Anda di halaman 1dari 2

Selly Widyawati Yennianto

170115004

Peranan Psikologi Organisasi dalam Industri


Bioteknologi era 4.0

Revolusi Industri Pertama pada abad 18 adalah perubahan produksi yang


pertama kali ketika manusia menemukan mesin-mesin bertenaga uap. Tenaga
hewan beralih ke mesin-mesin produksi yang mekanis. Revolusi Industri Kedua
dimulai tahun 1870, ketika industri beralih ke tenaga listrik yang mampu
menciptakan produksi secara massal. Revolusi Industri Ketiga dimulai tahun
1960-an, ketika perangkat elektronik dapat membuat produksi secara otomatis.
Revolusi Industri Keempat dibangun di atas Revolusi Industri Ketiga, yang juga
dikenal sebagai Revolusi Digital, yang ditandai oleh proliferasi komputer dan
otomatisasi pencatatan di semua bidang. Otomatisasi di semua bidang dan
konektivitas adalah tanda-tanda yang nyata dari RI keempat.

Revolusi industri 4.0 sedang terjadi diberbagai belahan dunia. Di era ini,
sebagian pekerjaan bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat berbasis
teknologi. Termasuk pada revolusi industri 4.0 saat ini, mesin otomatis, komputer
dan internet kini bisa membantu segala aspek pekerjaan manusia, dibandingkan
dengan tenaga manusia itu sendiri. Bahkan banyak industri yang sudah mulai
menggunakan komputer untuk melakukan aktivitas secara otomatis.

Bagi tenaga kerja, keadaan Industri 4.0 memberikan dampak yang


signifikan. Pabrik-pabrik pintar nyaris tidak membutuhkan tenaga manusia,
kecuali sedikit tenaga-tenaga kerja yang sangat trampil. Dan karena itu, akan ada
banyak tenaga kerja yang diprediksi akan menjadi pengangguran karena
terbatasnya peluang kerja dan standar kompetensi tenaga kerja yang tinggi.

Hal ini dapat dilihat dalam industri pembuatan keju. Dalam pembuatan
keju biasanya memerlukan enzim renin. Pada jaman dahulu, enzim renin
diperoleh dari ekstraksi lambung anak sapi muda. Hal ini membutuhkan banyak
tenaga kerja dan membutuhkan waktu yang lama untuk memperolehnya. Selain
itu, banyaknya sapi muda yang harus dibunuh demi mencukupi kebutuhan akan
enzim renin dinilai merugikan karena dapat menurunkan jumlah populasi sapi.
Selly Widyawati Yennianto
170115004

Namun karena adanya perkembangan teknologi masa kini, maka enzim renin
dapat diperoleh dengan skala besar melalui rekayasa genetika dengan
memanfaatkan suatu alat dan kemajuan ilmu pengetahuan (tidak memerlukan
ekstraksi dari lambung sapi secara langsung). Hal ini dapat mempermudah dalam
penggunaan enzim renin sendiri karena waktu untuk memperoleh enzim renin ini
sendiri dapat dipersingkat dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak
untuk proses rekayasa genetika. Hal ini juga akan berdampak pada industri keju
sendiri dimana produksinya dapat meningkat berkali-kali lipat dibandingkan
sebelumnya.

Sumber:

Rinestidwip. 2014. Aplikasi Bioteknologi dalam Bidang Pengolahan Pangan.


Diakses dari https://rinestidwip.wordpress.com/2014/12/22/aplikasi-
bioteknologi-dalam-bidang-pengolahan-pangan/ pada tanggal 1 Juni 2018.

https://www.kompasiana.com/waidl/5ae5438bf133440bf277dde4/masih-tentang-
revolusi-industri-4-0

Anda mungkin juga menyukai