Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Biokimia

Acara I. Karbohidrat

Nama : Dwi Septi Nur Amaliah No. Mhs : 20200210192


Gol/ Kel : Agroteknologi D
Assisten : Husama Allauddin Bariq Co-ass :Nikita Raissa Kumalasari
Herda Pratiwi

I. Tujuan

1. Mengetahui kandungan karbohidrat dari berbagai ekstrak tanaman dengan uji


Benedict

2. Mengetahui kandungan karbohidrat dari berbagai ekstrak tanaman dengan uji


Fehling

3. Mengetahui kandungan karbohidrat dari berbagai tanaman dengan uji lodine

4. Mengetahui kandungan karbohidrat dari berbagai ekstrak tanaman dengan uji


seliwanof

II. Bahan dan Alat

Bahan : 1. Ekstrak Tebu 9. Larutan fruktosa

2. Ekstrak Pisang matang 10. Larutan Fehling A

3. Ekstrak Pisang mentah 11. Larutan Fehling B

4. Ekstrak Singkong 12. Larutan Benedict

5. Ekstrak Kentang 13. Larutan Iodin

6. Larutan HCl 1m 14. Larutan Resorsinol 0,5%

7. Larutah NaOH 1m 15. Larutan HCl 37%

8. Larutan glukosa

Alat : 1. Tabung Reaksi 6. Penjepit kayu

2. Pipet 7. Water bath

3. Rak tabung 8. Gelas ukur

4. Bunsen 9. Mikro Pipet

5. Bekker glass 10. Label


III. Cara Kerja

A. Uji Benedict

1. Ambil sampel ekstrak tebu, ekstrak pisang matang dan ekstrak pisang mentah
sebanyak 5 ml pada setiap sampelnya
2. Masukkan ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 10 tetes larutan benedict
4. Campur secara merata dan panaskan selama 2 menit
5. Amati perubahan warnanya
6. Teteskan larutan HCl sebanyak 5 tetes, dan panaskan selama 1 menit
7. Tambahkan 5 tetes NaOH dan panaskan lagi selama 1 menit
8. Tambahkan 10 tetes larutan benedict dan amati apakah terjadi perubahan warna
atau tidak
B. Uji Fehling

1. Dituang 5ml ekstrak pisang matang dan pisang mentah masing- masing pada
tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Fehling A sebanyak 8 tetes, lalu dipanaskan selama satu
menit diatas api bunsen (digojok dan diamati warna)
3. Ditambahkan larutan Fehling B setelah pemanasan sebanyak 8 tetes, lalu
dipanaskan kembali selama satu menit diatas api bunsen dan amati warna akhir

C. Uji Iodine

1. Dituang 5ml ekstrak kentang dan singkong kedalam tabung reaksi lalu
diamati warnanya
2. Ditambahkan 5 tetes iodine dan diamati perubahan warnanya

D. Uji Seliwanoff
1. Dituang 2ml glukosa, 2ml fruktosa dan 5ml ekstrak pisang matang masing-
masing pada tabung reaksi.
2. Ditambahkan 2ml HCl 37% pada setiap tabung reaksi, lalu dipanaskan
selama 10 menit di penangas air.
3. Ditambahkan 0,5ml resorsinol 0,5% pada setiap tabung reaksi dan amati
setiap perubahan warna dan catatlah warna akhir
IV. Hasil Pengamatan

A. Uji Benedict
Ekstrak +Benedict +Hcl +NaOH +Benedict Keterangan
Pisang Kuning pucat Orange Kecoklatan Coklat +++
Mentah Kecoklatan
Pisang Kuning pucat Coklat Coklat pekat Coklat gelap ++++
Matang Kehijauan
Tebu Kuning Orange Orange Orange ++++
terang

B. Uji Fehling
Ekstrak +Fehling A +Fehling B Keterangan
Pisang matang Coklat gelap Hijau +++
Pisang mentah Coklat Hijau gelap ++++

C. Uji Iodine
Ekstrak +Iodine Keterangan
Kentang Biru ++ ++
Singkong Biru gelap +++++

D. Uji Selliwanoff
Larutan +Hcl 37% +Pemanasan +Resorsinol Keterangan
Glukosa Bening Bening Kuning bening ++++
Fruktosa Bening Bening Kuning bening ++++
Ekstrak pisang Coklat Coklat Kuning Jeruk +++++
matang

V. Pembahasan
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat
persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat
terdiri atas unsur-unsur karbon(C), hidrogen (H), dan oksigen(O), yang pada
umumnya mempunyai rums kimia (CH 2O)n. Rumus umum ini memberikan
kesan zat karbon yang diikat dengan air (dihidrasi),sehingga diberi nama
karbohidrat. Persamaan lain ialah bahwa ikatan-ikatan organik yang menyusun
kelompok karbohidrat ini berbentuk polialkohol. Dari sudut fungsi, karbohidrat
adalah penghasil utama energi dalam makanan maupun didalam tubuh.
Karbohidrat yang terasa manis,biasa disebut gula. Molekul dasar dari
karbohidrat disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa yang saling
terikat membentuk disakarida atau diosa, dan tiga monosakarida yang saling
terikat diberi nama trisakarida atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida
disebut polisakarida atau poliosa. Polisakarida yang mengandung jumlah
monosakarida yang tidak begitu banyak disebut oligosakarida.
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa kelas atau golongan sesuai
dengan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula
dibagi menjadi empat kelas pokok :
1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawa-
senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat
yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5
karbon disebut pentosa. Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan
polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton
disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida dan gugus
keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh
disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan
penggabungan bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida.
3. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana
yang dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati,
sellulosa dan dekstrin.
4. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan
bahwa mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan
dengan gula oleh ikatan glikosida.

Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsiyang


terdapat pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus aldehid dan gugus keton :

1. Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai


sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai
reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat
maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya
gugus aldehid atau keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat
yang mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain oleh
reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan
fehling A dan larutan fehling B.
3. Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya
natriumkarbonat dan natriumsitrat membut pereaksi benedict bersifat
asam lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau
merah bata.

VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil praktikum kali ini sebagai berikut :
1. Uji benedict pada sampel menunjukan warna coklat dan orange (mendekati
merah bata) hal ini menunjukan bahwa terdapat karbohidrat dalam sampel
tersebut. Uji benedict ini bertujuan untuk mengetahui adanya gul pereduksi
dalam larutan sampel sakarida yang berfungsi gugus aldehid atau keton bebas,
mempunyai sifat mereduksi. Sifat ini dapat diketahui jika ke dalam larutan
tersebut ditambahkan larutan ion Cupri dalam suasana alkalis, kemudian
dipanaskan maka akan terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Uji adanya gugus reduksi dapat dilakukan dengan penambahan larutan yang
mengandung ion Cupri yaitu larutan Fehling, Benedict, Barfoed, Luff dan lain-
lain. Larutan Barfoed hanya dapat direduksi oleh monosakarida.
2. Uji fehling pada pisang mentah, pisang matang dan tebu menghasilkan warna
orange yang menunjukan adanya karbohidrat pereduksi. Uji fehling ini
bertujuan untuk mengetahui apakah hidrolisis berlangsung dengan baik dan
menunjukan warna merah bata. Sakarida yang berfungsi gugus aldehid atau
keton bebas, mempunyai sifat mereduksi. Sifat ini dapat diketahui jika ke
dalam larutan tersebut ditambahkan larutan ion Cupri dalam suasana alkalis,
kemudian dipanaskan maka akan terbentuk endapan Cu2O yang berwarna
merah bata. Uji adanya gugus reduksi dapat dilakukan dengan penambahan
larutan yang mengandung ion Cupri yaitu larutan Fehling, Benedict, Barfoed,
Luff dan lain-lain. Larutan Barfoed hanya dapat direduksi oleh monosakarida.
3. Uji iodine pada sampel menghasilkan warna biru, menunjukkan adanya
polisakarida dalam sampel tersebut. Uji iodin ini bertujuan ata berfungsi untuk
memisahkan polisakarida kedalam 2 kelompok. Yaitu disakarida maupun
monosakarida Iodin dapat diabsorpsi oleh polisakarida hingga terjadi
pewarnaan. Dengan amilum akan memberikan warna biru, dengan glikogen
akan memberikan warna coklat, dengan dekstrin akan memberikan warna
merah coklat.
4. Uji selliwanof pada sampel ekstrak pisang matang menghasilkan warna kuning
jeruk, menunjukan adanya monosakarida. Uji seliwanof ini akan menghidrasis
monosakarida dengan larutan resosinol. Dehidrasi monosakarida keton akan
menghasilkan furfural. Peristiwa dehidrasi ketosa menjadi furfural lebih cepat
dibandingkan dengan dehidrasi aldosa. Hal ini disebabkan karena aldosa
sebelum dehidrasi mengalami transformasi dulu menjadi ketosa. Furfural yang
terbentuk 2 dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan resorsinol menjadi
berwarna merah (uji Selliwanoff).

Yogyakarta, 29 Maret 2021


Asisten Praktikan

( Husama Allauddin Bariq ) ( Dwi Septi Nur Amaliah)

Anda mungkin juga menyukai