Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGAN ANEMIA

Disusun untuk memenuhi tugas

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:

NURUL RACHMAWATI DEWI

NUZUL NURITA NINGTYAS

SIFA FAUZIAH

IRENE DANTYAS LARASATI

ELSA SYAFVITRI

AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN JAKARTA

JALAN BATAS II No. 54, Kel. Baru – Pasar Rebo

Jakarta Timur

2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan
Anemia" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yani selaku pembimbing. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 24 Mei 2021

Kelompok 12
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

FORMAT PENGKAJIAN.........................................................................................................................14

Tanggal Pengkajian :.........................................................................................................................14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah
terlalu cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Guyton, 1997:538)
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 1999:569 ). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel
darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per
100 ml darah (Price, 2006:256). Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah
merah dan kadar HB atau hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan sutu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh. (Smeltzer, 2002:935 ) .Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit
dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. (Bakta, 2003:12)Anemia adalah istilah yang
menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit
di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
1.2 Rumusan Masalah
2.1 Apa pengertian anemia?
2.2 Apa etiologi anemia?
2.3 Apa patofisiologi dan pathway anemia?
2.4 Apa manifestasi klinis anemia?
2.5 Apa komplikasi anemia?
2.6 Bagaimana penatalaksanaan anemia?
1.3 Tujuan Masalah
2.1 Mendeskripsikan pengertian dari anemia.
2.2 Menjelaskan etiologi dari anemia.
2.3 Menjelaskan patofisiologi dari anemia.
2.4 Menjelaskan manifestasi klinis dari anemia.
2.5 Menjelaskan komplikasi dari anemia.
2.6 Menjelaskan penatalaksanaan anemia.
BAB II

ISI

2.1 Definisi

Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah terlalu
cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Guyton, 1997:538)

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,
1999:569 ).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2006:256).

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar HB atau hematokrit
dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan sutu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. (Smeltzer, 2002:935 ) .

Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. (Bakta,
2003:12)

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
2.2 Etiologi
Penyebab dari anemia antara lain :

a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena;


 Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
 Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
 Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
 Inflitrasi sum-sum tulang
b. Kehilangan darah
 Akut karena perdarahan
 Kronis karena perdarahan
 Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena;
 Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
 Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi
yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.

1.3 Patofisiologi dengan Pathway


Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau
dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.(Smeltzer
& Bare. 2002 : 935 )
PATHWAY
Kegagalan

Defisiensi B12, produksi SDM o/ Destruksi SDM

asam folat, besi sum-sum tulang berlebih Perdarahan/hemofilia

Penurunan SDM

Hb berkurang

Anemia
PK Anemia
Gastro intestinal Hipoksia

Penurunan Suplai O2 danan


Mekanisme nutrisi
aerobke Pola nafas
sesak
kerja GI jaringan berkurang
tidak efektif
Asam laktat
Peristaltik Kerja Pusing
Gg. perfusi
SSP
menurun lambung
ATP berkurang jaringan
Makanan
As. Lambung
susah Kelelahan Energy untuk Reaksi antar
meningkat
dicerna membentuk saraf berkurang
Anoreksia Intoleransi
Konstipasi
aktivitas Resiko infeksi

Perubahan

nutrisi kurang

dari

Nyeri
1.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik
(syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan
kurus), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula
terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya
keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih,
lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena
anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak
mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung.(Price ,2000:256-264)

Manifestasi klinis

Area Manifestasi klinis

Keadaan umum Pucat , penurunan kesadaran, keletihan


berat , kelemahan, nyeri kepala, demam,
dipsnea, vertigo, sensitive terhadap
dingin, BB turun.

Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit


pucat, sianosis, kulit kering, kuku rapuh,
koylonychia, clubbing finger, CRT > 2
detik, elastisitas kulit munurun,
perdarahan kulit atau mukosa (anemia
aplastik)

Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera,


konjungtiva pucat.

Telinga Vertigo, tinnitus

Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis,


perdarahan gusi, atrofi papil lidah,
glossitis, lidah merah (anemia deficiency
asam folat.
Paru – paru Dipsneu, takipnea, dan orthopnea

Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi,


sesak waktu kerja, angina pectoris dan
bunyi jantung murmur, hipotensi,
kardiomegali, gagal jantung

Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah,


hepatospleenomegali (pada anemia
hemolitik)

Muskuloskletal Nyeri pinggang, sendi

System persyarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata


berkunang-kunang, kelemahan otot,
irritable, lesu perasaan dingin pada
ekstremitas.

(Bakta, 2003:15)

1.5 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga
mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat,
gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat
beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea,
nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan
manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price &Wilson, 2006)

a. Penatalaksaan
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan karena
penyebab kehilangan darah,dekstruksi sel darah atau penurunan produksi sel darah
merah.pada pasien yang hipovelemik:
 pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena,
 resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin.
 tranfusi kompenen darah sesuai indikasi
(Catherino,2003:416)
Evaluasi Airway, Breathing, Circulation dan segera perlakukan setiap kondisi yang
mengancam jiwa. Kristaloid adalah cairan awal pilihan.
(Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)
Acute anemia akibat kehilangan darah:
1. Pantau pulse oksimetri, pemantau jantung, dan Sphygmomanometer.
2. Berikan glukokortikoid serta agen antiplatelet (aspirin) sesuai indikasi.
3. Berikan 2 botol besar cairan intravena dan berikan 1-2 liter cairan kristaloid dan juga
pantau tanda-tanda dan gejala gagal jantung kongestif iatrogenik pada pasien..
4. Berikan plasma beku segar (FFP), faktor-faktor koagulasi dan platelet, jika
diindikasikan.
5. Pasien dengan hemofilia harus memiliki sampel terhadap faktor deficiency yang
dikirim untuk pengukuran.
6. Pasien hamil dengan trauma yang ada kecurigaan terhadap adanya Feto-transfer
darah ibu harus diberikan imunoglobulin Rh-(Rhogam) jika mereka Rh negatif.
7. Setelah pasien stabil, mulailah langkah-langkah spesifik untuk mengobati penyebab
pendarahan.
(Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)

Terapi yang diberikan pada pasien dengan anemia dapat berbeda-beda tergantung dari
jenis anemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa terapi yang diberikan pada
pasien sesuai dengan jenis anemia yang diderita:
a. Anemia Deficiensi Besi
Setelah diagnosa ditegakkan maka dibuat rencana pemberian terapi berupa:

 Terapi kausal: tergantung pada penyebab anemia itu sendiri, misalnya


pengobatan menoragi, pengobatan hemoroid bila tidak dilakukan terapi
kausal anemia akan kambuh kembali.
 Pemberiian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi di dalam tubuh.
Besi per oral (ferrous sulphat dosis 3x200 mg, ferrous gluconate, ferrous
fumarat, ferrous lactate, ferrous suuccinate). Besi parentral, efek sampingnya
lebih berbahaya besi parentral diindikasikan untuk intoleransi oral berat,
kepatuhan berobat kurang, kolitis ulseratif, dan perlu peningkatan Hb secara
cepat seperti pada ibu hamil dan preoperasi. (preparat yang tersedia antara
iron dextran complex, iron sorbitol citric acid complex)Pengobatan diberikan
sampai 6 bulan setelah kadar hemoglobin normal untuk cadangan besi tubuh.
 Pengobatan lain misalnya: diet, vitamin C dan transfusi darah. Indikasi
pemberian transfusi darah pada anemia kekurangan besi adalah pada pasien
penyakit jantung anermik dengan ancaman payah jantung, anemia yang
sangat simtomatik, dan pada penderita yang memerlukan peningkatan kadar
hemoglobin yang cepat.dan jenis darah yang diberikan adalah PRC untuk
mengurangi bahaya overload. Sebagai premediasi dapat dipertimbangkan
pemberian furosemid intravena. (Bakta, 2003:36)
b. Anemia Akibat Penyakit Kronis
Dalam terapi anemia akibat penyakit kronik, beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian adalah:

 Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh dengan
sendirinya.
 Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, asam folat, atau vitamin
B12.
 Transfusi jarang diperlukan karena derajaat anemia ringan.
 Sekarang pemberian eritropoetin terbukti dapat menaikkan hemoglobin, tetapi
harus diberikan terus menerus.
 Jika anemia akibat penyakit kronik disertai defisiiensi besi pemberian
preparat besi akan meningkatkan hemoglobin, tetapi kenaikan akan berhenti
setelah hemoglobin mencapai kadar 9-10 g/dl. (Bakta, 2003:41)
c. Anemia Sideroblastik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan anemia sideroblastik
adalah:

 Terapi untuk anemia sideroblastik herediter bersifat simtomatik dengan


transfusi darah.
 Pemberian vittamin B6 dapat dicoba karena sebagian kecil penderita
responsif terhadap piridoxin. (Bakta, 2003:44)
d. Anemia Megaloblastik
Terapi utama anemia defisiensi vitamin B12 dan deficiensi asam folat adalah
terapi ganti dengan vitamin B12 atau asam folat meskipun demikian terapi
kausal dengan perbaikan gizi dan lain-lain tetap harus dilakukan:

 Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan puncak pada
hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu. Neuropati biasanya dapat
membaik tetapi kerusakan medula spinalis biasanya irreverrsible. (Bakta,
2003:48)
 Untuk deficiensi asam folat, berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan.
 Untuk deficiensi vitamin B12: hydroxycobalamin intramuskuler 200 mg/hari,
atau 1000 mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu. Dosis pemeliharaan
200 mg tiap bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
e. Anemia Perniciosa
Sama dengan terapi anemia megaloblastik pada umumnya maka terapi utama
untuk anemia pernisiosa adalah:

 Terapi ganti (replacement) dengan vitamin B12


 Terapi pemeliharaan
 Monitor kemungkinan karsinoma gaster. (Bakta, 2003: 49)
f. Anemia Hemolitik
Pengibatan anemia hemolitik sangat tergantung keadaan klinik kasus tersebut
serta penyebab hemolisisnya karena itu sangat bervariasi dari kasus per kasus.
Akan tetapi pada dasarnya terapi anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 3
golongan besar, yaitu:

 Terapi gawat darurat


Pada hemolisis intravaskuler, dimana terjadi syok dan gagal ginjal akut maka
harus diambil tindakan darurat untuk mengatasi syok, mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit, sertaa memperbaiki fungsi ginjal. Jika
terjadi anemia berat, pertimbangan transfusi darah harus dilakukan secara sangat
hati-hati, meskipun dilakukan cross matchng, hemolisis tetap dapat terjadi
sehingga memberatkan fungsi organ lebih lanjut. Akan tetapi jika syok berat
telah teerjadi maka tidak ada pilihan lain selain transfusi.

 Terapi Kausal
Terapi kausal tentunya menjadi harapan untuk dapat memberikan kesembuhan
total. Tetapi sebagian kasus bersifat idiopatik, atau disebabkan oleh penyebab
herediter-familier yang belum dapat dikoreksi. Tetapi bagi kasus yang
penyebabnya telah jelas maka terapi kausal dapt dilaksanakan. (Bakta, 2003:69)

 Terapi Suportif-Simtomatik
Terapi ini diberikan untuk menek proses hemolisis terutama di limpa. Pada
anemia hemolitik kronik familier-herediter sering diperlukan transfusi darah
teratur untuk mempertahankan kadar hemoglobin. Bahkan pada thalasemia
mayor dipakai teknik supertransfusi atau hipertransfusi untuk mempertahankan
keadaan umum dan pertumbuhan pasien.
Pada anemia hemolitik kronik dianjurkan pemberian asam folat 0,15-0,3
mg/hari untuk mencegah krisis megaloblastik.
BAB III

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN :

Tanggal Pengkajian :
……………………………………………………………………………………

Tanggal Masuk :

……………………………………………………………………………………

Ruang / Kelas :
…………………………………………………………
………………………… Nomor Register :
…………………………………………………………
………………………… Diagnosa Medis :
……………………………………………………………………………........

1. Identitas Klien :

Nama Klien :
…………………………………………………………
………………………… Jenis kelamin :
…………………………………………………………
………………………… Usia :
…………………………………………………………
………………………… Status Perkawinan :
…………………………………………………………
………………………… Agama :
…………………………………………………………
………………………… Suku bangsa :
…………………………………………………………
………………………… Pendidikan :
…………………………………………………………
………………………… Bahasa yang digunakan
:
………………………………………………
………………………… Pekerjaan :
…………………………………………………………
………………………… Alamat :
…………………………………………………………
………………………… Sumber biaya (Pribadi,
Perusahaan, Lain-lain) :
…………………………………………
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) :
.……………………………………….

2. Resume :

(Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan


sebelum pengkajian dilakukan meliputi : data fokus,
masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri
serta kolaborasi dan evaluasi secara umum) :
3. Riwayat Keperawatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang :
1) Keluhan utama :
…………………………………………………………………………
2) Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus :
………………………………………………………………
b) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak, ( )
Bertahap
c) Lamanya :
………………………………………………………………
d) Upaya mengatasi :
………………………………………………………………
b. Riwayat kesehatan masa lalu :
1) Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) :
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……..............................................................................................………………
2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) :
…………………………………………………………………………………………………………………
…..............................................................................................…………………
3) Riwayat pemakaian obat :
………………………………………………………………
.…………………….………………………………………………………………………
…………………
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga
generasi dari klien) :
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor
risiko :
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
e. Riwayat Psikososial dan Spiritual :
1) Adakah orang terdekat dengan klien :
…………………………………………
..…………………….……………………………………………………………………
…………………..

2) Interaksi dalam keluarga :


a) Pola Komunikasi :
......................................................
b) Pembuatan Keputusan :
......................................................
c) Kegiatan Kemasyarakatan :
......................................................

3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga :


…………………………………………
…………………..…………………….…………………………………………………
…………………..

4) Masalah yang mempengaruhi klien :


……………………………………………………
…………………….………………………………………………………………………
………………….

5) Mekanisme Koping terhadap stress : ( )


Pemecahan masalah
( ) Makan
( ) Tidur
( ) Minum obat
( ) Cari pertolongan
( ) Lain-lain (Misal : marah, diam)

6) Persepsi klien terhadap penyakitnya :


a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini :
…………………………………………
………………………………….……………………………………………………
……...............
b) Harapan setelah menjalani perawatan :
…………………………………………
……………………………………….………………………………………………
………………….
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit :
………………………………
…………………….…………………………………………………………………
………………….

7) Sistem nilai kepercayaan :


a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
……………………
………………….……………………………………………………………………
………………….
b) Aktivitas Agama / Kepercayaan yang dilakukan :
……………………
..………………….…………………………………………………………………
…………………..

8) Kondisi Lingkungan Rumah :


(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) :
…………
.…………………….………………………………………………………………………
…………………
9) Pola kebiasaan :

POLA KEBIASAAN
NO. HAL YANG DIKAJI Sebelum sakit / Di Rumah Sakit
Sebelum di RS.

1. Pola Nutrisi :
a. Frekuensi makan : …………………………. …………………………
…………………… x / hari
b. Nafsu makan : baik / tidak …………………………. …………………………
Alasan :....................(mual, …………………………. …………………………
muntah, sariawan)
c. Porsi makanan yang …………………………. …………………………
dihabiskan
d. Makanan yang tidak disukai …………………………. …………………………
e. Makanan yang membuat alergi …………………………. …………………………
f. Makanan pantangan …………………………. …………………………
g. Makanan diet …………………………. …………………………
h. Penggunaan obat-obatan …………………………. …………………………
sebelum makan
i. Penggunaan alat bantu (NGT, …………………………. …………………………
dll)

2. Pola Eliminasi :
a. B.A.K. :
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
……………….……… x / hari
2. Warna : …………………………. …………………………
…………………………………………..
3. Keluhan : …………………………. …………………………
……………………………………
4. Penggunaan alat bantu …………………………. …………………………
(kateter, dll) :
b. B.A.B :
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
…………………………. x / hari
2. Waktu : …………………………. …………………………
………………………………………….
Pagi / Siang / Malam /
Tidak tentu).
3. Warna : …………………………. …………………………
…………………………………………..
4. Konsistensi : …………………………. …………………………
……………………………….....
5. Keluhan : …………………………. …………………………
…………………………………………
6. Penggunaan Laxatif : …………………………. …………………………
………………………

3. Pola Personal Hygiene :


a. Mandi :
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
…..…………………….. x / hari
2. Waktu : Pagi / Sore / …………………………. …………………………
Malam
b. Oral Hygiene
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
…..…………………….. x / hari
2. Waktu : Pagi / Siang / …………………………. …………………………
Setelah makan
c. Cuci rambut
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
……..…………….. x / minggu

POLA KEBIASAAN
NO. HAL YANG DIKAJI Sebelum sakit / Di Rumah Sakit
Sebelum di RS.

4. Pola Istirahat dan Tidur :


a. Lama tidur siang : …………………………. …………………………
…………………. jam / hari
b. Lama tidur malam : …………………………. …………………………
………………… jam / hari
c. Kebiasaan sebelum tidur : …………………………. …………………………
……….................

5. Pola Aktivitas dan Latihan :


a. Waktu bekerja : Pagi / Siang / …………………………. …………………………
Malam
b. Olah raga : ( ) Ya, ( …………………………. …………………………
) Tidak
c. Jenis olah raga : …………………………. …………………………
…………………………………….
d. Frekuensi olahraga : …………………………. …………………………
……………… x / minggu
e. Keluhan dalam beraktivitas …………………………. …………………………
(Pergerakan tubuh / mandi / …………………………. …………………………
mengenakan
pakaian / sesak setelah
beraktifitas, dll)

6. Kebiasaan yang mempengaruhi


Kesehatan :
a. Merokok : Ya / Tidak …………………………. …………………………
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
……………………………………..
2. Jumlah : …………………………. …………………………
…………………………………………
3. Lama Pemakaian : …………………………. …………………………
……………………………
b. Minuman keras / NABZA : Ya …………………………. …………………………
/ Tidak
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
……………………………………..
2. Jumlah : …………………………. …………………………
…………………………………………
3. Lama Pemakaian : …………………………. …………………………
……………………………
4. Pengkajian Fisik :

a. Pemeriksaan Fisik Umum :


1) Berat badan : …………………… kg, (Sebelum Sakit :
…………..… kg)
2) Tinggi Badan :
…………………………………………………………………… cm
3) Keadaan umum : ( ) Ringan, ( ) Sedang, ()
Berat
4) Pembesaran kelenjar getah bening : ( ) Tidak,
( ) Ya, Lokasi :
…………………………………………………………………………
5) Pemeriksaan IMT (Indeks Masa Tubuh) :
…………………………………………

b. Sistem Penglihatan :
1) Posisi mata : ( ) Simetri, ( ) Asimetris

2) Kelopak mata : ( ) Normal, ( ) Ptosis


3) Pergerakan bola mata : ( ) Normal, ( )
Abnormal
4) Konjungtiva : ( ) Merah muda, ( ) Anemis, ( )
Sangat Merah
5) Kornea : ( ) Normal, ( ) Keruh / berkabut,
( ) Terdapat Perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik, ( ) Anikterik
7) Pupil : ( ) Isokor, ( ) Anisokor, ( )
Midriasis,
( ) Miosis
8) Otot-otot mata : ( ) Tidak ada kelainan, ( )
Juling keluar,
( ) Juling ke dalam, ( )
Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : ( ) Baik, ( )
Kabur,
( ) Dua bentuk / diplopia

10) Tanda-tanda radang :


………………………………………………………………
11) Pemakaian kaca mata : ( ) Tidak, ( ) Ya, Jenis
….……………….
12) Pemakaian lensa kontak :
………………………………………………………………
13) Reaksi terhadap cahaya :
………………………………………………………………

c. Sistem Pendengaran :
1) Daun telinga : ( ) Normal, ( ) Tidak, Kanan / kiri
……………..
2) Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) :
................................
3) Kondisi telinga tengah : ( ) Normal, ( )
Kemerahan,
( ) Bengkak, ( ) Terdapat
lesi
4) Cairan dari telinga : ( ) Tidak, ( ) Ada :
…………
( ) Darah, nanah dll.
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya, ( ) Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya, ( ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( ) Normal, ( ) kurang,
( ) Tuli, kanan / kiri :
……….
8) Gangguan keseimbangan : ( ) Tidak, ( ) Ya :
….……
9) Pemakaian alat bantu : ( ) Ya, ( ) Tidak

d. Sistem Wicara : ( ) Normal, ( ) Tidak :


……………………
( ) Aphasia, ( ) Aphonia,
( ) Dysartria, ( ) Dysphasia,
( ) Anarthia

e. Sistem Pernafasan :
1) Jalan nafas : ( ) Bersih, ( ) Ada sumbatan :
…………
2) Pernafasan : ( ) Tidak Sesak ( ) Sesak :
………………………………
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya, ( )
Tidak
4) Frekuensi :
………………………………………………….……... x / menit
5) Irama : ( ) Teratur, ( ) Tidak
teratur
6) Jenis pernafasan : …… (Spontan, Kausmaull,
Cheynestoke, Biot, dll)
7) Kedalaman : ( ) Dalam, ( ) Dangkal
8) Batuk : ( ) Tidak, ( ) Ya …….
(Produktif / Tidak)
9) Sputum : ( ) Tidak, ( ) Ya ….... (Putih /
Kuning / Hijau)
10) Konsistensi : ( ) Kental, ( ) Encer
11) Terdapat darah : ( ) Ya, ( ) Tidak
12) Palpasi dada :
...........................................................................
13) Perkusi dada :
...........................................................................
14) Suara nafas : ( ) Vesikuler, ( ) Ronkhi
( ) Wheezing, ( ) Rales
15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya, ( ) Tidak
16) Penggunaan alat bantu nafas : ( ) Tidak, ( ) Ya :
……………………

f. Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a) Nadi ……. x / menit : Irama : ( ) Teratur, ( ) Tidak
teratur
Denyut : ( ) Lemah, ( ) Kuat
b) Tekanan darah :
…………………………………………………………. mm / Hg
c) Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya, ( )
Tidak
Kiri : ( ) Ya, ( )
Tidak
d) Temperatur kulit : ( ) Hangat, ( )
Dingin
e) Warna kulit : ( ) Pucat, ( ) Cyanosis, ( )
Kemerahan
f) Pengisian kapiler :
………………………………………………….………… detik
g) Edema : ( ) Ya : ………., ( )
Tidak,
( ) Tungkai atas, ( )
Tungkai bawah,
( ) Periorbital, ( )
muka,
( ) Skrotalis, ( )
Anasarka
2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical :
…………………………………… x / menit
b) Irama : ( ) Teratur, ( )
Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur, ( )
Gallop

d) Sakit dada : ( ) Ya, ( )


Tidak
1) Timbulnya : ( ) Saat aktivitas, ( )
Tanpa aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk,
( ) Seperti terbakar,
( ) Seperti tertimpa benda
berat
3) Skala nyeri :
………………………………………………………………

g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : ( ) Tidak, ( ) Ya
2) Perdarahan : ( ) Tidak, ( ) Ya :
………………………………
( ) Ptechie, ( ) Purpura, ( )
Mimisan,
( ) Perdarahan gusi, ( )
Echimosis

h. Sistem Syaraf Pusat


1) Keluhan sakit kepala :.................................................(vertigo
/ migrain, dll)
2) Tingkat kesadaran : ( ) Compos mentis, ( )
Apatis,
( ) Somnolent, ( )
Soporokoma
3) Glasgow coma scale (GCS) : E : …….…….., M : ………….., V
: ………………
4) Tanda-tanda peningkatan TIK : ( ) Tidak, ( ) Ya :
……………………
( ) Muntah proyektil,
( ) Nyeri Kepala hebat,
( ) Pupil Edema
5) Gangguan Sistem persyarafan : ( ) Kejang, ( )
Pelo,
( ) Mulut mencong, ( )
Disorientasi,
( ) Polineuritis /
kesemutan,
( ) Kelumpuhan
ekstremitas (kanan /
kiri / atas / bawah)
6) Pemeriksaan Reflek :
a) Reflek fisiologis : ( ) Normal, ( ) Tidak
……………………
b) Reflek Patologis : ( ) Tidak, ( ) Ya
……………………

i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : ( ) Caries, ( ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya, ( ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya, ( ) Tidak
4) Lidah kotor : ( ) Ya, ( ) Tidak
5) Salifa : ( ) Normal, ( ) Abnormal
6) Muntah : ( ) Tidak, ( ) Ya :
……..……………
a) Isi : ( ) Makanan, ( ) Cairan, (
) Darah
b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan, ( )
Kehijauan,
( ) Cokelat, ( ) Kuning, (
) Hitam
c) Frekuensi :
………………………………………………..…….……. x / hari
d) Jumlah :
…………………………………………………………………… ml
7) Nyeri daerah perut : ( ) Ya : ………………., (
) Tidak
8) Skala Nyeri :
……………………………………………………………………………………
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk, ( ) Melilit-
lilit,
( ) Cramp, ( ) Panas / seperti
terbakar,
( ) setempat, ( ) menyebar,
( ) Berpindah-pindah, ( ) kanan
atas,
( ) Kanan bawah, ( ) Kiri atas, ( )
Kiri bawah
10) Bising usus :
………………………………………………………………….. x / menit.

11) Diare : ( ) Tidak, ( ) Ya :


………………………………
a) Lamanya : ………..…………….., Frekuensi :
………………..…….. x / hari.
b) Warna faeces : ( ) kuning, ( ) putih seperti air
cucian beras,
( ) Cokelat, ( ) Hitam, ( )
dempul
c) Konsistensi faeces : ( ) Setengah padat, ( ) cair, (
) Berdarah,
( ) Terdapat lendir, ( ) tidak
ada kelainan
12) Konstipasi : ( ) Tidak, ( ) Ya :
………………………………
Lamanya :
………………………………………..….. hari
13) Hepar : ( ) Teraba, ( ) Tak teraba
14) Abdomen : ( ) Lembek, ( ) Kembung, (
) Acites,
( ) Distensi

j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : ( ) Tidak, ( )
Ya,
( ) Exoptalmus, ( )
Tremor,
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya, ( ) Tidak,
( ) Poliuri, ( ) Polidipsi, ( )
Poliphagi
Luka Ganggren : ( ) Tidak, ( ) Ya, Lokasi :
……………………
Kondisi Luka :
…………………………………………………………………….……………

k. Sistem Urogenital
Balance Cairan :
…………………………………………………………………. ml / 24 jam
1) Intake : ………………………………………………. ml /
..………………… jam,
Uraikan :
……………………………………………………………………………………
2) Output : ……………………………………………… ml /
..……………….. jam,
Uraikan :
……………………………………………………………………………………
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi, ( ) Urgency, ( )
Disuria,
( ) Tidak lampias, ( ) Nocturia,
( ) Inkontinensia, ( ) Anuria
B.A.K : Warna : ( ) Kuning jernih, ( ) kuning
kental / coklat,
( ) Merah, ( ) putih
Distensi / ketegangan kandung kemih : ( ) Ya, ( )
Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya, ( )
Tidak
Skala nyeri :
……………………………………………………………………….…………

l. Sistem Integumen
Turgor kulit : ( ) Elastis, ( ) Tidak
elastis
Temperatur kulit : ( ) Hangat, ( ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat, ( ) Sianosis, ( )
Kemerahan
Keadaan kulit : ( ) Baik, ( ) Lesi, ( )
Ulkus
( ) Luka, Lokasi :
………………………………
( ) Insisi operasi, Lokasi :
……………………
Kondisi:
……………………………………………………
( ) Gatal-gatal, ( ) Memar /
lebam,
( ) Kelainan Pigmen,
( ) Luka bakar, Grade ………..
Prosentase ………
( ) Dekubitus, Lokasi :
……………………
Kelainan Kulit : ( ) Tidak, ( ) Ya, Jenis :
………………………………
Kondisi kulit daerah pemasangan Infus :
……………………………………………………
Keadaan rambut :
- Tekstur : ( ) Baik, ( ) Tidak, ( ) Alopesia
- Kebersihan : ( ) Ya, ( ) Tidak :
………………………………

m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya, ( ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya, ( ) Tidak

Fraktur : ( ) Ya, ( ) Tidak


Lokasi :
………………………………………………………………………………………………
Kondisi :
………………………………………………………………………………………………
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur, ( )
Bengkak,
( ) Lain-lain, sebutkan :
…………
Kelainan struktur tulang belakang : ( ) Skoliasis, ( )
Lordosis,
( ) Kiposis
Keadaan Tonus otot : ( ) Baik, ( )
Hipotoni,
( ) Hipertoni, ( )
Atoni
... ... ... ...... ..
Kekuatan Otot :
. ... ...

... ... ... ...... ..


Data Tambahan (Pemahaman tentang penyakit) . :... ...
………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………

5. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab,


Radiologi, Endoskopi, dll) :
……………………………………………………………………………………
...........................................................................................................
....................
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………

6. Penatalaksanaan (Therapi / pengobatan termasuk diet) :


………………………………
...........................................................................................................
....................
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………
ASKEP ANEMIA
BAB IV

KESIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/51096675/LP-anemia

Bakta, I Made.2003.Hematologi Klinik Dasar.Jakarta:EGC


Catherino jeffrey M.2003.Emergency medicine handbook USA:Lipipincott Williams

Doenges, Marylinn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. 3, EGC: Jakarta.

Kahsasi, Daniel. 2009. Anemia Acute. http://emedicine.medscape.com/article/159803-media,


emergency_medicine. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2011

Nanda.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda definisi dan Klasifikasi 2005-2006.Editor : Budi


Sentosa.Jakarta:Prima Medika

Price, S.A, 2000, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGC
Smeltzer, C.S.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai