Anda di halaman 1dari 25

BAB III

DATA DAN FAKTA

A. Sejarah Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di Indonesia

dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik

Indonesia (Inpres) Nomor 6 Tahun 1971  kepada Kepala Badan Koordinasi

Intelligen Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam) permasalahan

nasional yang menonjol, yaitu pemberantasan uang palsu, penanggulangan

penyalahgunaan narkoba, penanggulangan penyelundupan, penanggulangan

kenakalan remaja, penanggulangan subversi, pengawasan orang asing.

Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk Bakolak Inpres

Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menanggulangi bahaya

narkoba. Bakolak Inpres adalah sebuah badan koordinasi kecil yang

beranggotakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Departemen Sosial,

Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang  berada di bawah

komando dan bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN. Badan ini tidak

mempunyai wewenang operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran sendiri

dari ABPN melainkan disediakan berdasarkan kebijakan internal BAKIN.

Pada masa itu, permasalahan  narkoba di Indonesia masih merupakan

permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus memandang dan

berkeyakinan bahwa permasalahan narkoba di Indonesia tidak akan berkembang

karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Pancasila dan agamis.


Pandangan ini ternyata membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia lengah

terhadap ancaman bahaya narkoba, sehingga pada saat permasalahan narkoba

meledak dengan dibarengi krisis mata uang regional pada pertengahan tahun

1997, pemerintah dan bangsa Indonesia seakan tidak siap untuk menghadapinya,

berbeda dengan Singapura, Malaysia dan Thailand yang sejak tahun 1970 secara

konsisten dan terus menerus memerangi bahaya narkoba.

Menghadapi permasalahan  narkoba yang berkecenderungan terus miningkat,

Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI)

mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Berdasarkan kedua

Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden Abdurahman Wahid) membentuk

Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden

Nomor 116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi penanggulangan

narkoba yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah terkait. BKNN diketuai oleh

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara ex-officio. Sampai tahun

2002 BKNN tidak mempunyai personil dan alokasi anggaran sendiri. Anggaran

BKNN diperoleh dan dialokasikan dari Markas Besar Kepolisian Negara

Republik Indonesia (Mabes Polri), sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya secara maksimal.

BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi untuk

menghadapi ancaman bahaya narkoba yang makin serius. Oleh karenanya

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika

Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN,


sebagai sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi

pemerintah terkait dan ditambah dengan kewenangan operasional, mempunyai

tugas dan fungsi:

1. mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam perumusan dan

pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan narkoba; dan

2. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan nasional penanggulangan

narkoba.

Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari APBN.

Dengan alokasi anggaran APBN tersebut, BNN terus berupaya meningkatkan

kinerjanya bersama-sama dengan BNP dan BNK. Namun karena tanpa struktur

kelembagaan yang memilki jalur komando yang tegas dan hanya bersifat

koordinatif (kesamaan fungsional semata), maka BNN dinilai tidak dapat bekerja

optimal dan tidak akan mampu menghadapi permasalahan narkoba yang terus

meningkat dan makin serius.  Oleh karena itu pemegang otoritas dalam hal ini

segera menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan

Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi (BNP) dan Badan Narkotika

Kabupaten/Kota (BNK), yang memiliki kewenangan operasional melalui

kewenangan Anggota BNN terkait dalam satuan tugas, yang mana BNN-BNP-

BNKab/Kota merupakan mitra kerja pada tingkat nasional, Provinsi dan

kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung jawab kepada Presiden,

Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang masing-masing (BNP dan BN

Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan  struktural-vertikal dengan BNN.


Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang terus meningkat dan

makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor VI/MPR/2002 melalui Sidang

Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun

2002 telah merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan

perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh

karena itu, Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU

Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN

diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan

prekursor narkotika.

Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan BNN menjadi

Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) dengan struktur vertikal ke

Provinsi dan kabupaten/kota. Di Provinsi dibentuk BNN Provinsi, dan di

Kabupaten/Kota dibentuk BNN Kabupaten/Kota. BNN dipimpin oleh seorang

Kepala BNN yang diangkat dan diberhentikan oleh  Presiden. BNN 

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Kepala BNN

dibantu oleh seorang Sekretaris Utama,  Inspektur Utama, dan 5 (lima) Deputi

yaitu Deputi Pencegahan, Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Rehabilitasi,

Deputi Pemberantasan, dan Deputi  Hukum dan Kerja Sama. Saat ini, BNN telah

memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi. Sedangkan di tingkat kabupaten dan

kota, BNN telah memiliki 100 BNNK/Kota.  Secara bertahap, perwakilan ini akan

terus bertambah seiring dengan perkembangan tingkat kerawanan

penyalahgunaan Narkoba di daerah.  Dengan adanya perwakilan BNN di setiap


daerah, memberi ruang gerak yang lebih luas dan strategis bagi BNN dalam upaya

P4GN. Dalam upaya peningkatan performa pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan serta peredaran gelap Narkoba, dan demi tercapainya

visi “Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015”.

B. Visi dan Misi Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

 Visi

Menjadi Lembaga  Non Kementerian yang profesional dan mampu

menggerakkan seluruh koponen masyarakat, bangsa dan negara Indonesia

dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), Psikotropika, Prekursor dan Bahan

Adiktif Lainnya di Indonesia.

 Misi

1. Menyusun kebijakan nasional P4GN

2. Melaksanakan operasional P4GN sesuai bidang tugas dan

kewenangannya.

3. Mengkoordinasikan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekursor dan bahan

adiktif lainnya (narkoba)

4. Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan nasional P4GN.

5. Menyusun laporan pelaksanaan kebijakan nasional P4GN dan

diserahkan kepada Presiden.


C. Kedudukan dan Wewenang Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera

Utara

 Kedudukan

Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala

Badan Narkotika Nasional disebut BNN adalah lembaga pemerintah non

kementrian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BNN dipimpin oleh Kepala.

 Wewenang

Dalam melaksanakan tugas pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, BNN dan peredaran

gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.

D. Tugas dan Fungsi Badan Narkotika Nasional

 Tugas :

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan

dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Prekursor Narkotika;

2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;


3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi

sosial pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun masyarakat;

5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

6. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat

dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan

Psikotropika Narkotika;

7. Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun

internasional, guna mencegah dan memberantas peredaran gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika;

8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;

9. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap

perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika; dan

10. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas menyusun dan

melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika, prekursor dan bahan

adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.


 Fungsi :

1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan

dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,

psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan

adiktif untuk tembakau dan alkohol yang selanjutnya disingkat dengan

P4GN.

2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan

prosedur P4GN.

3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.

4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,

pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan

kerjasama di bidang P4GN.

5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang

pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi,

hukum dan kerjasama.

6. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal

di lingkungan BNN.

7. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat

dalam rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan

nasional di bidang P4GN.

8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan

BNN.
9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta

masyarakat.

10. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.

11. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang

narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya,

kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.

12. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen

masarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke

dalam masyarakat serta perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau

pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali

bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan daerah.

13. Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis

dan rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan

adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang

diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat.

14. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau

pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali

bahan adiktif tembakau dan alkohol berbasis komunitas terapeutik atau

metode lain yang telah teruji keberhasilannya.

15. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan

perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.


16. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang

P4GN.

17. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di

lingkungan BNN.

18. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah

terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN.

19. Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik

profesi penyidik BNN.

20. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan

pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.

21. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta

bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan

alkohol.

22. Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor 

serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.

23. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di

bidang P4GN.

E. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan akan membentuk struktur organisasi yang berfungsi

mengidentifikasikan tugas dan tanggung jawab setiap posisi pekerjaan dan alur

hubungan antara posisi tersebut. Struktur organisasi merupakan susunan dan

hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah
organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya

dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari

pekerjaan antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana

hubungan antara aktivitas dan fungsi dibatasi.. Berikut adalah struktur dari Badan

Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Uatara yaitu:


Gambar III.1. Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Provinsi

Sumatera Utara
 Bagian Umum

Bagian Umum terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Kasubbag Perencanaan

2. Kasubbag Sarpras

3. Kasubbag Administrasi

 Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Seksi Pencegahan

2. Seksi Pembedayaan Masyarakat

 Bidang Rehabilitasi

Bidang Rehabilitasi adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi

BNN di bidang rehabilitasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala BNN. Bidang Rehabilitasi dipimpin oleh Kepala Bidang. Bidang

Rehabilitasi dibagi 2 (dua) bagian yaitu:

1. Seksi Penguatan Lembaga Rehabilitasi

2. Seksi Pasca Rehabilitasi

 Bidang Pemberantasan

Bidang Pemberantasan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi

BNN di bidang pemberantasan, berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala BNN. Deputi Bidang Pemberantasan dipimpin oleh Kepala

Bidang. Bidang Pemberantasan dibagi atas 3 (tiga) bagian yaitu:

1. Seksi Inteligen

2. Seksi Penyidikan, Penindakan dan Pengejaran

3. Seksi Pengawasan Tahanan, Barang Bukti dan Aset


F. Laporan Kegitan Harian

No Hari/Tanggal Keterangan

.
1. Rabu, - Pukul 08.00 WIB Masuk

21 Oktober - Bertemu dengan Pak Julius selaku dan

2020 menerima surat jawaban atas pengajuan

magang di BNNP Sumut

- Pembagian maisng-masing ruangan

- Perkenalan satu ruang

- Pukul 12.00-13.00 WIB Istirahat

- Memfotocopy surat perintah perpanjang

tahanan para tahanan masing-masing rangkap

2 (dua)

- Pukul 16.00 WIB Pulang


2. Kamis, - Pukul 08.00 WIB Masuk

22 Oktober - Dilakukannya Swab kepada para tahanan yang

2020 positif ada 14 orang, 1 orang perempuan dan 1

orang laki-laki

- Pukul 12.00 – 13.00 Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


3. Jumat, 23 - Pukul 07.30 – 10.00 WIB Senam

Oktober 2020 - Membuat Sprint bulan oktober petugas piket

jaga tahanan Rutan BNNP Sumut


- Pukul 12.00 – 13.30 WIB Istirahat

- Pukul 16.30 WIB Pulang


4. Senin, 26 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Oktober 2020 - Membuat daftar hadir bulan Juni petugas piket

jaga tahanan Rutan BNNP Sumut

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin Masuk kuliah mulai dari pukul 13.00 WIB

sampai dengan pukul 15.00 WIB

- Pukul 16.00 WIB Pulang


5. Selasa, 27 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Oktober 2020 - Membuat daftar hadir bulan Oktober petugas

piket jaga tahanan Rutan BNNP Sumut

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 15.00 wib

sampai dengan pukul 16.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


6. Senin, - Pukul 08.00 WIB Masuk

2 November - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

2020 - Izin masuk kuliah mulai dari pukul 13.00 wib

sampai dengan pukul 15.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


7. Selasa, 3 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 15.00 wib


sampai dengan pukul 16.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


8. Rabu, 4 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Izin masuk kuliah mulai dari pukul 10.00 wib

sampai dengan pukul 12.00 wib

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


9. Kamis, 5 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


10. Jumat, 6 - Pukul 07.30 – 10.00 Senam bersama dengan

November 2020 Drs. Atrial selaku Kepala BNNP Sumut

- Pukul 12.00 – 13.30 WIB Istirahat

- Pukul 16.30 Pulang


Senin, 9 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Dilakukannya Swab kepada para tahanan dan

pegawai yang masih positif ada 16 orang

terdiri dari 7 orang pegawai dan 9 orang

tahanan

- Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah online mulai dari pukul

13.00 wib sampai dengan pukul 15.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Selasa, 10 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Membuat daftar hadir bulan Maret petugas


jaga piket tahanan Rutan BNNP Sumut

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 15.00 wib

sampai dengan pukul 16.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Rabu, 11 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Izin masuk kuliah mulai dari pukul 10.00 wib

sampai dengan pukul 12.00 wib

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Membuat Lapgas (Laporan Pengawasan) bulan

April petugas piket jaga tahanan Rutan BNNP

Sumut

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Kamis, 12 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Membuat daftar hadir bulan April petugas

piket

- Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat

- Membuat Lapgas (Laporan Pengawasan)

Tahanan bulan April 2020

- Pukul 16,00 WIB Pulang


Jumat, 13 - Pukul 07.30 – 10.00 Senam

November 2020 - Pukul 12.00 – 13.30 Istirahat

- Pukul 16.30 Pulang


Senin, 16 - Pukul 08.00 WIB Masuk
November 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 13.00 wib

sampai dengan pukul 15.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Selasa, 17 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Membuat daftar hadir bulan November

petugas piket jaga tahanan Rutan BNNP

Sumut

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 15.00 wib

sampai dengan pukul 16.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Rabu, 18 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Izin masuk kuliah mulai dari pukul 10.00 wib

sampai dengan pukul 12.00 wib

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Kamis, 19 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Jumat, 20 - Pukul 07.30 – 10.00 Senam

November 2020 - Menfoto barang untuk bukti dana pengeluaran

- Pukul 12.00 – 13.30 Istirahat

- Mengantar surat ke bagian umum


- Pukul 16.30 Pulang
Senin, 23 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 13.00 wib

sampai dengan pukul 15.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Selasa, 24 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Izin masuk kuliah mulai dari pukul 15.00 wib

sampai dengan pukul 16.00 wib

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Rabu, 25 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Izin masuk kuliah mulai dari pukul 10.00 wib

sampai dengan pukul 12.00 wib

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Menyediakan baju tahanan untuk sidang

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Kamis, 26 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Membuat Rincian Makanan para tahanan

Rutan BNNP Sumut bulan November 2020

- Meminta tanda tangan Kasi Wastahti : Bapak

Swandi Marbun, SH. untuk berkas

Perpanjangan tahanan dari Kejaksaan

- Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat


- Meminta tanda tangan Kasi Wastahti : Bapak

Swandi Marbun, SH. untuk berkas :

a. Lapgas (Laporan Pengawasan) Tahanan

bulan November 2020

b. Sprint bulan November 2020

c. Daftar Hadir Petugas Jaga Piket Tahanan

bulan November 2020

- Meminta tanda tangan Kabid Pemberantasan :

Bapak Sempana Sitepu, SH., MH. untuk

berkas :

a. Lapgas (Laporan Pengawasan) Tahanan

bulan November 2020

b. Sprint bulan November 2020

c. Daftar Hadir Petugas Jaga Piket Tahanan

bulan November 2020

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Jumat, 27 - Pukul 07.30 – 10.00 WIB Senam

November 2020 - Pukul 12.00 – 13.30 WIB Istirahat

- Meminta tanda tangan petugas piket jaga

tahanan BNNP Sumut di Sprint dan Daftar

Hadir Bulan November yaitu :

a. Bapak Sudarmono Siahaan

b. Bapak Budi Sitohang


- Pukul 16.30 Pulang
Senin, 30 - Pukul 08.00 WIB Masuk

November 2020 - Meminta tanda tangan petugas piket jaga

tahanan BNNP Sumut di Sprint dan Daftar

Hadir Bulan November yaitu :

a. Bapak Nandi Butar-Butar

b. Bapak Muktiono

c. Bapak Bayu Satriawan

d. Bapak Mazlan Damanik

e. Bapak Eko S Prabowo

f. Bapak Roni Harefa

- Masuknya 3 orang tahanan pusat kedalam

Rutan BNNP Sumut

- Pukul 12.00 – 13.00 Istirahat

- Izin Masuk kuliah mulai dari pukul 13.00 WIB

sampai dengan pukul 15.00 WIB

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Selasa, 1 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Meminta tanda tangan petugas piket jaga

tahanan BNNP Sumut di Sprint dan Daftar

Hadir Bulan November yaitu :

a. Bapak Sarko Tumangger

b. Bapak Dea A Ginting


- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Menyediakan baju tahanan untuk para tahanan

yang akan sidang

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Rabu, 2 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Menyediakan alat untuk ck kesehatan tahanan

yaitu:

a. Alat tensi

b. Timbangan

c. Pengukur Suhu

- Mengawasi tahanan yang akan dicek

kesehatan

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Kamis, 3 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Menyediakan peralatan untuk PRESS

RELEASE, antara lain:

a. Spanduk

b. Line BNN

c. Taplak Meja

d. Tissu

e. Hand Sanitizer

f. Papan nama
- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Menjilid Lapgas bulan November

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Jumat, 4 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Mengikuti latihan panah dan tembak di Kodam

Gaperta bersama dengan pegawai BNN yang

lainnya.

- Pukul 12,00 – 13.30 WIB Istirahat

- Ibadah

- Pukul 16.30 WIB Pulang


Senin, 7 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Mengambil obat untuk tahanan

- Mengambil stethoscope untuk cek kondisi

tahanan.

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Selasa, 8 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Membuat sprint perwaktu sementara bulan

November

- Menggabungkan berkas perpanjangan tahanan

ke berkas SP-Han (Surat Perintah Penahanan)

- Membeli obat untuk tahanan

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Membuat Sprint Real jaga tahanan bulan Juli


dan Agustus

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Kamis, 10 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Menganttarkan berkas ke seksi penyidik

- Menyimpan hasil swab tahanan ke berkas

tahanan

- Membuat Sprint Real jaga tahanan bulan

September dan Oktober

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Membuat Sprint Real jaga tahanan bulan

November

- Menyimpan berkas berupa perpanjangan

tahanan ke berkas SP-Han

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Jumat, 11 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Menerima berkas perpanjangan tahanan

- Pukul 12,00 – 13.30 WIB Istirahat

- Ibadah

- Pukul 16.30 WIB Pulang


Senin, 14 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Selasa, 15 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat


- Pukul 16.00 WIB Pulang
Rabu, 16 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Kamis, 17 - Pukul 08.00 WIB Masuk

Desember 2020 - Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Pukul 16.00 WIB Pulang


Jumat, 18 - Hari terakhir magang

Desember 2020 - Pukul 08.00 WIB Masuk

- Jaga lobi

- Pukul 12,00 – 13.00 WIB Istirahat

- Ibadah

- Menjumpai Bapak Julius Hutapea dan Ibu

Indri untuk mengucapkan terimakasih dan

salam perpisahan atas kesempatannya untuk

melakukan magang di kantor BNNP Sumut

- Kembali keruangan dan pamit kepada pegawai

seksi wastahti

- Pukul 16.30 WIB Pulang

Anda mungkin juga menyukai