Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG

KESEHATAN

MODEL PERENCANAAN DAN PROSES PERENCANAAN

PEMBERDAYAAN

Dosen Pengampu : Agung Sutriyawan., S.KM.,M.Kes

Oleh :

1. Aulia Akbar BK118001

2. Diana Mira Idie BK117009

3. Dimas Haikal Anshari BK118005

4. Nandini Saprasista BK118023

5. Redo Yunita BK118027

6. Rista Sipayung BK118031

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Makalah Mata Kuliah
Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan yang membahas mengenai
Model Perencanaan, dan Proses Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat ini
dapat selesai dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah memberikan tauladan
baik sehingga akal dan fikiran mampu menyelesiakan tugas ini, semoga kita
termasuk umatnya yang kelak mendapat syafa’at dan mendapat kemudahan
dalam menuntut llmu.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terimakasih kepada


pihak-pihak yang terlibat dan membantu kami dalam menyusun tugas
makalah ini. Terimaksih kepada bapak Agung Sutriyawan., S.KM.,M.Kes
selaku Dosen Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
yang telah mengajarkan dan membimbing kami dengan penuh kesabaran
sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya, kepada orangtua kami
yang telah membantu kami baik secara moril maupun materil, dan kepada
teman mahasiswa Kesehatan Mayarakat Tingkat 3 yang merupakan teman
seperjuangan yang telah memberi kami dukungan dan semangat.

Dengan segala kerendahan hati kami menyadari masih banyak


kekurangan baik dari sistematika susunan serta cara penulisan makalah ini,
oleh karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca
sangat kami butuhkan agar makalah ini dapat diperbaiki dan membawa
manfaat yang baik. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

Bandung, 3 Maret 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang memegang


peranan sangat penting dalam mempersiapkan pelaksanaan suatu program/
kegiatan pembangunan bagi masyarakat, serta sangat menentukan berhasil
tidaknya suatu program pembangunan. Perencanaan merupakan fungsi
pertama dari empat fungsi manajemen yang sangat urgent, selain fungsi
manajemen lainnya (pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi). Jika
perencanaan suatu program/kegiatan disusun dengan baik dan bertanggung
jawab, berdasarkan hasil identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat, serta
didukung dengan ketersediaan data dan informasi yang lengkap, yang berasal
dari hasil informasi berbagai pihak yang terkait/stakeholder, dengan
melibatkan masyarakat sebagai subjek, dan disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya masyarakat setempat, maka dapat diperkirakan bahwa kesuksesan
suatu kegiatan akan dapat terwujud (Dika Amir Pratama, 2016).

Kuncoro (2012:50) mengemukakan bahwa, kenyataan dilapangan


menunjukkan banyaknya kegagalan akibat dari perencanaan yang salah dan
tidak tepat. Kesalahan perencanaan dapat berada pada awal perencanaan itu
sendiri, ataupun pada saat proses berlangsung. Banyaknya perencanaan
pemerintah yang gagal, karena apa yang direncanakan tidak mempunyai
pijakan yang relevan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
Seringkali, program yang dilaksanakan tidak dapat memberdayakan
masyarakat, tetapi justru menciptakan ketergantungan masyarakat pada
pemerintah. Artinya, banyak program pemerintah hanya memberikan ikan,
bukan kailnya (Dika Amir Pratama, 2016).
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana model perencanaan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan?
2. Bagaimana proses perencanaan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah pemberdayaan masyarakat dan juga menambah pengetahuan
bagi mahasiswa khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat
tingkat 3 dalam mengikuti pembelajaran mata kuliah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui model perencanaan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
b. Untuk mengetahui proses perencanaan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Penulis
Terpenuhinya mata kuliah pemberdayaan masyarakat
yang berupa makalah yang membahas mengenai model
perencanaan dan proses perencanaan pemberdayaan
masyarakat.
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber bacaan bagi mahasiswa di
perpustakaan.
1.4.3 Manfaat Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai


konsep pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan khususnya
mengenai model perencanaan dan proses perencanaan
pemberdayaan masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Model Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses membuat orang


mampu meningkatkan kontrol atas keputusan dan tindakan yang
memengaruhi kesehatan masyarakat, bertujuan untuk memobilisasi
individu dan kelompok rentan dengan memperkuat keterampilan dasar
hidup dan meningkatkan pengaruh pada hal-hal yang mendasari kondisi
sosial dan ekonomi. Sementara itu, menurut pemerintah RI dan United
Nations International Children’s Emergency Funds, pemberdayaan
masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat noninstruktif untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melakukan pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari
instansi lintas sektor maupun LSM dan tokoh masyarakat (Sulaeman et al.,
2012)

Model pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan diformulasikan


sebagai berikut :

a. Model pengembangan lokal yaitu pemberdayaan masyarakat sejalan


dengan model pengembangan lokal sebagai upaya pemecahan masalah
masyarakat melalui partisipasi masyarakat dengan pengembangan
potensi dan sumber daya lokal.
b. Model promosi kesehatan dilakukan melalui empat pendekatan, yaitu
persuasi (bujukan / kepercayaan) kesehatan, konseling personal dalam
kesehatan, aksi legislatif, dan pemberdayaan masyarakat.
c. Model promosi kesehatan perspektif multidisiplin mempertimbangkan
lima pendekatan meliputi medis, perilaku, pendidikan, pemberdayaan,
dan perubahan sosial.
d. Model pelayanan kesehatan primer berbasis layanan masyarakat
menurut Ife, masyarakat harus bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan menetapkan prioritas, merencanakan
dan memberikan layanan kesehatan, serta memantau dan mengevaluasi
layanan kesehatan.
e. Model pemberdayaan masyarakat meliputi partisipasi, kepemimpinan,
keterampilan, sumber daya, nilai-nilai, sejarah, jaringan, dan
pengetahuan masyarakat.
f. Model pengorganisasian masyarakat yaitu hubungan antara
pemberdayaan, kemitraan, partisipasi, responsitas budaya, dan
kompetensi komunitas.
g. Model determinan sosial ekonomi terhadap kesehatan meliputi
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan modal atau kekayaan yang
berhubungan satu sama lain dengan kesehatan.
h. Model kesehatan dan ekosistem masyarakat interaksi antara
masyarakat, lingkungan, dan ekonomi dengan kesehatan.
i. Model determinan lingkungan kesehatan individual dan masyarakat
determinan lingkungan kesehatan individual meliputi lingkungan
psikososial, lingkungan mikrofisik, lingkungan ras / kelas / gender,
lingkungan perilaku, dan lingkungan kerja. Sementara itu, determinan
lingkungan kesehatan masyarakat meliputi lingkungan politik /
ekonomi, lingkungan makrofisik, tingkat keadilan sosial dan keadilan
dalam masyarakat, serta perluasan kontrol dan keeratan masyarakat.
j. Model penanggulangan penyakit berbasis keluarga yaitu pemeliharaan
kesehatan dilakukan secara swadaya dan mandiri oleh keluarga melalui
penumbuhan kesadaran, peningkatan pengetahuan, dan keterampilan
memelihara kesehatan.
k. Model pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).

(Sulaeman et al., 2012)


1.2 Proses Perencanaan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

Pelaksanaan pengembangan masyarakat dapat dilakukan melalui penetapan


sebuah program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanannya
dapat dilakukan dengan mengikuti 6 langkah perencanaan.

1. Perumusan masalah. Pengembangan masyarakat dilaksanakan berdasarkan


masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa masalah yang
biasanya ditangani oleh pengembangan masyarakat berkaitan dengan
kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, pemberantasan buta hurup,
dan lain-lain. Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan
penelitian (survei, wawancara, observasi), diskusi kelompok, rapat desa,
dan seterusnya.
2. Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati
sebagai prioritas yang perlu segera ditangani, maka dirumuskanlah
program penanganan masalah tersebut.
3. Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan
keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dari program
yang telah ditetapkan. Tujuan yang baik memiliki karakteristik jelas dan
spesifik sehingga tercermin bagaimana cara mencapai tujuan tersebut
sesuai dengan dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah orang
yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah
ditetapkan.
5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk
didalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya manusia.
6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau metoda
yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan.
7. Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
memantau proses dan hasil pelaksanaan program. Apakah program dapat
dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan? Apakah program
sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan? suatu
kegiatan indikator keberhasilan.
Sejalan dengan menguatnya sistem ekonomi pasar bebas dan
swastanisasi kesejahteraan sosial, pengembangan masyarakat memiliki
tantangan yang lebih besar daripada waktu-waktu sebelumnya. Pekerja
sosial harus mampu memobilisasi masyarakat dalam mengidentifikasi
kebutuhan- kebutuhannya, dan kemudian kerjasama untuk memenuhinya.
Pekerja sosial juga perlu mampu mengurangi kesenjangan dalam
pemberian pelayanan, penghapusan diskriminasi dan ketelantaran melalui
strategi-strategi pemberdayaan masyarakat. Fragmentasi dan konflik antar
masyarakat yang cederung meningkat dewasa ini semakin menuntut
pekerja sosial untuk lebih meningkatkan
kemampuan profesionalnya, khususnya dalam bidang pendekatan-
pendekatan kritis dan alternatif.
Tanpa perubahan-perubahan dalam konteks yang lebih luas, seperti
perubahan dalam kebijakan sosial dan sistem pemberian pelayanan sosial,
pengembangan masyarakat akan menjadi metoda yang kurang efektif.
Pengembangan masyarakat hanya akan menjadi sebatas jargon, bukan
sebagai pendekatan pekerjaan sosial.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Dika Amir Pratama, W. (2016). Evaluasi Manajemen Pemberdayaan Masyarakat.


In J+Plus Unesa (Vol. 5).

Sulaeman, E. S., Karsidi, R., Murti, B., Kartono, D. T., Waryana, W., & Hartanto,
R. (2012). Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, Studi
Program Desa Siaga. Kesmas: National Public Health Journal, 7(4), 186.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v7i4.54

Anda mungkin juga menyukai