PENDAHULUAN
B. TUJUAN
Pengertian zakat
Mengetahui tujuan zakat
Mengetahui manfaat zakat
Syarat harta yang wajib dizakati
Golongan yang berhak menerima zakat
Mengetahui hikmah zakat
C. MANFAAT
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan dan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai zakat dan
khususnya manfaat dari zakat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
" Barang siapa Allah berikan kepadanya harta, lalu ia tidak menunaikan zakatnya,
maka akan ditampilkan dihadapanya pada hari kiamat seekor ular jantan yang memiliki
dua bisa, ia menjulurkan mahkota kepalanya karena penuh dengan racun bisa, ular itu
memakaikan kalung kepadanya, kemudian memegang kedua tulang rahangnya, kemudian
mengatakan: Aku adalah hartamu, aku adalah harta simpananmu,".
B. TUJUAN ZAKAT
Secara umum fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial dan ekonomi. Dalam
bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Sedangkan dalam
bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Di
bidang ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil
manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan
Negara.
4. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana
yang harus dimiliki umat Islam, seperti sarana pendidikan, kesehatan, maupun
sosial ekonomi dan terlebih lagi bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, karena zakat tidak akan diterima
dari harta yang didapatkan dengan cara yang bathil (Al-Hadits). Zakat mendorong
pula umat Islam untuk menjadi muzakki yang sejahtera hidupnya.
6. Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen
pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan
membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan. Zakat juga
merupakan institusi yang komprehensif untuk distribusi harta, karena hal ini
menyangkut harta setiap muslim secara praktis, saat hartanya telah sampai atau
melewati nishab. Akumulasi harta di tangan seseorang atau sekelompok orang
kaya saja, secara tegas dilarang Allah SWT.
Di dalam pembayaran zakat terdapat perluasan daerah harta, karena suatu harta jika
dicairkan sebagian darinya, maka akan meluas jangkauanya, dan banyak orang yang
mengambil manfaat darinya, berbeda jika harta hanya berputar di antara orang-orang
kaya saja sedang orang-orang miskin tidak mendapatkan sedikitpun darinya.
D. SYARAT HARTA YANG WAJIB DIZAKATI
1. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal. Artinya
harta yang haram, baik substansi bendanya maupun cara mendapatkannya jelas tidak
akan dikenakan zakat, karena Allah tidak akan menerimanya.
2. Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan, seperti melalui
kegiatan usaha atau perdagangan atau diinvestasikan, baik oleh diri sendiri atau orang
lain.
3. Milik penuh, yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan dalam kekuasaan
pemiliknya. Atau menurut sebagian ulama bahwa harta itu berada di tangan pemiliknya
di dalamnya tidak tersangkut hak orang lain dan ia dapat memilikinya.
4. Harta tersebut menurut jumnhur ulama, harus mencapai nisab, yaitu jumlah
minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat. Contohnya nisab zakat emas
adalah 85 gram, nishab zakat hewan ternak kambing adalah 40 ekor dan sebagainya.
5. Sumber-sumber zakat tertentu seperti perdagangan, peternakan, emas dan perak
harus sudah berada atau dimiliki atau diusahakan dalam tenggang waktu satu tahun.
6. Sebagian ulama mahzab Hanafi mensyaratkan kewajiban zakat setelah terpenuhi
kebutuhan pokok, atau dengan kata lain zakat dikeluarkan setelah terdapat kelebihan dari
kebutuhan hidup sehari-hari. Yang dimaksud dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan
yang jika tidak terpenuhi akan mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan dalam hidup.
Namun sebagian ulama berpendapat bahwa amatlah sulit untuk menentukan atau
mengukur seseorang itu telah terpenuhi kebutuhan pokoknya atau belum. Dan kebutuhan
pokok setiap orang berbeda-beda.
2.Kedua: Miskin, mereka adalah orang-orang yang memiliki harta yang dapat menutupi
separuh atau lebih kebutuhanya, namun tidak dapat memenuhi kebutuhanya selama
setahun penuh, maka mereka diberi sesuatu yang dapat menyempurnakan kekurangan
untuk nafkah setahun.
3.Ketiga: Amil, yaitu orang-orang yang mendapat tugas dari penguasa Negara untuk
mengumpulkan zakat dari para muzakki, dan membaginya kepada orang-orang yang
berhak dan menjaganya, mereka ini diberi zakat sepadan dengan pekerjaanya meski
meraka kaya.
4.Keempat: Muallaf, mereka adalah para pemimpin kabilah yang tidak memiliki iman
yang kuat, mereka diberi zakat untuk menguatkan keimanan mereka, sehingga mereka
menjadi penyeru-penyeru islam dan tauladan yang baik. Sebagian ulama memandang
perlu untuk diberi zakat, karena kepentingan agama lebih besar dari pada kepentingan
tubuh, orang yang fakir diberi zakat agar menjadi makanan tubuhnya, maka memberi
makan hati dengan keimanan jauh lebih bermanfaat, sebagian ulama yang lain
berpendapat tidak diberi zakat, karena kepentingan menguatkan imanya adalah
kepentingan pribadi yang khusus denganya.
5.Kelima: Budak, termasuk di dalamnya memerdekakan budak dari uang zakat, dan
membantu para budak yang ingin membeli dirinya, dan membebaskan tawanan islam.
6.Keenam: Orang-orang yang berhutang, yaitu orang-orang yang tidak memiliki sesuatu
yang dapat menutupi hutangnya, mereka diberi dari zakat sesuatu yang dapat menutupi
hutangnya baik sedikit maupun banyak, meski mereka kaya makanan, maka jika ada
seseorang yang memiliki pemasukan yang mencukupi untuk makanan buat dirinya dan
keluarganya, namun ia memiliki hutang yang ia tidak mampu membayarnya, maka ia
diberi zakat untuk sekedar menutupi hutangnya, dan tidak boleh menggugurkan hutang
kepada fakir yang berhutang lalu menggantinya dari uang zakat.
7.Ketujuh: Fi sabilillah, yakni jihad fi sabilillah, para mujahid dapat diberi zakat
sejumlah yang dapat menyukupi mereka dalam berjihad, dan digunakan untuk membeli
peralatan jihad. Dan termasuk dalam sabilillah adalah: menuntut ilmu syar'i, pelajar ilmu
syar'I dapat diberi uang zakat agar bisa menuntut ilmu dan membeli kitab yang
diperlukan, kecuali jika ia memiliki harta yang dapat mencukupinya dalam memenuhi
kebutuhan itu.
8.Kedelapan: Ibnu sabil, yaitu musafir yang perjalananya terputus, ia dapat diberi zakat
agar dapat sampai ke negerinya. Mereka semua adalah orang-orang yang berhak atas
zakat yang Allah SWT. Dan tidak boleh mempergunakan zakat untuk selainya, seperti
membangun masjid dan memperbaiki jalan, karena Allah SWT telah menyebutkan secara
terbatas para mustahiqin, dan pembatasan ini menunjukan peniadaan hukum dari yang
selainya.
F. HIKMAH ZAKAT
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin.
2. Pilar amal jama’i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da’i yang
berjuang dan berda’wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.
1. QS (2:43) (“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang
yang ruku’”.)
2. QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
“Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”)
3. QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).