahan
sebagai berikut: ini sudah benar dalam menerapkan
1. Kesalahan Konsep sifat multiplikatif pertidaksamaan
a. Salah dalam menerapkan sifat ketika merubah tanda
multiplikatif pertidaksamaan pertidaksamaan karena mengalikan
Kesalahan ini terjadi ketika ke dua ruas dengan bilangan negatif,
subjek tidak merubah tanda hanya ketika subjek mengalikan
pertidaksamaan saat mengalikan ke silang, subjek tidak memperhatikan
dua ruas dengan bilangan negatif, syarat domain < sehingga
kesalahan ini nampak pada semua jawabannya salah karena tidak
jawaban nomor 1-4 dengan rata-rata merubah kembali tanda
kesalahan sebesar 41%. Subjek pertidaksamaan.
melakukan kesalahan ini karena c. Salah menerapkan sifat aditif
tidak teliti dalam memahami dan pertidaksamaan
menyelesaiakan soal secara Kesalahan ini terjadi ketika
prosedural. Subjek sebetulnya dapat subjek tidak merubah tanda (positif
menggunakan konsep sifat atau negatif) pada bilangan atau
multiplikatif pertidaksamaan linier variabel untuk memindahkan
dalam penyelesaian, akan tetapi bilangan atau variabel di ruas yang
subjek hanya menghafal konsep berbeda. Kesalahan ini nampak pada
tersebut tanpa memahaminya secara nomor 1, 2, 3, dan 4 dengan rata-
bermakna. rata kesalahan sebesar 22%. Semua
b. Salah mengalikan silang tanpa subjek yang melakukan kesalahan
memperhatikan syarat domain ini mengatakan tidak teliti saat
Kesalahan ini nampak hanya melakukannya.
pada nomor 1 sebesar 59% karena 2. Kesalahan Prinsip
memang penyelesaian soal nomor 1 a. Salah prinsip menjumlahkan atau
harus memperhatikan syarat domain mengurangkan pecahan
< . Kesalahan ini berbeda Kesalahan ini melingkupi salah
dengan kesalahan menerapkan sifat menyamakan penyebut dan

141
Amir, Analisis Kesalahan

langsung menjumlahkan atau −6 − < + −


mengurangkan pembilang dengan
−6 − < + −
pembilang serta penyebut dengan
Hal tersebut menunjukkan
penyebut tanpa memperhatikan
subjek belum memahami rumus atau
rumus penjumlahan pecahan.
sifat distributif perkalian terhadap
Kesalahan ini nampak pada nomor
penjumlahan atau pengurangan.
1, 2 dan 3 yang memang menuntut
c. Salah menyebutkan himpunan
prinsip penjumlahan dan penyebut
penyelesaian
pada dua bilangan pecahan. Rata-
Kesalahan ini terjadi pada
rata persentase kesalahan ini sebesar
penyelesaian nomor 3 sebesar 35%.
24%. Meski prinsip pecahan ini
subjek menjawab himpunan
merupakan prinsip dasar sebagai
penyelesaian pada bilangan real,
materi prasyarat pertidaksamaan
sementara subjek tidak
linier, subjek melakukan kesahan ini
memperhatikan ∈ �. Setelah
karena lupa rumus pecahan. Alasan
dilakukan wawancara ternyata
lupa oleh mahasiswa adalah
subjek terbiasa menjawab himpunan
mahasiswa sudah lama tidak
penyelesaian dengan ∈ �. Artinya
menggunakan rumus ini dalam
subjek terbiasa menyelesaikan soal-
penyelesaian soal matematika.
soal rutin tapi tidak terbiasa
b. Salah menerapkan sifat distributif
menyelesaikan soal-soal non rutin.
perkalian terhadap penjumlahan atau
d. Salah menentukan variabel sebagai
pengurangan
Kesalahan ini nampak pada
Kesalahan ini nampak pada
nomor 4 sebesar 57%. Subjek
penyelesaian nomor 2 dan 4 yang
terbiasa memandang x dan y sebagai
menuntut penggunaan sifat
peubah (variabel), padahal pada soal
distributif perkalian terhadap
nomor 4 dinyatakan secara implisit
penjumlahan atau pengurangan.
bahwa y sebagai konstanta. Artinya
Rata-rata kesalahan terjadi sebesar
subjek juga terbiasa menyelesaikan
27%. Berikut contoh kesalahan
soal-soal rutin tapi tidak terbiasa
subjek pada nomor 2.
menyelesaikan soal-soal non rutin.

142
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

3. Kesalahan Operasi Pada saat mewawancarai subjek


a. Salah perhitungan dalam operasi yang melakukan masing-masing
pengurangan atau penjumlahan kesalahan, ditemukan pula bahwa faktor
Kesalahan ini nampak pada penyebab kesalahan adalah umumnya
penyelesaian nomor 1, 2, dan 3 subjek malu bertanya dan mengungkapkan
dengan rata-rata kesalahan sebesar pendapatnya kepada dosen saat
19%. Meskipun persentasenya berinteraksi di kelas, subjek lebih percaya
tergolong sedikit, ternyata diri bertanya dan mengungkapkan
ditemukan ada subjek yang belum pendapanya kepada teman sejawatnya.
memahami operasi dasar ini yang Dengan demikian dibutuhkan suatu
sebetulnya sudah diajarkan mulai metode atau strategi pembelajaran yang
dari jenjang sekolah dasar. Setelah dilakukan oleh dosen, dalam hal ini adalah
dilakukan wawancara, subjek peneliti sendiri agar mahasiswa mampu
tersebut tidak menyukai matematika memahami dan menyelesaikan soal
mulai dari tingkat sekolah dasar pertidaksamaan linier dengan baik.
karena pembelajaran yang diberikan Sekaligus mahasiswa memahami materi
gurunya berupa hafalan dan prasyarat sehingga kesalahan konsep,
cenderung membatasi ruang prinsip, dan operasi dapat diminimalisir
geraknya dalam pembelajaran. bahkan dihilangkan. Pemahaman yang
b. Salah mendahulukan operasi dimaksud bukan dibangun secara
penjumlahan dan pengurangan konvensional tapi secara konstruktivistik
daripada operasi perkalian disertai dengan pemberian soal-soal non
Kesalahan ini hanya nampak rutin agar pemahaman mahasiswa lebih
pada nomor 2 sebesar 32% karena bermakna sehingga tidak terjadi hal
soal ini memiliki pengecoh yakni serupa. Karena ditemukan juga beberapa
seakan-akan operasi penjumlahan mahasiswa malu dan tidak percaya diri
atau pengurangan harus didahulukan mengungkapkan pendapatnya di depan
terlebih dahulu, padahal seharusnya kelas kepada dosen, akan tetapi lebih
subjek harus mendahulukan percaya diri mengungkapkan pendapatnya
perkalian atau pembagian daripada kepada teman sejawatnya. Oleh karena
penjumlahan atau pengurangan.

143
Amir, Analisis Kesalahan

itu, dibutuhkan pula pendampingan tutor pendapatnya kepada dosen saat


sebaya oleh mahasiswa. berinteraksi di kelas, mahasiswa lebih
percaya diri bertanya dan mengungkapkan
SIMPULAN pendapanya kepada teman sejawatnya,
Dari hasil dan pembahasan, mahasiswa tidak menyukai matematika
disimpulkan masing-masing kesalahan pada jenjang pendidikan sebelum
konsep, prinsip, dan operasi yang perguruan tinggi, mahasiswa hanya
dilakukan mahasiswa adalah: (1) menghafal konsep atau rumus tanpa
Kesalahan konsep meliputi salah dalam memahaminya secara bermakna,
menerapkan sifat multiplikatif mahasiswa tidak terbiasa menyelesaikan
pertidaksamaan, salah mengalikan silang soal-soal non rutin.
tanpa memperhatikan syarat domain, dan
salah menerapkan sifat aditif DAFTAR PUSTAKA
Ciltas Alper and tatar Enver. 2011.
pertidaksamaan. (2) Kesalahan prinsip
Diagnosing Learning Difficulties
meliputi salah prinsip menjumlahkan atau Related to the Equation and
Inequality that Contain Terms with
mengurangkan pecahan, salah
Absolute Value. International Online
menerapkan sifat distributif perkalian Journal of Educational Sciences, 3(2),
461-473.
terhadap penjumlahan atau pengurangan,
dan salah menyebutkan himpunan Haryono. 1988. Penelitian tentang
Kesalahan-Kesalahan dalam
penyelesaian, dan salah menentukan Memecahkan Soal-Soal Matematika
variabel. (3) Kesalahan operasi meliputi Mahasiswa FPMIPA IKP Surabaya
tahun Akademik 1987-1988.
salah perhitungan dalam operasi Surabaya: PPS IKIP Surabaya.
pengurangan atau penjumlahan, salah
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar
mendahulukan operasi penjumlahan dan Matematika. Jakarta: Depdikbud.
pengurangan daripada operasi perkalian.
Hudojo, dkk. 1992. Pendidikan
(4) Faktor-faktor penyebab kesalahan Matematika II. Departemen
adalah mahasiswa kurang memahami Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jendral Pendidikan
materi pra-syarat pertidaksamaan linier, Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga
mahasiswa tidak teliti dalam memahami Kependidikan.

dan menyelesaikan soal, mahasiswa malu Irham, M dan Wiyani, N.A. 2014.
Psikologi Pendidikan: Teori dan
bertanya dan mengungkapkan
Aplikasi dalam Proses

144
Jurnal Edukasi, Volume 1 No.2, Oktober 2015
ISSN. 2443-0455

Pembelajaran. Yogyakarta: Ar- Winarni, E.S dan Harmini, S. 2012.


Ruzz Media. Matematika untuk PGSD. Bandung:
Rosdakarya.
Masriyah. 2012. Pengantar Dasar
Matematika. Surabaya: UNESA
University Press.

Miles, M.B. and Huberman A.M. 1994.


Qualitative Data Analysis: An
Expanded Sourcebook. Sage
Publications.

Sahriah, S., dkk. Analisis Kesalahan


Siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Operasi
Pecahan Bantuk Aljabar Kelas VIII
SMP Negeri 2 Malang. Jurnal
Pendidikan Universitas Negeri
Malang.

Soedjadi, R. 1996. Diagnosis Kesulitan


Siswa Sekolah Dasar dalam Belajar
Matematika. Team Basic Science
LPTK Dikti

__________. 2000. Kiat Pendidikan


Matematika di Indonesia (Konstansi
Keadaan Masa Kini Menuju
Keadaan Masa Depan). Dikti:
Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Alfabeta.

Sukirman. 1985. Identifikasi Kesalahan-


Kesalahan yang Diperbuat Siswa
KElas III SMP Pada Setiap Aspek
Penguasaan Bahan Pelajaran
Matematika. Tesis, PPs IKIP
Malang, Surabaya.

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa


Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

145

Anda mungkin juga menyukai