Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR JAWABAN TUGAS/QUIS

NIM : 20201010011
Nama Lengkap : HALEK MU’MIN
Mata Kuliah, Kelas : PLK Semester : 2 (dua)
Tugas Quis ke : II Beban SKS : 3 sks
Dosen Pengampu /
Jenis Tugas : Mandiri : Akbar Gayo, SE.,MM
Tutor

Jawaban di sini dengan huruf jenis TimeNewsRoman, Size 12, Spasi 1,15
1. Bagaimana tujuan, tugas dan instrumen Bank Indonesia
a. Tujuan Bank Indonesia
Berbeda dengan Undang‐undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang
tidak merumuskan secara tegas mengenai tujuan Bank Indonesia, dalam UU‐BI secara
tegas dinyatakan dalam Pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia.
Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang
dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan terhadap mata
uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain.
Perumusan tujuan Bank Indonesia dalam bentuk single objective ini dimaksudkan untuk
memperjelas sasaran yang akan dicapai dan batasan tanggung jawab yang harus
dipikul oleh Bank Indonesia. Hal ini berbeda dengan tujuan Bank Indonesia dalam
Undang‐undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang dirumuskan secara
umum yaitu “meningkatkan taraf hidup rakyat”. Ketidaktegasan perumusan tersebut
menimbulkan implikasi antara lain peran Bank Indonesia sebagai otoritas tidak jelas dan
tidak terfokus bahkan timbul conflicting karena antara tugas menjaga kestabilan nilai
rupiah dengan tugas mendorong pertumbuhan seringkali tidak dapat berjalan seiring.
Disamping itu, ketidakjelasan tujuan juga menjadikan tanggung jawab terhadap
kebijakan yang diambil tidak jelas.
Berbeda dengan Undang‐undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang
tidak merumuskan secara tegas mengenai tujuan Bank Indonesia, dalam UU‐BI secara
tegas dinyatakan dalam Pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia.
Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang
dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi serta kestabilan terhadap mata
uang negara lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain.
Perumusan tujuan Bank Indonesia dalam bentuk single objective ini dimaksudkan untuk
memperjelas sasaran yang akan dicapai dan batasan tanggung jawab yang harus
dipikul oleh Bank Indonesia. Hal ini berbeda dengan tujuan Bank Indonesia dalam
Undang‐undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang dirumuskan secara
umum yaitu “meningkatkan taraf hidup rakyat”. Ketidaktegasan perumusan tersebut
menimbulkan implikasi antara lain peran Bank Indonesia sebagai otoritas tidak jelas dan
tidak terfokus bahkan timbul conflicting karena antara tugas menjaga kestabilan nilai
rupiah dengan tugas mendorong pertumbuhan seringkali tidak dapat berjalan seiring.
Disamping itu, ketidakjelasan tujuan juga menjadikan tanggung jawab terhadap
kebijakan yang diambil tidak jelas.
b. Tugas Bank Indonesia
Dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang utama
tugas Bank Indonesia yaitu :
• menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
• mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
• serta mengatur dan mengawasi bank.
Agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah tersebut dapat dicapai
secara efektif dan efisien, maka ketiga tugas tersebut harus diintegrasikan.
c. Instrument bank indonesia
Adapun Instrumen bank indonesia adalah sebagai berikut :
• Sistem Pembayaran Nilai Besar.
• Sistem Pembayaran Ritel.
• Pengelolaan Uang Rupiah.
• Perizinan.
• Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
• Infrastruktur Pasar Keuangan.
• Standardisasi Kompetensi.
• Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.

2. Bagaimana tugas, tujuan dan instrumen Bank Umum, Apa persamaan dan perbedaan tugas
dan tujuan antara Bank Indonesia dgn Bank Umum ?
a. Tugas Bank Umum
Untuk jenisnya, bank umum dibagi menjadi dua jenis yaitu bank devisa dan bank non
devisa. Bank yang termasuk jenis bank devisa adalah Bank BNI, Bank BRI, Bank
Bukopin dan masih banyak lagi. Sedangkan bank umum non devisa seperti Bank BCA
Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Dinar Indonesia dan sejenisnya.
Selain ketiga fungsi diatas, bank umum juga memiliki beberapa tugas yang harus
dijalankan.
Adapun tugas dari bank umum yaitu:
1. Menghimpun/mengumpulkan dana dari masyarakat
Tugas utama yang dimiliki oleh bank umum di Indonesia adalah menghimpun atau
mengumpulkan dana dari masyarakat yang ada di seluruh Indonesia. Hasil
pengumpulan uang dari masyarakat ini bisa berupa tabungan. Dimana setiap jenis
bank memiliki beberapa tipe tabungannya sendiri.
Ada banyak sekali cara yang di tawarkan oleh sebuah bank umum untuk
mempermudah setiap masyarakat untuk menyetorkan uangnya ke bank. Mulai dari
penyetoran secara langsung dengan datang ke bank. Atapun penyetoran secara
tidak langsung melalui mesin atm setor tunai di bank bank tertentu.
Tujuan penghimpunan uang masyarakat yang dilakukan oleh bank ini adalah
menjamin keamanan uang tersebut. Dimana jika Anda memilih menyimpan uang di
bank maka uang Anda tidak akan rusak karena dimakan hewan. Ataupun hilang dicuri
seseorang. Sehingga Anda akan lebih nyaman dan tenang ketika mempercayakan
uang Anda di salah satu bank umum yang ada di Indonesia.
2. Penyalur dana ke masyarakat
Selain menjadi penghimpun uang dari seluruh masyarakat, bank umum juga memiliki
tugas untuk menyalurkan dana tersebut ke masyarakat luas. Dimana untuk proses
penyaluran dana ini bisa berupa pengambilan tabungan langsung oleh nasabah yang
memiliki rekening bank di salah satu bank umum Indonesia.
Atau penyaluran dana ke masyarakat ini juga bisa berupa uang pinjaman yang di
butuhkan oleh seseorang. Untuk nilai maksimal ataupun minimal pinjaman biasanya
di sesuaikan dengan kemampuan pembayaran seorang peminjam. Besaran nilai
uang pinjaman juga disesuaikan dengan jaminan yang diberikan kreditur.
Semakin tinggi nilai jaminan maka akan semakin besar uang pinjaman yang bisa
didapatkan. Tujuan di salurkannya dana ke masyarakat dalam bentuk uang pinjaman
ini agar kehidupan setiap masyarakat di Indonesia bisa lebih baik dari sebelumnya.
b. Tujuan bank umum
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan
pada umumnya terbagi atas dua tujuan:

1. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi
nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu kredit. Ini
adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya
penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat
diperdagangkan dengan cara barter yng memakan waktu.
2. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada
pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi
dan pemanfaatan yang lebh produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi
suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di
saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat
dibangun arena mereka tidak memiliki dana pinjaman.

c. Apa persamaan dan perbedaan tugas dan tujuan antara Bank Indonesia dgn Bank Umum
adalah persamaannya adlah sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana
masyarakat. Bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
• Perbedaannya:
- Bank Indonesia adalah bank dari bank maksudnya dalah semua bank akan bernaung
dibawah Bank Indonesia
- Bank Indonesia dilarang untuk menerbitkan simpanan giro dan tabungan lain ke
masyarakat sedangkan bank umum boleh.

3. Apa dan bagaimana latar belakang pembentukan OJK ? Dan apa yg ada ketahui ttg OJK dan
apa tujuan fungsi, tugas, dan wewenang OJK ?
Otoritas Jasa Keuangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan OJK berdasarkan
Pasal 1 Angka 1 Undang – Undang Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam undang – undang Otoritas Jasa Keuangan tersebut. Pendorong
dibentuknya lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang salah satunya Otoritas Jasa
Keuangan yakni untuk sektor jasa keuangan yang bekerja secara efisien sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan masa sekarang.1 Oleh sebab itu berdasarkan Pasal 4 Undang –
Undang Otoritas Jasa Keuangan tujuan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan ini
dipertegas yakni agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan di dalam sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi
kepentingan Konsumen dan masyarakat.
OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel serta mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil serta mampu melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat. Selain itu OJK berfungsi menyelenggarakan
pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan, yaitu independensi, terintegrasi, dan
menghindari benturan kepentingan. Fungsi pengaturan dan pengawasannya dilaksanakan
pada lembaga-lembaga keuangan, seperti Perbankan, Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Non-Bank (asuransi, dana pensiun dan termasuk didalamnya lembaga
pembiayaan konsumen). Seluruh bisnis keuangan di Indonesia berada dibawah pengaturan
dan pengawasannya yang bebas dari intervensi dari pihak manapu. Di dalam Undang-
Undang OJK, yaitu pada bagian penjelasan umum disebutkan bahwa pembentukan OJK
dimaksudkan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif didalam
menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih
menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan.
Di laman resmi OJK, ojk.go.id, pun dipaparkan, secara umum tujuan OJK dibentuk
adalah sebagai berikut: 1. Menjaga agar seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan
terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel. 2. Mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh berkelanjutan dan stabil 3. Mampu melindungi kepentingan
konsumen maupun masyarakat. Sementara, untuk fungsi OJK yakni untuk
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegaitan di sektor jasa keuangan.
OJK memiliki wewenang atas tiga hal, yakni: 1. Terkait khusus pengawasan dan
pengaturan lembaga jasa keuangan bank yang meliputi: Perizinan untuk pendirian bank,
pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan
sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha
bank Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi,
dan aktivitas di bidang jasa Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang
meliputi: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum,
batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan
bank. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi
debitur, pengujian kredit (credit testing), dan standar akuntansi bank Pengaturan dan
pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen risiko, tata kelola
bank, prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian uang, pencegahan pembiayaan
terorisme dan kejahatan perbankan serta pemeriksaan bank

Anda mungkin juga menyukai