Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.

3, Juli 2014

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT


STRESS AKADEMIK MAHASISWA REGULER PROGRAM STUDI
D III KEPERAWATAN CIREBON POLTEKKES KEMENKES
TASIKMALAYA
1
Ira Suwartika, 2Agus Nurdin, 3Edi Ruhmadi
1,2,3
Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya
Email: ira.suwartika99@gmail.com

ABSTRACT
Students as part of a group of individuals who are part of the targeted
integration of nursing services, the most vulnerable groups to undergo
homeostatic imbalance due to stress from academic life. An increasing
number of academic stress will lower academic abilities that affect the
achievement index and perceived stress load weight can lead a person to
behave negatively. The aim of research to identify factors associated with
academic stress regular students in fifth semester academic year 2014/2015
Diploma III of Nursing, Cirebon. The correlational analysis was used with
cross sectional approach. The samples were to 77 respondents taken
randomly. The data was taken used a questionnaire consisting of
demographic data and statements to identify the level of academic stress
using Depression Anxiety and Stress Scale 42 (DASS 42) and was analysed
by chi-square test. The results showed that there is a significant relationship
between age and level of academic stress (p=0.039), and a significant
correlation between the number of visits to a health care center with
academic stress level (p=0.008).
Keywords: Academic Stress Level, Student.

ABSTRAK
Mahasiswa sebagai bagian dari sebuah kelompok individu merupakan
bagian dari target integrasi pelayanan keperawatan, kelompok yang paling
rapuh terkena ketidakseimbangan homeostasis karena stress dari kegiatan
akademik. Peningkatan kejadian stres akademik akan meingkatkan
kemampuan akademik yang mempengaruhi index prestasi dan beratnya
stres dapat menyebabkan seseorang berperilaku negatif. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan
akademik stres pada mahasiswa Diploma III Keperawatan Cirebon. Desain
penelitian adalah analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Responden sebanyak 77 mahasiswa diambil secara acak, instrumen yang
digunakan yaitu kuesioner yang terdiri dari data demografi dan pernyataan
mengenai level stres akademik dengan Depression Anxiety and Stess Scale
42 (DASS 42) dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara usia dan tingkat stres akademik yang
signifikan (p=0.039) dan hubungan antara jumlah kunjungan ke puskesmas
dengan tingkat stress akademik (p=0.008).
Kata kunci: tingkat stres akademik, mahasiswa.

173
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

PENDAHULUAN – kegiatan non akademis, dan


Mahasiswa sebagai bagian bekerja sama untuk menambah
dari kelompok individu yang uang saku (Govaerst & Gregoire,
merupakan bagian dari sasaran 2004). Kondisi – kondisi tersebut
integrasi pelayanan keperawatan, menjadi stressor bagi mahasiswa.
menjadi kelompok yang rentan Perubahan pola hidup yang
untuk mengalami kompleks tersebut seringkali
ketidakseimbangan homeostasis menjadi beban tambahan selain
akibat stress yang berasal dari beban akademik bagi mahasiswa.
kehidupan akademik. Tanggung Permasalahan diluar perkuliahan
jawab dan tuntutan kehidupan dapat mempengaruhi konsentrasi,
akademik pada mahasiswa dapat mood, dan prestasi akademik
menjadi bagian stress yang biasa mahasiswa. Sedangkan menurut
dialami mahasiswa. Mahasiswa Davidson (2001) sumber stress
tergolong usia remaja akhir akademik adalah situasi yang
dengan kisaran usia 18 – 20 tahun monoton, kebisingan, tugas yang
(Wong’s & Hockenberry, 2007). terlalu banyak, harapan yang
Studi literatur yang mengada – ngada, ketidakjelasan,
mengungkapkan tingkat stress kurangnya kontrol, keadaan
pada remaja cenderung tinggi. bahaya dan kritis, tidak dihargai,
Jumlah mahasiswa yang diacuhkan, kehilangan
mengalami stress akademik kesempatan, aturan yang
meningkat setiap semesternya. membingungkan, tuntutan yang
Stress yang paling umum dialami saling bertentangan, dan deadline
oleh mahasiswa merupakan stress tugas perkuliahan. Womble
akademik. Stress akademik (2001) menyatakan bahwa
diartikan sebagai suatu keadaan stressor akademik meliputi
individu yang mengalami tekanan manajemen waktu, masalah
hasil persepsi dan penilaian finansial, gangguan tidur dan
tentang stressor akademik, yang aktivitas sosial.
berhubungan dengan ilmu Tuntutan internal dan
pengetahuan dan pendidikan di eksternal yang dialami mahasiswa
perguruan tinggi (Govaerst & dapat menjadi sumber tekanan
Gregoire, 2004). yang melampaui batas
Mahasiswa mengalami kemampuan mahasiswa
stress sebagai tuntutan kehidupan (overload) sehingga timbul
akademik yang harus dijalani, distres, dalam bentuk kelelahan
termasuk aktivitas diluar fisik atau mental, daya tahan
akademik diantaranya tubuh menurun, dan emosi yang
bersosialisasi dan menyesuaikan labil. Stress yang berkepanjangan
diri dengan teman sesama yang dialami oleh individu dapat
mahasiswa dimana memiliki mengakibatkan penurunan
karakteristik dan latar belakang kemampuan untuk beradaptasi
yang berbeda, mengembangkan terhadap stress (Potter & Perry,
bakat dan minat melalui kegiatan 2005). Dampak stress pada

174
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

mahasiswa bisa positif atau dan yang paling banyak dirasakan


negatif. Menurut Goff A.M adalah sulit tidur. Respon yang
(2011), peningkatan jumlah stress dikemukakan terhadap mahasiswa
akademik akan menurunkan tersebut merupakan bagian dari
kemampuan akademik yang respon terhadap stress akademik.
berpengaruh terhadap indeks Peneliti tertarik untuk
prestasi. Beban stress yang dirasa mengetahui lebih lanjut faktor –
berat dapat memicu seseorang faktor yang berpengaruh terhadap
untuk berperilaku negatif seperti stress akademik mahasiswa yang
merokok, konsumsi alkohol, meliputi usia, jenis kelamin,
tawuran, seks bebas bahkan indeks prestasi, dan jumlah
penyalahgunaan NAPZA kunjungan ke pusat pelayanan
(Widianti, 2007). Sedangkan kesehatan.
dampak positif dari stress berupa
peningkatan kreativitas dan
memicu perkembangan diri, METODOLOGI PENELITIAN
selama stress yang dialami masih Penelitian kuantitatif ini
dalam batas kapasitas individu. menggunakan desain deskriptif
Stress tetap dibutuhkan untuk korelatif. Pengumpulan data
pengembangan diri mahasiswa dilakukan dalam satu waktu cross
(Smeltzer & Bare, 2008). Respon sectional (potong lintang) dengan
stress dari setiap mahasiswa menggunakan metoda sample
berbeda, tergantung pada kondisi random sampling. Populasi
kesehatan, kepribadian, penelitian ini adalah mahasiswa
pengalaman sebelumnya terhadap reguler tingkat III semester V
stress, mekanisme koping, jenis Tahun akademik 2014/2015.
kelamin, dan usia, besarnya Besaran sampel dihitung menurut
stressor, dan kemampuan Issac dan Michael (Sugiyono,
pengelolaan emosi dari masing – 2007), yaitu 74 sampel dengan CI
masing individu (Potter & Perry, 95%. Instrumen yang digunakan
2005). adalah lembar kuesioner yang
Berdasarkan studi terdiri dari data demografi (usia,
pendahuluan yang dilakukan jenis kelamin, indeks prestasi, dan
peneliti terhadap 10 mahasiswa, jumlah kunjungan ke pusat
didapatkan 8 mahasiswa pelayanan kesehatan) dan
mengeluh stress akibat jadwal pernyataan untuk
perkuliahan yang dianggap terlalu mengidentifikasi tingkat stress
padat, praktek lapangan yang akademik dengan menggunakan
disertai penugasan yang banyak skala Depression Anxiety and
serta deadline tugas yang Stress Scale 42 (DASS 42) oleh
dirasakan sangat singkat. Akibat Lovibond & Lavibond (1995)
stress itu mahasiswa mengaku yang dimodifikasi. Metode
menjadi sering hilang nafsu analisis data univariabel untuk
makan sehingga berdampak pada mendapatkan distribusi frekuensi
berat badan yang kmenurun tiap variabel dan analisis
selama studi, sering sakit kepala, biavariabel dengan chi square.

175
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

HASIL PENELITIAN Hubungan Karakteristik


Responden terhadap Tingkat
Karakteristik Umum Stress Akademik
Responden Berdasarkan tabel 3, hasil uji
Rata – rata usia responden statistik pada variabel usia
adalah 19,98 tahun, dengan usia didapatkan data bahwa paling
termuda responden adalah 19 banyak responden yang
tahun dan yang tertua adalah 21 mengalami stress akademik berat
tahun. Sehingga dapat adalah pada usia 20 tahun yaitu 34
disimpulkan bahwa responden orang (44,2%). Tingkat stress
termasuk dalam usia remaja akhir semakin menurun dengan semakin
yaitu antara 19 – 21 tahun (tabel meningkatnya usia. Namun
1). berdasarkan hasil uji statistik
Berdasar tabel 2 diketahui diperoleh nilai (p = 0,039; µ =
bahwa sebagian besar responden 0,05). Maka dapat disimpulkan
adalah berjenis kelamin bahwa ada hubungan yang
perempuan yaitu sebanyak 58 signifikan antara usia dan tingkat
orang (75,3%). Distribusi indeks stress akademik. Dimana terlihat
prestasi didominasi oleh nilai pada tabel bahwa semakin tinggi
sangat memuaskan yaitu 73 orang tingkatan usia, maka tingkat stres
(94,8%). Distribusi jumlah akademik cenderung semakin
kunjungan responden ke pusat ringan.
pelayanan kesehatan adalah lebih Mahasiswa dengan jenis
dari setengah responden tidak kelamin perempuan mengalami
pernah mengunjungi pusat stress berat lebih banyak yaitu 31
pelayanan kesehatan yaitu orang (40,3%) dan stress sangat
sebanyak 52 orang (67,5%). berat yaitu 20 orang (26%).
Sedangkan untuk tingkat stress, Namun berdasarkan uji statistik
hampir setengahnya dari didapatkan (nilai p = 0,488, α =
responden mengalami stress berat 0,05), maka dapat disimpulkan
yaitu 43 orang (55,8%). bahwa tidak ada hubungan antara
jenis kelamin dengan stress
akademik mahasiswa (tabel 4).

176
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Usia (n = 77)


Variabel Mean SD Min - 95% CI
Median Maks
Usia 19,98 0,499 19 – 21 19,87 –
20 20,10

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Indeks Prestasi,


Kunjungan ke Pusat Pelayanan Kesehatan, dan Tingkat Stress
Akademik (n = 77)
Variabel Jumlah (Orang) Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki – laki 19 24,7
Perempuan 58 75,3

Indeks Prestasi
Cukup Memuaskan 0 0
Memuaskan 4 5,2
Sangat memuaskan 73 94,8
Cum laude 0 0

Kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan
Tidak pernah 52 67,5
1 kali 13 16,9
2 – 3 kali 4 5,2
Lebih dari 3 kali 8 10,4

Tingkat stress
akademik 0 0
Normal 2 2,6
Ringan 8 10,4
Sedang 43 55,8
Berat 24 31,2
Sangat berat

177
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Tabel 3. Analisis Hubungan Usia Responden dengan Tingkat Stress


Akademik di Prodi DIII Keperawatan Cirebon (n = 77)
Tingkat Stress Akademik Total
Jenis Normal Ringan Sedang Berat Sangat
Nilai
Kelamin berat N
P
n n N n n (%)
(%) (%) (%) (%) (%)
19 0 0 3 5 2 10
(0) (0) (3,9) (6,5) (2,6) (13)

20 0 2 4 34 18 58
(0) (2,6) (5,2) (44,2) (23,4) (75,3) 0,039

21 0 0 1 4 4 9
(0) (0) (1,3) (5,2) (5,2) (11,7)

Total 0 2 8 43 24 77
(0) (2,6) (10,4) (55,8) (31,2) (100)

Tabel 4. Analisis Hubungan Faktor Jenis Kelamin Responden dengan


Tingkat Stress Akademik Di Prodi DIII Keperawatan Cirebon(n = 77)

Tingkat Stress Akademik Total


Jenis Normal Ringan Sedang Berat Sangat
Nilai
Kelamin berat N
P
n n n n n (%)
(%) (%) (%) (%) (%)
Laki - laki 0 0 3 12 4 19
(0) (0) (3,9) (15,6) (5,2) (24,7)
0,488
Perempuan 0 2 5 31 20 58
(0) (2,6) (6,5) (40,3) (26) (75,3)

Total 0 2 8 43 24 77
(0) (2,6) (10,4) (55,8) (31,2) (100)

sangat memuaskan didominasi


Tabel 5 menunjukan bahwa oleh tingkat stress akademik berat
responden didominasi oleh yaitu sebanyak 41 orng (53,2%).
responden yang memiliki nilai Berdasarkan hasil uji statistik
indeks prestasi (IP) sangat tingkat stress akademik menurut
memuaskan yaitu 73 orang IP diperoleh nilai (p = 0,318; α =
(94,8%). Dan jika dilihat proporsi 0,05). Maka dapat disimpulkan
responden yang memiliki IP tidak ada hubungan antara Indeks

178
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Prestasi dengan Tingkat stress disimpulkan ada hubungan antara


akademik. jumlah kunjungan ke pusat
Hasil penelitian pelayanan kesehatan dengan
menunjukan bahwa diantara Tingkat stress akademik.
jumlah responden yang paling
banyak adalah yang tidak
melakukan kunjungan ke pusat
pelayanan kesehatan yaitu
sebanyak 52 orang (67,5%). Dan
diantara responden tersebut
sebagian besar mengalami tingkat
stress akademik berat (tabel 6).

Pada responden yang semakin


sering mengunjungi pusat
pelayanan kesehatan, tingkat
stress akademik cenderung
semakin berat. Berdasarkan hasil
uji statistik diperoleh (p = 0,008;
α = 0,05). Maka dapat

Tabel 5. Analisis Hubungan Faktor Indeks Prestasi Responden dengan


Tingkat Stress Akademik Di Prodi DIII Keperawatan Cirebon(n = 77)
Tingkat Stress Akademik Total
Indeks Norm Ringan Sedang Berat Sangat
Nilai
Prestasi al berat N
P
n n n n n (%)
(%) (%) (%) (%) (%)
Cukup 0 0 0 0 0 0
memuaskan (0) (0) (0) (0) (0) (0)
Memuaskan 0 0 0 2 2 4
(0) (0) (0) (2,6) (2,6) (5,2)
0,318
Sangat 0 2 8 41 22 73
memuaskan (0) (2,6) (10,4) (53,2) (28,6) (94,8)
Cum Laude 0 0 0 0 0 0
(0) (0) (0) (0) (0) (0)
Total 0 2 8 43 24 77
(0) (2,6) (10,4) (55,8) (31,2) (100)

179
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Tabel 6. Analisis Hubungan Faktor Kunjungan ke Pusat Pelayanan


Kesehatan Responden dengan Tingkat Stress AkademikDi
Prodi DIII Keperawatan Cirebon(n = 77)

Jumlah Tingkat Stress Akademik Total


Kunjungan Normal Ringan Sedang Berat Sangat
Nilai
Ke berat N
P
Pelayanan n n n n n (%)
Kesehatan (%) (%) (%) (%) (%)
Tidak 0 1 5 30 16 52
pernah (0) (1,3) (6,5) (39) (20,8) (67,5)
1 kali 0 1 1 8 3 13
(0) (1,3) (1,3) (10,4) (3,9) (16,9)
0,008
2 – 3 kali 0 0 1 2 1 4
(0) (0) (1,3) (2,6) (1,3) (5,2)
Lebih dari 3 0 0 1 3 4 8
kali (0) (0) (1,3) (3,9) (5,2) (10,4)
Total 0 2 8 43 24 77
(0) (2,6) (10,4) (55,8) (31,2) (100)
dari usia remaja akhir yaitu 18-20
PEMBAHASAN tahun. Pada usia remaja akhir
Karakteristik responden terjadi perkembangan mental yang
Hasil analisis karakteristik pesat.
usia responden yaitu mahasiswa Perkembangan mental
regular semester V Tahun pada usia remaja akhir
Akademik 2014/2015 Program mengakibatkan kemampuan
Studi Keperawatan DIII Cirebon remaja untuk menghipotesis
yang aktif kuliah berjumlah 80 apapun yang berhubungan dengan
orang. Hasil analisis karakteristik hidupnya dan lingkungannya juga
usia responden menunjukan meningkat. Sedangkan menurut
bahwa mahasiswa regular Potter & Perry (2005) remaja
semester V Tahun Akademik akhir mampu berhadapan dengan
2014/2015 Program Studi suatu kondisi yang bersifat
Keperawatan DIII Cirebon abstraks. Hal ini sesuai dengan
didominasi oleh usia 20 tahun teori perkembangan kognitif
dengan proporsi sebesar 58 orang. menurut Pigeat dimana tahapan
Sedangkan berdasarkan uji remaja merupakan tahapan
tendensi sentral diperoleh usia operasional (Wong’s 2001)
rata-rata mahasiswa regular dimana remaja mungkin
semester V Tahun Akademik mengalami kebingungan antara
2014/2015 Program Studi ideal dan praktik sama halnya
Keperawatan DIII Cirebon adalah seperti mahasiswa yang
19,98 tahun. Usia tersebut sesuai merupakan bagian dari usia
dengan usia yang disampaikan remaja akhir. Tetapi, saat
oleh Wong’s & Hockenberry mahasiswa dihadapkan pada
(2007) yang merupakan bagian masalah yang nyata, mahasiswa

180
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

sudah mulai mampu menganalisa berjenis kelamin perempuan. Hal


situasi dan beberapa solusi. Oleh tersebut dapat mengakibatkan
karena itu dibutuhkan konflik peran pada mahasiswa
penyesuaian dan adaptasi untuk yang berjenis kelamin laki-laki
mengkoping perubahan simultan karena adanya beban tugas
tersebut. tambahan selain harus aktif
Mahasiswa perlu mengikuti kegiatan proses
melakukan penyesuain diri dan akademik yakni belajar sebagai
adaptasi atas tuntutan dan kewajiban utama civitas
kewajiban yang diterima sebagai akademika, tetapi juga dituntut
bagian dari akademisi. untuk aktif dalam kegiatan
Penyesuaian dan adaptasi berorganisasi akibat keterbatasan
digunakan untuk mengkoping jumlah mahasiswa yang berjenis
perubahan- perubahan yang kelamin laki-laki. Menurut Potter
terjadi dan diterima selama masa & Perry (2005), jika konflik peran
perkulihan. Menurut Potter & tidak dapat diselesaikan dengan
Perry (2005) perubahan tersebut baik atau bila seseorang memiliki
terkadang tidak sesuai dengan peran ganda dan tidak mempunyai
nilai nilai pribadi yang dimiliki koping yang adaptif maka konflik
oleh individu. Selain itu, konflik tersebut dapat menimbulkan stress
dalam dirimahasiswa dapat terjadi pada Mahasiswa.
akibat perasaan identitas yang Hasil analisis karakteristik
tidak matur yang disebabkan indeks prestasi responden
oleh lingkungan perkuliahan, menunjukkan bahwa mahasiswa
teman sebaya, dan prosespelajaran regular semester V Tahun
yang membingungkan yang Akademik 2014/2015 Program
bertentangan dengan identitas diri Studi Keperawatan DIII Cirebon
yang sudah terbentuk. Oleh sebagian besar memiliki nilai
karena itu, adaptasi dibutuhkan indeks presatsi sangat
oleh mahasiswa untuk memuaskan. Dengan demikian
mengembangkan mekanisme dapat dikatakan bahwa mahasiswa
koping yang adaptif dan gaya regular semester V Tahun
perilaku yang akan digunakan Akademik 2014/2015 Program
atau diadaptasi sepanjang Studi Keperawatan DIII Cirebon
kehidupan. Tantangan dalam memiliki kemampuan yang baik
mengembangkan mekanisme dalam melewati proses
koping yang adaptif dapat pembelajaran di kampus.
menyebabkan mahasiswa menjadi Nilai sangat memuaskan
murung dan stress. diperoleh melalui usaha dan
Hasil analisis karakteristik adaptasi dengan memenuhi
jenis kelamin responden tanggung jawab yang diterima
menunjukkan bahwa mahasiswa berupa : penyelesaian tugas-tugas,
regular semester V Tahun mengikuti kegiatan perkuliahan
Akademik 2014/2015 Program dengan baik, dan tuntutan lainnya
Studi Keperawatan DIII Cirebon dari institusi pendidikan. Karena
didominasi oleh mahasiswa adanya beban tersebut maka

181
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

mahasiswa dituntut harus mampu kelas. Sehingga tidak


mengembangkan mekanisme menimbulkan konflik diantara
pertahanan dan adaptasi terhadap sesame anggota yang dapat
stressor yang memicu terjadinya memicu stress akademik bagi
stress yang berasal dari kehidupan mahasiswa.
akademik (Smeltzer & Bare Hasil analisis karakteristik
2008). kunjungan responden ke pusat
Kemampuan pengelolaan pelayanan kesehatan menunjukan
terhadap stressor akademik yang bahwa mahasiswa regular
baik dipengaruhi oleh lingkungan semester V Tahun Akademik
akademik yang mendukung, 2014/2015 Program Studi
proses pembelajaran yang tidak Keperawatan DIII Cirebon
membingungkan. Salah satu sebagian besar tidak pernah
factor pendukung yang melakukan kunjungan ke pusat
memungkinkan mahasiswa pelayanan kesehatan dalam waktu
regular semester V Tahun satu bulan terakhir. Penelitian ini
Akademik 2014/2015 Program tidak sesuai dengan laporan hasil
Studi Keperawatan DIII Cirebon penelitian dalam Potter & Perry
memiliki nilai indeks prestasi (2005) yang menyatakan bahwa
sangat memuaskan yakni salah satu komponen identitas diri
penerapan system pembelajaran remaja adalah kondisi kesehatan.
Kurikulum Berbasis Kompetensi Komponen tersebut menimbulkan
(KBK), dimana proses minat remaja untuk mengunjungi
pembelajaran sebagian besar pemberi pelayanan kesehatan.
dilewati melalui proses diskusi Mahasiswa
kelompok. Menurut Walgito mengasumsikan kesehatan diri
(2007) keberadaan kelompok mereka sendiri berdasarkan
dapat memberikan kebutuhan perasaan sejahtera, kemampuan
psikologis yang berupa dorongan, berfungsi secara normal dan tidak
pengetahuan dan informasi. adanya gejala penyakit (Potter &
Keberadaan kelompok Perry 2005). Sedangkan WHO
memberikan dampak positif bagi mendefinisikan kesehatan sebagai
mahasiswa. Jika Mahasiswa suatu keadaan kesejahteraan total
mengalami kesulitan dapat dengan yang meliputi kesehatan fisik,
mudah bertanya atau Sharing mental dan social yang tidak
dengan teman kelompok diskusi, hanya berate suatu keadaan bebas
akibatnya stressor yang diterima dari penyakit dan kecacatan
dari proses akademisi dapat (Maurer & Smith 2010).
diminimalisir karena adanya Walaupun jika diasumsikan
supportsystem dari kelompok. bahwa mahasiswa hanya
Namun dalam kelompok diskusi mengunjungi pusat pelayanan
dibutuhkan adanya koordinasi kesehatan untuk melakukan
diantara anggota, terutama dalam medical check up atau tindakan
hal penyelesaian beban tugas paliatif atas gejala penyakit,
bersama seperti pembuatan menunjukan bahwa kondisi
laporan, makalah, dan presentasi kesehatan mahasiswa regular

182
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

semester V Tahun Akademik Program Studi Keperawatan DIII


2014/2015 Program Studi Cirebon dalam rentang yang
Keperawatan DIII Cirebon dalam sudah perlu mendapatkan
kondisi baik, karena sebagian antisipasi. Hal ini didukung oleh
besar tidak pernah melakukan penelitian yang dilakukan oleh
kunjungan ke pusat pelayanan Angora dan Ongori (2009) bahwa
kesehatan dalam waktu satu bulan tingkat stress akademik pada
terakhir untuk melakukan remaja dalam hal ini remaja akhir
tindakan medical check up atau yakni mahasiswa tergolong tinggi.
tindakan paliatif atas gejala Walaupun dalam penelitian ini
penyakit yang dirasakan. tidak dijabarkan secara detail
Salah satu factor yang penyebab stress pada mahasiswa,
mempengaruhi kesehatan namun secara umum tingkat stress
mahasiswa adalah kondisi penuh akademik diidentifikasi
tekanan yang dipersepsikan berdasarkan respon fisik,
sebagai suatu stressor yang datang emosi/psikologis dan perilaku dan
dari kehidupan akademik. Namun hasilnya menunjukkan mahasiswa
jika mahasiswa dapat mengelola regular semester V Tahun
stressor tersebut dengan koping Akademik 2014/2015 Program
yang tepat, maka dapat Studi Keperawatan DIII Cirebon
menghasilkan suatu kondisi yang mengalami stress akademik berat.
adaptif (Smeltzer dan Bare, 2008), Menurut Psychology
sehingga mahasiswa tetap dalam Foundation of Australia (2010),
kondisi rentang sehat, yang pada kondisi stress akademik
mengakibatkan mahasiswa tidak berat mahasiswa cenderung
mengunjungi pusat pelayanan menjadi mudah marah dan tidak
kesehatan. Hasil penelitian ini focus, sehingga dapat
diperkuat oleh Angolla & Ongori mempengaruhi kemampuan dan
(2009) yang menyatakan bahwa orientasi terhadap kegiatan proses
stress dapat berdampak positif pembelajaran yang diikuti oleh
atau negative tergantung mahasiswa. Hasilnya adalah
pengelolaan dari masing-masing mahasiswa menjadi pusing,
individu. penundaan dalam penyelesaian
Hasil analisa tingkat stress tugas, dan mengalami gangguan
akademik mahasiswa regular tidur (Wombie, 2001). Stres
semester V Tahun Akademik akademik berat dengan jumlah
2014/2015 Program Studi yang banyak dan terus menerus
Keperawatan DIII Cirebon juga dapat meningkatkan risiko
sebagian besar mengalami tingkat penyakit bagi mahasiswa
stress akademik dalam rentang (Smeltzer & Bare 2008).
berat. Hal ini didapatkan dari Stres akademik dalam
respon atas pernyataan yang rentang normal dan ringan dapat
responden dapatkan. Tingkat memotivasi proses pembelajaran.
stress akademik yang dialami oleh Sedangkan menurut Potter dan
mahasiswa regular semester V Perry (2005) tingkat stress yang
Tahun Akademik 2014/2015 sedang sampai berat dapat

183
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

menghambat pembelajaran. Hal perubahan lingkungan, maka


ini dapat menurunkan kapasitas dapat mengakibatkan gangguan
seseorang yang menyebabkan keseimbangan tubuh, sama halnya
ketidakmampuan memperhatikan dengan sakit kepala yang dialami
atau mengerjakan sesuatu, seperti oleh mahasiswa. Sehingga tingkat
tugas perkuliahan. Lebih lanjut setres akademik pada mahasiswa
menurut Widianti (200&) beban termasuk sumber-sumber stress
stress yang dirasa berat juga dapat akademik perlu mendapat
memicu seorang remaja untuk perhatian untuk meminimalisir
berperilaku negative, seperti dampak negative dari stress.
merokok, alcohol, tawuran, seks Karena menurut Pshyicology
bebas bahkan penyalahgunaan Foundation of Australia (2010)
NAPZA. semakin meningkat stress yang
Stres dapat mempengaruhi dialami mahasiswa secara
timbulnya gejala penyakit. bertahap, maka akan menurunkan
Menurut Sarafino (1999) stress energi dan respon adapatif.
dapat mempengaruhi
perkembangan dan gejala-gejala Hubungan Karakteristik
penyakit seperti darah tinggi, sakit Responden (Usia, Jenis
kepala, dan demam. Hal ini sesuai Kelamin, Indeks Prestasi,
jawaban atas pertanyaan yang Kondisi kesehatan) dengan
diberikan mahasiswa reguler Tingkat Stress Akademik
semester V tahun akademik Berdasarkan hasil
2014/2015 Program Studi penelitian, jumlah persentase
Keperawatan Cirebon, sebagian terbanyak diantara mahasiswa
besar menyatakan sering semester V Tahun akademik
menyadari bahwa jantung mereka 2014/2015 Program Studi
berdenyut lebih cepat ketika Keperawatan Cirebon yaitu pada
merasa takut seperti tidak usia 20 tahun yang memiliki
menyelesaikan tugas kuliah atau proporsi tingkat stres akademik
mendapat pertanyaan dari dosen. dalam rentang berat. Namun,
Hal tersebut dapat memicu responden dengan tingkatan usia
timbulnya rasa sakit kepala, yang paling tinggi yaitu 21 tahun,
karena saat merasa takut maka tidak memiliki kecenderungan
dapat mengakibatkan bahwa akan mengalami
vasokonstriksi pada pembuluh penurunan tingkat stres akademik.
darah yang mengakibatkan perfusi Namun jika dilihat dari data
oksigen ke jaringan berkurang, tingkat stres akademik dalam
terutama jaringan otak sehingga rentang sangat berat, ditemukan
menimbulkan rasa sakit kepala pada setiap rentang usia. Hal
(Sherwood,2001). tersebut menunjukkan bahwa
Tubuh perlu penyesuaian setiap orang beresiko untuk
terhadap stressor. Hal ini mengalami stres ketika
didukung oleh Smeltzer dan Bare menghadapi suatu kondisi yang
(2008) jika tubuh tidak mampu dipersepsikan sebagai suatu
menyesuaikan diri dengan ancaman (Hudak dan Gallo,

184
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

1977). Namun, karena sudah berbagai macam stressor,


sering terpapar oleh stresor yang kemampuan memanfaatkan
sama dengan pola yang sama pula sumber dukungan dan
maka individu akan terbiasa dan keterampilan dalam mekanisme
menganggap stresor sebagai suatu koping. Hal ini menunjukkan
hal yang biasa. bahwa semakin bertambah usia
Kecenderungan variasi seseorang, maka kemampuan
tingkat stres akademik pada seseorang dalam hal pengelolaan
mahasiswa semester V Tahun stress semakin baik, sehingga
akademik 2014/2015 Program tingkat stress akademik pada usia
Studi Keperawatan Cirebon dapat yang semakin meningkat semakin
dipengaruhi oleh pengalaman rendah dengan karakteristik
mahasiswa yang sebelumnya stressor yang sama.
sudah terbiasa dan sering terpapar
dengan stresor yang sama. Lebih Hubungan jenis kelamin dengan
lanjut Govaerst & Gregoire tingkat stress akademik
(2004) menyatakan bahwa respon Tingkat stress akademik
seseorang dalam berhadapan berdasarkan jenis kelamin
dengan stresor tidak akan sama menunjukkan bahwa mahasiswa
dengan saat pertama kali, semester V Tahun akademik
seseorang cenderung lebih dapat 2014/2015 Program Studi
mengelola stresor tersebut. Setiap Keperawatan Cirebon baik yang
mahasiswa tentunya memiliki berjenis kelamin laki-laki ataupun
pengalaman yang berbeda dan perempuan hampir secara merata
dipersepsikan berbeda pula ada yang mengalami tingkat stress
walaupun dengan stresor yang akademik berat dan sangat berat.
sama, sehingga tingkat stress yang Namun pada mahasiswa yang
dialami oleh mahasiswa juga berjenis kelamin perempuan
bervariasi tergantung dari ditemukan yang memiliki tingkat
pengalaman stress akademik stress akademik dalam rentang
individu tersebut. berat dan sangat berat pada angka
Hasil penelitian yang cukup tinggi. Hal ini sesuai
menunjukkan bahwa terdapat dengan penelitian yang dilakukan
hubungan yang bermakna antara oleh Agolla & Ongori (2009),
usia mahasiswa semester V Tahun Walker (2002) & Goff.A.M.
akademik 2014/2015 Program (2011) yang menemukan bahwa
Studi Keperawatan Cirebon tingkat stress pada perempuan
dengan tingkat stress akademik. lebih tinggi daripada laki-laki.
Dimana pada tingkatan usia yang Menurut Anggola & Ongori
semakin tinggi, tingkat stress (2009), hal tersebut karena
akademik cenderung semakin perempuan lebih sering
rendah. Penelitian ini diperkuat menggunakan mekanisme koping
oleh Stuart dan Laraia (2005) yang berorientasi terhadap tugas,
yang menyatakan usia sehingga remaja perempuan lebih
berhubungan dengan pengalaman mudah diidentifikasi jika
seseorang dalam menghadapi mengalami kondisi stress.

185
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Sedangkan laki-laki cenderung satunya adalah familiarity


menggunakan mekanisme koping (persepsi pelajar terhadap
yang berorientasi kepada ego, seberapa sering ia terpapar oleh
sehingga laki-laki lebih santai stressor yang sama).
dalam menghadapi stressor yang Karakteristik stressor
berasal dari kehidupan akademik. akademik (jumlah, pola,
Kecenderungan variasi intensitas) yang sama dan tidak
tingkat stress akademik antara adanya perbedaan kewajiban
laki-laki dan perempuan pada akademisi antara laki-laki dan
mahasiswa semester V Tahun perempuan yang harus dipenuhi
Akademik 2014/2015 Program oleh mahasiswa kemungkinan
Studi Keperawatan Cirebon memiliki korelasi terhadap hasil
dipengaruhi oleh respon dari penelitian ini. Oleh karena itu,
masing-masing mahasiswa. dapat diasumsikan bahwa
Namun, berdasarkan hasil intensitas, pola dan jumlah
penelitian diperolah (p=0,488; stressor yang diterima oleh
α=0,05). Oleh karena itu, dapat mahasiswa baik laki-laki maupun
disimpulkan tidak ada hubungan perempuan adalah sama.
yang signifikan antara jenis Akibatnya, pengalaman
kelamin dengan tingkat stress mahasiswa terpapar terhadap
akademik pada mahasiswa stressor akademik juga sama.
semester V tahun akademik Oleh karena itu, tidak ditemukan
2014/2015 Program Studi adanya hubungan antara
Keperawatan Cirebon. Hasil mahasiswa laki-laki dan
penelitian ini tidak sesuai dengan perempuan dengan tingkat stress
penelitian Agolla & Ongori akademik.
(2009), Walker (2002) & Data hasil penelitian
Goff.A.M. (2011) yang menunjukan bahwa responden
menemukan bahwa tingkat stress yang memiliki tingkat stress
pada perempuan lebih tinggi akademik dalam rentang ringan
daripada laki-laki. Hal ini sampai dengan sangat berat
disebabkan, remaja laki-laki persentasenya semakin meningkat
menggunakan koping yang pada kategori nilai indeks prestasi
berorientasi ego, sehingga lebih sangat memuaskan. Maka, dapat
santai dalam menghadapi stressor diambil kesimpulan bahwa tingkat
yang berasal dari kehidupan stress akademik tidak tergantung
akademik (Agola & Ongori, pada nilai atau prestasi akademik.
2009). Hasil penelitian ini
Penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak ada hubungan
oleh Grovaerts & Gregoire (2004) antara indeks prestasi dengan
mengemukakan enam kondisi tingkat stress akademik
yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa semester V tahun
kognitif dikehidupan akademik akademik 2014/2015 Program
bagi remaja yang juga Studi Keperawatan Cirebon.
berpengaruh terhadap tingkat Penelitian ini tidak sesuai dengan
stress dikalangan pelajaran salah penelitian Goff.A.M (2011)

186
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

bahwa tingkat stress berpengaruh memenuhi kewajiban mereka


terhadap kemampuan akademik. untuk belajar dan menempuh
Namun, sejalan dengan hasil kemampuan selama proses
penelitian Sari (2004) yang perkuliahan. Sehingga, nilai
menyatakan bahwa tidak ada indeks prestasi mahasiswa tetap
hubungan antara toleransi baik dan mahasiswa tidak
terhadap stress dengan indeks cenderung mengalami stress. Atau
prestasi dikalangan mahasiswa. ada kemungkinan lain, yang
Jadi, tidak berarti bahwa mendukung hasil penelitian ini,
mahasiswa yang memiliki nilai yaitu adanya support system yang
indeks prestasi dalam kategori kuat yang berasal dari kelompok
yang paling tinggi juga akan teman sebaya atau kelompok
mengalami tingkat stress belajar. Menurut Walgito (2007)
akademik yang semakin berat. keberadaan kelompok mampu
Belajar merupakan suatu mendorong seseorang
proses yang pada akhirnya akan menggunakan cara yang adaptif
membuahkan suatu hasil yang dalam berhadapan dengan
disebut prestasi, yang tercermin stressor. Oleh karena itu dapat
dalam bentuk Indeks Prestasi (IP) ditarik kesimpulan bahwa tidak
di lingkungan Program Studi ada hubungan antara indeks
Keperawatan Cirebon, 2014. prestasi dengan tingkat stress
Indeks prestasi kaitannya adalah akademik pada mahasiswa
dengan proses kognitif. Proses semester V tahun akademik
kognitif seseorang dapat 2014/2015 Program Studi
dipengaruhi oleh beberpa faktor Keperawatan Cirebon.
diantaranya adalah keluarga, Mahasiswa
sekolah, dan masyarakat. Menurut mengasumsikan kesehatan diri
Sari (2004) tingkat stress mereka sendiri berdasarkan
seseorang tidak berpengaruh perasaan sejahtera, kemampuan
terhadap nilai indeks prestasi. berfungsi secara normal, dan tidak
Asumsi peneliti kemungkinan adanya gejala penyakit (Potter &
mahasiswa memiliki Perry 2005). Walaupun jika
kecenderungan menggunakan diasumsikan bahwa mahasiswa
respon yang adaptif terhadap hanya mengunjungi pusat
stressor yang diterima dari proses pelayanan kesehatan untuk
akademik yang dijalankan, melakukan medical check up atau
sehingga berdampak positif tindakan paliatif atas gejala
berupa prestasi akademik yang penyakit yang dirasakan atau
baik (Agolla & Ongori, 2009). ditemukan pada diri mereka,
Dengan pengelolaan menunjukkan bahwa kondisi
stressor yang tepat dapat kesehatan mahasiswa semester V
berdampak positif. Walaupun tahun akademik 2014/2015
dengan beban tugas yang berat Program Studi Keperawatan
dan adanya tuntutan untuk Cirebon. dalam kondisi baik.
memenuhi kewajiban lain selain Sehingga dapat disimpulkan
kuliah, mahasiswa tetap mampu mahasiswa reguler angkatan 2014

187
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Program Studi Keperawatan peningkatan upaya menjaga


Cirebon memiliki kondisi kesehatan.
kesehatan yang baik.
Hasil penelitian diperoleh
bahwa mahasiswa semester V
tahun akademik 2014/2015
Program Studi Keperawatan
Cirebon sebagian besar tidak DAFTAR PUSTAKA
melakukan kunjungan ke pusat Agolla, J.E, & Ongori, H. (2009).
pelayanan kesehatan untuk An assasment of academic
melakukan medical check up atau stress among undergraduate
tindakan paliatif dalam waktu satu student. Academic Journal,
bulan terakhir terhitung sebelum Educational research and
pengambilan data penelitian. review vo. 4 (2). Pp. 063-
Dengan demikian dengan tidak 067.
mengunjungi pusat kesehatan, Bakrie, I (2010). Ciri – ciri
dapat diartikan bahwa mahasiswa Penting Remaja Akhir.
semester V tahun akademik Nopember 24, 2014.
2014/2015 Program Studi http://www.tnol.co.id/id/spir
Keperawatan Cirebon sebagian itual-psychology.
besar dalam kondisi sehat. Hal ini Crowford, J.C., & Henry, J.D
sesuai dengan penelitian Golt (2003). The depression
A.M (2011) bahwa kondisi stress anxiety scale (DASS) :
berpengaruh terhadap kesehatan. Normative data and latent
Hasil penelitian ini structure in a large non
menunjukan bahwa ada hubungan clinical sample. British
antara jumlah kunjungan ke pusat Journal of Clinical
pelayanan kesehatan dengan Psycology, 42, 111-131.
tingkat stress akademik. Semakin Goff A.M (2011). Stressor,
tinggi tingkat stress seseorang academic performance and
maka semakin sering seseorang learned resourcefullness in
mengunjungi pusat pelayanan baccalaureate nursing
kesehatan. Hal ini sesuai dengan students. International
penelitian yang dilakukan oleh Journal of Nursing
Agola dan Ongori (2009) bahwa Education Scholarship,
mahasiswa mengalami stress 8,923 – 1548.
akademik dapat berdampak positif Govarest, S & Gregoire, J (2004).
atau negative jika tidak dikelola Stressfull academic
dengan baik. Pengelolaan kondisi situations : study on
yang mengancam dengan koping appraisil variables in
yang tepat dapat mengarahkan adolesence. British Journal
individu kepada respon yang of Clinical Psycology, 54,
adatif, sehingga individu mampu 261 – 271.
bertahan dan menghasilkan Hastono, S.P (2007). Analisis data
dampak positif berupa kesehatan. Depok : FKM UI

188
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 9, No.3, Juli 2014

Lavibond, S.H & Lavibond, P.F September 27,2011.


(1995). Manual for http://prov.bkkbn.go.id
depression anxiety and
stress scale. (2th ed).
Sydney : Psycology
Foundation.
Notoajmodjo, S. (2010).
Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Potter & Perry (2005).
Fundamental of nursing :
concept, process & practice.
(Asih, Y. et all,
Penerjemah). Jakarta : EGC.
Sari, D.F (2007). Hubungan
antara toleransi stres
dengan indeks prestasi pada
mahasiswa baru fakultas
kedokteran Universitas
Islam Indonesia semester
dua angkatan 2004. Maret
10, 2012.
http://medicine.uii.ac.id
Stuart, G.W & Laraia, M.T
(2005). Psychiatric nursing
: Principle and practice 8th
Edition. St. Louis : Mosby.
Sugiyono (2007). Metode
penelitian pendidikan:
pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R & D. (6th
ed). Bandung : CV Alfabeta.
Tobroni (2010). Stress yang
dialami mahasiswa.
Nopember 23, 2014.
http://tobroni.staff.umm.ac.i
d/wp-content/plugins/as-
pdf/generate.php?post=45
Widianti, Elfri (2007). Remaja
dan
permasalahannya:bahaya
merokok,penyimpangan seks
pada remaja dan bahaya
penyalahgunaan minuman
keras dan narkoba.

189

Anda mungkin juga menyukai