Anda di halaman 1dari 28

Mata Kuliah Dosen Pengampun

Akidah Akhlak II Devi Arisanti, Spd., I., M.Ag

MATERI AKIDAH AKHLAK KELAS 8 SMP/MTS


SEMESTER 1

OLEH KELOMPOK 4

MELANI OKTAVIA ( 11910121103 )

MULYANI SYAFITRI ( 11910121116 )

LOKAL FIQIH A
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKAN BARU
1442 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Dialah yang menganugrahkan Al-Qur’an
sebagai hudan li al-nas (petunjuk bagi seluruh manusia) dan rohmatan lil ‘alamin (rahmat bagi
seluruh alam). Dialah yang telah mengumpulkan Al-Qur’an dalam dada Nabi Muhammad SAW
sampai kesucian-Nya dapat sampai kepada kita hari ini atas izin Allah SWT.
Shalawat bertangkaikan salam semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW yang menjadi utusan dan manusia pilihan-Nya sebagai penyampai, pengamal, hingga penafsir
pertama Al-Qur’an. Yang membawa kitab pusaka, yang menjadi penerang bagi seluruh umat dan
merupakan penyempurna kitab-kitab samawi sebelumnya.
Atas pertolongan dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang Materi Akidah Akhlak Kelas 8 SMP/MTS Semester 1 yang dibimbing oleh ibuk Devi Arisanti,
Spd. I., M.Ag.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya bagi saya. Kritik dan saran
dari pembaca akan sangat perlu untuk memperbaiki penyusunan makalah dan akan diterima dengan
senang hati. Serta semoga makalah ini tercatat sebagai amal shaleh dan menjadi motivator bagi
penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik dan bermanfaat. Aamiin.

Pekanbaru, 9 Oktober 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

A... Latar Belakang................................................................................................


B... Rumusan Masalah...........................................................................................`
C... Tujuan Penulisan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................

A... Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.....................................................................


B... Akhlak Terpuji Dan Akhlak Tercela..............................................................
C... Adap Seorang Muslim Terhadap Orang Tua Dan Guru.................................
D... Keteladanan Para Nabi....................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................

A... Kesimpulan.....................................................................................................
B... Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang diajarkan
di Madrasah Tsanawiyah yang merupakan peningkatan dari mata pelajaran akidah akhlak di
Madrasah Ibtidaiyah. Akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari- hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan, pengalaman dan pembiasaan.

Tujuan dari mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah yaitu untuk menumbuh
kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Dan juga
untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam
kehidupan sehari- hari, baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran
dan nilai- nilai akidah Islam.

Isi dari kurikulum mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah kelas VIII adalah:

1. Meningkatkan keimanan kepada kitab- kitab Allah SWT.


2. Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri.
3. Menghindari akhlak tercela kepada diri sendiri.
4. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah.
5. Memahami mukjizat dan kejadian luar biasa lainnya.
6. Menerapkan akhlak terpuji kepada sesama.
7. Menghindari akhlak tercela kepada sesama.
8. Menerapkan adab seorang muslim terhadap orang tua dan guru
9. Meneladani kisah para nabi.

Pelajaran akidah akhlak yang diajarkan di sekolah harus dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik. Supaya akidah akhlak tersebut dapat terpatri dalam diri dan pikiran peserta didik.
Namun pada kenyataannya, selama ini peserta didik terkadang menyepelekan pelajaran akidah akhlak
karena dianggap tidak penting. Hal itu terjadi dimungkinkan karena cara penyampaian pelajaran
akidah akhlak kurang begitu mengena pada diri peserta didik.

Mengupayakan peningkatan pemahaman tentang apa saja yang dipelajari dalam akidah
akhlak dan implementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Jika aktivitas itu terus dilakukan
berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Sehingga
dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang bagus dan hal ini
timbul dari fitrahnya sebagai manusia.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Iman Kepada Kitab-Kitab Allah ?


2. Seperti Apakah Akhlak Terpuji Da Akhlak Tercela ?
3. Bagaimanakah Adab Seorang Muslim Terhadap Orang Tua Dan Guru ?
4. Mengapa Kita Harus Mengetahui Keteladanan Para Nabi ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Menganalisis Beberapa Kitab-Kitab Allah Yang Wajib Diimani.


2. Untuk Mengetahui Seperti Apa Akhlak Terpuji Dan Akhlak Tercela.
3. Untuk Memahami Bagaimana Ada Seorang Muslim Terhadap Orang Tua Dan Guru.
4. Untuk Mempelajari Keteladanan Para Nabi
BAB II
PEMBAHASAN

NO KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang 1.1 menghayati keutamaan Alquran.
dianutnya.. 1.2 mengamalkan sikap kecintaan
kepada Alquran.
1.3 memahami sejarah hakikat dan
keistimewaan Alquran.
1.4 mengomunikasikan contoh
bukti-bukti keistimewaan
Alquran.

2. menunjukkan perilaku jujur disiplin tanggung 2.1 menghayati hakikat ikhtiar


jawab peduli toleransi gotong royong santun dan tawakal sabar syukur dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif qana'ah sesuai ketentuan Islam.
dengan lingkungan sosial dan alam dalam 2.2 Mengamalkan perilaku ikhtiar
jangkauan pergaulan dan keberadaannya tawakal sabar syukur qana’ah
dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Menganalisis pengertian dalil
contoh dan dampak positif sifat
ikhtiar tawakal qanaah sabar dan
syukur.
2.4 Mengomunikasikan hasil
analisis contoh pcontoh
penerapan perilaku ikhtiar
tawakal qanaah sabar dan
syukur.
2.5 Menghayati memahami dan
menyajikan cara dari sifat
tercela ananiah putus asa ghadab
dan tamak.
2.6 Mengamalkan perilaku peduli
kerja keras dan optimis sebagai
implementasi cara menghindari
perilaku ananiah putus asa
ghadab dan tamak.

3. memahami pengetahuan faktual konseptual Dan 3.1 menghayati adab yang baik
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya kepada orang tua dan guru.
tentang ilmu pengetahuan teknologi seni budaya 3.2 Mengamalkan adab yang baik
terkait fenomena dan kejadian tampak mata. kepada orang tua dan guru
dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Menerapkan adab kepada orang
tua dan guru beserta dalilnya.
4. mencoba mengolah dan menyaji dalam ranah 4.1 menghayati kisah keteladanan
konkret (menggunakan mengurai merangkai para nabi.
memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak 4.2 Menunjukan sikap teguh
(menulis membaca menghitung menggambar pendirian dan perduli sebagai
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di implementasikan kisah
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut keteladanan para nabi.
pandang atau teori. 4.3 Menganalisis kisah teladan para
nabi.
4.4 Mengomunikasikan hasil
analisis sifat keteladanan para
nabi.

A. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH


Salah satu pokok kepercayaan atau rukun iman dalam Islam ialah meyakini adanya kitab-
kitab Allah Swt. Kitab-kitab Allah Swt. adalah himpunan wahyu yang diturunkan kepada
para rasul-Nya untuk disampaikan kepada sekalian manusia sebagai pedoman hidup.1

Allah Swt. berfirman dalam surat al-Baqarah: 4

l-Baqr aR-m Ϧ-˶aϣr ma laϣ˴-ϭ Ϧ-˶ϣr o-a ㌠䗢䗊-ma䗌䗢 Ra䗢-㌠䗢˴䗌a

Artinya : Dan mereka yang beriman kepada Kitab ( Al-qur’an ) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu.
( QS. Al-baqarah : 4 )

Macam-macam kitab-kitab Allah Swt. yang diwahyukan kepada para rasul adalah
sebagai Berikut :

1. Kitab Zabur diwahyukan kepada Nabi Daud as. pada kira-kira abad ke-10 SM,
di daerah Israil.
2. Kitab Taurat diwahyukan kepada Nabi Musa as. pada kira-kira abad ke-12 SM,
di daerah Israil dan Mesir.
3. Kitab Injil diwahyukan kepada Nabi Isa as. pada permulaan abad pertama
Masehi
4. Kitab al-Qur'an diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. pada abad ke-6
Masehi di Makkah dan Madinah.

a. Kitab-Kitab Allah Yang Wajib Diimani


1. Kitab Zabur
Zabur adalah kitab suci yang diturunkan pada Nabi Daud as. untuk dijadikan petunjuk
dan bimbingan baginya dan umatnya. Secara bahasa, Zabur berasal dari kata Zabaro-
yazburu-zabrun yang artinya tulisan. Jadi Zabur menurut arti aslinya adalah kitab
tertulis.2

Firman Allah dalam al-Qur'an

1
Kamaruddin Amin, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), hal.4
2
Kamaruddin Amin, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), hal.7
䑓a潄a Ba Rϣ˸-ϣ-q䗢䗊˴䗌 䑓a潄a 䗊aB䗢 aξ˸˴a -a猠a䗌a -ξ䗌a o䗢Α˴䗌 - Ro-a ˴Baar la猠a

䗌˴猠䗢aΑ ˴aaa䗌˴ 䗊aϣ䔈䗌㌀a

Artinya : Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan dibumi. Dan
sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian
(yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud. (Q.S. al-Isra’ :55)

Adapun fungsi diturunkannya kitab zabur sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi umat
Nabi Daud as. Sedangkan tujuannya sebagai peringatan agar tidak ada alasan bagi
manusia untuk mengingkari adanya Allah Swt.

2. Kitab Taurat
Taurat dalam bahasa Ibrani adalah Thora. Taurat adalah kitab yang diturunkan oleh
Allah Swt. kepada nabi Musa as. untuk dijadikan petunjuk dan bimbingan baginya
dan bagi umatnya.3

Firman Allah dalam Al-qur’an

䗌a㌠-浔䗢〰䔈 䗢줰r ㌠䗢-㌀䗌〰a吾-ϭ -䗊q˸-˴ ˴ξa 晠 䗊aB潄䗂a 晠 〰-䗂a˴䗌 吾䗢m 䗊aϣ䔈䗌㌀a

˴˴ϣ- a -ϣa˴ R-m

Artinya : Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab
Taurat itu sebagai petunjuk bagi Bani Israil (dengan fi rman): “Janganlah
kalian mengambil penolong selain Aku”. (QS. al-Isra’ : 2 )

Adapun fungsi diturunkannya kitab taurat adalah sebagai petunjuk bagi Nabi Musa
dan Bani Israil untuk beriman kepada Allah Swt. Sedangkan tujuannya adalah untuk
meyakinkan kepada Bani Israil bahwa Allah Swt itu ada dan Maha Esa.

3. Kitab Injil
Injil adalah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada nabi Isa as. sebagai
pedoman dan petunjuk hidup bagi Bani Israil.4

Firman Allah Swt

Artinya : Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israel) dengan Isa
putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di
dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orangorang yang bertakwa.
(Q.S. al-Maidah 46)

Adapun fungsi diturunkannya kitab injil adalah untuk mengajarkan tentang


pembersihan jiwa raga dari kotoran nafsu duniawi. Dengan arti kata lain, injil

3
Kamaruddin Amin, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), hal.8
4
Kamaruddin Amin, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), hal.9
mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni dengan pola hidup yang tidak
mengutamakan hal-hal yang bersifat manusiawi.

4. Kitab Al-Qur’an

Al-Qur'an menurut bahasa berarti bacaan . Adapun menurut istilah adalah kalam
Allah Swt. yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. Sebagai mukjizatnya dan
bagi yang membacanya merupakan ibadah.

Isi pokok kandungan al-Qur'an adalah sebagai berikut :5

1. Tauhid, yaitu mengesakan Allah Swt. Tauhid ini merupakan isi terpenting
yang dikandung oleh al-Qur'an.
2. Ibadah, yaitu semua perbuatan yang bertujuan untuk mencapai ridha Allah
Swt.
3. Janji dan ancaman, yaitu janji pahala bagi orang yang berbuat kebajikan
dan ancaman berupa siksa bagi orang yang berbuat kejahatan.
4. Hukum-hukum dan peraturan yang mengatur kehidupan manusia baik
untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akhirat.
5. Kisah dan riwayat orang-orang terdahulu baik mengenai orang yang taat,
maupun orang-orang yang ingkar kepada Allah Swt., untuk menjadi
I’tibar dan suri teladan bagi umat setelahnya.

Sebelum al-Qur'an diturunkan, masyarakat Arab hidup dalam kegelapan. Mereka juga
disebut masyarakat jahiliyah, karena tidak mampu memilih petunjuk dengan benar.
Mereka banyak yang menyimpang dari agama tauhid yang telah diajarkan oleh nabi
sebelumnya.

Setelah Nabi Muhammad Saw. diutus oleh Allah Swt. untuk menyampaikan al-Qur'an
sebagai petunjuk hidup yang benar, sebagian mereka ada yang beriman dan sebagian
ada yang menolak.

Dengan demikian, tujuan diturunkannya al-Qur'an adalah untuk menuntun manusia ke


jalan yang benar agar selamat di dunia maupun di akhirat. Kitab suci al-Qur'an
diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. berfungsi sebagai
pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia (hudan linnas).

b. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt

1. Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memilki
kedudukan di atas segala kitab yang lain.
2. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang
meremehkannya.
3. Meningkatan keimanan kepada Allah Swt. Yang telah mengutus para rasul untuk
menyampaikan risalahnya.
4. Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci.
5. Termotivasi untu beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti
yang tertuang dalam kitab suci.
6. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah Swt
untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.

5
Kamaruddin Amin, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), hal.10
7. Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan peritah Allah Swt dan menjauhi
semua larangan-Nya.6

B. AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA

a. Akhlak Terpuji
1. Ikhtiar
Ikhtiar secara bahasa berasal dari bahasa arab ( D U 晦 ) yang artinya memilih. Secara
istilah ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh seorang hamba untuk memperoleh apa
yang dikehendakinya. Orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan
kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil
dan sukses. Dalam kata lain ikhtiar adalah berusaha untuk mencapai apa yang
diinginkan, tidak berdiam diri dan berpangku tangan apa lagi lari dari kenyataan. 7

Firman Allah dala Al-qur’an

Artinya : ....Sesungguhnya allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …
( QS. Ar-Ra’du 11 )

Bentuk perilaku ikhtiar sebagai berikut :


a. Bekerja keras, dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain
b. Rajin belajar, walaupun tidak ada tugas dari Gurunya.
c. Memiliki sikap perwira, sehingga disukai banyak teman.
d. Semangat dalam melakukan pekerjaannya.
e. Tidak pernah putus asa dalam menghadapi kesulitan.

Sebagai seorang muslim di wajibkan untuk senantiasa berikhtiar sekuat tenaga dan
sekuat kemampuanya. setelah dia berikhtiar maka dia harus menyerahkan segala
usahanya kepada allah Swt.

Contoh perilaku yang membiasakan diri untuk selalu beriktiar :


a. Giat dan bersemangat dalam berusaha.
b. Tekun dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan terhadap dirinya.
c. Pandai memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang positif.
d. Tidak mudah putus asa apabila menghadapi kesulitan.
e. Jeli melihat peluang.
f. Kreatif.

Dampak positif membiasakan perilaku ikhtiar sebagai berikut :


a. Menghilangkan rasa malas, murung dan keluh kesah.

6
Kamaruddin Amin, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015), hal.12
7
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.49
b. Menumbuhkan harapan baru dalam hidup. Karena setiap dari satu
usaha dapat menumbuhkan sejuta harapan. Dan dengan banyak
berusaha maka akan semakin banyak harapan.
c. Meninggikan derajat kita dihadapan manusia dari Allah SWT.
d. Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan.
e. Terhormat dalam pandangan Allah dan sesama manusia..
f. Menumbuhkan rasa percaya diri dengan apa yang telah diberikan
Allah SWT pada diri kita.
g. Memiliki keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong hamba-Nya
yang mau berusaha.
2. Tawakal
Tawakal berasal dari kata ㌠ a (wakala) yang berarti menyerahkan, mempercayakan
dan mewakilkan urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan tersebut
adalah kepada Allah Swt. Tujuannya, untuk mendapat kemashlahatan dan
menghilangkan kemudharatan.

Secara istilah arti tawakkal adalah menyerahkan suatu urusan kepada kebijakan Allah
swt, yang mengatur segalanya-galanya. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah Swt
adalah salah satu perkara yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam. Berserah diri
(tawakkal) kepada Allah swt dilakukan oleh seorang muslim apabila sudah
melaksanakan Ikhtiar (usaha) secara maksimal dan sungguh-sungguh sesuai dengan
kemampuannya.

Tawakkal dilaksanakan setelah manusia melakukan iktiar dengan maksimal, maka


tawakal kepada Allah Swt tidak dibenarkan apabila menyerahkan (tawakkal) segala
urusan kepada Allah Swt sebelum melaksanakan usaha semaksimal mungkin.
Demikian juga tawakkal yang ditujukan kepada selain Allah Swt termasuk perbuatan
syirik yang harus dijauhi oleh setiap orang yang beriman.8

Firman Allah Swt dalam Al-qur’an :

Artinya : Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang
Allah Telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan
melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya
kamu akan menang. dan Hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal,
jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS.Al-Maidah-23)

Salah satu bentuk perilaku tawakal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw
ditunjukkan dalam kisah berikut :

Seorang sahabat Rasulullah Saw. yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada
sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain lain, lalu ditinggalkan. Beliau Saw bertanya:
"Mengapa tidak kamu ikatkan?" Ia menjawab: "Saya sudah bertawakal kepada
Allah." Rasulullah SAW tidak dapat menyetujui cara berfikir orang itu, lalu bersabda:
"Ikatlah dulu lalu bertawakallah.“

Dampak positif membiasakan perilaku tawakal sebagai berikut :9


a. Meningkatkan keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT.
b. Memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa.

8
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.52
9
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.53
c. Mengurangi beban pikiran, karena yakin manusia hanya berusaha Allah
SWT lah penentunya.
d. Mengurangi kejahatan dan tindak kriminal.
e. Memperoleh keteguhan hati.
f. Menyadarkan bahwa dirinya lemah, dan mengakui kebesaran Allah SWT.

3. Syukur
Kata Syukur berasal dari bahasa Arab U D E E E DE yang berarti berterima kasih.
Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah swt atas karunia yang
dianugerahkan Allah swt kepada dirinya. Sedangkan menurut istilah syukur ialah
memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat kepada-Nya, tunduk dan berserah
diri hanya kepada Allah SWT serta beramar makruf nahi mungkar.10

Firman Allah Swt dalam Al-qur’an

Artinya : Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan
kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu
tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki itu di sisi
Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-
Nyalah kamu akan dikembalikan. ( QS. Al-Ankabut ayat 17 )

Bersyukur itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :


a. bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala
kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. dengan sikap
merendahkan diri.
b. bersyukur dengan badan, yakni Bersikap selalu sepakat serta
melayani (mengabdi) kepada Allah SWT.
c. bersyukur dengan hati, yaitu mengasingkan diri di hadapan Allah
SWT. dengan cara konsisten menjaga dzikir akan keagungan dan
kebesaran Allah SWT.

Adapun ciri-ciri perilaku syukur sebagai berikut :


a. Tidak pernah mengeluh dalam hidupnya.
b. Selalu mengucapkan “Al hamdulillah” bila mendapatkan nikmat dari
Allah SWT.
c. Mau membagi kebahagiaan kepada orang lain, bila ia telah mendapatkan
rezeki dari Allah SWT.
d. Selalu bersukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT
kepada kita.

Untuk membiasakan diri bersyukur atas nikmat yang kita terima dari Allah
SWT. antara lain :11
a. Ketika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah kita mesti
menerimanya dengan ikhlas dan jangan merasa kurang.
b. Memanfaatkan apa yang kita terima untuk memenuhi kebutuhan,
bukan untuk memenuhi keinginan.

10
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.54
11
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.55
c. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bila mendapatkan nikmat-
Nya.
d. Semua yang kita punya adalah milik Allah, yang harus
disampaikan ke pada yang lebih berhak.

Diantara dampak positif yang kita peroleh apabila kita mau melakukan syukur atas
nikmat Allah Swt adalah :
a. Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah SWT.
b. Mendapatkan ridla Allah SWT.
c. Terhindar dari sifat tamak yang dapat menjerumuskan diri kepada kufur
nikmat.
d. Memperoleh kepuasan batin karena dapat mentaati salah satu kwajiban
hamba terhadap khaliknya.
4. Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, DE yang berarti
menahan, mencegah atau tabah. Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan
diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta
menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Jadi sabar di sini adalah suatu
kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban.Dan
disamping itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang menghalangi seseorang
untuk, melakukan kejahatan.12

Orang yang sabar tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi atau tidak mengenakkan
dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Swt. Sabar merupakan salah satu kunci
untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup.

Firman Allah dalam Al-qur’an

Artinya : Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).( QS. Luqman ayat 17 )

Menurut Imam Ghazali sabar dibagi menjadi tiga macam, yakni :


a. Sabar dalam taat kepada Allah swt.
b. Sabar dalam menghindari maksiat.
c. Sabar saat menghadapi ujian atau musibah dari Allah swt.

Adapun ciri-ciri perilaku sabar antara lain :13


a. Memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan
dan lingkungan.
b. Tidak marah dan tidak membalas bila didzalimi orang lain.
c. Tidak mau menyakiti orang lain.
d. Memiliki tutur kata dan budi pekerti yang baik.
e. Selalu menghormati orang lain, baik dalam perkataan maupun
perbuatannya.

12
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.56
13
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.58
Untuk membiasakan diri perilaku sabar, antara lain :
a. Selalu ingat bahwa marah tidak menyelesaikan masalah.
b. Bergaul dengan teman-teman yang baik.
c. Hati-hati dalam bergaul dengan teman.
d. Yakin sabar akan dekat dengan Allah SWT

Dampak positif dari perilaku sabar, antara lain :14


a. Dapat membendung tipu daya setan, walaupun mereka punya
kuasa atau kekuatan yang besar.
b. Allah SWT menjamin kenikmatan dunia dan akhirat kepada orang-
orang yang sabar.
c. Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah SWT.
d. Akan berhasil atau sukses dalam kehidupannya, baik kehidupan
dunia maupun akhirat.
5. Qona’ah
Kata Qanaah berasal dari bahasa Arab Qana’a-yaqna’u-qana’an-qanaa’atan, yang
berarti suka menerima yang dibagikan kepadanya, rela. Secara istilah Qona’ah berarti
menerima keputusan Allah SWT dengan tidak mengeluh, merasa puas dan penuh
keridhaan atas keputusan Allah SWT, serta senantiasa tetap berusaha sampai batas
maksimal kemampuannya.15

Dapat diartikan pula Qanaah merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah Swt.
Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah
atau tamak. adalah rela menerima kenyataan hidup yang dialami, tidak berkeluh kesah,
tidak mengangan-angan kesenangan yang diterima orang lain.

Firman Allah dalam Al-qur’an

Artinya : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi
orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan
bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan
mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala sesuatu.
( QS. An-Nisa ayat 32 )

Ciri-ciri perilaku yang mencerminkan sikap qona’ah adalah :16


a. Tidak pernah mengeluh dalam menghadapi hidupnya.
b. Merasa senang dengan apa yang ia miliki.
c. Tidak marah bila melihat orang lain sukses.
d. Rela dengan apa yang menjadi hak orang lain.
e. Ikut senang bila melihat orang lain sukses.

Dampak positif dari perilaku membiasakan sikap Qona’ah adalah :


a. Jiwa dan pikiran lebih tenang, karena terbebas dari rasa iri dan dengki.

14
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.59
15
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.60
16
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.61
b. Mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat.
c. Terhindar dari sifat tamak.
d. Terhindar dari ancaman siksa yang berat.
e. Disukai semua orang, karena semua orang akan merasa aman dan
nyaman berada diselilingnya.

Untuk membiasakan diri berperilaku sikap Qona’ah, maka ada beberapa sikap yang
bisa dilakukan antara lain :
a. Dalam urusan dunia kita melihat orang yang di bawah kita, sedangkan
untuk urusan akhirat kita melihat yang di atas kita.
b. Sering bergaul dengan orang tuna grahita, tunanetra dan orang miskin.
c. Membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
d. Tidak sering memperhatikan orang yang lebih kaya, agar kita tidak
merasa kurang.

f. Akhlak Tercela
1. Ananiyah
Ananiyah adalah Sifat sangat tercela, dan membahayakan di dalam pergaulan
di masyarakat. Ananiyah termasuk penyakit hati, apabila dibiarkan akan
berkembang menjadi sombong, kikir, takabur yang diiringi sifat iri dan dengki.

Ananiyah disebut juga egois, yaitu sifat yang menilai sesuatu berdasarkan
kepentingan diri sendiri dan meremehkan orang lain. Perilaku ini harus
dihindari karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.Islam mengajarkan agar kita
senantiasa bertolong-menolong antar sesama manusia.17

Firman Allah Swt dalam Al-qur’an

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena


sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. (Q.S. Luqman [31]: 18)

Adapun bahaya yang ditimbulkan dari perilaku ananiyah adalah sebagai


berikut :
a. Menimbulkan kekecewaan orang lain.
b. Merusak hubungan persaudaraan, 3. Memutuskan hubungan
silaturahim.
c. Dijauhi dalam pergaulan dan dikucilkan oleh orang lain.
d. Kaku dalam pergaulan, sehingga sulit mencapai ketenteraman
hidup bersama.
e. Menimbulkan kebencian, pertengkaran, dan permusuhan.
f. Sulit menerima petunjuk kebenaran, karena merasa dirinya adalah
yang paling benar.
g. Berdosa kepada Allah swt. karena Islam melarang sifat ananiyah.

2. Putus Asa
Putus asa adalah sikap/ perilaku yang merasa bahwa dirinya telah gagal atau tidak
akan mampu dalam meraih suatu harapan atau cita-cita, dan ia tidak mau berusaha

17
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.73
untuk melanjutkan apa yang diinginkan.Putus asa berarti habis harapan, tidak ada
harapan lagi.

Seseorang di katakana putus asa apabila tidak lagi mempunyai harapan tentang
sesuatu yang semula hendak di capai. Penyebap seseorang putus asa biasanya karena
terjadinya kegagalan yang berulang kali dalam mencapai cita-cita atau pengharapan
sesuatu. Sebenarnya penyebap seseorang putus asa bukanlah persoalan yang di hadapi
semata-mata, melainkan cara mensikapi persoalan tersebut.18

Firman Allah dalam Al-qur’an

Artinya : Dan janganlah kamu beputus asa dari rahmat allah. Sesungguhnya yang
berputus asa dari rahmat allah, hanyalah orang-orang kafir
(QS. Yusuf 12:87)

Adapaun dampak negatif putus asa antara lain:19


a. Merugikan diri sendiri karena membuang waktu, energy dan potensi
yang dimiliki.
b. Susah untuk mencapai kemajuan karena tidakberani berbuat, khawatir
menanggung kegagalan lagi.
c. kehilangan gairah dan semangat untuk mencapai sesuatu yang semula di
harapkan.
d. sikap masa bodoh, tidak mau lagi berusaha.

Ciri-ciri orang yang putus asa adalah sebagai berikut :


a. Bermalas-malasan setelah mengalami kegagalan dalam suatu usaha.
b. Tidak bersemangat untuk meneruskan usahanya yang gagal.
c. Tampak murung dan tidak memiliki gairah untuk berusaha lagi.
d. Mudah terpancing emosinya sehingga cepat marah walaupun dengan
sebab yang kecil saja.

Cara untuk menghindarkan diri dari putus asa antara lain :


a. Merenungi kegagalan yang di alami orang lain sehingga dapat
memperoleh perbandingan dari pengalaman pahit orang lain.
b. Selalu yakin bahwa allah akan memberi jalan keluar atas persoalan yang
di hadapi apabila diririnya dekat dengan allah SWT.
3. Qadhab
Ghadhab berarti marah atau pemarah.Ghadhab termasuk sifat tercela, karena
marah itu bersumber dari setan.

Rasulullah Saw bersabdan:

Artinya : Sesungguhnya marah itu dari setan, dan sungguh, setan itu dijadikan dari
api, dan sungguh, api itu dapat padam dengan air. Jika seseorang kamu
marah, segeralah berwudu. (H.R. Abu Dawud)

18
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.74
19
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.76
Akibat buruk dari sikap marah, antara lain :20
a. Tidak dapat berfikir tenang dalam menghadapi permasalahan.
b. Tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara baik berdasarkan
pertimbangan pikiran sehat.
c. Jika sering terjadi, dapat menimbulkan tekanan darah tinggi yang
membahayakan kesehatan jasmani dan rohani.
d. Sikap ghadhab dapat menimbulkan kekecewaan atau sakit hati orang lain.
e. Dapat menimbulkan kerugian materi, jika disertai dengan perbuatan
anarkis.

Oleh karena sifat ghadhab merupakan sifat tercela maka, kita harus berusaha
menghindarkan diri dari sifat tersebut.Sebagai orang yang beriman dan bertakwa,
harus menghindari rasa marah.Meredam kemarahan dengan kesabaran. Hati yang
sabar akan membawa seseorang untuk berpikir secara cermat dalam menghadapi
suatu permasalahan.

4. Tamak
Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah
cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram
yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang ber Sifat rakus terhadap dunia
menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan oleh beliau seperti orang
yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut,
semakin bertambah rasa dahaganya.

Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia.Makin banyak yang
diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan
lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa
yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu bebanan hidup.21

Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa yang


diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di dunia ini.
Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untuk memuaskan
nafsu tamaknya. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk
melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba-Nya.

Firman Allah dalam Al-qur’an :

Artinya : “Wahai orang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta
benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan
menjalankan perintah-Nya) dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan
demikian, maka mereka itulah orang yang rugi.”
(Surah Al-Munafiqun, ayat 9).

20
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.77
21
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.78
C. ADAP SEORANG MUSLIM TERHADAP ORANG TUA DAN GURU
Kedua orang tua merupakan sebab adanya manusia. Keduanya telah merasakan kelelahan
karena mengurus anak dan menyenangkan mereka. Allah Swt mewajibkan hamba-
hamba-Nya berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan memposisikan bakti pada orang
tua setelah taat kepada ALLAH SWT.

Rasulullah bersabda :

Artinya : “Barang siapa yang senang dipanjangkan umurnya dan ditambahkan


rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan sambunglah
tali silaturrahim.”(HR. Al-Haitami).

Rasulullah juga bersabda :

Artinya : : “Hinalah ia, hinalah ia dan hinalah ia.” Lalu ada yang bertanya, “Siapa
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang mendapatkan
orang tuanya sudah tua; salah satunya atau kedua-duanya tetapi ia tidak
masuk surga.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim berbakti kepada kedua orang tuanya dan
bergaul dengan sikap yang baik.

1. Adab-Adab Seorang Muslim Terhadap Orang Tua


a. Mencintai dan Sayang kepada Kedua Orang Tua

Seorang Muslim menyadari bahwa kedua orang tuanya memiliki jasa yang besar
terhadapnya. Meskipun seorang Muslim telah mengerahkan segala
kemampuannya dalam berbakti kepada kedua orang tuanya, namun tetap saja ia
belum dapat membalasnya.

b. Menaati Kedua Orang Tua

Seorang Muslim hendaknya menaati perintah kedua orang tuanya, kecuali


apabila kedua orang tua menyuruh berbuat maksiat kepada ALLAH Swt.

Firman Allah dalam Al-qur’an :

Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku


sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan
baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Luqman: 15

c. Menanggung dan Menafkahi Orang Tua.


Seorang Muslim juga hendaknya menanggung dan menafkahi orang tua agar ia
memperoleh keridhaan ALLAH Swt.22

Rasulullah bersabda :

Artinya : "Dari Jabir bin Abdillah, bahwa seseorang berkata, “Wahai


Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta dan anak,
sedangkan bapakku ingin menghabiskan hartaku.” Maka Beliau
bersabda, “Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu.” (HR. Ibnu
Majah).

d. Menjaga Perasaan Keduanya dan Berusaha Membuat Ridho Orang Tuanya


dengan Perbuatan dan Ucapan.

Seorang Muslim juga harus menjauhi ucapan atau tindakan yang menyakitkan
hati orang tuanya meskipun sepele, seperti berkata “Ah.” ALLAH Swt.
berfirman yang artinya: “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-
duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S.
al-Israa’: 23). Hendaknya ia mengetahui, bahwa ridha Allah ada pada keridhaan
orang tua, dan bahwa murka-Nya ada pada kemurkaan orang tua.

Rasulullah bersabda :

Artinya : “Ridha Allah ada pada keridhaan orang tua dan murka Allah ada
pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Abdullah
bin ‘Amr).

e. Tidak Memanggil Orang Tua dengan Namanya

Bagaimanapun seorang anak tidaklah pantas memanggil kedua orang tuanya


dengan menyebut namanya secara langsung. Keduanya adalah orang yang harus
dihormati. Bahkan akan menimbulkan dosa jika diniati mencemooh atau
merendahkan keduanya.

f. Tidak Duduk Ketika Keduanya Berdiri dan Tidak Mendahuluinya dalam


Berjalan.

Hendaknya seorang Muslim memiliki adab yang baik di hadapan orang tua dan
merendahkan diri kepada keduanya.

Firman Allah dalam Al-qur’an :

22
Moh. Solehuddin dkk,Akidah Akhlak (Jakarta: Kementerian Agama 2015)hal.48-49
Artinya : "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku pada waktu kecil."(QS. Al-Isra' 17: Ayat 24)

g. Tidak Mengutamakan Istri dan Anak Daripada Kedua Orang Tua.

h. Mendoakan Keduanya baik mereka masih hidup atau sudah wafat.

Para Nabi berbakti kepada kedua orang tuanya dan mendoakan kebaikan kepada
mereka. Nabi Nuh as. pernah berdoa untuk orang tuanya.23

Firman Allah dalam Al-qur’an :

Artinya : Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku
dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.
Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kebinasaan.” ( QS. Nuh : 28 )

Rasulullah bersabda :

Artinya : “Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah amalnya selain tiga


perkara; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan atau anak saleh yang
mendoakannya.” (HR. Muslim)

i. Berbuat Baik Kepada Teman Orang Tua Setelah Orang Tua Telah Wafat

Dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar, bahwa seseorang dari
kalangan Arab pernah ditemuinya di jalan menuju Mekah, lalu Abdullah
mengucapkan salam kepadanya dan menaikkannya ke atas keledai yang
ditungganginya dan memberikan sorban yang dipakainya kepada Arab badui
tersebut. Abdullah bin Dinar berkata: Kami pun berkata, “Semoga Allah
memperbaikimu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang Arab baduwi,
mereka biasanya puas dengan perkara yang sedikit, lalu Abdullah berkata,
“Sesunggunya bapak orang ini adalah teman Umar bin Khathab, dan
sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda :
Artinya: “Sesungguhnya berbakti yang paling baik adalah ketika seorang anak
menyambung hubungan dengan kawan-kawan bapaknya.” (HR. Muslim)

j. Tidak Mencaci maki kedua orang tua.

Rasulullah Saw.bersabda, “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki


orang tuanya.” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada orang yang
mencaci maki orang tuanya?’ Beliau menjawab, “Ada. ia mencaci maki ayah
orang lain kemudian orang tersebut membalas mencaci maki orang tuanya. Ia
23
Moh. Solehuddin dkk, Akidah Akhlak (Jakarta: kementerian agama 2015)hal.50-51
mencaci maki ibu orang lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.”
(HR. al-Bukhari dan Muslim)

k. Tidak mengeraskan suaranya melebihi suara kedua orang tua

Demi sopan santun terhadap mereka, al-Quran mengajarkan berdiskusi dengan


orang tua dengan kalimat yang ringan.24
2. Adab-Adab Terhadap Guru

Sosok guru tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita. Mulai dari kita kecil sampai
kita dewasa kita akan bertemu terus dengan sosok guru. Seorang yang diguguh dan
ditiru ini menyalurkan ilmu pengetahuannya kepada murid-muridnya agar mereka
menjadi seseorang yang dapat berkarya sesuai dengan bakat, prestasi, dan kualitas
yang dimilikinya. Dengan perannya yang sangat besar dalam kehidupan kita, maka
guru wajib itu dihormati oleh kita. Dalam Islam pun, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam bersikap selaku murid terhadap gurunya. Di antaranya adalah: 25

a. Menghormati dan menghargainya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.


“Bukan dari golongan kami mereka yang tidak menghormati yang tua, tidak
menyayangi yang kecil dan tidak mengetahui hak orang yang alim”.
b. Tidak mencari-cari kelemahan dan kesalahannya.
c. Tidak menggibahnya (membicarakannya dengan yang dia tidak senangi), bahkan
membelanya ketika dighibah oleh orang lain
d. Mendoakannya dari kejauhan semoga diberi pahala atas ilmu yang sudah ia
ajarkan. Mendoakan keampunan dan kesejahteraan buat guru
e. Mengambil manfaat dari kebaikan sang guru, dan tidak mencontohnya andai kata
ia melakukan kekhilafan.
f. Menisbatkan ilmu yang ia ajarkan kepadanya; karena hal itu mengangkat
kedudukannya dimata manusia.
g. Menjaga adab berbicara dan diskusi dengannya
h. Taat kepada guru kita dalam semua perkara kecuali perkara yang maksiat kepada
Allah SWT dan Rasulullah SAW. Bertutur katalah dengan lemah lembut dan
penuh rendah diri kepada guru kita.
i. Meminta izin kepada guru kita untuk bertanya atau pergi dari majlis.Memberi
salam kepada guru apabila berjumpa dan sentiasa hormat kepadanya
j. Memberi perhatian besar dalam pengajaran guru, duduk dengan sopan dan
senantiasa dalam keadaan tenang. Rendah hati di hadapan guru. Dengan rendah
hati maka ilmu akan mudah masuk dalam diri murid.

Kedua orang tua merupakan sebab adanya manusia. Keduanya telah merasakan
kelelahan karena mengurus anak dan menyenangkan mereka. Allah Subhaanahu wa
Ta'aala mewajibkan hamba-hamba-Nya berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan
memposisikan bakti pada orang tua setelah tauhid kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim berbakti kepada kedua orang tuanya dan
bergaul dengan sikap yang baik. Di antara adab bergaul dengan orang tua adalah

24
Moh. Solehuddin dkk, Akidah Akhlak (Jakarta: kementerian agama 2015)hal.51-53
25
Yusuf Hasyim, Akidah Akhlak (Jakarta: Kementerian Agama 2019)hal.94-95
sebagai berikut: Mencintai dan sayang kepada kedua orang tua, Menaati keduanya,
Menanggung dan menafkahi orang tua, Menjaga perasaan keduanya dan berusaha
membuat ridha orang tuanya dengan perbuatan dan ucapan, memanggil orang tua
dengan namanya, Tidak duduk ketika keduanya berdiri dan tidak mendahuluinya
dalam berjalan, Tidak mengutamakan istri dan anak daripada kedua orang tua,
Mendoakan keduanya baik mereka masih hidup atau sudah wafat, tidak Mencaci maki
kedua orang tua, baik kepada kawan-kawan orang tua setelah orang tua telah wafat
dan sebagainya.

Adapun seorang guru, dengan perannya yang sangat besar dalam kehidupan kita,
maka guru wajib itu dihormati oleh kita. Dalam Islam pun, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam bersikap selaku murid terhadap gurunya. Di antaranya
adalah menghormati dan menghargainya, tidak mencari-cari kelemahan dan
kesalahannya. tidak mengghibahnya (membicarakannya dengan yang dia tidak
senangi), bahkan membelanya ketika dighibah oleh orang lain, mendoakannya dari
kejauhan semoga diberi pahala atas ilmu yang sudah ia ajarkan. mendoakan
keampunan dan kesejahteraan buat guru, mengambil manfaat dari kebaikan sang guru,
dan tidak mencontohnya andai kata ia melakukan kekhilafan. Dan lain sebagainya.26

D. KETELADANAN PARA NABI

1. Keteladanan Nabi Yunus AS


Nama lengkapnya adalah Nabi Yunus bin Matta dari keturunan Benyamin bin Ya’qub
bin Ishaq bin Ibrahim. Yunus bin Matta diutus oleh Allah untuk berdakwah
menghadapi penduduk Ninawa, suatu kaum yang keras kepala, penyembah berhala,
dan suka melakukan kejahatan. Secara berulang kali Yunus memperingatkan mereka,
tetapi mereka tidak mau berubah, apalagi karena Yunus bukan dari kaum mereka.
Hanya ada dua orang yang bersedia menjadi pengikutnya, yaitu Rubil dan Tanuh.
Rubil adalah seorang yang alim bijaksana, sedang Tanuh adalah seorang yang tenang
dan sederhana.

Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan hal yang baru
yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Karenanya mereka tidak dapat
menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh
nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat kebiasaan mereka turun temurun.
Apalagi pembawa agama itu adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka.27

Mereka berkata kepada Nabi Yunus: “Apakah kata-kata yang engkau ucapkan itu dan
kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami tentang agama barumu itu?
Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami sembah dan disembah oleh nenek
moyang kami sejak dahulu. Alasan apakah yang membenarkan kami meninggalkan
agama kami yang diwariskan oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan
agama barumu?, Engkau adalah orang asing yang datang pada kami agar kami
mengubah keyakinan kami. Apakah kelebihanmu sehingga mengajari dan menggurui
kami. Hentikan perbuatan siasiamu itu. Penduduk Ninawa tidak akan mengikutimu
karena kami teguh dengan ajaran
moyang kami”.

26
Yusuf Hasyim, Akidah Akhlak (Jakarta: Kementerian Agama 2019)hal.95-96
27
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.60
Nabi Yunus berkata: “ Aku hanya mengajakmu beriman dan bertauhid sesuai dengan
amanah Allah yang wajibku sampaikan padamu. Aku hanyalah pesuruh Allah yang
ditugaskan mengeluarkanmu dari kesesatan dan menuntunmu di jalan yang lurus. Aku
sekali-kali tidak mengharapkan upah atas apa yang kukerjakan ini. Aku tidak bisa
memaksamu mengikutiku. Namun jika kamu tetap bertahan pada akidah moyangmu
itu, maka Allah akan menunjukkan tanda-tanda kebenaran akan risalahku dengan
menurunkan adzab yang pedih padamu, seperti yang terjadi pada kaum-kaum sebelum
kamu, yaitu kaum Nuh, Aad, dan Tsamud. Mereka menjawab dengan menantang:
“Kami tetap tidak akan mengikuti kemauanmu dan tidak takut ancamanmu.
Tunjukkan ancamanmu jika kamu termasuk orang yang benar!” Nabi Yunus tidak
tahan lagi dengan kaum Ninawa yang keras kepala. Ialu pergi dengan marah dan
jengkel sambil meminta Allah menghukum mereka.28

Sepeninggal Nabi Yunus, kaum Ninawa gelisah, karena mendung gelap, binatang
peliharaan mereka gelisah, wajah mereka pucat pasi, dan angin bertiup kencang yang
membawa suara bergemuruh. Mereka takut ancaman Yunus benar-benar terjadi atas
mereka. Akhirnya mereka sadar bahwa Yunus adalah orang yang benar dari Allah Swt
Mereka kemudia beriman dan menyesali perbuatan mereka terhadap Yunus. Mereka lari
tunggang langgang dari kota mencari Yunus sambil berteriak meminta pengampunan
Allah atas dosa mereka. Allah Yang Maha Pemaaf-pun mengampuni mereka, dan segera
seluruh keadaan pulih seperti sediakala. Penduduk Ninawa kemudian tetap berusaha
mencari Yunus agar ia bisa mengajari agama dan menuntun mereka ke jalan yang benar.

Keadaan Yunus setelah pergi dari Ninawa tidak menentu. Ia mengembara tanpa tujuan
dengan putus asa dan merasa berdosa. Akhirnya ia tiba di sebuah pantai, dan melihat
sebuah kapal yang akan menyeberangi laut. Ia menumpang kapal itu, dan ketika telah
berlayar tiba-tiba terjadi badai yang hebat. Kapal bergoncang, dan para penumpang
sepakat untuk mengurangi beban dengan membuang salah seorang di antara mereka ke
laut. Undian pertama jatuh pada Yunus, namun undian diulang karena penumpang
merasa Yunus tidak layak dibuang karena ia orang yang mulia. Tapi pada pengulangan
yang kedua, dan ketiga, tetap nama Yunus yang keluar. Yunus sadar itu adalah kehendak
Allah, ia kemudian rela menjatuhkan diri ke laut. Allah kemudian mengirimkan Nun
(paus) untuk menelanYunus. Di dalam perut ikan Nun, Yunus bertobat meminta ampun
dan pertolongan Allah, ia bertasbih selama 40 hari dengan berkata: “Lāilāha illa Anta,
Subhanaka, innī kuntu min ad dālimīn (Tiada tuhan melainkan Engkau, Maha Suci
Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang telah berbuat zalim)”.

Firman Allah Swt dalam Al-qur’an

Artinya : “Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (Ingatlah) ketika ia


lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk
orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam
keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang
banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai
hari kebangkitan. Kemudian Kami lemparkan dia kedaerah yang tandus,
sedang ia dalam keadaan sakit. Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang
pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus orang atau lebih.
Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada
mereka hingga waktu yang tertentu.” (Q.S. Aṣ -Ṣ affāt: 139-148)

28
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.61
Allah mendengar doa Yunus, dan memerintahkan ikan nun mendamparkan Yunus di
sebuah pantai. Allah Yang Maha Penyayang menumbuhkan pohon labu, agar Yunus
yang kurus dan lemah tak berdaya dapat bernaung dan memakan buahnya. Setelah pulih,
ia diperintahkan kembali ke Ninawa, dimana ia kemudian kaget melihat perubahan
penduduk Ninawa yang telah beriman kepada Allah. Yunus kemudian mengajari mereka
tauhid dan menyempurnakan iman mereka.29

2. Keteladanan Nabi Ayyub AS.


Nabi Ayyub as. adalah putra Ish bin Ishak bin Ibrahim. Nabi Ayyub adalah seorang
yang kaya raya. Istrinya banyak, anaknya banyak, hartanya melimpah ruah dan
ternaknya tak terbilang jumlahnya. Ia hidup makmur dan sejahtera. Walau demikian
ia tetap tekun beribadah. Segala nikmat dan kesenangan yang di karuniakan
kepadanya tak sampai melupakannya kepada Allah. ia gemar berbuat kebajikan, suka
menolong orang yang menderita terlebih dari golongan fakir miskin.

Para Malaikat di langit terkagum-kagum dan membicarakan ketaatan Ayyub dan


keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah. Sementara itu, Iblis yang mendengar
pembicaraan itu merasa iri dan ingin menjerumuskan Ayyub agar menjadi orang yang
tidak sabar dan celaka. Pertama Iblis mencoba sendiri menggoda nabi Ayyub agar
tersesat dan tak mau bersyukur kepada Allah. Namun ia gagal, nabi Ayyub tak
tergoyahkan.

Iblis kemudian menghadap Allah. Minta izin untuk menggoda Nabi Ayyub : “Wahai
Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang senantiasa patuh dan berbakti menyembah-Mu,
senantiasa, memuji-Mu, tak lain hanyalah karena takut kehilangan kenikmatan yang
telah Engkau berikan kepadanya. Semua ibadah tidak ikhlas dan bukan karena cinta
dan taat kepada-Mu. Andaikata ia terkena musibah dan kehilangan harta benda, anak-
anak dan istrinya belum tentu ia akan teat dan tetap ikhlas menyembah-Mu.”30

Allah berfi rman kepada Iblis: “Sesungguhnya Ayyub adalah hambaKu yang sangat
taat kepada-Ku, ia seorang mu’min yang sejati. Apa yang ia lakukan untuk
mendekatkan diri kepada-Ku adalah semata-mata didorong iman yang teguh kuat
dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwanya takkan tergoyah oleh perubahan
keadaan duniawi. Cintanya kepada-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan
menjadi berkurang walau ditimpa musibah apapun yang melanda dirinya dan
hartanya. la yakin bahwa siapa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-
waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. la bersih
dari segala tuduhan dan prasangkamu. Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku
anak cucu Adam berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati
Ayyub dan keyakinannya pada takdirKu. Kuizinkan kau menggoda dan
memalingkannya dariKu. Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk menggoda
Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang rukun
damai sejahtera itu. Lihatlah sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan
hamba-Ku, Ayyub itu.”

Demikianlah, Iblis dan para pembantunya kemudian mulai menyerbu keimanan


Ayyub. Mula-mula mereka membinasakan hewan ternak peliharaan Nabi Ayyub. Satu
persatu hewan-hewan itu mati bergelimpangan disusul lumbung-lumbung gandum
dan lahan pertanian Nabi Ayyub terbakar dan musnah. Iblis mengira Ayyub akan

29
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.62
30
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.63
berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan lahan pertaniannya itu. Namun Ayyub
tetap berbaik sangka kepada Allah. Segalanya ia serahkan kepada Allah. Harta adalah
titipan Allah sewaktuwaktu dapat saja diambil lagi. Berikutnya Iblis dan pembantu-
pembantunya mendatangi putra-putra Nabi Ayyub di gedung yang besar dan megah.
Mereka goyang-goyangkan tiang-tiang gedung sehingga gedung itu kemudian roboh
dan anak-anak Nabi Ayyub mati semua.31

Iblis mengira usahanya berhasil menggoyahkan iman nabi Ayyub yang sangat
menyayangi putra-putranya itu, namun mereka kecewa. Nabi Ayyub, tetap berserah diri
kepada Allah. Nabi Ayyub bersedih hati dan menangis tapi jiwa dan hatinya tetap kokoh
dalam keyakinan bahwa jika Allah Yang Maha Pemberi menghendaki semua ini maka
tak ada seorang pun mampu menghalangi-Nya. Selanjutnya Iblis menaburkan baksil di
sekujur tubuh Nabi Ayyub sehingga beliau menderita sakit kulit yang menjijikkan.
Keluarga dan tetangganya menjauhinya. Istri-istrinya banyak yang melarikan diri. Hanya
seorang yang setia mendampinginya yaitu Rahmah.

Para tetangga Nabi Ayyub tidak mau ketularan penyakit, sehingga mereka - terutama
kaum ibu secara terang-terangan mengusir Nabi Ayyub dari perkampungan. Mereka
pergi ke ujung desa, dekat pembuangan sampah. Namun di sana orang-orang yang tidak
terima. Mereka tetap mengusir Nabi Ayyub. Maka pergilah Nabi Ayyub dan Rahmah ke
sebuah tempat yang sepi dari manusia. Waktu tujuh tahun dalam penderitaan terus-
menerus memang merupakan ujian berat bagi Ayyub dan Rahmah. Namun Nabi Ayyub
bisa bersabar dan tetap berzikir menyebut Asma Allah.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Rahmah terpaksa bekerja pada pabrik roti.
Pagi berangkat sorenya kembali ke rumah pengasingan. Namun lama-lama majikannya
mengetahui jika Rahmah adalah istri nabi Ayyub yang berpenyakitan. Mereka khawatir
Rahmah membawa baksil yang dapat menular melalui roti, maka Rahmah diberhentikan
dari pekerjaannya. Rahmah yang setia ini masih memikirkan suaminya. la meminta
majikannya agar memberinya hutang roti. Majikannya menolak. Majikannya hanya mau
memberi roti jika Rahmah rela memotong gelung rambutnya yang panjang, padahal
gelung rambut itu sangat disukai suaminya.32

Rahmah akhirnya setuju. Namun sesampainya di rumah, nabi Ayyub menyangkaistrinya


telah menyeleweng, padahal tidak. Pada suatu hari, mungkin karena tidak tahan dalam
penderitaan atau karena apa, Rahmah pamit meninggalkan suaminya. la akan bekerja
untuk menghidupi suaminya. Nabi Ayyub melarangnya, namun Rahmah tetap pergi
sembari berkeluh kesah. ‘Kiranya kau telah terkena bujukan setan, sehingga berkeluh
kesah atas takdir Allah. “kata Ayyub kepada istrinya. “Awas kelak jika aku sudah
sembuh kau akan kupukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkanlah aku seorang diri, aku
tak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah menentukan takdir-Nya. 33

Setelah ditinggal Rahmah, satu-satunya orang yang masih menyayangi dan merawatnya
kini nabi Ayyub hidup seorang diri. Di dalam kamarnya ia bermunajat kepada Allah “Ya
Allah, aku telah diganggu oleh setan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan Dan
Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang". Allah menerima do’a
Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam
menghadapi cobaan. Berfi rman Allah kepada nabi Ayyub : “Hantamkanlah kakimu ke
31
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.64
32
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.64
33
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.65
tanah. Dari situ air akan-memancar dan dengan air itu kau akan sembuh dari semua
penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali jika kau pergunakan untuk
minum dan mandi.”34

Demikianlah, setelah nabi Ayyub minum dan mandi air yang memancar dari bawah
kakinya, maka ia sembuh seperti sediakala. Sementara itu Rahmah yang telah pergi
meninggalkan nabi Ayyub lama-lama merasa kasihan dan tak tega membiarkan nabi
Ayyub seorang diri. la datang menjenguk, namun ia tak mengenali suaminya lagi. Karena
nabi Ayyub sudah sembuh dan keadaannya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Lebih
sehat dan lebih tampan. Nabi Ayyub gembira melihat istrinya kembali, namun ia ingat
sumpahnya yaitu ingin memukul istrinya seratus kali. la harus melaksanakan sumpah itu.
Kini ia bimbang, istrinya sudah turut menderita sewaktu bersama-sama dengannya
selama tujuh tahun ini; akankah ia memukulnya seratus kali. Dalam kebimbangan
datanglah wahyu Allah yang memberikan jalan keluar. Firman Allah : “Hai Ayyub,
ambillah lidi seratus buah dan pukullah istrimu itu sekali saja, dengan demikian
tertebuslah sumpahmu.”

Ya, dengan lidi seratus, dipukulkan pelan sekali, maka sumpahnya sudah terlaksana.
Berkat
kesabaran dan keteguhan imannya nabi Ayyub dikaruniai lagi harta benda yang
melimpah ruah. Dari Rahmah ia mendapat anak bernama Basyar, di kemudian hari ia
mendapat julukan Dzulkifl i artinya : Yang punya kesanggupan. Dzulkifl i akhirnya juga
menjadi Nabi dan Rasul Allah Swt.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Salah satu pokok kepercayaan atau rukun iman dalam Islam ialah meyakini adanya kitab-kitab
Allah Swt. Kitab-kitab Allah Swt. adalah himpunan wahyu yang diturunkan kepada para rasul-
Nya untuk disampaikan kepada sekalian manusia sebagai pedoman hidup.

34
Yusuf Hasyim, akidah akhlak , (Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019), hal.65
Ikhtiar secara bahasa berasal dari bahasa arab ( D U 晦 ) yang artinya memilih. Secara istilah
ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh seorang hamba untuk memperoleh apa yang
dikehendakinya. Tawakal berasal dari kata ㌠ a (wakala) yang berarti menyerahkan,
mempercayakan dan mewakilkan urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan
tersebut adalah kepada Allah Swt. Kata Syukur berasal dari bahasa Arab U D E E E DE yang
berarti berterima kasih. Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah swt atas karunia yang
dianugerahkan Allah swt kepada dirinya. Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari
bahasa Arab, DE yang berarti menahan, mencegah atau tabah. Kata Qanaah berasal dari
bahasa Arab Qana’a-yaqna’u-qana’an-qanaa’atan, yang berarti suka menerima yang dibagikan
kepadanya, rela.

Ananiyah adalah Sifat sangat tercela, dan membahayakan di dalam pergaulan di


masyarakat. Ananiyah termasuk penyakit hati, apabila dibiarkan akan berkembang
menjadi sombong, kikir, takabur yang diiringi sifat iri dan dengki. Putus asa adalah sikap/
perilaku yang merasa bahwa dirinya telah gagal atau tidak akan mampu dalam meraih suatu
harapan atau cita-cita, dan ia tidak mau berusaha untuk melanjutkan apa yang diinginkan.Putus
asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi. Ghadhab berarti marah atau
pemarah.Ghadhab termasuk sifat tercela, karena marah itu bersumber dari setan. Secara
bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia
(harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa
besar.

Kedua orang tua merupakan sebab adanya manusia. Keduanya telah merasakan kelelahan karena
mengurus anak dan menyenangkan mereka. Allah Swt mewajibkan hamba-hamba-Nya berbakti
kepada kedua orang tua. Bahkan memposisikan bakti pada orang tua setelah taat kepada ALLAH
SWT.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik dalam segi materi
ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, saran beserta kritikan dari pembaca makalah ini sangat
diharapkan agar untuk kedepannya untuk pembuatan makalah atau karya ilmiah lainnya dapat di
bikin semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Amin Kamaruddin ,2015, akidah akhlak , Jakarta : Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

Hasyim Yusuf ,2019, akidah akhlak , Jakarta : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.
Salehuddin Moh. dkk,2015,, Akidah Akhlak ,Jakarta: kementerian agama.

Anda mungkin juga menyukai