Anda di halaman 1dari 43

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Akidah Akhlak II Devi Arisanti, S.Pd, M.Ag

MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS VII


SEMESTER GENAP

OLEH:

NADHILA MASTURA (11910122687)


ANGGI MAHARANI AGUSTINA (11910123197)

Kelas : FIQIH 3 A

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Materi Akidah Akhlak kelas VII Semester Genap.
Makalah ini berisi mengenai materi pokok bahasan tentang materi akidah akhlak
dikelas VII, dan beberapa masalah yang terkait dengan judul makalah.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan yang maha Esa
2. Dosen pengampu mata kuliah Akidah Akhlak, Devi Arisanti, S.Pd, M.Ag
3. Dan orang tua yang selalu memberi dukungan dan dorongan
Dan pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini, karna makalah ini
tidak akan pernah selesai tanpa bimbingan, dorongan, dan kritikan dari pembaca .
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalam nya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terjadi banyak kesalahan pada makalah
ini, kami memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada manusia sempurna kecuali
Allah.
Maka demi kesempurnaan makalah ini, kami menerima dengan baik masukan
dan saran dari pembaca.

Wassalamu‟alaikum wr.wb.

Pekanbaru, 12 oktober 2020


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….. i

DAFTAR ISI………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………… 2
D. Manfaat Penulisan …………………………………………. 2
E. Metode Penyusunan makalah ……………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………... 3
A. Asmaul husna ……………………………………………… 5
B. Iman kepada malaikat dan makhluk ghaib selain malaikat .. 14
C. Akhlak tercela kepada Allah ………………………………. 18
D. Adab membaca Al-Qur‟an dan berdo‟a ………………….. 24
E. Keteladanan nabi Ibrahim yang …………………………… 29
BAB III PENUTUP…………………………………………………. 37
A. Kesimpulan………………………………………………. 37
B. Saran……………………………………………………… 38

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….…… 39

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah
pembelajaran adalah bahan ajar. Tanpa adanya bahan ajar yang
memadai sulit diwujudkannya sebuah proses pembelajaran untuk
tercapainya hasil belajar yang optimal.
Perubahan kurikulum menuntut dan mempersyaratkan
berbagai perubahan pada komponen pendidikan yang lain. Salah satu
komponen yang terkena dampaknya adalah buku ajar. Hal ini
dikarenakan kurikulum merupakan acuan utama dalam pengembangan
buku teks pelajaran.
Pada dasarnya buku ajar ini merupakan jembatan komunikasi
antara guru dengan siswa. Pelaksanaan pendidikan dapat dengan
mudah disampaikan kepada siswa dengan adanya buku ajar ini. Guru
dan siswa lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran apabila buku
yang digunakan buku yang baik.
Buku ajar yang harus digunakan adalah buku yang berkualitas
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Karena sering
terjadinya perubahan kurikulum mengakibatkan banyaknya muncul
buku ajar yang harus disesuaikan dengan kurikulum tersebut.
Oleh karena itu, kurikulum pendidikan sekarang adalah
kurikulum 2013, maka dalam makalah ini akan kami paparkan materi
akidah akhlak kelas VII semester genap.
Dalam hal ini materi akidah yang dipaparkan adalah semester
genap yaitu Asmaul husna, iman kepada malaikat dan makhluk ghaib
selain malaikat, akhlak tercela kepada Allah, Adab membaca Al-
Qur‟an dan berdo‟a, Kisah keteladanan nabi Ibrahim As.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud asmaul husna ?
2. Bagaimana maksud dari iman kepada malaikat dan makhluk ghaib
selain malaikat ?
3. Apa saja Akhlak tercela kepada Allah ?
4. Bagaimana adab membaca Al-Qur‟an dan berdo‟a?
5. Apa saja keteladanan nabi Ibrahim yang patut dicontoh ?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan maksud serta beberapa macam Asmaul husna
2. Menjelaskan dan memaparkan iman kepada malaikat dan iman
kepada makhluk ghaib selain malaikat
3. Menjelaskan apa saja akhlak tercela kepada Allah
4. Memaparkan adab membaca Al-Qur‟an dan berdo‟a
5. Menceritakan secara singkat kisah keteladanan nabi Ibrahim

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah
pengetahuan tentang apa saja materi yang dipelajari dikelas VII
Sebagai pedoman kita seorang calon guru. Dan kita bisa mengambil
pelajaran dari materi ini dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Metode Penyusunan Makalah


Dalam metode ini kami menggunakan studi pustaka untuk
pengumpulan materi sehingga makalah ini bisa terselesaikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

NO KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghargai dan menghayati 1.6 Menghayati asmaul husna (al-aziz, al-
ajaran agama yang dianutnya bashith, al-ghaniy, ar-ra‟uf, al-barr,
al-fattah, al-„adl, al-hayyu, al-
qayyum, al-lathiff)

1.7 Menerima kebenaran adanya malaikat


Allah Swt dan makhluk ghaib
lainnya, seperti jin, iblis, dan setan
1.8 Menghayati akhlak tercela yang
dilarang Allah berupa Riya dan Nifaq
1.9 Menghayati adab membaca Al-Qur‟an
dan adab berdo‟a
1.10 Menghayati keteladanan kisah nabi
Ibrahim, as.
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.6 Memiliki sikap pemaaf dan bijaksana
disiplin, tanggung jawab, peduli sebagai implementasi pemahaman al
(toleransi, gotong royong), asmaul husna (al-aziz, al- bashith,
santun, dan pecaya diri dalam al-ghaniy, ar-ra‟uf, al-barr, al-fattah,
berinteraksi secara efektif dengan al-„adl, al-hayyu, al- qayyum, al-
llingkungan sosial dan alam lathiff)
dalam jangkauan pergaulan dan 2.7 Menunjukkan perilaku taat dan patuh
keberadaannya sebagai implementasi beriman kepada
malaikat Allah SWT dan makhluk
ghaib lainnya seperti jin, iblis, dan
setan.

3
2.8 Mengamalkan berperilaku ikhlas
sebagai implementasi menghindari
akhlak tercela riya dan nifaq
2.9 Mengamalkan perilaku istiqomah
sebagai implementasi adab membaca
Al-Qur‟an dan adab berdo‟a
2.10 Menjalankan sikap peduli sebagai
implementasi kisah keteladanan nabi
Ibrahim As

3. Memahami pengetahuan (faktul, 3.6 Memahami 12 al-asmaul husna (al-


konseptual, dan prosedural) aziz, al- bashith, al-ghaniy, ar-ra‟uf,
berdasarkan rasa ingin tahu nya al-barr, al-fattah, al-„adl, al-hayyu,
tentang ilmu pengetahuan, al- qayyum, al-lathiff)
teknologi, seni, budaya terkait 3.7 Menganalisis tugas dan sifat malaikat
fenomena dan kejadian tampak Allah SWT serta makhluk ghaib
mata lainnya (Jin, iblis, dan setan)
3.8 Memahami pengertian, dalil, ciri-ciri,
dan dampak negatif sifat riya dan
nifaq
3.9 Menerapkan adab membaca Al-
Qur‟an dan adab berdo‟a
3.10 Menganalisis kisah keteladanan nabi
Ibrahim As

4. Mencoba, mengolah dan menyaji 4.6 Menyajikan contoh fenomena


dalam rana konkret kehidupan dari nilai yang terkandung
(menggunakan, mengurai, dalam (al-aziz, al- bashith, al-
merangkai, memodifikasi, dan ghaniy, ar-ra‟uf, al-barr, al-fattah,
membuat ) dan rana abstrak al-„adl, al-hayyu, al- qayyum, al-

4
(menulis, membaca, menghitung, lathiff)
menggambar, dan mengarang) 4.7 Menyajikan hasil analisis keterkaitan
sesuai dengan yang dipelajari di sifat malaikat dan setan dalam perilaku
sekolah dan sumber lain yang manusia
sama dalam sudut pandang atau 4.8 Menyajikan contoh cara menghindari
teori. perilaku riya dan nifaq
4.9 Mempraktikkan adab membaca Al-
Qur‟an dan berdo‟a
4.10 Menyajikan hasil analisis sifat
keteladanan nabi Ibrahim As

A. Asma’ul Husna
1. Pengertian Asma’ul Husna
Kata asmaul husna berasal dari bahasa Arab ‫ السممً َ أ‬yang
berarti nama-nama, beberapa nama dan ًُ‫ انحسمم‬yang berarti yang
baik, yang indah. Asmaul Husna hanya pantas dimiliki Allah
Swt, sesuai kebesaran dan keagungan-Nya.walaupun ada
manusia yang mempunyai nama seperti Asmaul Husna, tapi hal
itu hanyalah kesamaan nama saja. Asmaul Husna bagi Allah
Swt. adalah sempurna, sedangkan nama-nama tersebut yang
dipakai manusia, harus diawali dengan „abdul, dengan harapan
dapa meneladani atau memiliki akhlak sebagaimana namanya,
misalnya „Abdul Rahman, „Abdul Lathif dll.
Allah berfirman dalam QS. At Thaha: 8
 ‫َّللا َل ِلََََ هِل ُ َوْ َََو ِلما َِسنئ‬
‫ه‬

Yang artinya:
“Allah, tiada Tuhan selain Dia, bagi-Nya nama-nama Terbaik.”

Dalam hadist nya Rasulullah bersabda:

5
‫اٌ نههخسؼتوحسؼىٌ اسً ي حت اال وحذا يٍ احص ه دخ ل اجُت‬
Yang artinya:
“Sungguh Allah mempunya 99 nama, 100 kurang satu, barang siapa
menghafalnya, maka ia akan masuk surga”. (H.R Bukhari dan
Muslim).
Di antara 99 asmaul Husna, kita akan mengkaji 10 nama
dari asmaul Husna, yaitu: al„Aziiz,, al-Bashiith, al-Ghaniyy, ar-
Ra‟uuf, , al-Barr, al- Fattaah, al-„Adl, , al-Hayyu, alQayyuum, al-
Lathiiif.1
a. AL’AZIIZ:
Al-Aziz adalah nama Allah yang menunjuk pada
pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian, dan
mengendalikan. Al‟Aziz juga merupakan nama Allah yang
menunjukkan keperkasaan Allah SWT. KeperkasaanNya
tidaklah mampu diukur oleh manusia ataupun makhluk
lainnya.Allah berfirman dalam Q.S Yasin ayat 1 s.d 5 yang
menunjukkan bahwa diriNya yang memiliki Keperkasaan dan
kasih sayang.
Dalam ayat ini, Allah memaklumatkan bahwa
diriNyalah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, tiada
yang bisa mengungguli keperkasaan Allah SWT. Misalnya
dalam menggerakkan matahari di atas kita, Allah Maha
Perkasa untuk menjaganya sampai nanti hari Qiyamat. 2
Al- Aziz juga dapat dipahami yang Memiliki Seluruh
Kemulian, baik kemulian kekuatan, kemenangan dan mencegah,
sehingga setiap orang terhalangmemiliki kemulian ini, sementara

1
Akhmad Fauzi, Buku Paket Akidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Kementrian Agama RI, Jakarta, 2020, hlm. 106-107.
2
Akhmad Fauzi, Buku Paket Akidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Kementrian Agama RI, Jakarta, 2020, hlm. 108.

6
Dia menguasai seluruh makhluk, pada-Nya setiap makhluk
merendah, serta tunduk patuh pada keagungan-Nya.3
b. Al-BASITH
Artinya Maha Melapangkan rizki, nikmat dan rahmat Allah
Swt disebut Al-Basith yang artinya Allah Maha Melapangkan
Rezeki. Allah Swt dengan mudah melapangkan rezeki kepada
hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Tidak jarang, bahkan terlalu
sering Allah Swt memberikan rezeki lebih banyak dari pada apa
yang hamba-hamba-Nya butuhkan.
c. AL-GHANIYY
Artinya Maha Kaya Allah Swt. Zat yang Maha Kaya berate
kekayaan-Nya tidak terbatas, tidak memerlukan apapun dan
siapapun, bahkan yang selain Dia sangat berhajat kepada-Nya.
Apabila semua makhluk Allah Swt. yang Dia ciptakan, secara
kompak mentaati segala aturan dan perintah-Nya, tidak akan
menambah nilai dan jumlah kekayaan-Nya, Sebaliknya apabila
semua makhluk ini segala aturan dan perintah-Nya tidak akan
mengurangi nilai dan martabat-Nya.
d. AR-RAUF
Artinya Maha Pengasih Allah Swt disebut Ar-Ra‟uf yang
berarti Allah adalah Dzat Yang Maha Belas Kasihan. Dalam hal ini
belas kasih yang terjadi antara sesama manusia atau terhadap
makhluk ciptaan Allah Swt yang lain berbeda jauh dengan belas
kasih yang senantiasa diperlihatkan Allah Swt kepada sesama
ciptaan-Nya. Karena Allah Swt Maha Pengasih dan Maha
Penyayang kepada seluruh makhluk-Nya tanpa kecuali.
Allah Swt adalah Dzat yang mempunyai sifat belas
kasih kepada setiap hamba-Nya. Kasih Allah Swt merupakan
iradah yang paling tinggi, melenyapkan kesulitan (masyaqah),
dan menolak / menghindarkan kejahatan kepada hamba-Nya

3
SyaikhShâlih bin„Abdil„Azîz As-Sindîhafizhahullahu, SyarhAsmâ‟il Husnâ Lis
Sa‟di, Portal Islam, 2012, hlm. 14.

7
dengan lemah lembut dan kasih sayang. Bahkan dengan sifat
ar-Rauf-Nya, Allah Swt tidak memberikan beban kepada
hamba-Nya di luar kemampuan, bahkan memberikan
keringanan ibadah ketika ada halangan tertentu.
e. AL-BARR
Artinya Maha Baik Dialah Allah, Tuhan Yang Maha
Dermawan, Yang Maha melimpahkan kebaikan. Dan Dialah
Allah menganugerahkan aneka anugerah untuk kemaslahatan
makhluk-Nya, anugerah yang sangat luas dan tidak terhingga.
Walaupun terhadap manusia yang durhaka kepada-Nya,
namun Dia tetap melimpahkan kebaikan-Nya kepada mereka.
Allah Swt disebut Al-Barr yang berarti Allah adalah
Dzat yang Maha Baik. Allah memiliki sifat Al-Barr, oleh
karena itu kita juga harus selalu berbuat baik kepada sesama
maupun kepada makhluk lainnya. Dengan bersikap demikian
maka telah berusaha untuk berakhlak seperti akhak Allah
Swt, karena senantiasa melimpahkan kebaikan dan bersifat
penyayang kepada seluruh ciptaan-Nya yang ada di alam
semesta ini. Apalagi kepada yang selalu menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
f. Al-FATTAH
Artinya Maha Membuka, Memenangkan Allah Swt
Maha Pembuka pintu Rahmat kepada semua Makhluk-Nya.
Dia jugalah Sang Pembuka dan Pemberi jalan keluar terhadap
masalah-masalah kehidupan makhluk-Nya. Ada beberapa hal
yang sulit diatasi oleh kita, seperti kekayaan yang tidak kita
miliki, hati yang terkungkung oleh kesedihan, dan persoalan-
persoalan yang sulit untuk diselesaikan. Allah Swt. Al-Fattah
yang membuka semuanya itu. Jika Allah Swt tidak
membukakan pintu rahmat-Nya, maka tidak ada satupun

8
kekuatan yang dapat membukanya. Allah Swt disebut Al-
Fattah yaitu Allah Swt adalah Maha Membuka akan pintu
rahmat-Nya. Allah membuka jalan bagi manusia supaya
mereka dapat menggali karunia Allah yang menyebar di alam
semesta ini. Allah juga akan membukakan pintu-pintu
kemenangan bagi hamba yang menjalankan perintah-Nya.
g. Al-‘ADL
Artinya Maha Adil Al-Adl, artinya adalah bahwa Allah
itu Maha Adil. Allah akan berbuat adil dalam pelaksanaan
hukum-hukumNya, baik yang ada di dunia ini, terlebih lagi
nanti di Akhirat. Saking adilnya Allah, Allah kelak akan
mengadili hewan yang didzalimi oleh hewan lain saat ada di
dunia ini. Nabi menyebutkan bahwasannya apabila ada
kambing bertanduk menyeruduk kambing yang tidak
bertanduk, maka Allah nanti menghidupkan keduanya, lalu
kambing yang tidak bertanduk diberi tanduk oleh Allah SWT
lalu ia menyeruduk kambing yang menyeruduknya sewaktu di
dunia. Setelah pembalasan Allah diberlakukan dengan sangat
adil.
Banyak manusia yang berlaku adil, namun keadilan
manusia sangat terbatas karena dipengaruhi oleh perasaan dan
nafsunya. Besarnya dorongan nafsu serakah manusia sering
mengalahkan pertimbangan akal sehatnya sehingga terkadang
berbuat curang, walaupun hal itu disadari juga. Allah Swt.
Adalah Dzat Yang Maha Adil sesuai kebijaksanaan-Nya.
Keadilan Allah Swt. Tidak dipengaruhi oleh nafsu
sebagaimana manusia.
Keadilan Allah Swt tidak hanya berkaitan dengan
hukum, moral, dan peraturan sosialkemanusiaan, atau
masalah-masalah keagamaan saja. Tetapi, keadilan Allah Swt.

9
Berlaku juga dalam menciptakan alam raya lahiriah ini. Nabi
Muhammad Saw bersabda:” Dengan keadilan, langit dan
bumi ditegakkan”. Artinya tanpa keadilan, ekosistem alam
semesta ini tidak akan tegak atau malah memberi atau tidak
memberi sama sekali. Jadi, alam raya ini ada karena keadilan
dan sistem yang berlaku di dalamnya juga dengan adil atau
seimbang.
h. AL-HAYYU
Artinya Maha Hidup Al-Hayyu artinya Maha Midup,
Hidup Allah Swt. tidak sama dengan makhluk-makhlukNya.
Kalau segala makhluk hidup yang Dia ciptakan-Nya ini
ternyata memerlukan antara satu dengan lainnya, maka hal itu
pasti tidak akan terjadi pada Zat Allah Al Hayyu.
i. AL-QAYYUM
Artinya Maha Berdiri Sendiri. ALQAYYUM: Maha
Berdiri Mengurusi Makhluk. Alqayyum adalah salah satu
dari asmaul Husna. AlQayyum artinya Maha (cermat) Berdiri
dalam Mengurusi hamba-hambaNya. Allah berfirman dalam
ayat Kursi (alBaqarah: 255), bahwa Allah tak tersentuh oleh
rasa kantuk sedikitpun, tidak juga tersentuh oleh tidur. Hal ini
disebabkan karena Allahlah yang Maha Suci dari sifat-sifat
kekurangan yang hanya dialami oleh makhlukNya.
Allahlah yang mengurusi dan memperbaiki alam
semesta setelah di lakukan perusakan oleh manusia, tiada
yang lebih baik daripada perbuatan Allah dalam mengurusi
dan memperbaikinya. Misalnya ada manusia yang mengotori
tanah dengan limbah-limbah, nanti Allah akan memperbaiki
juga walau jika kita melihatnya akan memerlukan waktu yang
lama.

10
j. AL-LATIIF
Artinya Maha Lembut/Halus Secara istilah Allah
memiliki cinta kasih yang sangat halus pada pemberian rizki
dan nikmat kepada hamba-Nya, atau dalam melaksanakan
hokum-hukum dan keadilan.

2. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN 10


ASMA’UL HUSNA
a) Al-„Aziiz („Azza) yang artinya Maha Perkasa
a. Tunduk dan patuh terhadap ketentuan Allah Swt. Yang
berlaku atas dirinya.
b. Rela menerima ketentuan Allah Swt. Dengan ketulusan
hati.
c. Tidak menggerutu/mengeluh.
d. Tidak menyesali nasib diri sendiri.
e. Memiliki cita-cita yang tinggi dan yakin dapat meraih
cita-cita tersebut.
b) Al-Bashiith artinya Maha Melapangkan rizki, nikmat dan
rahmat
a. Bersikap qanaah terhadap nasib dirinya sendiri.
b. Membantu tetangga atau orang lain yang kesusahan.
c. Tidak mengangan-angan anugerah Allah yang diberikan
kepada orang lain.
d. Selalu berserah diri kepada Allah Swt. Dalam keadaan
senang maupun susah
e. Senantiasa menyadari bahwa Allah-lah yang mengatur
rezeki manusia.
c) Al-Ghaniyy artinya Maha Kaya
a. Merasa cukup dan penuh kesyukuran terhadap segala
karunia Allah Swt.

11
b. Menghindarkan sifat rakus terhadap urusan duniawi
c. Memanfaatkan karunia Allah Swt. untuk semakin taat
kepada Allah Swt.
d. Senang berbagi terhadap sesame yang membutuhkan
d) Ar- Ra‟uuf artinya maha Pengasih
a. Saling kasih mengasihi antar sesama makhluk Allah Swt
b. Pandai- pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah
yang diterima dengan cara memanfaatkan nikmat
tersebut sesuai petunjuk Islam.
c. Selalu menjalani hubungan silaturrahim dengan keluarga
dan sesama muslim.
d. Tidak mencurahkan kasih sayang kepada musuh-musuh
Allah.
e. Tidak saling iri hati.
e) Al-Barr artinya Maha Baik
a. Gemar mendermawankan sebagian harta yang dimiliki
b. Untuk menyantuni kaum duafa ( fakir, miskin, anak
yatim, maupun janda)
c. Berbuat baik kepada kedua orang tua.
d. Memberikan apa yang dapat diberikan guna berbagai
rasa kepada orang lain.
e. Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
f) Al- Fattaah artinya Maha Membuka, Memenangkan
a. Selalu bertawakal kepada Allah Swt
b. Selalu tunduk dan patuh kepada agama Allah Swt
c. Membuka pintu kebaikan dan menutup pintu kejahatan
d. Bersyukur atas rahmat Allah Swt yang diberikan kepada
kita.
e. Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang
berlaku

12
g) Al-„Adl artinya Maha Adil
a. Berlaku jujur dan berkata benar. Apa yang dikatakan
sesuai dengan kenyataan.Berlaku adil baik kepada diri
sendiri, keluarga, maupun kepada orang lain.
b. Menerapkan peraturan / hukum yang berlaku dengan baik,
tidak diselewengkan.
c. Berbicara dengan penuh keadilan walaupun itu
menyakitkan.
h) Al-Hayyu artinya Maha Hidup
a. Berusaha menghidupkan hatinya yang masih dipengaruhi
nafsu setan
b. Menggunakan waktu hidup sebaik mungkin dalam
beribadah dan beramal shaleh dengan ikhlas semata-mata
karena Allah Swt.
c. Menghiasi hatinya dengan akhlak karimah
i) Al-Qayyuum artinya Maha Berdiri Sendiri
a. Mengakui kebesaran Allah Swt. Sebagai pengatur alam
b. Semesta dengan sikap tawadhuk kepada-Nya.
c. Istiqamah dalam beribadah kepada Allah.
d. Hanya mengharapkan pemberian Allah dalam memenuhi
kebutuhan hidup tidak berpaling kepada selain Allah.
e. Mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
f. Menaruh perhatian kepada orang lain, sedapat mungkin
membantu mereka berupa material ataupun spiritual.
j) Al-Lathiiif artinya Maha Lembut/Halus
a. Memiliki hati yang sensitif dan lembut terhadap sesama
orang Islam
b. Memiliki kepekaan sosial yang mampu menyentuh hati
sesama orang Islam

13
c. Memiliki sifat sabar terhadap cobaan/musibah yang
menimpa
d. Memandang bahwa hidup di dunia singkat, maka perlu
kesadaran untuk beramal baik sebanyak-banyaknya.4

B. Iman Kepada Malaikat dan Makhluk Ghaib Selain Malaikat


1. Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah SWT
Term iman berasal dari Bahasa Arab dari kata dasar amana
yu‟minu-imanan. Artinya beriman atau percaya. Percaya dalam Bahasa
Indonesia artinya meyakini atau yakin bahwa sesuatu (yang dipercaya)
itu memang benar atau nyata adanya.5
Pengertian Iman Kepada Malaikat Allah Swt. Menurut bahasa,
kata “Malaikat merupakan kata jamak yang berasal dari kata mufrad
malak yang berarti kekuatan. Dalam mengemban misi dan tugasnya,
para malaikat juga disebut dengan “arrusul” yang berarti para utusan
Allah SWT.
Malaikat sebagai makhluk rohani yang bersifat ghaib. Mereka
diciptakan Allah dari Nur (cahaya). Karena sifatnya ghaib, maka
malaikat tidak dapat dilihat, didengar, atau diraba. Mereka hidup di
suatu alam yang berbeda dengan alam yang kita saksikan ini. Tidak ada
yang mengetahui tentang perihal keadaan mereka yang sesungguhnya,
kecuali Allah Swt. Malaikat disucikan Allah dari nafsu hayawaniyah,
terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan hawa nafsu, dan jauh
dari segala perbuatan dosa.

2. Dalil Tentang Malaikat, Jin, Iblis, dan Setan


a. Dalil Tentang Malaikat
a) Al-Qur‟an Surat Al-Hijr (15) ayat 30
4
Akhmad Fauzi, Buku Paket Akidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Kementrian Agama RI, Jakarta, 2020, hlm. 109-116.
5
Kaelany HD, Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 58.

14
b) Al-Qur‟an Surat At-Tahrim (66) ayat 6
c) Al-Qur‟an Surat Al-Anbiya‟ (21) ayat 20
b. Dalil Tentang Adanya Jin
a) Al-Qur‟an Surat Al-A‟raf (7) ayat 27
b) Al-Qur‟an Surat Al-Hijr Ayat 26-27
c) Al-Qur‟an Surat Al-Kahfi ayat 50 ( Jin Kafir)
c. Dalil Tentang Iblis dan Syetan
a) Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 168
b) Al-Qur‟an Surat An-Nur ayat 21
c) Al-Qur‟an Surat An-Nisa‟ ayat 120
3. Tugas dan Sifat-sifat Malaikat Allah Swt. dan Makhluk Ghaib
Lainnya
a. Nama dan Tugas-Tugas Malaikat
Adapun tugas-tugas yang paling besar dilaksanakan oleh 10
malaikat, yaitu:
1. Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dan
mengajarkannya kepada para nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail, bertugas membagi rezeki kepada seluruh
makhluk, menimbang hujan, angin dan juga bintang-bintang.
3. Malaikat Israfil, bertugas meniup sangkakala.
4. Malaikat Izrail (malakul maut), bertugas mencabut nyawa.
5. Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas memeriksa amal manusia
di alam barzakh.
6. Malaikat Raqib dan Atid, bertugas mencatat amal baik dan
buruk manusia. - Malaikat Malik, bertugas menjaga dan
mengendalikan api neraka.
7. Malaikat Ridhwan, bertugas menjaga pintu surga.

15
b. Sifat-Sifat Malaikat
1. Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2. Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar,
sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya.
3. Selalu takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak pernah maksiat dan selalu mengamalkan apa saja yang
diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai sifat malu.
6. Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7. Tidak makan dan minum.
8. Mampu mengubah wujudnya.
9. Memiliki kekuatan luar biasa dan kecepatan cahaya.
4. Jin, Iblis dan Setan
a. Pengertian Jin, Iblis dan Setan
Kata Jin berasal dari bahasa Arab artinya menutupi atau
merahasiakan, yang dimaksudkan adalah bahwa jin tertutup dari
panca indra. Jin adalah makhluk halus yang tidak dapat dilihat, ia
diciptakan dari api. Jin dibedakan menjadi dua yaitu:
a) Jin Kafir, yaitu jin yang membangkang terhadap perintah
Allah Swt. Para Ahli Tafsir berpendapat bahwa jin kafir
adalah jin yang tidak memurnikan ke-Esaan Allah. Sehingga
dalam kekafiran jin itu ada yang bermacam-macam yaitu ada
yang Yahudi, Nasrani, Majusi, penyembah berhala dan lain-
lain.
b) Jin Muslim, yaitu jin yang mengakui tentang ke-Esaan Allah
SWt, Jin Islam setelah mendengar ayat-ayat Al-Qur‟an
mereka langsung mengatakan bahwa Al-Qur‟an itu
menakjubkan dan dapat memberikan petunjuk ke jalan yang
benar.

16
Adapun kata „Iblis‟ berasal dari bahasa Arab, yaitu “Iblas”
artinya putus asa (dari rahmat atau kasih sayang Allah). Sedangkan
kata Syetan berasal dari bahasa arab, yaitu “Syaithana” yang artinya
jauh. Maksudnya adalah syetan itu sangat jauh dari kebaikan dan
sangat dekat dari keburukan atau kejahatan.
Iblis dan syetan adalah makhluk dari golongan jin yang
diciptakan Allah dari Api, setiap saat menggoda dan mengajak
manusia dalam kemaksiatan. Iblis adalah makhluk yang pertama
kali mengingkari perintah Allah. Syetan identik dengan iblis.
Dengan menyandang nama”Syetan”, dan tidak hanya
membangkang terhadap perintah Allah sebagaimana yang
dilakukan iblis, tetapi juga menggoda manusia.
b. Sifat-Sifat dan Perilaku Jin, Iblis dan Setan
a) Sifat-sifat Jin
1. Tidak dapat dilihat oleh indra manusia
2. Diciptakan dari api yang sangat panas
3. Ada yang mengakui ke-Esaan Allah Swt. dan ada pula yang
membangkang perintah Allah
c. Perilaku Jin
Jin juga diperintahkan oleh Allah untuk menerima syariat
Islam sebagaimana yang diperintahkan kepada manusia. Menurut
sebagian ulama, rupa, tabiat, kelakuan, dan perangai jin mirip
manusia. Karena jin juga seperti manusia, mereka pun ada yang
baik dan yang jahat, ada yang muslim dan yang kafir.
d. Sifat Iblis dan Syetan
1. Tidak dapat dilihat oleh indra manusia
2. Diciptakan dari api yang sangat panas
3. Angkuh dan sombong sebagai sifat dasar dari syetan atau iblis.
4. Selalu membangkang terhadap perintah Allah Swt
5. Tidak mati sebelum datangnya hari kiamat.

17
e. Perilaku Iblis dan Syetan
Mengingkari perintah Allah dan tidak mau menghormati
Adam, tetapi juga berusaha menggoda Adam dan Hawa memakan
buah terlarang. Menghendaki agar manusia menempuh jalan yang
sesat, serta menggoda manusia agar menyeleweng dari petunjuk
Allah Swt. Syetan / Iblis senang jika manusia hidup menderita.
5. Hikmah beriman kepada malaikat Allah dan makhluk ghaib
lainnya
a. Mengenal keagungan Allah Swt, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-
Nya. Kebesaran makhluk pada hakekatnya adalah dari keagungan
sang Pencipta
b. Dapat mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.
Bahwa malaikat makhluk yang tak bernafsu, namun patuh dan taat
menjalankan perintah Allah , tanpa keluhan sedikitpun.
c. Syukur kepada Allah Swt atas perhatian-Nya terhadap manusia
sehingga memberi tugas kepada malaikat untuk mengawasi,
mencatat amal-amal, dan berbagai kemlasahatan lainnya.

C. AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT. ( RIYA’ DAN NIFAQ)


1. Riya’
a. Pengertian
Riya‟ dalam bahasa Arab artinya memperlihatkan atau
memamerkan, secara istilah riya‟yaitu memperlihatkan sesuatu
kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang
dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan
akhirnya memujinya. Hal yang sepadan dengan riya‟ adalah
sum‟ah yaitu berbuat kebaikan agar kebaikan itu didengar orang
lain dan dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah
kepada Allah Swt. Orang yang sum‟ah dengan perbuatan baiknya,
berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang

18
ia lakukan. Dengan adanya pujian tersebut, akhirnya masyhurlah
nama baiknya di lingkungan masyarakat.
Allah memberikan ancaman bagi pelaku riya‟ termasuk ketika
melaksanakan ibadah shalat. Orang yang melakukan perbuatan
riya‟ diancam sebagai pendusta Agama Islam ini, bahkan diancam
dengan satu sangsi yaitu neraka Wail.
b. Macam-Macam Riya’ ada dua, yaitu:
a) Riya’ Jali, yaitu ibadah atau kebaikan yang sengaja dilakukan
di depan orang lain dengan tujuan tidak untuk mengagungkan
Allah Swt, melainkan demi mencari pujian orang lain, untuk
kebanggaan , atau tujuan selain Allah Swt.
b) Riya’ Khafi, yaitu melakukan ibadah atau kebaikan secara
tidak terang-terangan , tapi dengan maksud agar ia dihormati
dan dimuliakan oleh masyarakat. Riya‟ Khafi merupakan
penyakit hati yang sangat halus dan samar, yang ujungnya
sama dengan riya‟ jali, yaitu mengharap pujian dan sanjungan
dari orang lain.
c. Bentuk-bentuk (contoh) Perbuatan Riya’ dalam Kehidupan
Sehari-Hari
a) Seseorang menyumbang masjid dihadapan banyak orang
dengan maksud agar orang banyak menilai dirinya sebagai
orang yang ahli jariyah
b) Seorang siswa senang melaksanakan shalat dhuha atau dhuhur,
dengan harapan supaya dapat nilai dari gurunya.
c) Yang lebih tersembunyi adalah menolak riya‟ dan terus
beribadah tanpa sedikit pun disertai riya‟, tetapi begitu ada
orang lain mengetahui amal ibadah dan amal shalehnya, dia
sangat bahagia dan makin menambah ibadahnya.
d) Seseorang yang mengadakan aksi sosial, misalnya membantu
korban banjir, gempa bumi, menyantuni anak yatim dihadapan

19
banyak orang dengan maksud agar ditayangkan di TV atau
radio.

d. Adapun akibat negatif riya’, di antaranya :


a) Menghapus pahala amal baik
b) Mendapat dosa besar karena riya‟ termasuk perbuatan syirik
kecil.
c) Tidak selamat dari bahaya kekafiran karena riya‟ sangat dekat
hubungannya dengan sikap kafir.
e. Perilaku Menghindari Riya
a) Memandang semua makhluk itu tunduk di bawah kekuasaan
Allah Swt sehingga makhluk itu dapat mendatangkan
kesenangan dan dapat pula menimbulkan bencana, karena kita
tidakmembutuhkan pujian dan sanjungan mereka.
b) Melatih diri untuk beramal secara ikhlas, walaupun sebesar apa
pun yang dilakukan.
c) Berusaha menyembunyikan dan merahasiakan ibadah dari
orang lain dan ridha terhadap semua amal untuk Allah Swt.
semata, cukup Allah Swt sajalah yang mengetahui dan memuji
amal ibadahnya.
2. Nifaq
a. Pengertian Nifaq
Secara bahasa, nifaq berasal dari kata nafiqa yang
artinya salah satu lubang tempat keluarnya yarbu dari
sarangnya. Menurut istilah, nifaq yaitu sikap yang tidak
menentu, tidak sesuai antara ucapan dengan perbuatannya.
Tindakan yang dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap
hati nuraninya, terhadap Allah maupun sesama manusia.
Orang yang melakukan perbuatan ini disebut Munafik.

20
Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran
dalam hatinya dan menampakkan keimanannya dengan
ucapan dan tindakan.
ََِّ‫أواِرأا نأقُ ۡىا انَّز ِۡيٍأ ٰا أيُُ ۡىا قأ نُ ۡى ۤا ٰا أيَُّ ۖۚ أواِرأا أخ أه ۡىا ا ِٰنً ش ٰأي ِط ۡيُِ ِه ۡ ۙۡى قأ نُ ۡى ۤا ا‬
‫أي أؼ ُك ۡ ۙۡى اََِّ أً َ ۡأح ٍُ ُي ۡسخأهۡ ِض َُ ۡوٌأ‬

Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman,


mereka berkata, "Kami telah beriman." Tetapi apabila
mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin)
mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami bersama
kamu, kami hanya berolok-olok." QS. Al-Baqarah:14

b. Macam-macam Nifaq
a) Nifaq I‟tiqadi
Nifaq I‟tiqadi adalah suatu bentuk perbuatan
yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah
sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan sama
sekali. Dia shalat, bersedekah dan beramal saleh, tapi
tanpa didasari keimanan dalam hatinya.

ُ ‫ٱَّللأ أو ُه أى ٰ أخ ِذ‬
َّ ‫ػ ُه ْى أو ِإرأا قأ ُي ٓى ۟ا ِإنأً ٱن‬
ِ‫صهأ ٰىة‬ َّ ‫ِإ ٌَّ ْٱن ًُ ُٰأ ِفقِيٍأ يُ ٰ أخ ِذػُىٌأ‬
‫يل‬ َّ ‫ط أو أال يأ ْز ُك ُشوٌأ‬
ً ‫ٱَّللأ إِ َّال قأ ِه‬ ‫س نأ ًٰ ي أُشآ َُوٌأ ٱنَُّ أ‬
‫ىا ُك أ‬ ۟ ‫قأ ُي‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah,


dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka
berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.

Allah berfirman akan memasukkan orang munafik ke dalam


neraka bersama-sama, seperti berikut :

21
ً‫ٱَّللأ أج ِي ُغ ْٱن ًُ ُٰأ ِف ِقيٍأ أو ْٱن ٰ أك ِف ِشيٍأ فًِ أج أهَُّ أى أج ًِيؼ‬
َّ ٌَّ ‫ِإ‬

Artinya : Sungguhnya Allah akan mengumpulkan semua


orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahannam bersama-sama. (QS. An-Nisa‟ : 140 )

b) Nifaq „Amali
Nifaq „Amali adalah kemunafikan berupa
pengingkaran atas kebenaran dalam bentuk perbuatan.
Sesuai sabda Rasulullah Saw :

َ ‫ع َد أ َ ْخ َل‬
َِ‫ َّإلذ‬، ‫ف‬ َ َّ َِ‫ َّإلذ‬، ‫هث َكرَ َب‬
َ ‫ث إلذَِ َحد‬ ‫آيَتو ِ َْ وا َئ فل ل‬
ٌ َ‫ك ثَال‬
‫ِؤت و لا َن َخ َن‬ ْ
Artinya : Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika
berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari,
dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Al-
Bukhari)
c. Bentuk dan contoh perbuatan Munafik
a. Hanya berfikir jangka pendek yaitu kekayaan duniawi
semata.
b. Tidak mampu ber amar ma‟ruf nahi munkar.
c. Sering kali dalam pembicaraannya menyindir atau
menyakiti Nabi atau Islam.
d. Ragu terhadap kebenaran Islam.
e. Enggan melakukan shalat, kalaupun dia melakukan
shalat, itupun karna paksaan orang lain.
f. Tidak punya kepastian dalam berfikir dan bertindak.
g. Terbiasa dengan kebohongan, ingkar janji, dan khianat.

22
h. Suka membual mengenai keindahan duniawi dan
melupakan kehidupan akhirat.
d. Akibat Buruk Sifat Nifaq
a. Bagi diri sendiri
1) Tercela dalam pandangan Allah dan sesama manusia
sehingga dapat menjatuhkan nama baiknya sendiri
2) Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.
3) Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari.
4) Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki
karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.

b. Bagi orang lain


1) Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat
merusak hubungan persahabatan yang telah terjalin
baik. Apabila kekecewaan cukup berat bisa
menimbulkan anarkhis.
2) Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan
atau peerbuatannya yang tidak menentu.
3) Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat
sekitarnya sehingga merasa malu karenanya.
e. Upaya Menghindari Sifat Nifaq
a. Nifaq merupakan larangan agama yang harus dijauhi
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Nifaq akan merugikan diri sendiri dan orang lain
sehingga dibenci dalam kehidupan masyarakat.
c. Nifaq tidak sesuai dengan hati nurani manusia (termasuk
hati munafik sendiri).

23
d. Kejujurran mentrentamkan hati dan senantiasa disukai
dalam pergaulan. 6

D. Adab Membaca Al-Qur’an dan Berdoa


1. Membaca Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur‟an dan Membaca Al-Qur‟an
Secara bahasa Al-Qur‟an adalah kalimat dari bahasa Arab,
yaitu qara‟, yaqro‟u yang memiliki dua makna sebagai berikut :
1). Taala dalam bahasa Indonesia diartikan yang
dibaca/bacaan
2). Jam‟u dalam bahasa Indonesia diartikan kumpulan dari
berbagai macam kabar dan hukum.
Sedangkan secara syari‟at Al-Qur‟an adalah kalamullah
yang diturunkan kepada rasul-Nya dan penutup para nabi,
yaitu Muhammad yang diawali surah Al-Fatihah dan diakhiri
surah An-Nas. 7
Allah juga menjamin Al-Qur‟an yang agung ini dari
perubahan, penambahan dan pengurangan ataupun
pergantian, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Hijr : 9

ُ ‫ِإََّ َ ْأح ٍُ َ َّأض ْنُأ ان ِزّ ْك أش أوإََِّ نأهُ نأ أح ِف‬


‫ظىٌأ‬
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

6
Ibrahim, Membangun Akidah dan Akhlak Kelas VII, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2009), Jilid I,Hlm 98
7
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 165

24
Membaca dibagi menjadi dua yaitu tilawah lafdzhi dan
tilawah hukmihi, seperti dibawah ini :
Tilawah lafdzhi adalah membaca al-Qur‟an dari segi
lafal-lafalnya. Tahapan ini sangat penting dilalui oleh seorang
pemula seperti anak-anak, yaitu mengenal atau mengetahui
makharijul huruf, sifat-sifat huruf Al-Qur‟an serta
mempelajari hukum tajwid.
Tilawah hukmihi adalah membaca Al-Qur‟an dari segi
hukumnya, yaitu menelaah kandungan Al-Qur‟an dengan
mempercayai kabar-kabarnya, mengikuti hukum-hukum
Allah.
Membaca Al-Qur‟an adalah suatu ilmu yang
mengandung seni, seni baca Al-Qur‟an. Berbeda dengan kitab
lainnya karena dengan membacanya dinilai ibadah, Al-Qur‟an
memiliki keistimewaan.8
b. Kewajiban-Kewajiban Umat Islam Terhadap Al-Qur‟an
1. Beriman terhadap Al-Qur‟an
Seorang mukmin wajib mempelajari Al-Qur‟an serta
membaca dan mentadaburinya untuk mendapatkan nasehat
dan pelajaran yang ada didalamnya, karena Al-Qur‟an
adalah sumber hukum Islam.
2. Menjalankan perintah Al-Qur‟an
Setelah diimani dan diketahui hukum-hukumnya maka
kewajiban kedua adalah menjalankan perintah-perintah
Al-Qur‟an dan menjauhi semua hal-hal yang dilarang. Hal
itu dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga dan
seterusnya. 9

8
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2008), Hlm 89
9
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 166

25
c. Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al-Qur‟an
1. Termasuk insan terbaik, bahkan ia menjadi ahlullah
(Keluarga Allah )
2. Mendapat syafaat pada hari kiamat nanti.
3. Memperoleh derajat yang tinggi di surga
4. Melembutkan hati

d. Adab-Adab Membaca Al-Qur‟an


1. Niat yang ikhlas karena mencari ridho Allah semata.
2. Khusyu‟, tenang dan sopan. Dalam membaca Al-Qur‟an
hendaklah menghadirkan konsentrasi dalam membaca,
berusaha terpengaruh dengan yang dibaca.
3. Ditempat yang suci. Dilakukan dalam tempat yang suci
seperti mesjid dan dilarang membaca di WC karena tidak
pantas membaca Al-Qur‟an disana.
4. Membaca doa‟ Isti‟azah. sebagaimana firman Allah :

‫فَ لذَِ لَ َس ِۡثَ َِۡمو ۡس ِٰ َن فَ ۡمت َ لع ۡر لب هّٰللل لم َن َِش ۡهي ٰط لن ه‬


‫َِس لج ۡي لم‬
Artinya : Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca
Al Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk (QS. AN-NAHL : 98)
5. Membaguskan suara
6. Membaca dengan pelan. Agar khawatir terjadi riya‟
atau mengganggu ketenangan mesjid, maka
seseorang hendaknya membaca Al-Qur‟an dengan
pelan.
7. Membaca dengan Tartil. Sesuai dengan firman
Allah berikut :

26
‫علَ ۡي لَ َّ َزتل لل َِۡمو ۡس ِٰ َن ت َ ۡستل ۡي ًال‬
َ ‫ِ َ ّۡ لش ۡد‬
Artinya : Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an
itu dengan perlahan-lahan. (QS. Muzammil : 4)
2. Berdo’a
a. Pengertian Berdoa
Menurut bahasa, berdo‟a berarti memangil, meminta
tolong, atau mohon sesuatu. Sedangkan do‟a menurut syariat
Islam adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan
kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk
kepada-Nya.10
Berdo‟a yaitu pengggunaan kata-kata yag ditujukan
kepada Tuhan dengan berbagai cara, baik ketika beribadah
maupun dalam hati dan untuk berbagai kondisi kesadaran
tanpa bicara dimana pikiran diarahkan menuju dunia spiritual
yaitu dunia yang selalu ingat kepada sang pencipta (dalam
penyerahan diri, cinta dan peribadatan). 11
Sedangkan menurut Harun Yahya berdo‟a adalah
Menyeru, memanggil, memohon dengan amat sangat minta
pertolongan. 12
b. Manfaat Do‟a
1. Terhindar dari keputusasaan, karena selalu berharap
Allah memberikan sesuatu yang diinginkan.
2. Terhindar dari sikap sombong dan takabur, karena
sesungghnya tiada kekuatan yang melebihi Allah.
3. Menjadikan hati tentram dan tenang.

10
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 168
11
Thoules, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta:PT Raja Grafindo, 1972), Hlm 165
12
Harun Yahya, Memilih Al-Qur‟an Sebagai Pembimbing Keutamaan Doa Para
Nabi Dalam Al-Qur‟an, (Surabaya : Risalah Gusti, 2004), Hlm 104

27
4. Merasa dekat dengan Allah SWT.
5. Allah menyediakan tempat yang mulia disisi-Nya.

c. Lafal Do‟a
Dalam berdo‟a setiap orang diperbolehkan untuk
memohon kepada Allah dengan bahasa sendiri, karena Allah
Maha Mengetahui. Tapi banyak juga yang berdo‟a
menggunakan lafal-lafal bahasa Arab. Berikut contoh lafalnya
:

َ ٔ‫ِز َح ْا وِ َا َك َا َزبهيَ نل‬


ِ‫ص لغ ْي ًس‬ ‫َِله وِ هم ِ ْغ لف ْس لَٔ َّ لَ َْ ِ لَد ه‬
ْ َّ َٓ
Artinya :“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku.
Baik ibu maupun bapakku, sayangilah mereka seperti mereka
menyayangiku di waktu kecil.”

ً‫ن لد َّ لشيَ َدة‬ َ ‫ع فليَتً فلٔ ِ َْ َج‬ َ َّ ‫مالَ َمتً فلٔ َِ لد ْي لن‬ َ َ‫نئَلوك‬ ْ َ‫ََِل وِ هم ِلنه ن‬
‫ث َّ َز ْح َاتً لع ْئ َد‬‫ق َّت َ ْْبَتً لَ ْب َل ِ َْ َا ْْ ل‬ ‫فلٔ ِ َْ لع ْل لم َّبَ َسكَتً فلٔ ل‬
‫َِس ْش ل‬
‫ث‬ َ ْٔ ‫علَ ْيئَ فل‬
‫مك ََسِ ل‬ َ ‫ ََِل وِ هم َُ لْ ْن‬.‫ث َّ َم ْغ لف َسةً بَ ْع َد ِ َْ َا ْْثل‬‫ِ َْ َا ْْ ل‬
‫ب‬
‫ن ل‬ َ ‫ث ََِّئه َج ةَ لم َن َِئه لز َِّ َْ َع ْف َْ لع ْئ َد ِ َْ لس‬ ‫ِ َْ َا ْْ ل‬
Artinya :“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-
Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan,
limpahan ilmu, keberkahan rezki, taubat sebelum datangnya
maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan
setelah datangnya maut.” “Ya Allah, mudahkanlah kami
dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami
keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab”

28
d. Tata cara Berdo‟a
a. Dimulai dengan pujian terhadap Allah dan shalawat
kepada nabi Muhammad saw
b. Dilakukan dengan serius sambil mengangkat kedua tangan
c. Membaca do‟a hendaknya khusyu‟ dan membaca dengan
pelan
d. Mengulang do‟a dengan merasa tidak pernah putus asa
e. Dilakukan dalam keadaan suci
f. Memahami makna dari do‟a yang dibaca.

E. Kisah Teladan Nabi Ibrahim AS


1. Kelahiran Nabi Ibrahim AS
Nabi Ibrahim lahir pada Tahun 2295 sebelum Masehi di
Mausul. Beliau adalah putera Aazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj
bin Rau‟ bin Falij bin Aabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam
bin Nuh A.S. Ia dilahirkan disebuah tempat bernama Faddam
A’ram dalam kerajaan Babylon yang pada waktu itu diperintah
oleh seorang raja yang bernama Namrud bin Kan’an.
Kerajaan Babylon pada masa itu termasuk kerajaan yang
makmur dan sejahtera dalam keadaan yang serba cukup sandang
maupun pangan dan sarana prasarana, tetapi tingkat hidup rohani
mereka masih berada ditingkat jahiliyah. Mereka tidak mengenal
Tuhan yang telah menganugrahkan segala kenikmatan duniawi.
Persembahan mereka adalah patung yang mereka pahat sendiri.
13

Raja Namrud menjalankan pemerintahannya dengan tangan


besi dan kekuasaan mutlak. Semua kehendaknya harus terlaksana

13
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 180

29
dan segala perintahnya adalah undang-undang yang tidak dapat
dilanggar. Kekuasaan nya penuh dengan kemewahan yang
berlebih-lebihan yang ia nikmati lama kelamaan ia tidak merasa
puas dengan kedudukan nya sebagai raja. Ia berfikir bahwa ia
pantas disembah oleh rakyatnya sebagai Tuhan. Ia juga berfikir
bahwa dialah yang dapat mengubah orang miskin menjadi kaya,
orang yang hina diangkat menjadi orang yang mulia.
Ditengah-tengah masyarakat yang semakin buruk, maka lahir
dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang anak pemahat dan
pedagang patung. Ia sebagai calon Rasul yang akan membawa
pelita kebenaran kepada kaumnya termasuk ayahnya sendiri.
Semasa remaja Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya untuk
menjajakan patung yang dibuatnya. Namun karena iman yang
diilhamkan Tuhan kepadanya, ia tidak semangat untuk
menjajakan patung tersebut. Bahkan ia menjelek-jelekkan patung
itu kepada pembelinya dengan mengatakan “Siapakah yang akan
membeli patung yang tidak berguna ini ?”
Nabi Ibrahim pernah memohon kepada Allah untuk
memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan
makhluk yang sudah mati dan Allah pun mengabulkan
permohonannya. Lalu ia diperintahkan untuk menangkap empat
ekor burung yang sudah diperhatikannya lalu ia memotongnya
menjadi berkeping-keping lalu diletakkan diatas puncak bukit
setiap bukit letaknya jauh terpisah. Setelah itu Allah menyuruh
Nabi Ibrahim untuk memanggil burung tadi, dengan izin Allah
dan Kuasa-Nya, datanglah burung tadi berterbangan dalam
keadaan utuh. Lalu hinggaplah burung tersebut didepannya.
Dan tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk
menentramkan hatinya dan menghilangkan keraguraguan dalam
iman dan keyakinannya.

30
Ayah Nabi Ibrahim menyembunyikan beliau dihutan untuk
melindungi dari pasukan Namrud, saat Nabi Ibrahim mulai
beranjak dewasa ia mulai berfikir kenapa masyarakat
menyembah berhala, padahal berhala hanyalah benda mati yang
terbuat dari batu.14
2. Nabi Ibrahim Mencari Tuhannya
Pada masa Nabi Ibrahim kebanyakan rakyat di Mesopotamia
(sekarang Irak) beragama politeisme yaitu menyembah lebih dari
satu Tuhan. Dewa bulan atau Sin merupakan salah satu berhala
yang penting. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama
penyembahan dan karenanya, astronomi merupakan bidang yang
sangat penting. 15
Sewaktu kecil, Nabi Ibrahim sering melihat ayahnya
melakukan ritual penyembahan berhala-berhala tersebut. Disisi
lain, sang ayah, Azaar, bahkan membuat patung-patung sebagai
gambaran daripada dewa-dewa tersebut untuk dijual jadi
sembahan. Dari sinilah, nalar dan logika Nabi Ibrahim As mulai
berjalan dan merontak, diapun mencoba mencari kebenaran
agama yang dianut oleh keluarganya itu.
Dalam QS. Al-An‟am:76-78 dikisahkan sebagai berikut:

‫علَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرأَى ك َْو َكبًا قَا َل َه َذا َربِّي فَلَ َّما أَفَ َل قَا َل ََل‬
َ ‫فَلَ َّما َج َّن‬
)67( ‫ين‬ ُّ ‫أ ُ ِح‬
َ ‫ب ْاْلفِ ِل‬
‫غا قَا َل َه َذا َربِّي فَلَ َّما أَفَ َل قَا َل لَ ِئ ْن لَ ْم َي ْه ِدنِي‬
ً ‫فَلَ َّما َرأَى ا ْلقَ َم َر َب ِاز‬
)66( ‫ين‬ َّ ‫َر ِبّي ََلَكُونَ َّن ِم َن ا ْلقَ ْو ِم ال‬
َ ّ‫ضا ِل‬

14
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 181
15
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 182

31
‫غةً قَا َل َه َذا َربِّي َه َذا أ َ ْكبَ ُر فَلَ َّما أَفَلَتْ قَا َل يَا‬
َ ‫س بَ ِاز‬
َ ‫ش ْم‬َّ ‫فَلَ َّما َرأَى ال‬
(78) ‫ُون‬ َ ‫قَ ْو ِم إِ ِنّي بَ ِري ٌء ِم َّما تُش ِْرك‬
Artinya : Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah
bintang (lalu) berkata, "Inilah Tuhanku.” Tetapi tatkala bintang
itu lenyap, dia berkata, "Saya tidak suka kepada yang lenyap.”
Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, "Inilah
Tuhanku.” Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata,
"Sesungguhnnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat." Kemudian
tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah
Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu telah
terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas
diri dari apa yang kalian persekutukan.

3. Masa Dakwah Nabi Ibrahim As


Dalam menjalankan dakwahnya beliau dihadang dengan
persoalan yang berat, masa jahiliyah adalah masa keserakahan,
dan keburukan umat manusia terbesar. Berhala dijadikan Tuhan
oleh Namrud dan rakyatnya.
Suatu hari saat Orang-orang dinegara Nabi pergi dan
meninggalkan kampung, Nabi Ibrahim memiliki ide untuk
menghancurkan patung-patung berhala, beliau menghancurkan
paung berhala itu dengan kapak, lalu menyisakan satu berhala
dan sengaja menaruh kapak sebagai kalung berhala tersebut.
Setelah Namrud dan rakyatnya kembali, raja Namrud
sangat marah mengetahui kejadian tersebut, raja langsung
menuduh Nabi Ibrahim sebagai pelakunya, karena raja tau
Ibrahim tidak suka terhadap berhala tersebut. Raja meminta
untuk Ibrahim dibawa ke hadapan nya untuk dihukum.

32
Nabi Ibrahim tidak mengaku bahwa dia yang melakukan
hal itu, dengan kecerdasan beliau berkata, Berhala yang besar
yang dikalungi kapak itulah yang telah menghancurkannya. Raja
Namrud lalu tertawa dan mengatakan bahwa tidak mungkin
patung bisa melakukan hal itu. Lalu nabi berkata, Berhala yang
tidak bisa berbuat apa-apa itu lalu kenapa kalian sembah ?
Mendengar perkataan Nabi tersebut para pengikut Namrud
tersadar bahwa berhala yang mereka sembah selama ini bukan
lah Tuhan. Raja Namrud semakin marah kepada beliau dan
memerintahkan pasukannya untuk menghidupkan api dan
membakar Nabi Ibrahim.
Atas kuasa dan izin Allah Nabi Ibrahim diselamatkan dari
kobaran api yang panas tersebut. Betapa terkejutnya Namrud dan
pengikutnya ketika api yang besar itu padam dan Nabi Ibrahim
keluar tanpa ada luka sedikit pun.

4. Nabi Ibrahim Diuji Untuk Mengorbankan Anaknya


Nabi Ibrahim memiliki dua istri yang bernama Sarah dan
Siti Hajar, serta memiliki anak yang bernama Ismail dan Ishaq,
saat anak pertama Nabi Ibrahim yaitu Ismail, Allah
memerintahkan kepada Ibrahim untuk menyembelih anaknya,
padahal beliau sudah menanti berpuluh-puluh tahun agar
dikaruniai anak.
Karena kecintaan dan ketaqwaan Nabi kepada Allah, maka
Ibrahim bersedia untuk menyembelih anaknya yaitu Ismail
dengan tulus dan ikhlas, melihat ketelusan tersebut kemudian
Allah mengganti Ismail dengan seekor kambing. Untuk

33
menghormati peristiwa tersebut, umat Islam selalu melakukan
penyembelihan hewan qurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah. 16

5. Keteladanan Nabi Ibrahim AS


Diantara para Rasul yang dijadikan teladan salah satu nya
yaitu nabi Ibrahim yang mendapat gelar Kholilullah dan Abul
anbiya . Ibrahim oleh Yahudi diklaim sebagai Yahudi, oleh kaum
Nasrani di klaim pengikut Nasrani. Untuk menolak anggapan
tersebut Allah menurunkan ayat kepada nabi Muhammad :

‫ص أشا َِيًّ أو ٰنأ ِكٍ أك ٌأ أحُِي ًف ُّي ْس ِه ًً أو أي أك ٌأ ِيٍأ‬


ْ ‫أي أك ٌأ ِإب ٰ أْش ِهي ُى يأ ُهى ِديًّ أو أال َأ‬
‫ْٱن ًُ ْش ِشكِيٍأ‬

Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula)


seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi
berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk golongan orang-orangmusyrik.
Bentuk-bentuk Keteladanan Nabi Ibrahim As :
a. Ketelaadanan dalam hal mencari dan meyakini Allah sebagai
Tuhan yang patut disembah dan menjadi tujuan ibadah.
b. Keteladanan mentaati perintah Allah dalam menjalankan
dakwah ditempat lainnya dengan meninggalkan Siti Hajar dan
Ismail di Makkah yang serba kekurangan.
c. Keteladanan dan Kebraniannya ketika ingin mereformasi
merubah masyarakatnya dan penguasanya dari penyembah
kepada materi, benda dan berhala kepada mengesakan Allah
SWT. Ajakan Nabi Ibrahim kepada ayahnya mendapat
tantangan yang keras, sehingga nabi Ibrahim diusir oleh
ayahnya, tetapi Ibrahim tetap mendo‟akan ayahnya.

16
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 183

34
Kemudian Ibrahim membuktikan bahwa dia benar lalu ia
menghancurkan patung tersebut dan dia dihukum di api yang
besar dan tak sedikit pun badan Ibrahim luka atau terbakar
oleh api.
d. Ketaatannya ketika Ismail beranjak dewasa, Ibrahim diuji
oleh Allah dengan menyembelih anaknya yang sangat dicintai
dan didambakan dan di do‟akan didalam do‟anya. Dijelaskan
dalam QS. As-Shaffat:102

ُ َ‫ً ِإ َِّ ًٓ أ أس ٰي فًِ ٱ ْن أًُأ ِو أ َِّ ًٓ أ ْر أب ُح أك فأٲ‬


‫ظ ْش أي رأا‬ َّ ُ‫ً قأ أل ٰ أيبُ أ‬ َّ ‫فأهأ ًَّ بأهأ أغ أي أؼهُ ٱن‬
‫س ْؼ أ‬
َّ ٰ ‫ش ٓ أَ ٱ ََّّللُ ِيٍأ ٱن‬
‫ص ِب ِشيٍأ‬ ‫ج ٱ ْف أؼ ْم أي حُؤْ أي ُش ۖ أ‬
‫سخأ ِجذَُِ ًٓ ِإٌ أ‬ ِ ‫ح أ أش ٰي قأ أل ٰيأٓأأبأ‬

Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)


berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai
anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
e. Ketelaadanan Nabi Ibrahim ketika ia diperintahkan agar
merekonstruksi kembali ka‟bah Baitullah yang pertama
dibangun di mukabumi. Do‟a Nabi Ibarhim terungkap visi
dan misi dalam membangun negeri dari yang tandus dan
kering agar menjadi :
1). Menjadi negeri yang aman
2) Penduduknya terdiri dari orang-orang yang beriman
bertaqwa mendirikan shalat dan dijauhkan dari
penghambaan terhadap berhala-berhala

35
3) Menginginkan menjadi negeri yang penduduknya diberi
rezki dari buah-buahan.
f. Keteladanan nabi Ibrahim ketika bertawakkal kepada Allah
untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail. 17

‫َّسبَُّأ ٓ ِإ َِّ ًٓ أ ْسكأُجُ ِيٍ ر ُ ِ ّسيَّ ِخً ِب أىا ٍد أغي ِْش رِي صأ ْسعٍ ِػُذأ أب ْيخِ أك ٱ ْن ًُ أح َّش ِو أسبَُّأ‬
ٓ ‫ص أه ٰىة أ فأٲ ْج أؼ ْم أ ْفـِذأة ً ِ ّيٍأ ٱنَُّ ِط ح أ ْه ِى‬
‫ي ِإ أن ْي ِه ْى أوٱ ْس ُص ْق ُهى ِ ّيٍأ‬ ۟ ًُ ‫ِنيُ ِقي‬
َّ ‫ىا ٱن‬
‫ث نأ أؼهَّ ُه ْى يأ ْش ُك ُشوٌأ‬
ِ ‫ٱنث َّ أً ٰ أش‬
Artinya: Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya
Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,
maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka
dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan
mereka bersyukur.

17
Akhmad Fauzi, Akidah Akhlak Mts Kelas VII, (Jakarta : Kementerian Agama RI,
2020), Hlm 188

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Asma’ul Husna
Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik dan agung yang
dimiliki oleh Allah SWT. Kita harus meyakini bahwa Allah mempunyai
nama-nama Terbaik ini. Allah sendiri menyatakan dalam Al-Qur‟an
bahwasannya Dialah yang mempunyai nama-nama terbaik yaitu Asmaul
Husna.
2. Iman Kepada Malikat dan Makhluk Ghaib Selain Malaikat
Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman
kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun
kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu
makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Adapun
makhluk ghaib selain malaikat, mereka adalah kaum jin, setan dan iblis.
3. Akhlak Tercela Kepada Allah SWT (Riya’ dan Nifaq)
Riya‟ dalam bahasa Arab artinya memperlihatkan atau
memamerkan, secara istilah riya‟yaitu memperlihatkan sesuatu kepada
orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan
maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya.
Macam-Macam Riya‟ ada dua, yaitu Riya‟ Jali dan Riya‟ Khafi.
Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya
dan menampakkan keimanannya dengan ucapan dan tindakan. Perilaku
seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan,
perkataan, dan perbuatan. Para ulama membagi ada dua jenis
kemunafikan, yaitu nifaq i‟tiqadi dan nifaq amali.

37
4. Adab Membaca Al-Qur’an dan Berdoa Al-Qur’an
Pengertian Al-Qur‟an secara syariat adalah kalamullah yang
diturunkan kepada rasul-Nya dan penutup para nabi, yaitu Muhammad
Saw. yang diawali surah AlFatihah (1) dan diakhiri surah An-Naas (114).
5. Kisah Teladan Nabi Ibrahim As
Dari doa Ibrahim terungkap visi dan missi Nabi Ibrahim As. dalam
membangun negeri dari negeri yang tandus, kering dan tidak ada tanaman
menginginkan agar :
a. Menjadi negeri yang aman.
b. Penduduknya terdiri dari orang-orang yang beriman bertaqwa
mendirikan sholat dan dijauhkan dari penghambaan terhadap
berhala-berhala
c. Menginginkan menjadi negeri yang yang menarik mempesona
banyak dikunjungi manusia
d. Menginginkan menjadi negeri yang penduduknya diberi kecukupan
rizki.dari buahbuahan, demikianlah orientasi Ibrahim As. Dalam
membangun negeri beroreintasi ke depan memikirkan anak cucu
dan membangun dari nilai-nilai ruhani keagamaan dengan
memakmurkan masjid (baitullah} dan memakmurkan bumi-Nya.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang kami peroleh.. Kami berharap kepada para pembaca yang
budiman dapat memberikan kritik saran yang membangun kepada kami, demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

38
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Fauzi. 2020. Buku Paket Akidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah,
Jakarta: Kementrian Agama RI.
Harun Yahya. 2004. Memilih Al-Qur‟an Sebagai Pembimbing Keutamaan Doa Para
Nabi Dalam Al-Qur‟an. Surabaya : Risalah Gusti

Ibrahim. 2009. Membangun Akidah dan Akhlak Kelas VII. Solo: Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri

Kaelany HD.2000. Iman, Ilmu dan Amal Saleh, Jakarta: Rineka Cipta.

SyaikhShâlih bin„Abdil„Azîz As-Sindîhafizhahullahu. 2012. SyarhAsmâ‟il Husnâ Lis


Sa‟di, Portal Islam.
Thoules. 1972. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta:PT Raja Grafindo

Zakiah Drajat. 2008. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : PT Bumi
Aksara.

39
xl

Anda mungkin juga menyukai