Prodi : D3 kebidanan TK 1A
A. Pengertian Eliminasi
Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan,
penyingkiran, penyisihan.Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan
sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).Eliminasi pada manusia
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Defekasi
Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup
untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal
dari sistem pencernaan.
b. Miksi
Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Miksi ini sering
disebut buang air kecil.
Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses
kering. Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah
tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon
desenden dengan menggunakan kanul rekti.
b. Fisiologi Miksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal,
ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu :
Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks
saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkan
kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akan
keinginan untuk berkemih.
Saluran gastrointestiral ( GI ) merupakan serangkaian organ muscular berongga yang
dilapisi oleh membrane mukosa ( selaput lendir ). Tujuan kerja organ ini ialah mengabsorpsi
cairan dan nutrisi, menyiapkan makanan untuk diabsorpsi dan digunakan oleh sel – sel tubuh,
serta menyediakan tempat penyimpanan fese sementara. Fungsi utama system GI adalah
membuat keseimbangan cairan. GI juga menerima banyak sekresi dari organ – organ, seperti
kandung empedu dan pancreas. Setiap kondisi yang secara serius mengganggu absorpsi atau
sekresi normal cairan GI, dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan.
Organ – organ saluran gastrointestinal
1. Pengkajian
a. Frekwensi buang air besar pada bayi sebanyak 4 – 6 kali sehari , sedangkan orang dewasa
adalah 2 – 3 kali per hari dengan jumlah rata-rata pembuangan per hari adalah 150 gr
b. Keadaan feses :
• warna hitam atau merah
• berbau tidak sedap
• konsistensi cair
• bentuk kecil seperti pensil
• terdapat darah
2. Diagnosa
a. Konstipasi berhubungan dengan:
• defek persarafan, kelemahan pelvis, imobilitas akibat cedera akibat medulla spinalis, dan CVA
• nyeri akibat hemoroid
• menurunya peristaltic akibat stress
4. Pelaksanaan
1. Menyiapkan feses untuk bahan pemeriksaan
2. Menolong buang air besar dengan menggunakan pispot
3. Memberikan gliserin untuk merangsang peristaltic usus sehingga pasien dapat buang air besar
4. Mengeluarkan feses dengan jari
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap kebutuhan eliminasi dapat dinilai dengan adanya kemampuan dalam :
1. Memahami cara eliminasi yang normal
2. Mempertahankan defektasi secara normal yang ditunjukan dengan kemampuan pasien
dalam mengontrol defektasi tanpa bantuan obat atau enema , berpartisipasi dalam program
latihan secara teratur , defikasi tanpa mengedan
3. Mempertahankan rasa nyaman yang ditunjukan dengan kenyamanan dalam kemampuan
defikasi , tidak terjadi bleeding , tidak terjadi inflamasi dan lain-lain
4. Mempertahankan integritas kulit yang ditunjukan dengan keringnya area perianal , tidak ada
inflamasi atau ekskoriasi , keringnya kulit sekitar stoma dan lain-lain
5. Melakukan latihan secara teratur , seperti rentang gerak atau aktifitas lain (jalan , berdiri , dll)
6. Mempertahankan asupan makanan dan minuman yang cukup dapat ditunjukan dengan adanya
kemampuan dalam merencanakan pola makan , seperti makan dengan tinggi atau rendah serat
(tergantung dari tendensi diare / konstipasi serta mampu minum 2000 – 3000 ml)