Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS SOSIOLOGI PENDIDIKAN

NAMA : KHUSNUL KHOTIMAH

NIM :11810122619

KELAS : PAI 2C

Materi pilihan A: (4). Peran Guru di Sekolah dan Masyarakat

Kasus social

Orang tua dari seorang siswi SMA desa tanjung sari tidak bisa menerima perlakuan
sekelompok siswi yang membuli anaknya sehingga membuat anak tersebut mengalami trauma
dan tidak lagi mau sekolah. Dan akhirnya orang tua dari siswi yang mendapat perlakuan buli itu
melaporkan kepada pihak sekolah atas perlakuan sejumlah siswi-siswi yang bersekolah di
sekolah SMA tersebut. Namun pihak sekolah tidak menanggapi persoalan itu dengan tegas.
Peran pihak sekolah secara nyata kurang berkomitmen terhadap hal semacam ini. Lalu apakah
perilaku bullying ini bisa dihentikan tanpa adanya kontribusi peran sekolah dan peran
masyarakat setempat?

Solusi terhadap kasus diatas

Bullying adalah perilaku tercela dan suatu bentuk penindasan yang dilakukan terhadap
beberapa individu dan geng terhadap individu yang menurut mereka memiliki kekurangan dan
dipandang rendah. Penindasan sendiri bisa dilaukan dengan tanpa kekerasan. Dan bullying
merupakan perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dari waktu ke waktu yang secara
nyata melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan dan yang lebih kuat menindas yang kelompok
yang kurang kuat. Bullying merupakan suatu ancaman yang tidak boleh diabaikan begitu saja.
Sebab bullying akan membentuk sikap yang tidak bertanggung jawab dan membentuk generasi
muda yang terselubung.
Mengingat bahwa tindakan bullying itu sangat berdampak negative terhadap psikis dan
mental anak juga mempengaruhi peradaban masa depan generasi muda. Maka penulis
menjabarkan beberapa solusi untuk memperbaiki dan mengembalikan Hak keamanan dan
perlindungan Anak.

Hal yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua menurut penulis ialah:

1. Berbicara terhadap orang tua si anak yang melakukan bully terhadap anaknya
dengan penuh ketegasan tidak disertai kemarahan.
2. Mengingatkan kepada pihak sekolah terhadap masalah bully seperti ini.
3. Mau tidak mau, orang tua juga harus wanti wanti dan mendatangi konseling
professional untuk ikut menyelesaikan masalah bully supaya tidak semakin ironis.

Kemudian solusi untuk pihak sekolah penulis menjabarkan beberapa solusi yakni:

1. Pihak sekolah terutama kepala sekolah harus lebih menekankan kepada guru untuk
lebih dekat dengan peserta didik.
2. Peran guru harus lebih ditingkatkan agar mampu merespon cepat masalah yang
terjadi baik untuk sekolah dan peserta didik
3. Guru juga bertanggung jawab untuk memunculkan sikap kesetiakawanan yang tepat
4. Guru juga harus menggali informasi mengenai peserta didik lewat teman dan
masyarakat setempat
5. Pihak sekolah harus bertindak tegas terhadap perilaku bullying dengan memberikan
hukuman mendidik agar pelaku bullying jera.
6. Pihak sekolah harus berkomitmen dan melakukan sosialisasi kepada murid-murid
tentang bahaya dan tercelanya perilaku bullying.
7. Memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada peserta didik
8. Pihak sekolah juga harus melaksanan dan menegaskan kepada peserta didik bahwa
sekolah tidak segan-segan memberhentikan peserta didik yang terlibat bullying.

Solusi selanjutnya penulis jabarkan untuk masyarakat supaya bisa ikut berkonstribusi
menangani problema bullying :

1. Masyarakat harus lebih berperan aktif dan mencontohkan bagaimana teladan yang
harus di aplikasikan di kehidupan sehari-hari misalnya dengan sikap saling
merangkul antara satu dengan yang lain agar mengerti dengan hak dan kewajiban
masing-masing.
2. Masyarakat harus membudayakan sikap toleransi dan sikap saling tolong menolong
3. Masyarakat juga wajib memberikan sebuah sanksi berat terhadap pelaku bullying

Ulasan beberapa teori dan Analisa penulis terhadap kasus sosial “bullying”

Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak atau orang yang mengganggu
orang yang lemah. Di Indonesia istilah bullying sering kali dikaitkan dengan fenomena yang
berbau penindasan, pelecehan, pengucilan, atau intimidasi. Secara umum bullying dinilai
sebagai suatu bentuk kejahatan dikarenakan unsur-unsur yang ada dalam bullying. Sebab
bullying lebih dominan kearah negative dan tidak sesuai karakter bangsa Indonesia. Definisi
bullying menurut Peduli Karakter Bangsa adalah penggunaan agresi dengan tujuan untuk
menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik,
verbal, emosional, dan juga seksual. Penulis juga memberikan sebuah pernyataan terkait
definisi dari bullying. Bahwa bullying adalah sikap yang mengutamakan ego dan sebagai alat
untuk merendahkan dan juga menyakiti harga diri orang lain baik secara fisik dan non-fisik.
Menurut Dan Olweus, Author of Bullying at School bisa dibagi menjadi bagian besar yaitu:

1. Direct bullying : yakni intimidasi secara fisik dan verbal


2. Indirect bullying : yakni isolasi secara sosial
Dari sudut pandang penulis, Kasus bullying banyak terjadi dilingkungan sekolah.
Dimana bullying itu terjadi di sekolah yang pada umumnya di sekolah itu sendiri terdapat:
pertama, perilaku diskriminasitif baik dalam kalangan guru dan peserta didik. Kedua, kurangnya
pengawasan dan bimbingan guru terhadap etika bersosialisasi, ketiga, terjadinya kesenjangan
besar antara siswa yang kaya dengan siswa yang miskin, keempat terdapat adanya pola asuh
kedisiplinan yang kaku dan sangat lemah, kelima adanya bimbingan yang tidak layak dan
pengaturan yang tidak konsisten dalam sekolah tersebut. Dan dampak bullying itu sangat
mengerikan karna dapat mengakibatkan seseorang depresi, sters, dan berujung bunuh diri.
Lalu kehidupan modern yang semakin dewasa ini peran guru sangatlah dibutuhkan untuk lebih
cerdas dan professional membentuk ketahanan fisik dan mental terdepan yang mencitrakan
budaya bangsa yang toleransi dan menjunjung tinggi sikap saling tolong menolong. Hal ini juga
menjadi suatu hal yang harus segera dicegah dan diperbaiki. Sebab penulis menyatakan bahwa
tuntutan peran guru dalam pendidikan bukan hanya sekilas tentang penyampaian teori kepada
peserta didik tetapi juga berperan untuk menyokong peserta didik mengimplementasikan segi
pengetahuan akhlak secara nyata dan terpuji.

Guru juga harus membina hubungan antara rumah dan lingkungan sekolah peserta didik
agar tercapai kerja sama untuk mencapai keinginan orang tua, sekolah, dan masyarakat.
Menggunakan sudut pandang penulis, bahwasanya sekolah adalah lembaga yang membantu
tercapainya cita-cita keluarga dan masyarakat. Terkhusus untuk masyarakat islam, pendidikan
kurang sempurna dilakukan di rumah dan di masjid. Oleh sebab itu pendidikan di sekolah dalam
mata pelajaran agama islam adalah harapan kemajuan intelektual manusia yang condong
berdedikasi beriman dan bertakwa. Dan masyarakat juga turut serta memikul tanggung jawab
pendidikan. Bukan hanya guru saja yang mempunyai tanggung jawab terhadap keberhasilan
pendidikan peserta didik. Namun, masyarakat pun juga mempunyai tugas tersebut. Masyarakat,
sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Terutama para pemimpin masyarakat
atau penguasa didalamnya. Sebab mereka memiliki tanggung jawab memikul keikutsertaan
membimbing dan menciptakan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada hakikatnya
tanggung jawab pendidikan moral itu dari setiap orang dewasa dan sebagi kelompok social. Ini
tanggung jawab perspektif ajaran islam.

Professor Dr. Oemar Moehammad Al-Toumy Al-Syaibany mengemukakan bahwa


diantara ulama-ulama mutakhir yang telah menyentuh persoalan tanggung jawab adalah abbas
Mahmud al-akad yang menganggap rasa tanggung jawab sebagai salah satu ciri pokok bagi
manusia pada pengertian Al-Quran dan Islam, dapat ditafsirkan bahwa manusia sebagai
makhluk yang bertanggung jawab. Allah berfirman dalam Al-Quran surah At-thur ayat 21 yaitu

‫كل امر ئ بما كسب رهين‬

Artinya “setiap orang bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya”.

Oleh sebab itu, sekalipun islam menekankan tentang tanggung jawab perseorangan, ia
tidak boleh mengabaikan tanggung jawab social yang menjadikan masyarakat sebagai
masyarakat yang mempunyai solidaritas social, berpadu membina, dan bekerja sama untuk
memakmurkan, memperbaiki, mengajak pada yang baik, memerintahkan yang ma’ruf dan
melarang yang munkar. Sebab itu dalam membentuk moral anak bangsa masyarakat harus
berperan aktif di dalamnya sebagai manusia yang sama-sama memiliki tangung jawab bukan
hanya mengedepankan dan berharap pada peran guru dan sekolah saja. Peran guru di Sekolah
dan masyarakat adalah dua aspek subjek yang tidak bisa dipisahkan keterkaitannya dan
keduanya memiliki suatu karakter pendukung untuk saling menyempurnakan. Guru harus
mempunyai pandangan luas. Ia harus bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
Penulis menyatakan bahwa guru itu dituntut untuk pandai bergaul dengan masyarakat agar
sekolah itu tidak terpencil. Sebab masyarakat harus tahu dan kenal dengan sekolah tersebut
agar ketika masyarakat ingin menyekolahkan anaknya dia sudah mengenali setidaknya
pengajar di sekolah tersebut dengan percaya diri dan ketika masyarakat mendapatkan atau
mengetahui permasalahan anaknya maka sebagai orang tua murid, mereka bersedia datang ke
sekolah. Dan yang lebih penting ketika terjadi tindakan bullying masyarakat ikut menyelesaikan
dengan aktif dan bijak secara kekeluargaan dan ikhlas memperbaiki dan mencari solusi terbaik
untuk menyelesaikan problema bullying yang terjadi secara bersama dan tidak mengedepankan
ego untuk main hakim sendiri. Karena sebagai orang tua dan berperan sebagai masyarakat
maka harus mencontohkan perilaku menyelesaikan masalah dengan bijak untuk mendapatkan
solusi terbaik terkait problema bullying dan mencegah agar tidak terjadi bullying di sekitar
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Seiring dengan ilmu pengetahuan yang berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Masyarakat juga membutuhkan generasi muda yang mampu menjawab segala proses
kehidupan yang semakin global dan dalam masyarakat itu sendiri tidak mampu menjelaskan
dan memperbaiki keadaan akibat keawaman ilmu pengetahuan, contohnya saja dalam urusan
teknologi. Dan itu terjadi dalam ruang lingkup masyarakat yang penulis tinggali. Melihat hal itu
Secara sadar guru adalah inspirator dan motivator terbaik sepanjang masa memperbaiki,
mengayomi, serta menanamkan moral budi luhur dan cinta ilmu agar menciptakan anak
bangsa yang benar-benar dibutuhkan juga diharapkan oleh segenap masyarakat setempat dan
bangsa Indonesia. Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa peran guru dan masyarakat sangatlah
mempengaruhi sikap peserta didik. Oleh sebab itu keduanya harus saling mendukung untuk
menciptakan suasana yang terpelihara dan tidak tercemar perilaku bullying. Seorang guru di
sekolah juga harus menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik serta menguasai teori
belajar dan prinsip-p’rinsip pembelajaran yang mendidik dengan mengembangkan kurikulum
pendidikan sesuai mata pelajaran yang diampunya. Dan sebagai guru juga harus memainkan
perannya dalam lingkungan masyarakat. Seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan
komunikasi yang efektif, motivatif, dan inspiratif. Seperti yang telah dicontohkan dalam hidup
bermasyarakat dan menjadi guru ditengah masyarakat itu sendiri Rasulullah SAW memiliki
kemampuan komunikasi yang baik.

MATERI PILIHAN B: (6). Partisipasi masyarakat dan kebijakan politik terhadap pendidikan

Kasus sosial

Pendidikan dan politik merupakan dua elemen yang penting dalam system social politik
suatu Negara. Baik Negara maju maupun Negara berkembang. Namun pada kenyataannya
masyarakat masih ada saja mengganggap kedua elemen ini tidak berkaitan dan juga masih
sering dipisahkan seakan-akan keduanya tidak memiliki pengaruh dan dampak. Oleh sebab ini
tidak dapat dipungkiri mengapa masih saja partisipasi masyarakat terhadap politik masih
dikategorikan minim. Lalu bagaimana menyelesaikan hal tersebut untuk membuat masyarakat
mau untuk ikut andil dalam kegiatan politik dan bagaimana cara menyadarkan masyarakat
bahwa partisipasinya untuk memajukan pendidikan lewat politik itu dibutuhkan?

Solusi terkait kasus sosial diatas

Melihat masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami bahwasanya politik dan
pendidikan saling berkaitan hal ini menjadi suatu penghambat kemajuan politik dan juga
pendidikan dalam sebuah Negara. Maka penulis memberikan solusi agar masyarakat mau ikut
andil dan sadar secara nyata bahwa perannya dalam berpolitik mampu mempengaruhi maju
tidaknya pendidikan diantaranya yakni:

1. Memberikan Pendidikan politik pertama diberikan oleh keluarga sebagai institusi


pertama dalam kehidupan seseorang
2. Memberikan Pendidikan politik melalui lembaga pendidikan, sebab di lembaga
pendidikan terdapat anggota masyarakat kecil dan berdampak positif dalam
menyelenggarakan partisipasi pemilihan umum
3. Pendidikan politik juga bisa dilakukan oleh teman sebaya dan seprofesi sebab
mereka memiliki kekuatan untuk membentuk sikap dan partisipasi politik warga
Negara
4. Memberikan pendidikan politik melalui media masa karena era semakin modern
maka dapat membentuk wawasan dan pengalaman baru baik komunikasi langsung
ataupun tidak langsung
5. Para tokoh masyarakat yang memiliki intelektual atau pengetahuan luas harus bisa
mensosialisasikan pentingnya berpolitik
6. Memberikan pendidikan berpolitik kepada masyarakat yang dilakukan oleh institusi
demokrasi seperti KPU dan partai politik.

Ulasan beberapa teori dan Analisa penulis terhadap kasus social mengenai minimnya
partisipasi masyarakat terhadap kebijakan politik terhadap pendidikan

Mengupas definisi masyarakat menurut para ahli. Menurut mac iver dan page
menyatakan bahwa masyarakat ialah suatu system dari kebiasaan dan tata cara dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan
tingkah laku serta kebebasan manusia. Ralph linton, menyatakan bahwa masyarakat
merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan social dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Selo soemarjan juga
mengemukakan pendapatnya bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
yang menghasilkan kebudayaan. Dan penulis menyatakan masyarakat adalah sekelompok
individu yang secara sadar berkumpul untuk mencapai tujuan bersama tanpa pamrih dan
dilandasi sikap tolong menolong dan kekeluargaan untuk bertahan dan hal itu dilaksanakan
atas dasar kemauan dari hati nurani. Kemudian politik menurut joice Mitchel politik ialah
pengambilan keputusan secara kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum masyarakat
seluruhnya. Aristoteles juga mengungkapkan definisi politik yakni politik adalah upaya atau cara
untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Pendapat selanjutnya yakni dari Robert, ia
menyatakan politik ialah seni memerintah dan mengatur masyarakat. Dan litre berpendapat
bawa politik ialah ilmu memerintah dan mengatur Negara. Penulis juga berpendapat bahwa
politik adalah suatu kegiatan yang didalamnya mengatur kehidupan warga negara dan Negara
diorientasikan dan ditegaskan dalam peraturan konstitusional.

Sedangkan pengertian pendidikan menurut john dewey pendidikan adalah proses


pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah
alam dan sesama manusia. Pendapat kedua oleh J.J Rousseau menyatakan bahwa pendidikan
adalah perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya
pada waktu dewasa. Ki hajar dewantara juga mendefinisikan bahwa pendidikan adalah tuntutan
didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Penulis
juga berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu bimbingan yang dialkukan secara sadar
sebagai usaha memperoleh sebuah pengetahuan dan menjadi terdidik. Lalu diantara tujuan
pendidikan dalam Islam yang penting adalah pendidikan untuk membangun kehidupan sosial
yang baik. Bahkan disebutkan bahwa pendidikan akhlak Islam itu bermuara pada terciptanya
kondisi sosial kemasyarakatan yang beradab dan religius. Dalam pendidikan Islam,
perkembangan sosial seseorang sudah di mulai sejak dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Sedangkan lingkungan terdekat sejak seseorang terlahir ke dunia adalah keluarga, baru
kemudian lingkungan pertemanan. Dalam hadis Nabi, dari Abu Hurairah : “ Tidak lah seorang
manusia dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya yang menjadikan ia
seorang Yahudi, Narani, atau Majusi.” (HR Muslim)

Nah dari pengertian masyarakat, politik, dan pendidikan di sekolah ketiganya memiliki
keterkaitan. Bahwasanya masyarakat berkumpul untuk mencapai tujuan bersama dengan diatur
oleh ilmu politik dan diselenggarakan lewat pendidikan. Namun pada kasus diatas masyarakat
mengartikan bahwa politik dan pendidikan adalah aspek yang tidak berkaitan. Sebab bila tidak
ada orang-orang yang berpendidikan tidak aka nada yang bisa menjalankan dunia
pemerintahan dan mengelola kehidupan Negara. Begitu juga sebaliknya tanpa politik
pendidikan tidak akan mau dan akan kekurangan pendukung sarana dan prasarana untuk
menyelenggarakan proses pendidikan. Sebab segala kebijakan politik mempengaruhi proses
maju tidaknya pendidikan disuatu Negara.

Politik dan pendidikan memiliki hubungan yang sangat funsional. Mengapa demikian,
penulis menyatakan bahwa dalam proses pendidikan sekolah menjadi agen-agen sosialisasi
berpolitik. Dimana para individu-individu, yakni anak-anak dan tentu generasi muda akan
mempelajari perilku dan sikap politik, mempelajari perasaan tentang system politik, dan mapu
memahami peran antara ketika menjadi masyarakat aktif dalam berpolitik setelah mengetahui
bahwa sebagai masyarakat tidak boleh jauh dari politik. Pengaruh kebijakan politik terhadap
pendidikan sangat erat. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan dan menjadi peranan
penting dalam politik harus dapat memberikan subsidi kepada pendidikan. Dan kebijakan politik
juga sebenarnya memberikan sebuah dampak terhadap partisipasi masyarakat terkait
penyelenggaraan politik yang dilakukan pemerintah.

Menurut penulis banyaknya kecurangan dan ketidakpastian janji para elite politik
menjadikan partisipasi masyarakat semakin lama semakin pudar. Dan tidak bisa disalahkan,
masyarakat tentu punya fikiran kolot tentang politik tidak penting itu malah akan menjadi
mendarah daging. Dan sebenarnya kegiatan perencanaan pembangunan tidak terlepas dari
kebijakan politik. hal itu dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan Negara dan kepentingan umum. Pendidikan hendaknya dijadikan sebagai
satu hal yang netral. Khususnya jika kita melihat kondisi politik di Indonesia kini pendidikan
malah dijadikan alat berkompetisi untuk mendapatkan kekuasaan. Seharusnya para penggerak
roda perpolitikan, mampu menciptakan dan memegang teguh kepercayaan masyarakat dengan
berharap segala sector kehidupan di Indonesia ini memang terealisasikan dengan apik dan
menyeluruh. Bukan hanya focus pada infrastruktur namun juga sarana dan prasarana
pendidikan lebih ditingkatkan apalagi untuk pendidikan di pelosok negri.

Ini dimaksudkan untuk menghindari terjandinya penyalahgunaan lembaga baga


pendidikan sebagai jalur atau penyalur dari kepentingan politik tertentu. Selain itu, jika saja
pendidikan tidak dinetralisisrkan dari dunia politik, maka kepentingan politik akan dimasukkan
ke dalam lembaga pendidikan. Dan ini akan memecahkan konsentrasi pendidikan, yang pada
akhirnya akan merusak nilai-nilai mulia pendidikan. Masyarakat memiliki peran penting dalam
memajukan pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan terutama dalam mendidik moralitas
dan agama, menyekolahkan anaknya, dan membiayai keperluan pendidikan anak-anaknya.
Masyarakat sebenarnya berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah dan hal
itu menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena salah satu prinsipnya ialah adanya
peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah dan pendidikan. Apalagi dengan
adanya politik, masyarakat menjadi terbantu dan leluasa untuk mensuarakan kemajuan
pendidikan.

Namun menurut penulis yang selama ini menjadi pemandangan serius adalah bahwa
minimnya partisipasi masyarakat khususnya orang tua siswa dalam berperan aktif memajukan
pendidikan. Partisipasi masyarakat selama ini hanya sebatas dukungan dana, dukungan lain
seperti pemikiran, moral, dan barang dan jasa kurang diperhatikan oleh karena itu untuk
memperbaikinya perlu dilakukan suatu upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah
melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan dengan melibatkan peran serta masyarakat
melalui manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Jikalau partisipasi masyarakat
terhadap pendidikan minim lalu bagaimana pengetahuan tentang politik bias sampai ditengah
masyarakat. Yang mana sama-sama kita ketahui bahwa pendidikan adalah sebuah alat untuk
memberantas kebodohan. Inilah pentingnya pendidikan untuk menciptakan generasi muda
yang akan bertindak sebagai masyarakat madani dengan tidak kaku terhadap hal yang
berkaitan politik masyarakat mau terbuka dan ikut dalam kolaborasi menciptakan kemajuan
kebijakan politik untuk perkembangan pendidikan, terutama di Indonesia. Dan tenaga pendidik
dan kependidikan, dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam
upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang di
inginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidikan dalam masyarakat
Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran berkembang amat cepat. Jadi, peran guru haruslah senantiasa ditingkatkan
mengingat perkembangan zaman semakin laju agar mampu menjaga juga melahirkan
masyarakat yang madani.

Anda mungkin juga menyukai