Komposit (Coupling Agent Dan Impact Modifiers)
Komposit (Coupling Agent Dan Impact Modifiers)
BAHAN TAMBAHAN
Coupling Agent Dan Impact Modifiers
DISUSUN OLEH :
Nama/NIM : 1. Jecklyn Gultom/170405112
2. Mia Agustina/170405084
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2020
A. COUPLING AGENT
Bahan komposit merupakan perpaduan antara berbagai jenis bahan yang berbeda,
diantaranya logam, keramik dan polimer. Sifat bahan komposit yang dapat dikendalikan
dengan eara memilih bahan-bahan penyusun komposit, sehingga menjadikan bahan ini dipilih
sebagai salah satu bahan alternatif untuk keperluan dalam rekayasa dan rancang bangun
material (Mashuri, dkk., 2001).
Teknologi material komposit dengan menggunakan serat alam sebagai penguat
(fiberreinforced composite) mempunyai banyak keuntungan bila dibandingkan dengan
material yang lainnya. Komposit serat alam banyak digunakan sebagai interior mobil,
peredam akustik dan panel pintu. Karena dalam penggunaannya dapat mengurangi berat
sampai 80%. Kekurangan yang paling mendasar dari komposit serat alam yaitu kurang
baiknya ikatan antara matriks dan serat sehingga menghasilkan sifat komposit yang kurang
baik. Kekurangan tersebut disebabkan oleh sifat alami komposit serat alam yang masih dapat
menyerap air sehingga air dapat masuk ke dalam ikatan antara matriks dan serat (Prasetyo,
dkk., 2013).
Permasalahan yang sering muncul pada pembuatan biokomposit adalah mechanical
bonding antara matrik dan serat dikarenakan memiliki sifat yang berbeda. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu adanya perlakuan kimia maupun penambahan zat aditif lainya seperti
coupling agent (Wirawan, dkk., 2018).
Perlakuan kimia yang tepat mampu meningkatkan ikatan antara serat dan matriks
sehingga sifat-sifat komposit menjadi lebih baik. Salah satu perlakuan kimia untuk komposit
serat alam adalah penambahan zat berupa coupling agent. Penambahan coupling agent pada
komposit serat alam akan menambah sifat mekaniknya hingga 61% dibandingkan tanpa
coupling agent karena coupling agent meningkatkan ikatan antara material organik dan
anorganik (Prasetyo, dkk., 2013).
1. Pengertian Coupling Agent
Coupling Agent adalah polimer yang merekatkan inorganik filler dengan polimer
matriks. Biasanya digunakan untuk menstabilkan ikatan antara dua atau lebih yang
seharusnya tidak dapat berikatan diantara permukaan. Coupling agent digunakan untuk
menghasilkan kekuatan komposit yang baik dan jangka waktu pemakaian yang lebih lama.
Mekanisme dari coupling agent ialah mengurangi pemanjangan saat keretakan,
menyebabkan filler memiliki fleksibilitas dan kekerasan yang amat tinggi. Biasanya filler
pada umumnya kurang cocok pada polimer karena sifatnya yang berbeda dengan polimer
sehingga cenderung menolak polimer. Dengan adanya coupling agent maka mengurangi
penolakan antara polimer dengan filler. Sehingga filler akan lebih merekat dengan matriks
polimer dan menghasilkan sifat yang baru dari campuran akhir .
(Difandra, 2012)
Gambar 1. Perbedaan Komposit yang Menggunakan Coupling Agent dengan yang tidak
menggunakan coupling agent
(Difandra, 2012)
Salah satu langkah untuk meningkatkan sifat mekanik dari serat alam yaitu dengan
menambahkan unsur lain untuk meningkatkan adhesi serat tersebut. Silane coupling agent
adalah zat kimia tambahan dengan silicon-based yang terdiri dari dua tipe reaktif (anorganik
dan organik). Struktur umumnya adalah (RO)3SiCH2CH2CH2-X, dimana RO adalah
kelompok terhidrolisis seperti methoxy, ethoxy atau acethoxy dan X adalah kelompok organo
fungsional seperti amino, metacryloxy, epoxy dan lainnya (Prasetyo, dkk., 2013).
Gambar 2. Gugus Fungsional Silane
(Difandra, 2012)
Silane merupakan senyawa yang terdiri atas silikon dan hidrogen dengan formula
SinH2n+2. Silane memiliki kemampuan untuk merekatkan material inorganik seperti resin,
logam, oksida logam. Mekanisme perekatan didasarkan pada gugus pada struktur silane yang
bereaksi dengan reinforcement (penguat) sehingga dapat bereaksi dengan resin. Silane
coupling agent memiliki dua gugus fungsional yang reaktif (Difandra, 2012).
Silane coupling agent bekerja pada interface antara bagian anorganik dan bahan
organik untuk mengikat atau menggabungkan dua material yang tidak sama tersebut. Salah
satu faktor yang mempengaruhi ikatan adalah perpindahan air ke permukaan hidrofilik. Air
yang masuk interface kedua zat merusak ikatan antara polimer dan penguatnya tetapi sebuah
coupling agent menciptakan sebuah ikatan antar anti air bahan anorganik dan organik. Silane
coupling agent memiliki sifat fisik dan kimia yang tidak hanya meningkatkan kekuatan ikatan
tetapi juga mencegah de-bonding antarmuka selama komposit digunakan.
Silane Dow Corning® OFS-6030 digunakan sebagai coupling agent untuk
meningkatkan adhesi resin, seperti polyester, untuk permukaan anorganik, termasuk
fiberglass, tanah liat, kuarsa, dan bahan lainnya mengandung silika. Peningkatan adhesi
meningkatkan kekuatan tekan lentur kering dan basah dari komposit. Perbaikan kekuatan
basah bisa memungkinkan sampai sekitar 100%. Silane Dow Corning® OFS-6030 juga dapat
digunakan sebagai aditif resin polyester. Ketika digunakan sebagai aditif, silane ini dapat
memberikan perbaikan sifatkomposit.
(Prasetyo, dkk., 2013).
Menurut aplikasi penggunaan akhir dan resistensi intrinsik polimer, formulator perlu
mencapai tingkat resistensi dampak yang sangat berbeda, dari tujuan umum hingga
ketangguhan super.
Tujuan umum modifikasi dampak adalah untuk mencegah tingkat modifikasi dampak
yang sangat rendah. Misalnya hal ini diterapkan untuk menghindari pengkondisian komponen
PA yang dicetak. Kekuatan dampak suhu kamar yang wajar tetapi tidak memperhitungkan
persyaratan untuk kekuatan dampak suhu rendah (di bawah 0°C). Untuk sebagian besar jenis
aplikasi ini hanya pengubah dampak tingkat rendah yang diperlukan (<10%) dan pengubah
dampak tidak harus mengandung kelompok reaktif agar dapat diterima untuk aplikasi.
a. Perbanyakan Craze
Prinsipnya adalah untuk menyebarkan pengubah dampak ke dalam matriks rapuh,
fase peredam yang mampu menyerap energi dan menghentikan penyebaran tak terkendali.
Polypropylene (PP)
Bahan-bahan ini biasanya memiliki inti karet Tg rendah, seperti butil akrilat atau
butadiena, dengan cangkang PMMA poli (metil metakrilat). Contoh pengubah dampak inti-
shell yang tersedia secara komersial mencakup Paraloid dari Dow Chemical dan
ClearStrength dari Arkema.
Salah satu keuntungan utama yang ditawarkan oleh pendekatan pengubah dampak
inti-shell adalah bahwa ukuran partikel yang ditentukan ditentukan. Namun, pengubah
dampak harus didispersikan secara tepat dan digabungkan ke polimer matriks agar efektif
untuk pengerasan plastik rekayasa.
Kopling ini dapat dihasilkan dari interaksi fisik matriks shell dengan matriks atau oleh
reaksi kimia. Rute yang paling jelas untuk mencapai itu adalah dengan menggabungkan
bagian-bagian reaktif ke dalam rantai shell selama pembuatan dengan polimerisasi emulsi.
Bagian-bagian yang reaktif itu kemudian bereaksi dengan matriks selama pemrosesan lebur.
Ini berarti bahwa jika retensi kekakuan yang ditawarkan oleh plastik rekayasa sangat
penting untuk aplikasi, konsentrasi elastomer harus disesuaikan dengan tepat. Contoh:
Modifikasi PBT Menggunakan Elastomeric Compound
Daftar Pustaka
Ismail, H., Suhelmy S., Edyham M.R., 2002, The Effect Of Silane Coupling Agent On Curing
Characteristics and Mechanical Properties Of Bamboo Fibre Filled Natural Rubber
Composites, European Polymer Journal Vol. 38 39-47, Universiti Sains Malaysia,
Penang, Malaysia.
Kim, J.G., Ilbeum C., Dai G.L., Il S.S., 2011, Flame and Silane Treatments For Improving
The Adhesive Bonding Characteristics Of Aramid/Epoxy Composites, Composite
Structures Vol. 93 2696–2705. School of Mechanical Aerospace & System
Engineering, Daejeon, Republic of Korea.
Lee, S.H., Siqun W., 2006, Biodegradable Polymers/Bamboo Fiber Biocomposite With Bio-
Based Coupling Agent, Composites Part A Vol. 37 80–91, University of Tennessee,
Knoxville, USA.
Mashuri., A.A. Sujud dan Aloma Karo Karo. 2001. Studi Sinergi Crosslink Agent Dan
Coupling Agent Terhadap Peningkatan Kinerja Sifat Mekanik Komposit Polietilena
Massa Jenis Tinggi (HDPE) — Tembaga (Cu). Jurnal Sains Materi Indonesia. 2(2) :
7-11.
Prasetyo, Dwi., Wijang Wisnu Raharjo dan Ubaidillah. 2013. Pengaruh Penambahan
Coupling Agent Terhadap Kekuatan Mekanik Komposit Polyester-Cantula Dengan
Anyaman Serat 3D Angle Interlock. Jurnal Mekanika. Vol 12. No 1.
Tannius, Vincent. 2016. Pengaruh Resin Komposit Bulk Fill Pada Restorasi Klas II Gigi
Premolar Terhadap Ketahanan Fraktur. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Wirawan, Willy Artha., Teguh Dwi Widodo dan Akbar Zulkarnain. 2018. Analisis
Penambahan Coupling Agent Terhadap Sifat Tarik
Biokomposit Kulit Waru (Hibiscus Tiliaceus)-Polyester. Jurnal Rekayasa Mesin.
9(1) : 35-41.
https://polymer-additives.specialchem.com/product-categories/additives-impact-modifiers
diakses pada tanggal 14 April 2020
https://polymer-additives.specialchem.com/selection-guide/impact-modifiers-for-polymers
diakses pada tanggal 14 April 2020