Anda di halaman 1dari 18

“Ilmu Sosiologi, Hubungan, Teori-teori, dan Metode-metode

dalam Sosiologi”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Lira Tegar Riyadi ( 2020502068)
Ridho Ahmad Gani (2020502069)
Alda Nurfaiza (2020502076)

Dosen Pengampu : Suryati, M.Pd

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM/2052C


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Sosiologi ini tepat pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Adapun judul dari makalah ini adalah “Ilmu Sosiologi, Hubungan, Teori-
teori, dan Metode-metode dalam Sosiologi” Tujuan penulisan Tugas Makalah
Sosiologi ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh dosen
Mata Kuliah Sosiologi.

Kami selaku penulis menyadari bahwa Tugas Makalah Sosiologi ini jauh
dari kesempurnaan untuk itu, diharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata semoga Tugas Makalah Sosiologi ini dapat memberikan


manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan terutama bagi kami selaku
penulis.

Palembang, 23 Maret 2021

i
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Ilmu Sosiologi........................................................................................................3
B. Hubungan Ilmu Sosiologi Dengan Ilmu Lainnya...................................................6
C. Teori-teori Dalam Sosiologi...................................................................................8
D. Metode-Metode Dalam Sosiologi.........................................................................10
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial, selalu dihadapkan pada berbagai masalah


sosial, yang hakikatnya merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari kehidupan
manusia itu sendiri. Masalah sosial telah terwujud sebagai hasil kebudayaan
manusia itu sendiri, sebagai akibat dari hubungannya dengan manusia lainnya.
Masalah sosial pada setiap masyarakat berbeda dari masyarakat satu sama lain
karena adanya tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya yang
berbeda. Masalah-masalah tersebut terwujud sebagai masalah sosial, masalah
moral, masalah politik, masalah agama dan masalah lainnya. Yang membedakan
masalah sosial dari masalah lainnya adalah masalah sosial selalu berkaitan dengan
nilainilai moral dan pranata sosial serta selalu berkaitan dengan hubungan
manusia dan dengan konteks-konteks normatif tempat hubungan manusia
terwujud.

Sosiolog De Saint Simon, bapak perintis sosiologi (1760-1825) menjelaskan


bahwa sosiologi itu mempelajari masyarakat dalam aksi-aksinya, dalam usaha
koleksinya, baik spiritual maupun material yang mengatasi aksi-aksi para peserta individu
dan saling tembus menembus (lihat “Traite de Sociologie 1962, dari Georges Gurvitch
Jilid I hal. 32).

Hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu lainnya, sedikit diantaranya adalah


Ilmu soiologi merupakan ilmu dasar dalam ilmu antropologi, sosiologi berkaitan
erat dengan ilmu sejarah. Kedua ilmu ini mempelajari kejadiandan hubungan yang
dialami masyarakat/manusia serta mempelajari peristiwa masa silam, namun ada
ilmu sosiologi juga berhubungan dengan yang lainnya.

Teori Sosiologi itu ada bermacam macam jika di rinci tetapi pada makalah
kali ini teori dan metode sosiologi saya bahas menurut garis besar nya saja.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah


ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan Ilmu Sosiologi?
2. Bagaimana hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu lainnya?
3. Apa saja teori-teori dalam sosiologi?
4. Sebutkan metode-metode dalam sosiologi?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan makalah diatas maka tujuan penulisan pada makalah


ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami Ilmu Sosiologi.
2. Untuk mengetahui dan memahami hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu
lainnya.
3. Untuk mengetahui dan memahami teori-teori dalam sosiologi.
4. Untuk mengetahui dan memahami metode-metode dalam sosiologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat.


Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri sebab telah
memenuhi segenap unsur ilmu pengetahuan. Unsur-unsur ilmu pengetahuan dari
sosiologi adalah sosiologi bersifat logis, objektif, sistematis, andal, dirancang,
akumulatif, dan empiris, teoritis, kumulatif, non etis. Sosiologis bersifat logis
artinya sosiologi disusun secara masuk akal, tidak bertentangan dengan hukum-
hukum logika sebagai pola pemikiran untuk menarik kesimpulan. Sosiologi
bersifat obyektif artinya sosiologi selalu didasarkan pada fakta dan data yang ada
tanpa ada manipulasi dari data.

Sosiologi bersifat sistematis artinya sosiologi disusun secara rapi, sesuai


dengan kaidah keilmuan. Sosiologi bersifat andal artinya sosiologi dapat

3
dibuktikan kembali, dan untuk suatu keadaan terkendali harus menghasilkan hasil
yang sama. Sosiologi bersifat dirancang/direncanakan artinya sosiologi didesain
lebih dahulu sebelum melaksanakan aktivitas penyelidikan.

Sosiologi bersifat akumulatif artinya sosiologi merupakan ilmu yang akan


selalu bertambah dan berkembang seiring dengan perkembangan keinginan dan
hasrat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penemuan (kesimpulan,
kebenaran) kemudian menggugurkan penemuan sebelumnya. Sosiologi bersifat
empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal
sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif. Sosiologi bersifat teoritis, artinya
sosiologi selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian.
Sosiologi bersifat kumulatif, artinya sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang
sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori
lama. Sosiologi bersifat non-ethnis, artinya sosiologi yang dibahas dan
dipersoalkan bukanlah buruk baiknya fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah
untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis. (Tjipto Subadi, 2009:1-2)

Sedangkan ciri-ciri ilmu pengetahuan dari sosiologi menurut Soerjono


Soekanto (1986: 11) adalah :

1. Sosiologi bersifat empiris, yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut


didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya
tidak bersifat spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha
untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil penelitian.
3. Sosiologi bersifat kumulatif, yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk
atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas,
serta memperhalus teori-teori lama.
4. Sosiologi bersifat non-ethis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk baiknya
fakta tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut
secara analitis.

4
Untuk lebih memperdalam pemahaman kita tentang sosiologi berikut ini
penulis sajikan pengertian sosiologi dari beberapa pandangan para ahli tentang
sosiologi.

a. Bapak sosiologi adalah Auguste Comte (1789-1853). Kata sosiologi mula-mula


digunakan oleh Auguste Comte, dalam tuliasannya yang berjudul Cours de
Philosopie Positive (Positive Philosophy) tahun 1842. Sosiologi berasal dari
bahasa latin yang dari dua kata; Socius dan Logos. Secara harfiah atau
etimologis kata socius berarti teman, kawan, sahabat, sedangkan logos berarti
ilmu pangetahuan. Jadi sosiologi berarti ilmu pengetahuan tentang bagaimana
berteman, berkawan, bersahabat atau suatu ilmu yang membicarakan tentang
bagaimana bergaul dengan masyarakat, dengan kata lain sosiologi mempelajari
tentang masyarakat, atau ilmu pengetahuan tentang hidup masyarakat. Secara
operasional Auguste Comte menjelaskan bahwa sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan pula hasil terakhir
perkembangan ilmu pengetahuan, didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, dibentuk berdasarkan
observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan masyarakat serta
hasilnya harus disusun secara sistematis.
b. Emile Durkheim (1858-1917) pernah menamakan sosiologi adalah ilmu
tentang lembaga-lembaga sosial, yakni pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan
yang sudah “tertera” yang sedikit banyak menundukkan para warga
masyarakat.
c. Pitirim Sorokin (terjemahan bebas dari Sorokin, Contemporary Sociological
Theories, 1928: 760-761) menjelaskan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan
moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain
sebagainya.
d. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff dalam bukunya yang berjudul
“Sociology” Edisi Keempat, halaman 39 dijelaskan bahwa sosiologi adalah

5
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya berupa
organisasai sosial.
e. J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, dalam bukunya yang berjudul “Modern
Sociology, Systematic en Analyse, (1964: 24) dijelaskam bahwa sosiologi ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil. (Soerjono Soekanto, 1986:15-16).
f. Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial lain, menjelaskan bahwa sosiologi
adalah: 1) Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat. 2) Sosiologi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai
keseluruhan yakni antar hubungan diantara manusia dengan manusia, manusia
dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. 3) Sosiologi adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni
antara hubungan diantara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok baik formal maupun material. 4) Sosiologi adalah
suatu ilmu prengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan,
yakini antar-hubungan diantra manusia dengan manusia, manusia dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, baik
statis maupun dinamis (Mayor Polak, 1979: 4-8)
Pengertian sosiologi yang lain, disampaikan juga oleh:
g. Alvin Bertrand, ia mengatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang hubungan
antar manusia (human relationship).
h. P. J. Bouwman, juga memberikan sumbangan pemikiran tentang pengertian
sosiologi adalah ilmu masyarakat secara umum. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Ary H.
Gunawan, 2000: 3). Pengertian ini hampir sama dengan pengertian sosiologi
yang disampaikan oleh Soerjono Soekanto bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk di dalamnya
perubahan-perubahan sosial.
Dari beberapa definisi tentang sosiologi tersebut di atas terdapat dua hal
yang penting dalam memahami sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai
keseluruhan. Kedua, masyarakat sebagai jaringan antar hubungan sosial. Tugas

6
sosiologi adalah untuk menyelami, menganalisa dan memahami jaringan-jaringan
antar hubungan itu.

B. Hubungan Ilmu Sosiologi Dengan Ilmu Lainnya

Ilmu sosiologi erat kaitannya dengan masyarakat dan perkembangan yang


ada di dalamnya. Banyak hubungan yang terkait dengan sosiologi yang
menyangkut hubungan politik, hubungan antropologi, hubungan sejarah, dan
hubungan psikologi, sebagai berikut :

1. Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosiologi


Semua ilmu sosial pada dasarnya mempelajari kelakuan manusia serta
cara-cara manusia hidup serta bekerja sama. Ilmu politik berhubungan erat
sekali dengan ilmu sosiologi, karena ilmu sosiologi mempelajari latar
belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan
kelompok dalam masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi keputusan
kebijaksanaan dalam ilmu politik. Baik ilmu sosiologi maupun ilmu politik
mempelajari negara. Namun bagi ilmu politik negara merupakan obyek
penelitian pokok, sedangkan dalam sosiologi negara hanya merupakan salah
satu dari banyak asosiasi dan lembaga pengendalian masyarakat.

2. Hubungan antara Ilmu Antropologi dengan Ilmu Sosiologi


Sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu socius yang berarti kawan atau
teman, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Istilah sosiologi pertama kali
dipublikasikan oleh August Comte (1798-1857) dalam bukunya Cours De
Philoshopie Positive. Dalam Saebani (2012) sosiologi hendaknya mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan
mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu,
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-
hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain.
Dengan pengertian tersebut, hubungan antara antropologi dengan sosiologi
sangat erat. Apabila kajian antropologi adalah manusia, fisik, dan
kebudayaannya, kajian sosiologi adalah hubungan antara struktur sosial dengan
kebudayaan masyarakat.

7
3. Hubungan antara Ilmu Sejarah dengan Ilmu Sosiologi
Sosiologi maupun sejarah, pada permulaannya keduaduanya selama 40
tahun kemudian, telah cenderung untuk berfokus pada beberapa topik besar.
Kemungkinannya, pengembangan untuk kedua bidang ini sudah dilakukan
pada era-era di mana modernisasi telah tumbuh dalam segala perangkatnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, investigasi Marx, Weber, dan
Durkheim menggunakan segi-segi yang bervariasi tentang kapitalisme dan
industrialisasi, dan dengan demikian, karya-karya tulis para sarjana yang
muncul kemudian lebih banyak menyoroti karya-karya mereka. Sebelumnyat
telah banyak dibahas tentang dampak dari pemikiran Marx secara detail: di sini
konsentrasi berpusat pada Weber dan teori-teorinya.
Dia melihat adanya hubungan yang erat antara sosiologi dan sejarah tetapi
menurutnya keduanya memiliki tujuan yang terpisah: sosiologi dibentuk oleh
model-model atau tipe-tipe dan aturan-aturan umum atau pola-pola dari
peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi, sedangkan sejarah analisisnya mengarah
kepada sebab skibat dan sebab akibat yang terkait dengan tindakan-tindakan
individual, struktur-struktur dan kepribadiankepribadian yang memiliki
signifikansi kultural Kedua bidang ini merupakan peralihan pandangan Weber
dari model-model evolusioner sebelumnya yang mana ditujukan untuk melihat
perubahan sejarah sebagai sebuah proses linear, yang dikendalikan oleh satu
mesin penyebab utama.
4. Hubungan antara Ilmu Psikologi dengan Ilmu Sosiologi
Sosiologi dakwah dan psikologi dakwah. keduanya sebagai ilmu. Ciri dari
suatu ilmu adalah memiliki dua objek yakna objek material dan objek formal
Dilihat dari sisi öbjek material dari kedua ilmu di atas mempunyai unsur
kesamaan aitu manusia sebagai makhluk individu. sosial dan berketühanan
Adapun objek formal dan sosiologi dakwah adalah masalah masalah vang
berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah, misalnya politik
pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat, sosio kultural
sasaran dakwah dan sebagainya. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan
sistolingis menyangkut situasi dan kondist sasaran dalewal ang mungkin dapat
dimanfaatkan dalam proses pelaksanaan dakwah (aspek dakwahl) demi

8
tercapainya tujuan dakwah secara maksimal dan optimal Sedangkan objek
formal dan psikologi dakwah adalah tingkah laku manusia sebagai pernyataan
gejala gejala jasa. Dengan kata lain masalah yang berhubungan dengan
kejiwaan mansuia. Seorang da'i adalah manusia, begitupun sasaran dakwahnya
yang memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya.
Dengan demikian, psikologi dakwah adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang tingkah laku manusia (aspek psikis) yang mungkin dapat
dimanfaatkan dalam proses pelaksanaan dakwah (aspek dakwah) demi
tercapainya tujuan dakwah secara maksimal dan optimal.

C. Teori-teori Dalam Sosiologi

Dalam mempelajari sosiologi akan dipertemukan dengan tiga pemikir


utama, yaitu Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max Weber. Dimana dari ketiga
pemikir utama tersebut memiliki masing-masing teori yang disebut dengan Grand
Theory pada masa awal perkembangan ilmu ini.

Ketiga teori tersebut diantaranya sebagai berikut :


1. Teori Fungsionalisme (Struktural Fungsional), Emile Durkheim Dalam teori
ini, Durkheim melakukan pengkajian terkait konsep tatanan sosial dan melihat
bagaimana masyarakat dapat hidup secara harmonis melalui konsep tersebut.
Dimana teori ini melakukan pengkajian pada level makro, yaitu dengan menilai
bagaimana aspek masyarakat dapat berfungsi.
Teori Fungsionalisme menjelaskan pemikiran durkheim yang dijelaskan
melalui pendekatan sistem. Pendekatan ini mengibaratkan masyarakat sebagai
organisme hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan, yang
dianalisis dengan sebuah struktur yang saling berfungsi. Dalam teori ini
dijelaskan, organisme hidup menyatu dalam suatu tatanan sistem yang masing-
masing organ memiliki fungsi sendiri dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.
Sehingga konsep ini secara umum menyajikan tentang konsep kerja sama dari
masing-masing struktur untuk dapat berintegrasi secara harmonis. Sehingga
dapat menciptakan suatu tatanan sosial yang melibatkan berbagai elemen.
2. Teori Konflik dan Alienasi, Karl Marx

9
Karl Marx melalui Teori Konflik-nya menjelaskan tentang bagaimana peran
konflik dalam memicu terjadinya suatu perubahan. Konflik-konflik ini yang
muncul secara konsisten selama masa revolusi sosial akibat dari adanya
“antagonisme kelas”. Teori ini menjadi lebih menarik melalui konsep Borjuis
dan Proletar yang dikemukakan oleh Marx.
Munculnya teori ini akibat dari adanya konsep kaum Borjuis yang melakukan
penindasan terhadap kaum proletar. Kaum borjuis dianggap sebagai kaum
revolusioner yang mewakili perubahan radikal pada struktur masyarakat. Kaum
borjuis ini menggunakan kekuasaannya dalam berbagai hal yang dapat
berdampak pada perilaku diktator dengan mengeksploitasi kaum-kaum
proletar.
Kemudian, selain teori konflik, Marx juga mengemukakan tentang teori
Alienasi. Dalam Teori Alinenasi dijelaskan tentang hilangnya kendali
seseorang akan hidupnya. Hal tersebut akibat dari kontrol yang dilakukan oleh
orang-orang yang memiliki kuasa.
3. Teori Interaksionisme Simbolik Max Weber
Teori interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa individu bertindak sesuai
dengan interpretasi mereka terhadap makna yang ada pada dunia. Teori ini juga
menjelaskan bahwa setiap orang memberikan makna pada simbol yang
kemudian mereka interpretasikan secara subjektif pada simbol-simbol tersebut.
Teori ini memberikan perspektif pada sosiolog untuk dapat mempertimbangkan
keberadaan simbol dan detail pada kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mencari tahu arti dan makna dibalik simbol-simbol. Selain
itu, juga bagaimana hal tersebut dapat membantu orang untuk berinteraksi satu
sama lain. Dilihat dari level analisisnya, teori ini berada pada tingkat mikro
dengan melihat interaksi antar individu satu sama lain.

D. Metode-Metode Dalam Sosiologi

Metode sosiologi tidak terdiri dari seperangkat metode ilmiah yang


tunggal. Terdapat beberapa metode penelitian dalam penelitian sosiologi. Saya
akan membahas lima metode ilmiah yang sering digunakan dalam penelitian
sosiologi. Kelima metode tersebut adalah sebagai berikut:

10
1. Metode Kualitatif
merupakan metode sosiologi yang menekankan pada pengumpulan dan
penggunaan data deskriptif atau naratif. Data tersebut merupakan rangkaian
kata-kata. Terdapat setidaknya tiga jenis metode kualitatif, yaitu:
a. Metode historis, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data berupa peristiwa-peristiwa
yang terjadi di masa lampau. Data sejarah tersebut diolah untuk memperoleh
gambaran umum tentang kehidupan sosial di masa silam. Sebagai contoh,
penelitian tentang ”Kehidupan Masyarakat Minangkabau pada Era Kolonial
Belanda”.
b. Metode komparatif, yaitu metode riset yang dilakukan dengan cara
membandingkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Perbandingan
fenomena tersebut dapat berupa pembahasan mengenai kondisi sosial di
beberapa kelompok masyarakat yang berbeda atau di zaman yang berbeda.
Sebagai contoh, penelitian tentang ”Industri Budaya di Indonesia di Era
Awal Perkembangan Televisi dan Internet: Sebuah Perbandingan”.
c. Metode studi kasus, yaitu metode penelitian yang dilakukan dalam rangka
mengleksplorasi isu sosial secara terbatas namun mendalam. Metode ini
fokus pada satu atau dua isu yang digali terus-menerus hingga data menjadi
jenuh. Contoh penelitian studi kasus: ”Jejak Trauma Peristiwa Malari di
Tanjung Priok”.
2. Metode Kuantitatif
merupakan metode sosiologi yang menekankan pada pengumpulan dan
penggunaan data numerik atau angka-angka. Penggunaan angka dimaksudkan
untuk mengukur secara numerik gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
Terdapat setidaknya dua metode kuantitatif, yaitu:
a. Metode statistik, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk melakukan
pengolahan dan analisis fenomena sosial melalui data statistik. Penggunaan
data statistik menjadi kunci penelitian jenis ini. Peneliti dapat menggunakan
data set yang sudah tersedia atau mengumpulkan sendiri melalui survey.
b. Metode sosiometri, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk
menganalisis pola hubungan, relasi atau jaringan sosial antar individu atau

11
kelompok. Metode sosiometri sering disebut juga analisis jejaring sosial
atau dalam bahasa Inggris social network analysis. Penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi jejaring sosial antarmanusia sebagai bagian dari atau
pembentuk fenomena sosial.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai defenisi sosiologi dapat dilihat bahwa walaupun terdapat


berbagai defenisi yang berbeda satu dengan yang lain akan tetapi dari pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan yaitu sosiologi ilmu pengetahuan yang
mempelajari; manusia yang hidup dalam kelompok yang disebut masyarakat,
pola-pola hubungan antara manusia baik secara individu maupun secara
kelompok, hubungan manusia dengan lembaga-lembaga sosial, seperti norma-
norma dan kaidah-kaidah sosial dan pola kehidupan manusia dan kaitannya
dengan lingkungannya. Seain itu subtansi yang menjadi batasan sosiologi sebagai
ilmu pengetahuan yaitu mempelajari hubungan antara manusia satu sama dengan
yang lainnya dan ilmu yang berobjek pada pola-pola hubungan antarmanusia.

Jadi Ilmu Sosiologi itu sangat berhubungan dengan beberapa ilmu lainnya
apa lagi dengan ilmu sejarah mereka sangat berakitan erat tetapi masihi ada yang
mengatakan bahwa tujuan dari ilmu sosioilogi dan ilmu sejarah itu berbeda.

Dan juga setiap teori-teori yang dimiliki oleh ilmu sosiologi sudah pasti
sangat berpengaruh dengan metodologinya sehingga menjadikan teori dan
metodologi nya menjadi satu arah.

B. Saran

Penulis sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan kata,
huruf, dan tanda baca, serta isi materi dan kekurangan lainnya. Penulis sangat
berharap masukan, saran serta kritik terhadap makalah ini agar bisa dijadikan
bahan pembelajaran yang berguna bagi para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Subadi, Tjipto. 2008. Sosiologi. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Made Suhartana, Gusti. 2016. “Kajian Politik Indonesia” Jurnal Ilmiah


Ilmu Sosial. Vol 2, Nomor 2 (Halaman 119). Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.

Puspasari Thamrin, Winny dkk. 2013. Antropologi. Jawa Barat:


Universitas Gunadarma.

Rahman, Abd. 2015. “Sosiologi Sejarah: Telaah Kritis Tentang Teori dan
Sejarah Abad XX” Jurnal Etnohistori. Vol 2, Nomor 1 (Halaman 73-74). Jawa
Barat: Universitas Indonesia.

Syafe’i, Zakaria. 2002. “Sosiologi dan Psikologi Dakwah” Jurnal Al-


Qalam. Vol 19, Nomor 94 (Halaman 8-9).

Damsar. 2017. Pengantar Teori Sosiologi. Jakarta: Kencana.

Giddens, Anthony. 2010. Metode Sosiologi: Kaidah – Kaidah Baru.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

14

Anda mungkin juga menyukai