Anda di halaman 1dari 32

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar isi…………………..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan......................................................................................................3
C. Manfaat Kegiatan....................................................................................................4
BAB II HASIL KEGIATAN PENGAMATAN PLP 2....................................................6
A. Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran Yang Digunakan Guru .........6
B. Menelaah Strategi Pembelajaran Yang Digunakan Guru.......................................8
C. Menelaah Sistem Evaluasi Yang Digunakan Guru.................................................9
D. Pengembangan RPP, Media Pembelejaran, Bahan Ajar, dan Perangkat
Evaluasi................................................................................................................11
E. Menelaah Pemanfataan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran........................................................................................................19
F. Latihan Mengajar Minimal 4 Kali Dengan Bimbingan Guru Pamong
Dan/Atau Dosen Pembimbing PLP 2...................................................................20
G. Melaksanakan Tugas-tugas Pendampingan Peserta Didik dan Kegiatan
Ekstrakulikuler......................................................................................................23
H. Membantu Melaksanakan Tugas-tugas Administrasi Guru...................................24
BAB III SIMPULAN DAN SARAN..............................................................................25
LAMPIRAN....................................................................................................................27

iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dimana pengembangan potensi
atau skill serta pembentukan karakter dimulai dari jenjang pendidikan. Hal ini
tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa” dan
ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4 yakni “mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
Rumusan tujuan Negara tersebut jelas merupakan suatu cita-cita didalam
dunia pendidikan, yaitu mengharapkan pendidikan yang mampu membentuk
karakter baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sehingga dalam
pembentukannya diperlukanlah tenaga pendidik yang professional. Salah
satunya dengan mempersiapkan calon-calon guru professional.
PLP adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan guru profesional pada
jenjang Program Sarjana Pendidikan, berupa penugasan kepada mahasiswa
untuk mengimplementasikan hasil belajar melalui pengamatan proses
pembelajaran di sekolah/lembaga pendidikan, latihan mengembangkan
perangkat pembelajaran, dan belajar mengajar terbimbing, serta disertai
tindakan reflektif di bawah bimbingan dan pengawasan dosen pengawasan
dosen pembimbing dan guru pamong secara berjenjang.
Sebagaimana dinyatakan pada Permenristekdikti No 55 tahun 2017 Pasal
1 butir 8, PLP adalah proses pengamatan/observasi dan pemagangan yang
dilakukan mahasiswa FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji untuk
mempelajari aspek pembelajaran dan pengelolaan pendidikan di satuan
pendidikan.
2

Pengenalan Lapangan Persekolahan ini terdiri atas dua tahapan dimana


terdapat Pengenalan Lapngan Persekolahan I ( PLP I ) atau tahap 1 dan
Pengenalan Lapangan Persekolahan II ( PLP II ) atau tahap 2.
Dalam hal ini, selama melakukan kegiatan Pengenalan Lapangan
Persekolahan 2 (PLP 2) di SMP Negeri 10 tanjung pinang dapat terlihat
seluruh karakter siswa khusunya siswa kelas V11 . Dimana karakter yang
muncul merupakan peralihan dari sifat anak-anak menuju remaja. Sebagai
calon guru, karakter yang muncul merupakan sebuah tantangan yang harus
bias dilewati. Terutama bagaimana cara karakter tersebut dapat dibina sesuai
dengan yang diharapkan sekolah, orang tua, pendidik, dan dirinya sendiri.
Sehingga karakter tersebut dapat berguna bagi masa depannya.
Selama menjalankan kegiatan PLP 2, mahasiswa praktikan dituntut
mampu menguasai materi baik secara teori maupun praktik. Serta mampu
membuat perangkat pembelajaran dalam pemenuhan standar isi yang sekolah
dan dinas pendidikan tetapkan.
Perangkat pembelajaran yang harus disiapkan meliputi rincian minggu,
program semester, program tahunan, silabus, rancangan pelaksanaan
pembelajaran (rpp), lembar kerja siswa (lks), media pembelajaran, dan
rekapitulasi nilai siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Dalam pembuatan perangkat pembelajaran selalu diawali dengan
mengetahui rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah, maupun
hari-hari besar nasional. Yang dapat dilihat pada kalender akademik sekolah.
Tujuannya yaitu untuk menetapkan minggu efektif selama proses
pembelajaran berlansung dan dapat mempertimbangkan alokasi waktu untuk
setiap KD pelajaran yang akan diajarkan.
Perangkat pembelajaran selnjutnya yaitu RPP, dalam pembuatan RPP ada
beberapa hal yang harus diperhatikan bagi semua guru maupun calon guru
yaitu dalam penentuan metode, model, dan strategi pembelajaran. Hal ini
yang menjadi salah satu tantangan bagi mahasiswa praktikan dalam membuat
RPP. Karena harus bisa menyesuaikan model, metode dan strategi
3

pembelajaran berdasarkan materi dan juga karakter peserta didik. Banyaknya


karakter siswa yang berbeda-beda membuat mahasiswa praktikan harus
mampu mencari cara supaya siswa tidak merasa jenuh selama pembelajaran
dan juga mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan
menyenangkan. Supaya pembelajaran menjadi lebih berkesan.
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi hambatan atau kendala
selama pelakksanaan PLP 2 yaitu penyesuaikan dalam pembuatan rincian
minggu, menghitung dan menyesuaikan alokasi waktu untuk setiap KD
pelajaran, dan mengembangakan model, metode, dan strategi yang menarik
dengan karakter siswa yang beragam dan materi yang berbeda-beda bobot
kualitasnya.
Dan dalam kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 (PLP 2),
mahasiwa praktikan sangat berperan penting dalam pengembangan perangkat
pembelajaran dan beberapa tugas administrasi guru. Sehingga dihharapkan
selama kegiatan PLP 2 mahasiswa praktikan mendapatkan pembekalan yang
berarti dalam pengembangan perangkat pembelajaran khususnya dan
pengalaman mengajar yang bermakna.

B. Tujuan Kegiatan
PLP 2 dimaksudkan mahasiswa praktikan dapat memantapkan
kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yanag disertai dengan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui
kegiatan berikut :

1. Menelaah kurikulum dan perangkat yang digunakan guru;


2. Menelaah strategi pembelajaran yang digunakan guru;
3. Menelaah sostem evaluasi yang idgunakan guru;
4. Membantu guru dalam mengembangkan RPP, media pembelajaran,bahan
ajar dan perangkat evaluasi;
5. Menelaah pemanfaatanteknologi informasi dan komunikasidalam
pembelajaran;
4

6. Latihan mengajar dengan bimbingan guru pamong dan dosen


pembimbing PLP 2, dengan tujuan merasakan langsung proses
pembelajaran serat proses pemantapan jati diri calon pendidik;
7. Melaksanakan tugas-tugas pendamping peserta didik dan kegiatan
ekstrakulikuler; dan
8. Membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan administrasi
guru.

C. Manfaat Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 ( PLP 2 )


Selain itu, Pengenalan Lapangan Persekolahan 2 (PLP 2) ini juga
memberikan manfaat tersendiri bagi mahasiswa. PLP 2 diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, yaitu: praktikan,
sekolah, dan perguruan tinggi yang bersangkutan.
1. Bagi Mahasiswa Praktikan
Manfaat bagi Mahasiswa praktikan antara lain sebagai berikut.
a. Mendapat kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh
selama perkuliahan ke dalam proses belajar mengajar.
b. Mengetahui dan memahami secara langsung proses kegiatan
pembelajaran.
c. Mendewasakan cara berpikir, meningkatkan daya penalaran
praktikan dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan
masalah pendidikan.
d. Meningkatkan kemampuan mahasiswa praktikan dalam penyusunan
perangkat pembelajaran dan pengajaran di kelas.
e. Memantapkan kompetensi akademik sebagai seorang guru yang
profesional.
2. Bagi Sekolah
Manfaat bagi sekolah antara lain sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Mendapatkan informasi terbaru tentang dunia pendidikan yang telah
diperoleh praktikan dari perkuliahan.
5

3. Bagi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)


1. Memperoleh masukan mengenai perkembangan pelaksanaan praktik
pendidikan. Sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan
pembelajaran yang digunakan dapat disesuaikan.
2. Memperoleh masukkan tentang berbagai masalah kependidikan yang
berada disekolah sehingga dapat dipakai sebagai bahan
pengembangan penelitian.
3. Memperluas jalinan kerjasama dengan instansi lain.
BAB II
HASIL KEGIATAN PENGAMATAN PENGENALAN LAPANGAN
PERSEKOLAHAN (PLP) 2

A. Menelaah Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran Yang Digunakan


Guru
Sekolah SMP Negeri 1 TP1 menggunakan kurikulum 2013.
Implementasi kurikulum 2013 adalah melakukan kegiatan penilaian hasil
belajar. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pembelajaran yang
dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang
meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kegiatan penilaian dapat dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran
dan/atau pada akhir kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya, penilaian
dilakukan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai
KI, KD, dan IPK yang telah dirumuskan. Dengan demikian, dari penilaian
hasil belajar tersebut dapat diketahui apakah kegiatan pembelajaran sudah
mencapai tujuan yang dikehendaki atau belum.

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk


mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Serta merupakan kegiatan
yang sistematis dan berkesinambungan untuk memperoleh data dan informasi
tentang proses dan hasil belajar peserta didik.

Jadi, dapat disimpulkan dalam kurikulum 2013 fokus penilaian bukan


hanya pada hasil, tetapi juga proses belajar. Dalam kurikulum 2013, peserta
didik dilibatkan dalam proses penilaian terhadap dirinya sendiri dan antar
teman sebagai sarana untuk berlatih.

Penilaian dalam kurikulum 2013 diarahkan untuk mengukur keseluruhan


pencapaian kompetensi dasar (KD) pada kompetensi inti (KI), yaitu KI-1
(sikap spiritual), KI-2 (sikap sosial), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4
(keterampilan).
7

Menurut panduan penilaian yang diterbitkan oleh kementrian pendidikan


dan kebudayaan, penilaian dalam kurikulum 2013 bukan sebatas mengukur
hasil belajar peserta didik. Penilaian seharusnya mampu meningkatkan
kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penilaian perlu dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu atas pembelajaran
(assessment of learning), untuk pembelajaran (assessment for learning), dan
sebagai pembelajaran (assessment as learning). Adapun yang termasuk dalam
assessment of learning ialah penilaian harian (PH), penilaian tengah semester
(PTS), penilaian tengah semester (PTS), penialaian akhir semester (PAS),
penilaian akhir tahun (PAT), ujian sekolah berstandar nasional (USBN), serta
ujian nasional (UN).

Menurut kurikulum 2013 penilaian dalam pembelajaran memiliki


beberapa prinsip-prinsip pendidikan daan kebudayaan nomor 23 tahun 2016
yang meliputi sahih (valid), objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan
berkesinambungan, sistematis, memiliki acuan kriteria, dan akuntabel.

Selanjutnya penilaian dalam kurikulum 2013 mencakup ranah kognitif,


afektif, dan psikomotor. Kurikulum 2013 berbasis kompetensi. KD di
dalamnya berfungsi sebagai kompetensi minimal yang harus dicapai oleh
peserta didik. Agar peserta didik dapat mencapai suatu KD, guru perlu
merumuskan sejumlah IPK sebagai acuan penilaian dan menetapkan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran.
8

B. Menelaah Strategi Pembelajaran Yang Digunakan Guru


Guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di
depan kelas. Salah satu keahlian tersebut, yaitu kemampuan menyampaikan
pelajaran kepada siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif
dan efesien, guru perlu mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran
sehingga dapat memilih strategi manakah yang paling tepat untuk
mengajarkan suatu bidang studi tertentu.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut
untuk memahami benar strategi pembelajaran yang akan diterapkannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi
pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar siswa.

Proses belajar juga terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan perlu diatur sedemikian rupa
sehingga timbul reaksi siswa kea rah perubahan perilaku yang diinginkan.

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran


yang dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus
pembelajaran yang dirumuskan. Strategi pembelajaran biasanya terdiri atas
semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik yang efektif dan
efesien yang akan menjamin bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan
pembelajaran. Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula
pencapaian tujuan. Namun, metode kadang-kadang dibedakan dengan teknik.
Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif,
maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi
(dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
strategi lebih luas daripda metode dan teknik.
9

Berdasarkan penjelasan diatas, strategi pembelajaran yang digunakan


khususnya pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 10 tanjung pinag
menggunakan strategi yang variatif dan inovatif. Yang meliputi discovery,
kontekstual, collaborative, ceramah dan demonstrasi.

C. Menelaah Sistem Evaluasi Yang Digunakan Guru


Adapun terkait dengan sistem evaluasi pembelajaran khususnya mata
pelajaran IPA yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswanya untuk
mengetahui apakah proses pembelajaran sudah mencapai tujuan pendidikan
atau sebaliknya dengan tanya jawab, questioner, latihan-latihan pada mid
semester ataupun ujian akhir sekolah. Tujuan dari melakukan evaluasi yaitu
untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan siswa pada pemahaman
materi pelajaran serta mengetahui target pencapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi adalah bagian dari proses belajar mengajar yang secara
keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru. Ada beberapa ranah yang menjadi perhatian dalam
melakukan evaluasi yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam hal ini evaluasi merupakan suatu proses mengukur dan menilai
sebagai upaya tindak lanjut untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses
pembelajaran atau dapat pula diartikan sebagai suatu proses pengumpulan
atau penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat
dalam merancang suatu sistem pengajaran dalam suatu jenjang atau lembaga
pendidikan tertentu.
Dan evaluasi juga merupakan suatu proses untuk mengetahui/menguji
apakah suatu proses kegiatan pembelajaran telah sesuai dengan tujuan atau
kriteria yang telah ditentukan. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang berupa pengukuran maupun penilaian (assessment),
pengolahan serta penafsiran untuk membuat keputusan tentang hasi belajar
yang telah dicapai oleh siswa atau peserta didik setelah melakukan kegiatan
belajar didalam kelas dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
10

Selain itu, adapun fungsi maupun tujuan dari diadakannya evaluasi


pembelajaran terhadap siswa atau peserta didik, antara lain :
1. Evaluasi disini sebagai alat untuk mengetahui apakah siswa atau peserta
didik tersebut telah menguasai pengetahuan, keterampilan atau materi
pembelajaran yang telah diberikan oleh seorang guru
2. Untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan siswa/peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar
3. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran apakah sudah memahami dan menguasai keterampilan atau
materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh seoarang guru/pendidik
4. Sebagai sarana umpan balik (feedback) bagi seorang guru yang
bersumber dari siswa tersebut. Misalnya seorang guru melontarkan
stimulus kepada peserta didik apakah stimulus tersebut mampu direspon
oleh peserta didik tersebut atau sebaliknya, sehingga guru bisa
mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswanya dalam belajar
apakah sudah maksimal atau sebaliknya.
5. Sebagai alat untuk mengetahui sampai mana perkembangan belajar siswa
tersebut
6. Sebagai laporan hasil belajar peserta didik yang diberikan kepada orang
tua (wali murid) sebagai bukti sampai mana tingkat kemampuan siswa
tersebut , misalnya berupa (raport).
Adapun evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar
dapat memperoleh gambaran tentang tingkat kemampuan dari siswa atau
peserta didik.
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua bentuk, yaitu tes dan nontes. Pertama evaluasi dalam bentuk tes
biasanya dilakukan dengan tes tertulis, yang dimana tes tertulis disini ada 2
macam yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis tersebut digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan secara komprehensif. Di
samping itu, tes tertulis juga dapat digunakan untuk menganalisis informasi-
informasi tentang siswa atau peserta didik. Adapun tes objektif juga disebut
11

sebagai alat evaluasi untuk mengungkap atau menghafal kembali dan


mengenal materi yang telah diberikan seorang guru kepada peserta didiknya.
Tes ini biasanya diberikan dengan suatu item pertanyaan menghafal yang di
antaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan mengidentifikasi.
Pertanyaan pengenalan (recognition question) dibedakan menjadi 3 macam
yaitu soal benar-salah, pilihan ganda dan soal menjodohkan. Kedua evaluasi
dalam bentuk nontes yang digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan
aspek-aspek belajar efektif dari siswa atau peserta didik. Alat tersebut dapat
juga digunakan untuk mengevaluasi tingkah laku seperti sikap, interaksi
sosial dan sebagainya.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang guru/calon pendidik perlu
melakukan evaluasi terhadap belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kemampuan siswa tersebut dalam mengikuti proses kegiatan belajar
dikelas. tapi bukan hanya siswa saja yang harus dievaluasi melainkan guru
juga harus dievaluasi untuk mengetahui apakah sudah maksimal dalam
menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik atau sebaliknya.
Sehingga dapat disimpulkan dalam proses evaluasi SMP Negeri 1
tanjung pinang telah menggunakan standar evalusi sesuai dengan kurikulum
2013 yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam hal ini
proses evaluasi dilakukan baik menggunakan instrument tes maupun non tes
untuk mengukur setiap ranah tersebut.

D. Pengembangan RPP, Media Pembelajaran, Bahan Ajar, dan Perangkat


Evaluasi
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar. RPP paling luas mencakup 1 (satu)
kompetensi dasar yang meliputi 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1
(satu) kali pertemuan atau lebih.
12

Berdasarkan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tertanggal 23 Nopember


2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
bahwa pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dijabarkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD)(BSNP, 2007).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan pelajaran di satuan
pendidikan.
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta
didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan
kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan
sebagai transformator, tetapi juga harus berperan sebagai motivator yang
dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, mendorong peserta didik
untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber
belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar. Berikut
ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
RPP:
a. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas; makin konkret
kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
b. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
d. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksanaan program di sekolah,
terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching)
atau moving class.
13

2. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam
pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Dalam
arti sempit, media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan
secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti
luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang
kompleks. Akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: TV, radio,
slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata
lainnya.
Jadi dapat disimpulkan media pembelajaran adalah alat atau metodik dan
teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan
murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara
guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah. 
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara gurudengan siswa sehingga pembelajaran akan
lebih efektif dan efisien.  Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat
media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi
beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja.
14

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp


dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-
manfaat praktis yang lain.  Manfaat praktis media pembelajaran di dalam
proses belajar mengajar sebagai berikut (Basyiruddin Usman, 2002: 26):

a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi


sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu. 
d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan
ke museum atau kebun binatang.

3. Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
15

b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam


proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas.  Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah merupakan
seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.  
Sebuah bahan ajar paling tidak  mencakup antara lain :
a. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
b. Kompetensi yang akan dicapai
c. Content atau isi  materi pembelajaran
d. Informasi pendukung
e. Latihan-latihan
f. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
g. Evaluasi
h. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi
Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan
bahan ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan
kurikulum,  karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya
bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum.
Pada kurikulum 2013, standar kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh
pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang
16

digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga


profesional.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan
mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah
bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun
suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan
kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang
dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi
kurikulum.
Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada
ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu
keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat
diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun
pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik
orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh
dari buku-buku, media masa, internet, dan lain-lain. Namun demikian,
kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti
kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan
yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu
membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.
Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang
dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada
sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis,
budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat
disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya,
dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan
siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga
dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan
dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau
memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah
17

materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun


guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena
materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka
perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang
akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu
siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak tersebut, misalnya dengan
penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang
rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan
tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.
Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat
Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru
mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh
bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang
sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena
dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah
khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih
percaya kepada gurunya.
Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya
tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun
dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
18

Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan


mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik.  Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar
secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru.  Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya.

4. Perangkat Evaluasi
Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan
menjadi dua bentuk, yaitu tes dan nontes. Pertama evaluasi dalam bentuk tes
biasanya dilakukan dengan tes tertulis, yang dimana tes tertulis disini ada 2
macam yaitu tes objektif dan tes esai. Tes tertulis tersebut digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan secara komprehensif. Di
samping itu, tes tertulis juga dapat digunakan untuk menganalisis informasi-
informasi tentang siswa atau peserta didik. Adapun tes objektif juga disebut
sebagai alat evaluasi untuk mengungkap atau menghafal kembali dan
mengenal materi yang telah diberikan seorang guru kepada peserta didiknya.
Tes ini biasanya diberikan dengan suatu item pertanyaan menghafal yang di
antaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan mengidentifikasi.
Pertanyaan pengenalan (recognition question) dibedakan menjadi 3 macam
yaitu soal benar-salah, pilihan ganda dan soal menjodohkan. Kedua evaluasi
dalam bentuk nontes yang digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan
aspek-aspek belajar efektif dari siswa atau peserta didik. Alat tersebut dapat
juga digunakan untuk mengevaluasi tingkah laku seperti sikap, interaksi
sosial dan sebagainya.
Oleh karena itu, kita sebagai seorang guru/calon pendidik perlu
melakukan evaluasi terhadap belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana
tingkat kemampuan siswa tersebut dalam mengikuti proses kegiatan belajar
dikelas. tapi bukan hanya siswa saja yang harus dievaluasi melainkan guru
juga harus dievaluasi untuk mengetahui apakah sudah maksimal dalam
menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik atau sebaliknya.
19

Sehingga dapat disimpulkan dalam perangkat evaluasi yang digunakan


SMP 1 TP1 mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam hal ini
untuk mengetahui hasil evaluasi diperlukan sebuah proses evaluasi yang
dilakukan baik menggunakan instrument tes maupun non tes untuk mengukur
setiap ranah tersebut.

E. Menelaah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pembelajaran
Teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan aksesibilitas serta mengembangkan
relevansi dan kualitas pembelajaran. Manfaat tersebut sebagai berikut :
1. Memberi kemudahan dalam akuisisi dan penyerapan ilmu pengetahuan
secara tidak terbatas. Artinya teknologi informasi dan komunikasi
memberikan peluang pemanfaatannya agar perekaman dan pemerosesan
ilmu pengetahuan tidak terlimitasi.
2. Memberikan peluang untuk memperkuat sistem pendidikan. Artinya
teknologi informasi dan komunikasi memperkuat terbentuknya
seperangkat unsur pendidikan secara teratur saling berkaitan sehingga
terjadi totalitas pendidikan yang utuh.
3. Meningkatkan kebijakan atau aturan di dalam memformulasikan dan
mengeksekusi pendidikan. Artinya teknologi informasi dan komunikasi
menawarkan sejumlah unsur-unsur pembentuk kebijakan dan aturan
pendidikan, sehingga saat formulasi dan eksekusi, kebijakan dan aturan
pendidikan nilai efektifitasnya tinggi.
4. Mempersempit kesenjangan dunia pendidikan. Artinya teknologi
informasi dan komunikasi memberi kemungkinan semakin intensifnya
diseminasi pendidikan untuk siapa saja.
5. Membuka keterisolasian ilmu pengetahuan. Artinya teknologi informasi
dan komunikasi memberi kemungkinan semakin terbukanya eksistensi
pengetahuan.
20

Dari lima manfaat tersebut di atas, berikut ini diuraikan bagaimana


teknologi informasi dan komunikasi dapat: (1). Memperluas Akses
Pendidikan, (2) Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik, (3). Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran, dan (4) Meningkatkan Transformasi Lingkungan
Belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa SMP Negeri 1 tanjung pinang sebenarnya
telah ada memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam bentuk media
pembelajaran berupa penggunaan infokus dan proyektor guna mempermudah
penyampaian pengajaran.
Namun berdasarkan hasil pengamatan dalam pemanfaatan TIK pada
siswa SMP Negeri 1 tanjung pinang sangat kurang diperhatikan. Hal ini
dikarenakan tidak semua mata pelajaran menggunakan fasilitas TIK, sehingga
hanya beberapa mata pelajaran saja yang menjadi standar penggunaan dan
pengembangan TIK. Sehingga tingkat pengetahuan siswa terbatas. Dan
keleluasaan siswa dalam menjaring ilmu pengetahuan juga terbatas dan
terpaku pada buku panduan tanpa adanya literasi dari luar.

F. Latihan Mengajar Minimal 4 aKli Dengan Bimbingan Guru Pamong


Dan/Atau Posen pembimbing PLP 2
Sekolah melakukan bimbingan belajar bagi siswanya sesuai dengan
kebutuhan. Di SMP Negeri 1 Tanjungpinang proses KBM dilakukan sesuai
dengan KD dan berat bobot materi, sehingga proses evaluasi dilaksanakan setelah
pertemuan setiap materi inti selesai.
Selama PLP 2 praktikan selalu didampingi oleh pamong setiap kali
melakukan KBM. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalah pahaman konsep
ketika mengajar Ilmu Pengetahuan Alam pada kelas V11 .
Beberapa KD yang sudah praktikan ajarkan yaitu KD 3.1 terkait pengertian
reroduksi dan organ-organ pada reproduksi pada manusia, KD 3.2 tentang
perkembangan tumbuhan
21

KD 3.3 tentang pengertian genetic dan persilangan monohidrid dan dihidrid, KD


3.4 tentang konsep dari listrik statis dan phenomena listrik statis pada kehidupan
sehari-hari.

Berdasarkan beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan diatas, praktikan


sebenarnya telah melakukan KBM selama ± 2 bulan, yang terhitung mulai 16
Semtember hingga 30 November 2020. Selama PLP banyak sekali
pengalaman dan wawasan yang didapat khususnya selama mengajar di SMP
Negeri 1 tanjung. Praktikan juga mendapatkan pengalaman mengajar dalam
pengembangan 4 kompetensi guru.
Dengan praktek mengajar disekolah mahasiswa dapat belajar banyak
mengenai proses-proses pembelajaran di dalam kelas, persiapan-persiapan
pembelajaran dan masalah-masalah yang mungkin terjadi didalam kelas
ketika proses pembelajaran berlangsung. Dengan mendapatkan kesempatan
praktik mengajar disekolah, diharapkan mahasiswa dapat menyalurkan ilmu
yang didapat selama duduk dibangku perkuliahan dan mendapatkan
pengalaman lebih sebagai calon guru/pendidik. Maka dengan ini kegiatan
Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2 memberikan dampak yang
positif bagi mahasiswa. Adapun hasil yang diperoleh setelah melaksanakan
kegiatan PLP adalahh sebagai berikut :
a. Mendapat pengalaman dalam menentukan dan menyiapkan materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
b. Mendapatkan pengalaman dalam membuka pelajaran, menyampaikan
materi pembelajaan dan teknik untuk menutup pembelajaran
c. Mendapatkan pengalaman dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan
d. Mendapat kesempatan untuk belajar mengelola kelas dan situasi kelas
e. Mendapatkan pengalaman untuk lebih dekat dengan siswam sehigga
dapat mengetahui berbagai karakteristik dari siswa
22

f. Mendapatkan kesempatan untuk meyiapkan dalam membuat media


pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi serta karaketeristik
siswa
Namun, selama KBM berlangsung, tentunya praktikan mengalami
beberapa hambatan atau permasalahan yang harus dihadapi dalam
pelakanaannya. Masalah-masalah yang dihadapi menyangkut masalah
pelaksanaan pembelajaran. Adapun hambatan yang dialami selama praktek
mengajar dalam PLP adalah sebagai berikut :
 Kesulitan dalam mengkomunikan pembelajaran kepada siswa,
dikarenakan keterbatasan internet yang dimiliki oleh
mahasiswa/praktikan
 Keterampilan mengelola kelas. Keterampilan mengelola kelas belum
matang, masih sering kebingungan dan kewalahan dalam mengahapi
berbagai macam karakteristik siswa. Keterampilan menguasai kelas
dalam hal ini adalah mengkondisikan siswa dalam focus dan siap untuk
menerima pelajaran.
 Siswa masih sulit dalam berkonsetrasi dalam belajar online dengan durasi
waktu yang tidak terlalu lama intensitas anak berkisar 1 jam pelajaran
saja setelah itu anak akan menengok kesana kemari
 Pengoptimalan waktu pelajaran. Dalam hal ini waktu pembelajaran 2x30
menit yakni selama 30 menit pertama masih terkendala dalam
pelaksanaannya, hal ini karena masih kurang mampu mengoptimalkan
waktu pembelajaran yang dimana jika materi belum selesai tersampaikan
maka akan kekurangan waktu dan sebaliknya jika terlalu cepat maka
siswa waktu pembelajaran menjadi masalah saat proses belajar mengajar.
Tetapi, ada beberapa usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan –
hambatan atau permasalahan agar tidak terjadi terus menerus yaitu
sebagai berikut :
 Menggunakan sesuatu yang disukai siswa sebagai reward apabila siswa
mampu menyelesaikan tugas/perintah yang diberikan kepadanya
23

 Meluangkan waktu untuk lebih sering bercakap atau berbicara dengan


siswa. Pada saat waktu senggang atau pada waktu istirahat dan setelah
pembelajaran selesai mengajak siswa untuk berbicara. Hal ini diharapkan
agar perlahan-lahan dapat memahami kebiasaan serta cara berpikir siswa
 Bersikap tegas saat proses pembelajaran dan lebih aktif dalam
memberikan persepsi kepada siswa, supaya siswa dapat konsetrasi pada
materi yang sedang dipercakapan dan lebih aktif dalam berbicara. Hal ini
diharapkan agar perlahan-lahan dapat memahami kebiasaan serta cara
berpikir siswa
 Mencari tempat belajar lain selain didalam kelas, misalnya belajar di luar
kelas atau diperpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak jenuh
dan dapat berkonsentrasi belajar dengan suasana baru.
 Menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa
dapat focus dan tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.

G. Melaksanakan Tugas-tugas Pendampingan Peserta Didik dan Kegiatan


Ekstrakulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler dimaksudkan sebagai kegiatan yang diarahkan
untuk memperluas pengetahuan siswa, mengembangkan nilai-nilai atau sikap
dan menerapkan secara lebih lanjut pengetahuan yang telah dipelajari siswa
dalam mata pelajaran program inti dan pilihan.
Kegiatan ekstrakulikuler dilakukan dengan memperhatikan minat dan
bakat siswa, serta kondisi lingkungan dan sosial budaya. Pelaksanaan
kegiatan ektrakulikuler ditangani oleh guru atau petugas lain yang ditunjuk.
Ada beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang terdapat di SMP Negeri 1
tanjung pinang diantaranya :
a. Pramuka
b. Olahraga
c. Kesenian
d. Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera)
e. UKS (Unit Kesehatan Sekolah)
24

Usaha-usaha pendampingan selama PLP juga mahasiswa laksanakan,


diantanya mendampingi pada saat ikut lomba virtual antar siswa tingkat
SLTP/Sederajat se-Bintan.

H. Membantu Guru Melaksanakan Tugas-tugas Administrasi Guru


Tugas pokok seorang guru di kelas  dalam penyusunan administrasi kelas
sebagai bukti nyata melaksanakan kewajiban sebagai aparat negara dan abdi
masyarakat di dunia pendidikan adalah :
1. Menyusun Program Pembelajaran yang meliputi :
a. Menyusun Program Tahunan
b. Menyusun Program Semester
c. Menyusun Rencana Program Pembelajaran
2. Melaksanakan Program Pembelajaran dengan dilengkapi administrasi
sebagai berikut :
a. Daftar hadir siswa
b. Jurnal pembelajaran
c. Catatan khusus dalam proses pembelajaran
3. Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran meliputi :
a. Menyusun program pelaksanaan evaluasi
b. Menyusun perangkat evaluasi ( Kisi-kisi, naskah soal, pedoman
penilaian, instrumen lain )
c. Melaksanakan evaluasi sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan
d. Daftar nilai tiap siswa dan kompetensi
e. Melaksanakan analisa hasil evaluasi
f. Menyusun perangkat analisa evaluasi
g. Melaksanakan analisa hasil evaluasi antara lain validitas soal dan
ketuntasan hasil siswa belajar
4. Menyusun dan Melaksanakan Program Perbaikan / Pengayaan
a. Menyusun program perbaikan / pengayaan
b. Melaksanakan perbaikan yang meliputi remidial teaching dan atau
remedial test
25

c. Melaksanakan pengayaan bagi siswa yang istimewa atau memiliki


kemampuan tinggi
d. Daftar nilai hasil perbaikan / remidi dan pengayaan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa pada proses Pengalaman
Lapangan Persekolahan (PLP) 2 selama ± 2 bulan. Dapat disimpulkan
bahwa :
1. Kurikulum yang digunakan sekolah SMP Negeri 1 tanjung pinang yaitu
kurikulum dinas pendidikan yaitu kurikulum 2013.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengajar khususnya mata
pelajaran IPA di SMP Negeri 1 tanjung pinang menggunakan strategi
yang variatif dan inovatif. Yang meliputi discovery, kontekstual,
collaborative, ceramah dan demonstrasi.
3. Sistem evaluasi yang digunakan yaitu berupa tes yang terdiri dari
beberapa soal objektif dan essay.
4. Dalam pengembangan RPP tergantung dari kreativitas guru dan design
pembelajaran yang akan di ajarkan. Media pembelajaran yang digunakan
disesuaikan dengan isi materi yang akan disampaikan saat proses KBM.
Dan perangkat pembelajaran yang digunakan meliputi silabus, program
tahunan, semester, sampai dengan RPP.
5. Teknologi informasi dan komunikasi dapat: (1). Memperluas Akses
Pendidikan, (2) Meningkatkan Kompetensi Peserta Didik, (3).
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, dan (4) Meningkatkan
Transformasi Lingkungan Belajar
6. Bimbingan latihan mengajar yang dilakukan oleh praktikan biasanya
dilakukan setiap akan melakukan kegiatan proses belajar mengajar. Dan
ini diawasi oleh guru pamong.
7. Kegiatan pendampingan biasanya dilakukan dalam bentuk kegiatan yang
terjadwal seperti kegiatan ekstrakulikuler pramuka, maupun kegiatan
sosialisasi yang lainnya.
27

8. Selanjutnya dalam membantu guru dalam pengembangan administrasi


meliputi pengembangan program tahunan, semester, rincian minggu,
silabus, RPP, dan analisis penilaian.

B. Saran
Saran-saran dalam penulisan berikut ini adalah sebagai berikut:
1. Koordinasi panitia PLP UMRAH dengan sekolah lebih ditingkatkan lagi
agar sekolah yang akan ditempati PLP benar-benar siap dalam
membimbing mahasiswa dalam melaksanakan PLP.
2. Pada saat pembekalan PLP diharapkan dari pihak pelaksanan PLP
memberikan bimbingan tentang penyusunan laporan PLP.
3. Selama praktik mahasiswa PLP, dosen pembimbing, dan guru pamong
haruslah selalu berkomunikasi untuk membahas perkembangan PLP
yang berlangsung.
28
29

Anda mungkin juga menyukai