MATERI X
Pencemaran Di Laut (MARPOL 73/78)
Protocol II
Arbitrase:
Penyelesaian perselisihan antar dua negara atau lebih negara anggota
mengenai interprestasi atau pelaksanaan isi konvensi (Article 10“
Setlement of Dispute).
Tugas dan Kewajiban Negara Anggota
Menyetujui MARPOL 73/78.
Memberlakukan annexes I s/d VI.
Memberlakukan optimal ennexes dan melaksanakan administrasi hukum /maritim.
Melarang pelanggaran - administrasi hukum /maritim.Membuat sanksi-administrasi hukum /maritim.
Membuat petunjuk untuk bekerja - administrasi maritim.
Memberitahu negara negara yang bersangkutan.
Memberitahu IMO -administrasi maritim.
Memeriksa kapal -administrasi maritim.
Memonitor pelaksanaan - administrasi maritim
Menghindari penahanan kapal
Laporkan kecelakaan -administrasi hukum /maritim
Menyediakan laporan dokumen ke IMO
Memeriksa kerusakan kapal yang menyebabkan pencemaran dan melaporkannya - Memonitor pelaksanaan -
administrasi maritim
Menghindari penahanan kapal
Laporkan kecelakaaan – administrasi maritim
Laporan kecelakaan -administrasi hukum /maritim
Menyediakan laporan dokumen ke IMO ( article II) -administrasi maritim
Memeriksa kerusakan kapal yang menyebabkan pencemaran dan melaporkannya -administrasi maritim
Menyediakan fasilitas penampungan yang sesuai peraturan –administrasi maritim.
YURISDIKSI PEMBERLAKUAN MARPOL
Marpol 73/78 memuat wewenang dan sebagai jaminan yang relevan
bagi setiap negara anggota untuk memberlakukan dan melaksanakan
peraturan sebagai negara bendera kapal ,negara pelabuhan atau negara
pantai
1. Negara bendera kapal adalah negara dimana suatu kapal
didaftarkan.
2. Negara pelabuhan adalah negara dimana suatu kapal berada
dipelabuhan negara itu
3. Negara pantai adalah negara dimana suatu kapal berada didalam
zona maritim negara pantai tersebut
Memenuhi kewajiban dalam MARPOL 73/78 harus dipersiapkan pada
sektor:
A. Pemerintah.
B. Administrasi bidang maritim.
C. Administrasi bidang hukum.
D. Pemilik kapal.
E. Syahbandar
IMPLEMENTASI MARPOL 73/78
Administrasi maritim dalam melaksanakan tugasnya bertindak
sebagai:
1. Pelaksana IMO
2. Regulator ,implementasi regulasi
3. Pelatihan instruktur ,berwenang mengeluarkan sertifikat untuk surveyor.
4. Pelaksanaan survey kapal ( saat dibangun dan saat beroperasi oleh syahbandar
,surveyor/inspektur) ,survey report ,approval ,sertifikasi,merekor penerbitan sertifikat.
5. Monitoring fasilitas ,monitoring /menuntut pelanggaran MARPOL yang dilakukan oleh
kapal /pemilik kapal ,memberikan informasi kepada IMO sesuai permintaannya.
Amandemen Terhadap Marpol 73 Yang diaplikasikan
Pada Kapal Tanki
• SBT (Segregated Ballast Tank and their protective location).
• Sistem COW (crude oil washing system) untuk kapal kapal tangki
baru dan yang lama untuk pengganti SBT.
• Sistem tangki ballast bersih yang ditentukan (dedicated clean
ballast tank system) untuk tangki tangki minyak lama sebagai
pengganti SBT.
Persyaratan utama yang berhubungan dengan konstruksi dan
perlengkapan untuk mencegah pencemaran adalah :
• Ketentuan ketentuan sistem pemisah air berminyak untuk batasan
pembuangan minyak dari ruang permesinan.
• Tangki tangki limbah berminyak (oily Sludge) dalam ruang ruang mesin .
• Standar sambungan pembuangan (standard discharge connection) untuk
limbah berminyak (oily sludge) dan bilga dari ruangan permesinan.
• Tanki endap (slop tank) , sistem pengawasan, pemantauan pembuangan
minyak dan detector permukaan air / minyak untuk ruangan ruangan
muatan dari kapal tangki minyak.
• Pipa pembuangan ke luar kapal teratas dan sistem cerat (drainage system)
dari residu minyak untuk ruang-ruang muatan dari kapal – kapal tangki
minyak (oil tankers).
• Pembatasan ukuran dan penataan tangki-tangki muatan dari kapal-kapal
tangki minyak (oil tankers).
• Stabilitas kerusakan pada kondisi berbeban dari kapal-kapal tangki minyak
(oil tankers).
• Tangki-tangki balast terpisah ( Segregated ballast tanks) untuk kapal-kapal
tangki minyak (oil tankers) berukuran besar.
KETENTUAN MARPOL 73/78 ANNEX I
Pembatasan pembuangan minyak,hanya dibolehkan
apabila :
1. Tidak pada spesial area seperti Laut Medeteranian,Laut Baltic ,Laut
Merah , Laut Hitam dan daerah teluk
2. Lokasi pembuangan > 50 mil dari darat
3. Pembuangan dilakukan waktu kapal sedang berlayar
4. Tidak membuang minyak> 30 liter/nautical mile
5. Tidak membuang minyak > 1:30.000 dari jml muatan.
Monitoring dan kontrol pembuangan minyak apabila :
1. Kapal tanker dengan ukuran 150 GT harus dilengkapi dengan slop
tank (tanki penampungan campuran sisa sisa minyak )tanker
dengan DWT sama atau lebih 70.000 harus dilengkapi dengan slop
tank.
2. Sesuai reg 9 dipasang Oil Discharge Monitoring and control system.
Pengumpulan sisa minyak
Reg 17 Kapal GT=/>400 harus dilengkapi dengan Tank for oil Residus
(tanki penampungan disesuaikan dengan jarak pelayaran ,tipe mesin
dan harus disediakan ditempat tempat sbb :
1. Pelabuhan dan terminal dimana minyak dimuat.
2. Semua pelabuhan dan terminal dimana minyak selain minyak
mentah dimuat >100 ton/hari.
3. Semua daerah pelabuhan yang memiliki fasilitas galangan kapal dan
pembersih tanki.
4. Semua pelabuhan yang bertugas menerima dan memproses sisa
minyak dari kapal.
Peraturan Penanggulangan Pencemaran yang
Terjadi
• Reg 26 “SOPEP / Shipboard Oil Pollution Emergency Plan “ untuk
menanggulangi pencemaran yang mungkin terjadi maka tanker GT>/=
150 dan kapal barang =/> 400 harus membuat rencana darurat
penanggulangan pencemaran diatas kapal”.
OIL WATER SEPARATOR
Usaha Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran
Bahan Kimia Cair Beracun (ANNEX II)
Incenerator
Pencegahan pencemaran udara dari
permesinan kapal (ANNEX VI)
POLLUTION
NEGARA ANGGOTA
DAMAGE
NEGARA BENDERA
NEGARA KEBANGSAAN
TIDAK TERMASUK
NON PERSISTENT OIL
STRICT LIABILITY
Pemilik tanker berkewajiban membayar ganti
kerugian akibat kerusakan/pencemaran oleh
tumpahan minyak akibat kecelakaan atau
luber/kelebihan kecuali :
1. Kerusakan akibat perang/bencana alam
2. Kerusakan akibat oleh sabotase pihak lain
3. Kerusakan yang diakibatkan oleh karena
pihak berwenanng tidak memiliki sarana
bantu navigasi dengan baik.
COMPULSORY INSURANCE
• Pemilik Tanker dengan DWT > 2000 Ton “Persisten” Oil
Di wajibkan mengasuransikan kapalnya
COMPULSORY INSURANCE
Pembayaran Konpensasi sesuai dengan CLC hanya
dilakukan berdasarkan keputusan Pengadilan Negara
Anggota Konvensi Di mana tempat terjadinya
Pemcemaran
International Oil Pollution Compensation Fund
(Fund 71)
• Tujuan :
Untuk mempersiapkan tambahan Konpensasi yang
tidak dapat di penuhi oleh Civil Liability Convention.
Sebagai suplemen CLC maka Negara Anggota Konvensi
CLC boleh menjadi Anggota Fund Convention dan IOPC
Fund
• Tidak berlaku sesuai “street liability” CLC
• Pemilik tidak mampu memenuhi kewajiban sesuai CLC / biaya
tidak mencukupi tuntutan claim
• Kerusakan melebihi batas Liability (kewajiban) sesuai CLC
Memberikan bantuan Administrasi & Fasilitas pada
Negara Anggota
Hubungan CLC Convention 69 & FUND
Convention 71
1. CLC 69 menentukan leabilitya atau kontribusi ataun kompensasi
dari pemilik kapal terhadap pencemaran yang datang nya dari
kapal dengan batas leability sekitar US$ 20 jt untuk kapal tanker
yang memuat persisten oil (minyak hitam).
2. FUND Convention 71 untuk memeberikan kompensasi ganti rugi
kerusakan akibat pencemaran bila dana dari CLC tidak
mencukupi.
SEKIAN
TERIMA KASIH