Opini:
Gangguan jaringan juga bukan lagi hal baru bagi generasi pandemi saat
ini, baik ketika jam pelajaran hingga bahkan ketika mengikuti ujian tak jarang
terkendala dengan internet mereka. Dikemukakan berdasarkan hasil survei terbaru
SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) bahwa sebanyak 92 persen
pelajar/ mahasiswa mengalami cukup banyak gangguan selama belajar online.
Belum lagi ditambah berbagai keluhan terkait besaran biaya kuota yang
dikeluarkan. Meski bantuan kuota gratis sudah disalurkan oleh pihak
kemendikbud, namun nyatanya pembagian kuota gratis ini belum merata.
Terbukti saat Menteri Pendidikan Nadiem Makarim berkunjung ke Kabupaten
Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam kunjungan kerjanya tersebut,
Nadiem ingin memastikan bahwa pelaksanaan PJJ terlaksana dengan baik dan
subsidi kuota internet telah tersalurkan. Namun nyatanya pada daerah tersebut
para pelajar belum menerima bantuan kuota gratis tersebut karena pihak sekolah
tidak tahu menahu mengenai penandatanganan Surat Pertanggungjawaban Mutlak
(SPTJM) yang menjadi pra syarat dari Kemendikbud (Damanik, 2021).
Dari berbagai permasalah dan fakta yang tersaji diatas, penulis berusaha
menyajikan dua solusi terkait kajian tersebut,
Berbicara soal sistem pendidikan tentu tidak terlepas dengan kualitas pendidikan
itu sendiri. Pada kali ini penulis mencoba menganalisis kualitas pendidikan
selama pandemi.
Referensi: