Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

ANALISIS
LAPORAN
KEUANGAN

ANALISIS PROSPEKTIF

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Ekonomi & Bisnis Akuntansi DRS.MARSYAF, AK.M. AK, CA

Abstract Kompetensi
Sesi 9 ini akan membahas tentang Mahasiswa diharapkan mampu
analisis prosfektif menjelaskan tentang analisis prosfektif
MODUL 09
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mampu:

1. Menjelaskan proses proyeksi.


2. Menjelaskan manfaat analisis prospektif.
3. Menjelaskan analisis sensitivitas dalam peramalan.
4. Penerapan analisis prospektif dalam residual income valuation model.

Materi Pembahasan:

1. Pendahuluan
2. Proses Proyeksi
3. Analisis Sensitivitas dalam Peramalan
4. Analisis Prospektif dalam Residual Income Valuation Model

15
2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. PENDAHULUAN

Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal, maka
dari itu setiap perusahaan baik perusahaan dagang maupun jasa di era globalisasi ini harus
mampu mempersiapkan menghadapi segala persaingan antara perusahaan yang satu
dengan yang lainnya. Untuk membantu memberi keputusan – keputusan yang akurat
perusahaan memerlukan informasi – informasi penting terkait untuk menentukan apa yang
harus diambil dalam menentukan strategi yang cocok untuk perusahaan. Informasi–
informasi tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan. Seorang manajer di
dalam perusahaan harus mampu melihat prospek perusahaan atau mampu meramalkan
laba perusahaan sehingga dapat mengetahui perkembangan atau kondisi laba dimasa yang
akan datang, dan ini berguna juga bagi pihak kreditor untuk menilai perusahaan dalam
memenuhi kewajiban, namun peramalan ini bersifat tidak pasti. Pentingnya analisis
prospektif ini bagi perusahaan salah satunya untuk meramalkan kondisi laba dimasa yang
akan datang, dan analisis ini diperlukan dalam menentukan keputusan yang baik bagi
investasi pemegang saham. Namun, pada kenyataannya masih banyak perusahaan yang
belum memahami tentang analisis prospektif ini.
Wild, dan Subramanyam (2013) menyatakan bahwa analisis ini dapat dilakukan hanya
setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis
perusahaan secara akurat. Penyesuaian 2 tersebut meliputi, sebagai contoh, eliminasi pos
sementara dalam laporan laba rugi atau mengalokasikannya ke tahun lalu atau tahun
mendatang, kapitalisasi (pembebanan) pos yang telah dibebankan (dikapitalisasi) oleh
manajemen, kapitalisasi sewa guna usaha operasi, investasi metode ekuitas, dan bentuk
pendanaan di luar neraca (off-balance sheet financing) lainnya, dan sebagainya. analisis
prospektif meliputi peramalan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Analisis
prospektif merupakan inti penilaian efek. Analisis prospektif bertujuan untuk: (1)
Memproyeksikan laporan keuangan; (2) Menguji ketepatan rencana strategis perusahaan;
(3) Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban.
Sedangkan Sholihin (2010) menyatakan bahwa analisis prospektif adalah peramalan
hasil pada masa yang akan datang, biasanya laba, arus kas, atau keduanya (Prospective
Analysis). Analisis ini ditarik dari analisis akuntansi, analisis keuangan, serta analisis bisnis
dan strategi. Output dari analisis prospektif adalah hasil yang diharapkan pada masa yang
akan datang yang digunakan untuk mengestimasi nilai perusahaan.

15
3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut wild, dkk (2008) menyatakan bahwa bagian utama analisis laporan keuangan
dan penilaian adalah peramalan laba. Dari perspektif analisis, evaluasi tingkat laba sangat
terkait dengan peramalan laba. Hal ini disebabkan ramalan laba yang relevan melibatkan
analisis komponen laba dan penilaiannya di masa depan. Peramalan laba mengikuti analisis
komponen laba dan melibatkan pembuatan estimasi laba masa depan. Kita harus
mempertimbangkan interaksi antarkomponen dan kondisi usaha masa depan. 3 Analisis
juga harus mempertimbangkan daya tahan dan stabilitas komponen – komponen laba. Hal
ini mencakup analisis elemen yang sifatnya permanen (berulang) dan sementara (tidak
berulang).

2. PROSES PROYEKSI

Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa


mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun yang lalu. Perlu diketahui
bahwa laporan keuangan yang masih dalam bentuk perencanaan maka didalam laporan
keuangan tersebut harus dicantumkan kata “proforma” yang mempunyai arti bahwa
laporan keuangan menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan yang belum
dilaksankan. Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk proyeksi/perencanaan
mengenai kondisi keuangan dimasa yang akan datang.

Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti dengan laporan posisi keuangan 
(neraca) dan laporan arus kas.

1. Proyeksi Laporan Laba Rugi

Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan,


misalnya dengan menggunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di
masa depan. Analisis lebih rinci juga bisa melibatkan informasi eksternal seperti tingkat
aktivitas ekonomi makro yang diharapkan, peta persaingan, dan bauran toko baru dan
toko lama. Setelah penjualan diproyeksi, margin laba kotor diproyeksi beradasarkan
tren historis, kekuatan ekonomi dan tingkat kompetisi pasar. Biaya penjualan, umum
dan administrasi biasanya diasumsikan tetap konstan (tiak bergantung dari penjualan),
sedangkan biaya tenaga kerja (gaji) serta biaya iklan memerlukan estimasi lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksi secara terpisah.
Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aset yang dapat
disusutkan. Untuk itu beban penyusutan harus dihitung berdasarkan persentase
penyusutan dikalikan saldo akhir aset di tahun sebelumnya (ditambah pengeluaran

15
4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
modal untuk membeli aset baru apabila ada). Demikian pula halnya dengan beban
bunga yang dihitung berdasrkan persentase suku bunga dikalikan dengan utang pada
awal periode (saldo akhir utang berbunga pada periode sebelumnya). Contoh :

Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan pendapatan terbesar
dr perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya penjualan akan mengalami
kenaikan penjualan setiap tahun karena dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi yang
mempengaruhi harga bahan  baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.

Kelemahan Persentase Penjualan

Berdasarkan data yang  diperoleh bahwa proyeksi Laporan keuangan dengan


metode penjualan adalah kurang akuransinya angka hasil proyeksi. Hal ini terjadi akibat
digunakannya rasio historis antara penjualan dan HPP, biaya operasi, dan biaya bunga.
Rasio ini akan menimbulkan kesan bahwa semua kompunen biaya adalah biaya
variable atau tidak ada biaya tetap. Masalah akan muncul jika terjadi penurunan atau
kenaikan volume penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti oleh
perubahan persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini
mengurangi tingkat akuransi proyeksi laporan yang dibuat.

Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-


kompunen biaya menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen biaya dipilih
menjadi biaya variable dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan besarnya persentase
untuk tiap kompunen biaya.

Misalnya besar biaya persentase biaya variable untuk biaya operasi adalah 10% dari
penjualan. 

Jadi apabila perusahaan yang dibuat adalah perusahaan lingkup kecil tanpa
menghiraukan adanya penggolongan biaya (variable atau tetap) dengan kata lain
perusahaan mengatakan semua biaya adalah biaya variable maka langkah pertama
yang akan kita ambil. Tetapi apabila perusahaan lingkup besar atau di golongkan setiap
kompunen biaya maka langkah II yang dipakai dalam menuyusun proyeksi. Apalagi
dapat diketahui bahwa volume penjualan di perusahaan itu tinggi baik penurunan atau
kenaikannya.

2. Proyeksi Neraca

Ramalan terhadap neraca dapat meliputi beberapa langkah  berikut:

15
5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
a.       Buatlah proyeksi aset lancar selain kas, dengan menggunakan  proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan Proyeksi
Penjualan Tingkat perputaran piutang usaha Contoh, proyeksi piutang usaha dilakukan
sebagai berikut Proyeksi piutang usaha =

b.      Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang
didasarkan pada tren historis atau informasi dalam bagian Management Discussion and
Analysis-MDA di laporan tahunan

c.       Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi
penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan

d.      Hitunglah bagian lancar hutang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari
catatan utang jangka panjang

e.       Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun
sebelumnya kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda

f.       Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka
panjang tahun lalu dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo.

g.      Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu
kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda

h.      Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu

i.        Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi)
dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.

j.        Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun, kecuali
menunjukkan  tren yang jelas berbeda.

Jumlah angka c) s.d j) menghasilakn total kewajiban dan ekuitas. Karena total
kewajiban dan ekuitas sama dengan total aset, maka angka Kas  diperoleh dari total
aset dikurangi  item pada angka a) dan b). Pada titik ini kas akan terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk
penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang
diinginkan dan untuk mempertahankan leverage keuangan historis.

15
6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Proyeksi Laporan Arus Kas

Proyeksi laporan arus kas disajikan pada tabel di bawah ini.

Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan

1. Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana yang paling
baik, namun hanya menggambarkan beberapa alternative kondisi;

15
7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan sebenarnya dapat
berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya;

3. Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang berombak tanpa
kemudi untuk pegangan. Perencanaan keuangan harus diterjemahkan dalam detail
anggaran keuangan dan operasi.

3. MANFAAT ANALISIS PROSPEKTIF

• Security Valuation
. Peramalan jangka panjang dilakukan dalam proses penilaian surat berharga.

• Management Assessment
Viabilitas/feasibility rencana strategis perusahaan dapat terukur melalui peramalan kinerja
keuangan

• Assessment of Solvency
Analisis prospektif sangat bermanfaat bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi persyaratan dan pelunasan hutang jangka panjang maupun jangka
pendek.

4. ANALISIS SENSITIVITAS DALAM PERAMALAN

•Tentukan asumsi-asumsi yang mungkin ada (misal: sales growth, expense percentages,
turnover rate) untuk menentukan asumsi yang paling berpengaruh terhadap proyeksi laba
dan aliran kas.
•Amati dengan cermat variabel yang berpengaruh.
•Siapkan skenario yang diharapkan, optimis, dan pesimis untuk menentukan hasil yang
mungkin terjadi pada “a range of possible outcomes”.

15
8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
5. PENERAPAN ANALISIS PROSPEKTIF DALAM RESIDUAL INCOME VALUATION
MODEL

Residual income valuation model menunjukkan harga saham melalui prospective earnings
dan book values seperti model sbb:
rumus:
Vt = BVt +

BVt = book value at the end of period t,


NIt+n = net income in period t+n,
dan k = cost of capital.

Residual income pada time t = comprehensive net income - charge on beginning


book value, (yaitu RIt = Nit – (k X BVt-1)).

Secara sederhana, kita dapat melakukan valuation dengan memproyeksi parameter


sbb:
•Sales growth.
•Net profit margin (Net income/Sales).
•Net working capital turnover (Sales/Net working capital).
•Fixed-asset turnover (Sales/Fixed assets).
•Financial leverage (Operating assets/Equity). -Cost of equity capital.

15
9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:Salemba


Empat

15
10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai