Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Sukron

Nim : 1181012584

Kelas : PAI II C

Materi I : Keluarga dan Sosialisasi

Kasus Sosial : Orang tua sibuk kerja, Anak ditangani oleh pengasuh
anak/baby sister yang hanya fokus dalam pertumbuhan fisik bayo

Defenisi keluaga dapat kita lihat dalam pasal 1 UU Perkawinan Nomor 1


tahun 1974 dinyatakan bahwa perkawinana adalah ikatan lahir dan batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujiuan membentuk
keluarga yang bahagia dan sejahtera, berdasarkan Ketuhana yang Maha Esa.
Anak yang lahir daru perkawinann ini adalh anak yang sah dan menjadi hak serta
tanggung jawab kedua orang tuanya. Memelihara dan mendidiknya, dengan
sebaik-baiknya. Kewajiban kedua orang tua mendidik anak ini terus berlanjut
sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri.

Dari defenisi di atad dapat dirumuskan bahwa keluarga merupakan


kelompok sosial kecil yang teridiri dari ayah,ibu dan anak. Hubungan antara anak
dan orang tuanya bersifat tetap didasarkan karena ikatan pertalian darah,
perkawinan atau adopsi. Susana hubungan keluarga tentunya afeksi dan
memilika rasa saling tanggung jawab.

Bukan menjadi suatu hal yang baru dalam masalah pengasuhan anak
setelah ia lahir di berikan pengasuhannya kepada soerang pengasuh anak atau
baby sister. Kasus ini sering terjadi di kalangan keluarga-keluarga yang elit,
dimana ayah dan ibu sibuk berkerja, dan anak di asuh oleh baby sister, tentu ini
menjadi suatu hal yang sangat fatal dalam memberikan suatu didikan yang baik
kepada anak, pertumbuhan anak baik pemikiran maupun psikologi akan
terhambat karena kurangnya perhatian orang tua dalam pertumbuhannya.

Baby sister hanya memberikan asuhan dalam kelancaran pertumbuhan


fisik anak, sangat kurang bahkan tidak ada unsur pendidikan agama, sosial,
moral yang diberikan baby sister kepada anak yang ia asuh. Tentu ini akan
menghambat pertumbuhan yang baik bagi bayi.

Ketika bayi di asuh oleh baby sister, maka bayi akan lebih mengenal baby
sister dari pada orang tuanya, begitu juga dengan oang tua pasti akan kurang tau
akan pertumbuhan anaknya sehingga apa yang dilakukan oang tua belum tentu
dapat diterima anak dan akan menjadi penghambat hubungan antara orang tua
dan anak, watak baby sister sudah dipahami oleh bayi dan watak orang tuanya
tentu kurang ia ketahui, hal ini akan meyebabkan kurangnya kepeduliaan anak
kepada orang tua.

Dalam aspek agama, khususnya dalam agama islam, kita selalu


mendengar suatu pernyataan mutiara yang memang dapat dikatakan ungkapan
fakta bahwa orang tua merupakan madrasah utama bagi seorang anak,ketika
anak di asuh oleh orang lain maka pendidikan agama akan kurang di dapati
sebagaimana kebanyakan baby sister hanya membantu kelancaran dalam aspek
perkembangan fisik.

Denga kurangnya pendidikan agama bagi anak maka anak akan jarang
beribadah dan tidak tau makna kehidupan sebenarnya, dalam kasus ini banyak
orang tua yang tidak sadar diri akan kelalaian anaknya dalam beribadah. Orang
tua mengatakan ia tidak bersalah dan sudah menyekolahkan anaknya kesekolah
agama namun anaknaya tetap kurang dalam hal ibadah. Padahal itu adalah
kesalahan dari orang tua nya karena sedari anaknya masih bayi orang tua nya
kurang perhatia dan tidak memberikan pendidikan agama kepada anaknya,
padahal sebagaimana yang penulis paparkan diatas tadi bahwa “Orang tua
merupakan madrasah utama bagi anaknya”.

Dalam aspek Psikologi, anak akan menjadi egois karena kurangnya


interaksi dengan orang tua apalagi dengan pengasuh, ini akan menjadikan anak
seorang yang tidak peduli akan lingkungan dan akan menjadikan anak kurang
percaya diri, selalu merasa sendirim dan tidak akan dapat aktif ataupun
beradaptasi dimana ia berada.

Dari berbagai dampak negative diatas penulis tidkak pula lupa


mecantumkan dampak postivenya, yaitu :

 Orang tua tak perlu panik ataupun khawatir saat bekerja karena dirumha
telah ada yang menjaga si anak, tentu ini akan membuat pemikiran orang
tuanya akan lebih tenang dalam bekerja karena sudah ada pengasuh yag
mengasuh anaknya, ia tidak lagi pusing memikirkan bagaimana ia bisa
membesarkan anaknya tanpa mengganggu pekerjaannya
 Anak mendapatkan pengasuhan khusus dan anak mendapatkan
perhatian lebih dari orang di sekitarnya.
Perhatian lebih akan didapatkan anak dari seorang pengasuh dan ini
akan membuat dia asik dalam bergaul bersama kawannya yaitu
pengasuh itu, namun ini akan membuat anak lebih nyaman bersam baby
sister daripada orang tuanya
 Anak mempuyai teman bermain dan bercerita, walaupun baby sister
hanya menjalankan tugasnya.

Namun dari dampak positive tersebut tetap tidak seimbangan dengan


dampak negative yang di timbulkan.

Semua itu disebabkan karena kurangnya sosialisasi orang tua kepada anaknya.

Solusi :

Sebagai orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, pendidikan baik


yang harus anak dapatkan merupakan tantangan besar bagi orang tua, memang
menitipkan anak kepada baby sister merupakan solusi dari orang tua yang sibuk
bekerja, namun hal yang harus dipertimbangankan adalah bagaimana pola asuh
dari baby sister itu, jika hanya bantu dalam melancarkan perkembangan fisik
tentu itu tidak memberikan kelancaran dalam perkembangan lainnya.
Orang tua harus pandai memanajemen waktunya agar bisa mengontrol
perkembangan anak, jikalau pekerjaan menuntut kerja lembur maka baby sister
memang solusi dengan ketentuan lebih utama adalah keluarga dan selalu
mengontrol perkembangan anak sehinga orang tua tidak salah mengekspresikan
didikan dalam mendidik anak. Orang tua harus dapat membagi waktu dalam
bekerja dan mengsasuh anak.

Carilah orang yang memang ahli dan spesialisnya pengasuhan anak,


sehingga anak kita dapat menerima didikan yang bagus, baik dalam aspek
psikologi, kognitif, sosial budaya dan agamanya.

Elly Rusmi, seorang spesialis pengasuhan anak mengatakan “Permainan


terbaik untuk anak adalah tubuh ayah dan ibunya”. Menurutnya permainan ini
mengisyaratkan interaksi antara orang tua dan anak. Interaksi berarti ada waktu
yang di lewati bersama anak waktu bersama anak akan mampu meningkatkan
kepedulian antara orang tua dan anak

Dalam pandangan agama islam, orang tua merupakan madrasah utama


anak untuk mendapatkan pendidikan yang baik, maka dalam memberikan
didikan kepada anak dimulai dari sebelum laki laki mencari wanita untuk menajdi
ibu dari anakp-anaknya nanti. Tentunya kita disuruh melihat agama seorang
wanita yang yang akan diperistrikannya.

Setelah ia mempunyai istri yang baik, maka Allah karunia kan anak
kepadanya, sedari lahir orang tua harus memberikan didikan tauhid dan
pengamalam ibadah-ibadah yang sudah diatur dalam syariat islam. Oleh karena
itu lah ketika mencari istri dilihat dari baik atau tidak agamanya, karena ia akan
menjadi madrasah utama bagi anaknya.

Menurut penulis, tidak ada kata sibuk untuk mengasuh anak, karena
orang tua bertanggung jawab atas pendidikan yang didapatkan oleh anak, maka
orang tua harus memberikan yang terbaik kepada anaknya, mengarjarkan ilmu
agama, sosial budaya dan ilmu lainnya demi kelancaran aspek intelektualnya
agar menjadi pribadi yang baik dan sukse dihari kemuadian.
Materi II : Peran Mayarakat dan Kebijakan Politik Terhadap Pendidikan

Kasus : Pro Kontra Full Day School

Semakin berkembangnya zaman, kurikulum yang ada


di Indonesiasemakin berkembang. Dengan adanya perubahan kurikulum dan
kebijakan dalam bidang pendidikan diharapkan dapat menjadikan pendidikan di
Indonesia semakin kompleks dan dapat menciptakan penerus bangsa yang
berkualitas.

            Hal tersebut ditandai dengan adanya penerapan fullday school yang


sudah dilaksanakan oleh berbagai sekolah di Indonesia. Penerapan fullday
school sendiri akan diterapkan oleh sekolah yang dirasa sudah siap menghadapi
perubahan pola belajar mengajar yang berbeda dengan sebelumnya. Fullday
school sendiri ditandai dengan penambahan jam belajar yang diberikan oleh
siswa sekitar dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. 

Waktu lebih tepatnya disesuaikan oleh kebijakan yang sudah ditetapkan pada
dinas pendidikan di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.Bagi Sekolah
Menengah Atas kebijakan dalam proses belajar mengajarkan ditentukan pada
tingkat Provinsi. Sedangkan dalam jenjang Sekolah Menengah pertama
ditentukan pada tingkat kabupaten/kota.

            Tentunya sebuah kebijakan tidak akan berjalan dengan baik tanpa


adanya tujuan yang diharapkan dari kebijakan tersebut. Guna berlangsungnya
kebijakan fullday school yang dapat terlaksana dengan baik tentu terdapat
makna-makna yang ada sehingga pemerintah berani menerapkan kebijakan ini
kepada siswa-siswa di Indonesia, tidak lain adalah obyek dalam hal pendidikan di
Indonesia. Fullday school ini memiliki berbagai tujuan yang berbeda-beda dan
tentunya bermanfaat bagi siswa itu sendiri. Salah satunya adalah meningkatnya
jumlah orang tua yang bekerja. 

Dalam hal ini anak memiliki waktu yang luang setelah dia pulang seperti sekolah
biasanya. Tentunya dengan adanya waktu luang setelah siswa pulang sekolah
sedangkan orang tua sedang bekerja, siswa cenderung memiliki pengawasan
yang kurang dari orang tua. Semua perilaku dapat dilakukan oleh siswa tersebut
tanpa atau dengan sedikitnya pegawasan orang tua.

            Terlebih pada masa kini sedang maraknya perilaku remaja yang


menyimpang disaat ia masih berseragam pada jam pulang sekolah. Fullday
school yang dimaksudkan oleh pemerintah bukanlah proses belajar mengajar
secara formal pada umumnya, melainkan menjunjung tinggi pendidikan karakter
untuk siswa. Dengan adanya fullday school ini diharapkan dapat meminimalisir
perilaku menyimpang remaja yang secara tidak langsung mengatasnamakan
bahkan merendahkan nilai pendidikan di Indonesia.
            Sedangkan di sisi lain, terdapat masyarakat yang merasa bahwa makna
dari proses belajar mengajar tidak hanya di dalam ruang kelas saja. Semua
proses belajar dapat kita dapatkan selain di dalam ruang kelas saja, seperti di
rumah maupun lingkungan masyarakat. Siswa dapat memahami lebih dalam
gejala-gejala sosial yang ada di lingkungan masyarakat secara langsung, tidak
hanya secara teoritis.

  Maka dari itu, kita sebagai masyarakat harus dapat berpikir secara kritis
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada di Indonesia kini, khususnya
perubahan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu
fullday school.

Analisis :
Sistem pendidikan sesuai kuruikulum 2013 di Indonsia yang
menerapkan fullday school dengan salah satu tujuan dapat mengurangi
penyimpangan anak dalam pergaulan karena dari pagi hingga sore anak
selalu di awasi oleh sekolah, dan juga akan meberikan keuntungan
kepada orang tua yang bekerja, ia tidak akan khawatir lagi kepada anak
karena anak sudah diawasi di sekolah dari pegi hingga sore. Dan didikan
yang akan diberikan dalam kurikulum ini adalah belajar mengajar dimana
ini akan membentuk karakter atau pribadi pelajar yang baik.
Namun kebijakan full day school tidak lepas kontra dari
masyarakat, masyarakat berpendapat bahwa belajar mengajar bukan
hanya didalam ruang kelas saja, penulis sependapat dengan permyataan
ini. Memang sekolah dan kelas merupakan sistem sosial dan dikatakan
sebagai miniature kehidupan sosial masyarakat luas, namun hal itu tidak
dapat menggantikan peranan siswa di masyarakat luas, ketika fullday
diterapkan, interaksi siswa dengan dunia msyarakat luas akan berkuang,
dan kebanyakan sekolah belum membuat sistem siswa untuk terjun ke
masyarakat, sehingga ini akan menjadikan siswa tersebut kurang
pergaulan dalam kehiduoan masyarakat luas. Kita tidak bisa membantah
lingkungan masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan
sesesorang, jadi lingkungan sekolah tidak cukup untuk memberikan
kelancaran dalam perkembanagan anak. Tentang kekhawatiran terhdap
anak oleh orang tua yang bekerja, mungkin dapat terbantu oleh sistem
fullday school ini. Namun peran da tanggung jawab orang tua adalah
memelihara dan memberikan didikan yang baik kepada anaknya, tidak
cukup pendidikan disekolah, pendidikan yang paling utama adalah
pendidkan yang diberikan oleh orang tua, seorang anak yang
mendapoatka perhatian dan pendidikan drari ornag tua ia akan merasa
dan ditambah dengan pendidikan disekolah akan menimbulkan efek
positive bagi anak.
Menurut penulis juga, sistem fullday school telah mengganggu
sedikit hak anak, yang mana anak mempunya hak berpartisipasi bukan
hanya disekolah akan tetapi dimasyarakat luas. Hak untuk bermain, anak
akan senantiasa merasa bahagia jika ada waktu luang untuk bermain ini
merupakan refreshing bagi siswa setelah fokus belajar sekian jam, inilah
hak yang tidak dapat lagi siswa rasakan sekarang.

Solusi :
Menurut penulis, sistem fullday school itu ada baiknya yaitu
dengan memberikan pengawasan full, namun belum dapat diterima oleh
masyarakat Indonesia, dan juga ada sisi buruknya yaitu anak akan kurang
dapat terjuan kemasyarakat luas karena kurangnya seharian anak hanya
berada disekolah.
Solusi dari penulis, pemerintah bautlah kebijakan yang sesuai
dengan kemampuan dan mengikuti acuan bagaimana seorang anak
tersebut dapat berkembang, disela-sela fulllday school berikan
kesempatan atau kebijakan bahwa anak/pelajar untuk terjun kedunia
masyarkaat luas, bukan untuk bergaul bebas tapi untuk berosisalisasi.
Berikan anak/pelajar untuk bisa juga merasakan pendidikan dri orang
tuanya. Begitu juga dengan orang tua harus sadar bahwa orang tua lah
sekolah utama bagi anak-anaknya.
Jadi pendidikan di Indonesia, harus memberikan pendidikan dan praktik
terjun kelapangan / ke masyarakat hingga anak bisa bersosialisasi dan
mudah dalam bergaul dan mendapatkan status sosial yang baik dari
pandangan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai