Anda di halaman 1dari 5

Nama: Adelva Pricilia

Nim: 1905001
Matkul: Kewirausahaan
Tugas: 13

Pengertian etika Bisnis dan Etika Bisnis.


Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang
baik. Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan,
menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan
pada umumnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) Etika adalah
Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan
masyarakat atau profesi.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business dari kata
dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Di dalam
melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang sebagai bisnis yang baik.
Bisnis beretika adalah bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-nilai luhur yang bersumber dari
hati nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila dalam mengelola bisnisnya
pengusaha selalu menggunakan nuraninya. Apakah produk yang dijualnya baik? Apakah dia telah
berpromosi dengan tidak menipu? Dan, apakah dia telah menggunakan praktik bisnis yang jujur?
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral
yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Sedangkan Etika Bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang
lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali
kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal
(1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita:

1. Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena itu
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-
rendahnya.
2. Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara
kelompok.

Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan
didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Tidak ada cara
yang paling baik untuk memulai penelahan hubungan antara etika dan bisnis selain dengan
mengamati, bagaimanakah perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk menerapkan etika ke
dalam bisnis.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena:

a. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
b. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.

c.  Melindungi prinsip kebebasan berniaga

d.  Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Pengertian Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR)


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate  Social Responsibility (CSR) merupakan
bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan perusahaan melalui berbagai kegiatan yang
dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta
berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.[2]

Ada beberapa pengertian CSR menurut beberapa ahli:

1. R.W. Griffin (2004) memberikan definisi tanggung jawab sosial sebagai usaha suatu bisnis yang
menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan individu
dalam lingkungannya yang meliputi konsumen, bisnis lain, karyawan, dan investor.

2. Boove & kurtz (2002) mendefinisikan tanggung jawab sosial adalah perorangan manajemen
terhadap kewajibannya untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan, dan kesejahteraan
sosial sebagai nilai yang sepadan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

3. Menurut Clement K. Sansat berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi bersama dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,
masyarakat lokal dan masyarakat secara lebih luas.

4. Johnson and johnson mendefinisikan CSR: “is about how companies manage the business
processes to produce an overall positive impact on society”. Yang maksudnya, bagaimana cara
mengelola sebuah perusahaan agar memiliki dampak positif terhadap diri dan lingkungannya.
Lingkungan di sini tentu saja tidak dalam arti sosial, tetapi juga daam arti lingkungan alam dimana
manusia hidup di dalamnya.

Akhirnya dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa pada dasarnya CSR merupakan cita-
cita perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk tindakan yang berdasarkan etika
dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi secara berkelanjutan disertai peningkatan kualitas
hidup karyawan beserta keluarganya, sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan
masyarakat pada umumnya.

Pengaruh Etika dan Tanggung Jawab Sosial terhadap Perilaku Konsumen.

1. Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih di antara


berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resources) yang dimiliki
sesuai dengan syariat islam.

2. Perilaku konsumen juga merupakan aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi,


barang atau jasa.

3. Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan
kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.
Dengan kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan
aksi yang dilakukan saat proses konsumsi. Perilaku konsumen menitik beratkan pada aktivitas yang
berhubungan dengan konsumsi dari individu.

4.  Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan,
pembelian, penggunaan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi.

Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud dengan Perilaku konsumen adalah tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang
selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

Pengaruh etika bisnis dan tanggung jawab sosial terhadap perilaku konsumen sangat erat kaitannya.
Contoh, Perusahaan yang melakukan suatu tindakan yang tidak etis akan memancing tindakan
balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan
pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.

Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula,
terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam
sistem remunerasi atau jenjang karir Perlu di pahami, karyawan yang berkualitas adalah asset yang
paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin
mempertahankan karyawannya. Agar perusahaan dapat memaksimalkan kinerja perusahannya dan
mempunyai nilai dari sudut pandang konsumen.

Tugas 14

Apa itu Selling Skills?


Selling skills adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjual produk, baik itu berupa
barang ataupun jasa. Selling skills ini sangat menentukan apa yang akan dapat Anda raih ke
depannya; sukses dan tidaknya Anda dalam berbisnis secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh
bagaimana kemampuan Anda dalam menjual produk yang Anda miliki.
Selling skills erat kaitannya dengan manipulatif, membujuk, menekan dan menarik perhatian
seseorang. Namun, sesungguhnya menjual adalah menjelaskan logika dan benefit dari sebuah
keputusan. Semua orang butuh selling skills untuk meyakinkan orang lain bahwa idenya masuk akal,
untuk meyakinkan bos atau calon investor bahwa proyek yang direncanakan akan mendatangkan
keuntungan.
Esensinya selling skills adalah communication skills.
Untuk bisa menjadi sales yang hebat dengan gaji yang tinggi, beberapa orang memerlukan pendidikan
khusus untuk menguasainya. Namun jangan khawatir, tanpa mengeluarkan uang yang besar Anda
tetap bisa menguasai selling skills dengan cara memahami tulisan yang Anda baca saat ini.
Keterampilan Seperti Apa yang Anda Butuhkan Jika Bekerja di Bidang Penjualan?
Sebelumnya Anda harus pahami terlebih dahulu bahwa penjualan adalah bidang pekerjaan yang
beragam dan banyak tuntutan. Selain mampu menjual, Anda juga harus memiliki keterampilan
komunikasi, interpersonal, dan layanan pelanggan yang sangat baik.
Dalam posisi penjualan, Anda perlu berkomunikasi dengan pelanggan, klien, pemasok, dan vendor
potensial. Kemampuan/keterampilan komunikasi adalah hal yang amat penting dalam dunia bisnis
dan pengembangan karir. Dan bekerja dalam dunia sales akan memberikan keterampilan komunikasi
yang lebih dibanding bekerja dibidang lain. Selling skills juga berguna bagi seorang leader untuk
memimpin sebuah tim nya.
Manfaat Selling Skills :
Berikut adalah beberapa manfaat dari selling skills:

1. Mengerti cara bernegosiasi dengan baik


Semua pekerjaan melibatkan yang namanya negosiasi: baik itu dengan costumer, vendor,
suplier, bahkan dengan atasan. Jika Anda bekerja di bidang penjualan, maka Anda harus belajar
bagaimana menjadi pendengar yang baik, mengevaluasi hasil dan masalah, mengidentifikasi
pendorong utama,  memecahkan masalah, menanggulangi overcome, dan mendapatkan
kesepakatan tanpa menimbulkan masalah baru.

2. Belajar untuk lebih dekat, down to earth


Meminta atau bertanya apa yang kita inginkan bukanlah hal yang mudah bagi semua
orang. Berhasil melakukan sebuah penjualan adalah seni dan ilmu pengetahuan. Membuat orang
setuju dan mengikuti apa yang kita inginkan juga sebuah seni dan ilmu.  If you want to lead
people, you must be able to close.
3. Belajar mengenai ketekunan
Sebagai pedagang atau salespeople, Anda akan mendengarkan kata “tidak” kapanpun dan
dimanapun. Namun, seiring berjalannya waktu seorang Anda akan memahami hal tersebut
bukanlah sebuah penolakan tetapi itu adalah sebuah tantangan. Dan Anda akan berusaha untuk
mencari dan memecahkan tantangan tersebut.

4. Belajar akan disiplin


Selling skills akan membangun kepercayaan diri Anda. Bekerja dalam dunia penjualan
akan mengajarkan Anda untuk melangkah maju dengan penuh keyakinan terutama di bawah
tekanan dan krisis.

Anda mungkin juga menyukai