DENGAN ANEMIA
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
SIFA FAUZIAH
ELSA SYAFVITRI
Jakarta Timur
2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan
Anemia" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yani selaku pembimbing. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
FORMAT PENGKAJIAN.........................................................................................................................14
ISI
2.1 Definisi
Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah terlalu
cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Guyton, 1997:538)
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,
1999:569 ).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2006:256).
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar HB atau hematokrit
dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan sutu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. (Smeltzer, 2002:935 ) .
Anemia ialah keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. (Bakta,
2003:12)
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
2.2 Etiologi
Penyebab dari anemia antara lain :
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia
PK Anemia
Gastro intestinal Hipoksia
Perubahan
nutrisi kurang
dari
Nyeri
1.4 Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai
sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik
(syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan
kurus), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula
terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya
keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih,
lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena
anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak
mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung.(Price ,2000:256-264)
Manifestasi klinis
(Bakta, 2003:15)
1.5 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau
gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,
karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,
jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga
mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat,
gagal jantung kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat
beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea,
nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan
manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price &Wilson, 2006)
a. Penatalaksaan
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan karena
penyebab kehilangan darah,dekstruksi sel darah atau penurunan produksi sel darah
merah.pada pasien yang hipovelemik:
pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena,
resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin.
tranfusi kompenen darah sesuai indikasi
(Catherino,2003:416)
Evaluasi Airway, Breathing, Circulation dan segera perlakukan setiap kondisi yang
mengancam jiwa. Kristaloid adalah cairan awal pilihan.
(Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)
Acute anemia akibat kehilangan darah:
1. Pantau pulse oksimetri, pemantau jantung, dan Sphygmomanometer.
2. Berikan glukokortikoid serta agen antiplatelet (aspirin) sesuai indikasi.
3. Berikan 2 botol besar cairan intravena dan berikan 1-2 liter cairan kristaloid dan juga
pantau tanda-tanda dan gejala gagal jantung kongestif iatrogenik pada pasien..
4. Berikan plasma beku segar (FFP), faktor-faktor koagulasi dan platelet, jika
diindikasikan.
5. Pasien dengan hemofilia harus memiliki sampel terhadap faktor deficiency yang
dikirim untuk pengukuran.
6. Pasien hamil dengan trauma yang ada kecurigaan terhadap adanya Feto-transfer
darah ibu harus diberikan imunoglobulin Rh-(Rhogam) jika mereka Rh negatif.
7. Setelah pasien stabil, mulailah langkah-langkah spesifik untuk mengobati penyebab
pendarahan.
(Daniel, direvisi tanggal 22 Oktober 2009)
Terapi yang diberikan pada pasien dengan anemia dapat berbeda-beda tergantung dari
jenis anemia yang diderita oleh pasien. Berikut ini beberapa terapi yang diberikan pada
pasien sesuai dengan jenis anemia yang diderita:
a. Anemia Deficiensi Besi
Setelah diagnosa ditegakkan maka dibuat rencana pemberian terapi berupa:
Jika penyakit dasar daat diobati dengan baik, anemia akan sembuh dengan
sendirinya.
Anemia tidak memberi respon pada pemberian besi, asam folat, atau vitamin
B12.
Transfusi jarang diperlukan karena derajaat anemia ringan.
Sekarang pemberian eritropoetin terbukti dapat menaikkan hemoglobin, tetapi
harus diberikan terus menerus.
Jika anemia akibat penyakit kronik disertai defisiiensi besi pemberian
preparat besi akan meningkatkan hemoglobin, tetapi kenaikan akan berhenti
setelah hemoglobin mencapai kadar 9-10 g/dl. (Bakta, 2003:41)
c. Anemia Sideroblastik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan anemia sideroblastik
adalah:
Respon terhadap terapi: retikulosit mulai naik hari 2-3 dengan puncak pada
hari 7-8. Hb harus naik 2-3 g/dl tiap 2 minggu. Neuropati biasanya dapat
membaik tetapi kerusakan medula spinalis biasanya irreverrsible. (Bakta,
2003:48)
Untuk deficiensi asam folat, berikan asam folat 5 mg/hari selama 4 bulan.
Untuk deficiensi vitamin B12: hydroxycobalamin intramuskuler 200 mg/hari,
atau 1000 mg diberikan tiap minggu selama 7 minggu. Dosis pemeliharaan
200 mg tiap bulan atau 1000 mg tiap 3 bulan.
e. Anemia Perniciosa
Sama dengan terapi anemia megaloblastik pada umumnya maka terapi utama
untuk anemia pernisiosa adalah:
Terapi Kausal
Terapi kausal tentunya menjadi harapan untuk dapat memberikan kesembuhan
total. Tetapi sebagian kasus bersifat idiopatik, atau disebabkan oleh penyebab
herediter-familier yang belum dapat dikoreksi. Tetapi bagi kasus yang
penyebabnya telah jelas maka terapi kausal dapt dilaksanakan. (Bakta, 2003:69)
Terapi Suportif-Simtomatik
Terapi ini diberikan untuk menek proses hemolisis terutama di limpa. Pada
anemia hemolitik kronik familier-herediter sering diperlukan transfusi darah
teratur untuk mempertahankan kadar hemoglobin. Bahkan pada thalasemia
mayor dipakai teknik supertransfusi atau hipertransfusi untuk mempertahankan
keadaan umum dan pertumbuhan pasien.
Pada anemia hemolitik kronik dianjurkan pemberian asam folat 0,15-0,3
mg/hari untuk mencegah krisis megaloblastik.
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN :
Tanggal Pengkajian :
……………………………………………………………………………………
Tanggal Masuk :
……………………………………………………………………………………
Ruang / Kelas :
…………………………………………………………
………………………… Nomor Register :
…………………………………………………………
………………………… Diagnosa Medis :
……………………………………………………………………………........
1. Identitas Klien :
Nama Klien :
…………………………………………………………
………………………… Jenis kelamin :
…………………………………………………………
………………………… Usia :
…………………………………………………………
………………………… Status Perkawinan :
…………………………………………………………
………………………… Agama :
…………………………………………………………
………………………… Suku bangsa :
…………………………………………………………
………………………… Pendidikan :
…………………………………………………………
………………………… Bahasa yang digunakan
:
………………………………………………
………………………… Pekerjaan :
…………………………………………………………
………………………… Alamat :
…………………………………………………………
………………………… Sumber biaya (Pribadi,
Perusahaan, Lain-lain) :
…………………………………………
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) :
.……………………………………….
2. Resume :
POLA KEBIASAAN
NO. HAL YANG DIKAJI Sebelum sakit / Di Rumah Sakit
Sebelum di RS.
1. Pola Nutrisi :
a. Frekuensi makan : …………………………. …………………………
…………………… x / hari
b. Nafsu makan : baik / tidak …………………………. …………………………
Alasan :....................(mual, …………………………. …………………………
muntah, sariawan)
c. Porsi makanan yang …………………………. …………………………
dihabiskan
d. Makanan yang tidak disukai …………………………. …………………………
e. Makanan yang membuat alergi …………………………. …………………………
f. Makanan pantangan …………………………. …………………………
g. Makanan diet …………………………. …………………………
h. Penggunaan obat-obatan …………………………. …………………………
sebelum makan
i. Penggunaan alat bantu (NGT, …………………………. …………………………
dll)
2. Pola Eliminasi :
a. B.A.K. :
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
……………….……… x / hari
2. Warna : …………………………. …………………………
…………………………………………..
3. Keluhan : …………………………. …………………………
……………………………………
4. Penggunaan alat bantu …………………………. …………………………
(kateter, dll) :
b. B.A.B :
1. Frekuensi : …………………………. …………………………
…………………………. x / hari
2. Waktu : …………………………. …………………………
………………………………………….
Pagi / Siang / Malam /
Tidak tentu).
3. Warna : …………………………. …………………………
…………………………………………..
4. Konsistensi : …………………………. …………………………
……………………………….....
5. Keluhan : …………………………. …………………………
…………………………………………
6. Penggunaan Laxatif : …………………………. …………………………
………………………
POLA KEBIASAAN
NO. HAL YANG DIKAJI Sebelum sakit / Di Rumah Sakit
Sebelum di RS.
b. Sistem Penglihatan :
1) Posisi mata : ( ) Simetri, ( ) Asimetris
c. Sistem Pendengaran :
1) Daun telinga : ( ) Normal, ( ) Tidak, Kanan / kiri
……………..
2) Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) :
................................
3) Kondisi telinga tengah : ( ) Normal, ( )
Kemerahan,
( ) Bengkak, ( ) Terdapat
lesi
4) Cairan dari telinga : ( ) Tidak, ( ) Ada :
…………
( ) Darah, nanah dll.
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya, ( ) Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya, ( ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( ) Normal, ( ) kurang,
( ) Tuli, kanan / kiri :
……….
8) Gangguan keseimbangan : ( ) Tidak, ( ) Ya :
….……
9) Pemakaian alat bantu : ( ) Ya, ( ) Tidak
e. Sistem Pernafasan :
1) Jalan nafas : ( ) Bersih, ( ) Ada sumbatan :
…………
2) Pernafasan : ( ) Tidak Sesak ( ) Sesak :
………………………………
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya, ( )
Tidak
4) Frekuensi :
………………………………………………….……... x / menit
5) Irama : ( ) Teratur, ( ) Tidak
teratur
6) Jenis pernafasan : …… (Spontan, Kausmaull,
Cheynestoke, Biot, dll)
7) Kedalaman : ( ) Dalam, ( ) Dangkal
8) Batuk : ( ) Tidak, ( ) Ya …….
(Produktif / Tidak)
9) Sputum : ( ) Tidak, ( ) Ya ….... (Putih /
Kuning / Hijau)
10) Konsistensi : ( ) Kental, ( ) Encer
11) Terdapat darah : ( ) Ya, ( ) Tidak
12) Palpasi dada :
...........................................................................
13) Perkusi dada :
...........................................................................
14) Suara nafas : ( ) Vesikuler, ( ) Ronkhi
( ) Wheezing, ( ) Rales
15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya, ( ) Tidak
16) Penggunaan alat bantu nafas : ( ) Tidak, ( ) Ya :
……………………
f. Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a) Nadi ……. x / menit : Irama : ( ) Teratur, ( ) Tidak
teratur
Denyut : ( ) Lemah, ( ) Kuat
b) Tekanan darah :
…………………………………………………………. mm / Hg
c) Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya, ( )
Tidak
Kiri : ( ) Ya, ( )
Tidak
d) Temperatur kulit : ( ) Hangat, ( )
Dingin
e) Warna kulit : ( ) Pucat, ( ) Cyanosis, ( )
Kemerahan
f) Pengisian kapiler :
………………………………………………….………… detik
g) Edema : ( ) Ya : ………., ( )
Tidak,
( ) Tungkai atas, ( )
Tungkai bawah,
( ) Periorbital, ( )
muka,
( ) Skrotalis, ( )
Anasarka
2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical :
…………………………………… x / menit
b) Irama : ( ) Teratur, ( )
Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur, ( )
Gallop
g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : ( ) Tidak, ( ) Ya
2) Perdarahan : ( ) Tidak, ( ) Ya :
………………………………
( ) Ptechie, ( ) Purpura, ( )
Mimisan,
( ) Perdarahan gusi, ( )
Echimosis
i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : ( ) Caries, ( ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya, ( ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya, ( ) Tidak
4) Lidah kotor : ( ) Ya, ( ) Tidak
5) Salifa : ( ) Normal, ( ) Abnormal
6) Muntah : ( ) Tidak, ( ) Ya :
……..……………
a) Isi : ( ) Makanan, ( ) Cairan, (
) Darah
b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan, ( )
Kehijauan,
( ) Cokelat, ( ) Kuning, (
) Hitam
c) Frekuensi :
………………………………………………..…….……. x / hari
d) Jumlah :
…………………………………………………………………… ml
7) Nyeri daerah perut : ( ) Ya : ………………., (
) Tidak
8) Skala Nyeri :
……………………………………………………………………………………
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk, ( ) Melilit-
lilit,
( ) Cramp, ( ) Panas / seperti
terbakar,
( ) setempat, ( ) menyebar,
( ) Berpindah-pindah, ( ) kanan
atas,
( ) Kanan bawah, ( ) Kiri atas, ( )
Kiri bawah
10) Bising usus :
………………………………………………………………….. x / menit.
j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : ( ) Tidak, ( )
Ya,
( ) Exoptalmus, ( )
Tremor,
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya, ( ) Tidak,
( ) Poliuri, ( ) Polidipsi, ( )
Poliphagi
Luka Ganggren : ( ) Tidak, ( ) Ya, Lokasi :
……………………
Kondisi Luka :
…………………………………………………………………….……………
k. Sistem Urogenital
Balance Cairan :
…………………………………………………………………. ml / 24 jam
1) Intake : ………………………………………………. ml /
..………………… jam,
Uraikan :
……………………………………………………………………………………
2) Output : ……………………………………………… ml /
..……………….. jam,
Uraikan :
……………………………………………………………………………………
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi, ( ) Urgency, ( )
Disuria,
( ) Tidak lampias, ( ) Nocturia,
( ) Inkontinensia, ( ) Anuria
B.A.K : Warna : ( ) Kuning jernih, ( ) kuning
kental / coklat,
( ) Merah, ( ) putih
Distensi / ketegangan kandung kemih : ( ) Ya, ( )
Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya, ( )
Tidak
Skala nyeri :
……………………………………………………………………….…………
l. Sistem Integumen
Turgor kulit : ( ) Elastis, ( ) Tidak
elastis
Temperatur kulit : ( ) Hangat, ( ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat, ( ) Sianosis, ( )
Kemerahan
Keadaan kulit : ( ) Baik, ( ) Lesi, ( )
Ulkus
( ) Luka, Lokasi :
………………………………
( ) Insisi operasi, Lokasi :
……………………
Kondisi:
……………………………………………………
( ) Gatal-gatal, ( ) Memar /
lebam,
( ) Kelainan Pigmen,
( ) Luka bakar, Grade ………..
Prosentase ………
( ) Dekubitus, Lokasi :
……………………
Kelainan Kulit : ( ) Tidak, ( ) Ya, Jenis :
………………………………
Kondisi kulit daerah pemasangan Infus :
……………………………………………………
Keadaan rambut :
- Tekstur : ( ) Baik, ( ) Tidak, ( ) Alopesia
- Kebersihan : ( ) Ya, ( ) Tidak :
………………………………
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya, ( ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya, ( ) Tidak
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/51096675/LP-anemia
Doenges, Marylinn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Ed. 3, EGC: Jakarta.
Price, S.A, 2000, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGC
Smeltzer, C.S.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta :
EGC