Anda di halaman 1dari 3

Tugas Kapita Selekta Linguistik

Vici Alfanani P
1006741803

Linguistik Korpus Awal dan Revolusi Chomskyan

Bab ini akan menjelaskan tentang perkembangan linguistik korpus dan pendapat
beberapa tokoh yang mendukung ataupun menentang penggunaan korpus dalam penelitian
berbagai aspek bahasa. Istilah linguistik korpus awal digunakan sebelum tahun 1950 dan
sebelum kemunculan Chomsky. Linguistik korpus didefinisikan sebagai kajian bahasa yang
didasarkan pada penggunaan bahasa penutur di dalam kehidupan nyata (McEnery dan
Wilson, 1996). Istilah korpus dalam linguistik korpus awal didefinisikan kumpulan ujaran
yang direkam dalam jumlah yang sangat banyak dari beberapa bahasa, yang digunakan
sebagai strategi analisis yang jelas dan sistematis (Harris, 1993).
Pada awal kemunculannya, linguistik korpus merupakan sebuah metodologi dalam
penelitian bahasa. Pada saat itu, korpus digunakan oleh beberapa ahli bahasa dalam
metodologi penelitian linguistik antropologi seperti Boas (1940), pemerolehan bahasa seperti
Preyer (1889) dan Stern (1924), fonetik seperti Kading (1897), bahasa pedagogis seperti Fries
dan Traver (1940) dan Bongers (1947), linguistik komparatif seperti Eaton (1940), semantics
seperti Lorge (1949), dan sintaksis seperti Fries (1952), dengan mengumpulkan ujaran
penutur bahasa sebanyak-banyaknya untuk mendukung teori mereka.
Chomsky yang muncul pada tahun 1957 sebelumnya menganut pendekatan empiris
dalam penelitian bahasa, kemudian dalam waktu singkat berpindah menjadi penganut aliran
empirisme. Pendekatan empiris menggunakan data yang diperoleh dari observasi langsung
dalam penelitian bahasa, sedangkan pendekatan rasionalis mempertimbangkan aspek kognitif
dan menggunakan data dari perkembangan teori kognitif. Perubahan arah pemikiran tersebut
memunculkan ketidaksetujuannya terhadap penggunaan korpus dalam penelitian bahasa.
Chomsky bersama tokoh-tokoh lain seperti Harris, Hockett, dan Abercombrie mengkritik
penggunaan korpus dalam metodologi penelitian bahasa.
Terdapat tiga kritik yang dilontarkan Chomsky. Pertama, korpus tidak dapat
digunakan sebagai alat dalam menganalisis fenomena bahasa, tetapi para linguis harus
mencari model untuk kompetensi bahasa yang dimiliki penuturnya, bukan performansi

1
bahasa. Kompetensi dapat menjelaskan dan mencirikan pengetahuan penuturnya tentang
bahasanya, sedangkan performansi tidak dapat sepenuhnya mencerminkan kompetensi
kebahasaan penuturnya. Contohnya adalah keterbatasan memori jangka pendek seseorang
yang menyebabkannya tidak dapat mengujarkan kata atau kalimat tertentu. Korpus hanya
merupakan kumpulan ujaran yang tereksternalisasi dan tidak dapat digunakan untuk membuat
model atau menganalisis kompetensi bahasa seseorang. Contohnya adalah ketika penutur
dalam keadaan gugup atau ketakutan, dia mungkin akan mengatakan sesuatu yang tidak
sesuai dengan apa yang dipikirkannya, atau kita dapat berkomentar tentang sesuatu tanpa
harus benar-benar mengetahuinya.
Kedua, Chomsky menentang dua asumsi dasar linguistik korpus awal yaitu: (1)
kalimat dan bahasa alami adalah terbatas; dan (2) kalimat dan bahasa alami dapat
dikumpulkan dan bagiannya dapat dipisahkan satu per satu. Menurut Chomsky bahasa tidak
terbatas karena mempunyai alat pengulangan dan elemen leksikal dan sintaksis yang
memungkinkan penutur untuk membuat kata dan kalimat baru yang belum pernah diujarkan
sebelumnya. Chomsky menekankan bahwa bahasa tidak terbatas, hanya gramatikanya saja
yang terbatas.
Ketiga, Chomsky menentang Leech (1991) yang menyatakan bahwa korpus adalah
satu-satunya sumber kebahasaan untuk menyusun teori linguistik. Menurutnya, mengapa kita
harus menunggu munculnya korpus yang diujarkan oleh seseorang, sedangkan kita sendiri
dapat melakukan instrospeksi ke dalam pikiran dan menggunakan kompetensi kebahasaan
kita sendiri untuk menemukan data. Di sini Chomsky lebih memilih menggunakan intuisi
kebahasaan daripada mencari dan mengumpulkan korpus. Dalam hal ini, Hockett (1948) juga
menolak pendapat Leech dengan relasi paradigmatik yang menunjukkan bahwa apa yang
diucapkan seseorang juga dapat menunjukkan apa yang tidak diucapkan oleh orang tersebut.
Selain itu, gramatika yang dibuat berdasarkan korpus juga harus diujikan dengan data hasil
elisitasi untuk menunjukkan kekuatan prediksi yang dikandungnya. Selain itu, saat penutur
memproduksi kalimat ambigu, penutur lain hanya dapat mengerti kalimat yang sebenarnya
ingin disampaikan hanya dengan melalui proses instrospeksi.
Akan tetapi, terdapat kelemahan dalam kritik Chomsky. Metode instrospeksi yang
digunakannya untuk menganalisis kompetensi bahasa suatu penutur bahasa sama sekali tidak
berpengaruh dalam beberapa bidang linguistik seperti fonetik dan fonologi, dan tidak berlaku
pada penelitian tentang penelitian bahasa. Seorang anak berusia 3 tahun yang belum
mempuyai kesadaran metalinguistik tidak dapat memberikan penjelasan tentang apa yang
diketahuinya dan apa yang diucapkannya. Penutur tetap harus mencari dan merekam ujaran
2
untuk mendeskripsikan aspek kebahasaan yang ingin diungkapkan. Oleh karena itu, Chomsky
sendiri pada akhirnya memberikan pengecualian dengan menggunakan korpus atau data
performansi untuk meneliti pemerolehan bahasa anak.
Tokoh lain seperti Abercambrie (1963) mengkritik linguistik korpus karena
mengandung pseudo-procedure yaitu prosedur yang memakan banyak waktu, memiliki
kecenderungan untuk mengalami kesalahan, dan sangat mahal dalam proses pengumpulan
korpus. Metode ini dianggap tidak efektif dalam penelitian bahasa. Sejak saat itu, linguistik
korpus mulai ditinggalkan, tetapi sama sekali jauh dari kemusnahan. Quirk (1960) terus
berambisi untuk mengumpulkan korpus dan membuat Survey of English Usage (SEU).
Ditahun yang sama, Francis and Kucera membuat Brown Corpus. Kedua hasil kerja mereka
diteruskan oleh Jan Svartvik (1975) yang menggabungkan Survey of English Usage dan
Brown Corpus menjadi London-Lund Corpus. Linguistik korpus bangkit dan berkembang
begitu pesat karena adanya komputer yang rupanya dapat mempermudah dalam pengolaan
korpus.
Istilah korpus dalam linguistik korpus modern selalu dikaitkan dengan korpus
berbasis komputer yang memberikan keleluasaan para peneliti untuk mencari kata atau
ekspresi kebahasaan tertentu, menyusun korpus berdasarkan urutan tertentu, menemukan kata
dalam konteks tertentu, dan menghitung frekuensi kemunculan kata tertentu dalam korpus
dengan cepat, akurat, dan dalam skala besar. Hal ini, kemudian, mematahkan pandangan
Abercombrie tentang pseudo-procedure. Oleh karena itu, dalam linguistik korpus modern,
istilah korpus juga berarti suatu program komputer yang menyimpan data linguistik berupa
ujaran tertulis.

Daftar Acuan
Mcenery, T. dan Wilson, A. 1996. Corpus Linguistics. Edinburg: Edinburgh University
Press.

Anda mungkin juga menyukai