Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kecemasan”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Keperawatan


Jiwa”

Dosen Pengampu : Ns. Asnah, S.Kep, M.Pd

Disusun oleh

1. Ahmad yusuf (P07220118061)


2. Bella Dwi Andika (P07220118070)
3. Elisa Pratiwi (P07220118079)
4. Karil Dhea Virginia T (P07220118090)
5. Nur Apsari (P07220118097)
6. Ulpah (P07220118107)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KELAS C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

KALIMANTAN TIMUR
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kecemasan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas “Keperawatan Jiwa” selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kecemasan” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bias
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Balikpapan, 27 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................1
BAB II ISI
A. Pengertian..........................................................................................2
B. Tingkat kecemasan.............................................................................2
C. Askep Kecemasan..............................................................................3
D. Jenis Kecemasan................................................................................4
E. Ciri-ciri kecemasan............................................................................7
F. Factor mempengaruhi kecemasan......................................................8
G. Upaya mengurangi kecemasan..........................................................9
H. Dampak kecemasan...........................................................................11
I. Asuhan keperawatan pada pasien kecemasan....................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cemas merupakan suatu fenomena yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari, dan merupakan reaksi emosional terhadap penilaian
dari stimulus.Namun pada dasarnya cemas yang berlebihan merupakan suatu
masalah, karena dapat menimbulkan masalah. Masalah yang mungkin terjadi
yang disebabkan oleh cemas adalah susah untuk berkonsentrasi, menurunnya
lapang persepsi, kurang perhatian terhadap hal yang kecil atau susah untuk
memfokuskan fikiran dan gangguan pola tidur (Hawari, 2001).
Cemas ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk pada pasien yang
mengalami perubahan yang terjadi pada kesehatan fisik seperti penyakit,
kecelakaan dan pasien preoperatif yang mengubah pola hidup dan
menurunkan perasaan nilai diri dapat menimbulkan kecemasan [ CITATION
Per05 \l 1033 ].

B. Rumusan Masalah
1. Bedasarkan data diatas, peneliti ingin mempublikasi Materi tentang
Kecemasan
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kecemasan

C. Tujuan
1. Menjelaskan Materi tentang Kecemasan
2. Mengetahui aplikasi asuhan keperawatan pada pasien kecemasan

1
BAB II
ISI

A. Pengertian
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu
sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan
datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
[ CITATION Sya09 \l 1033 ] mengemukakananxiety (cemas) merupakan
ketidakberdayaan neurotik, rasa tidakaman, tidak matang, dan
kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan),
kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari.
Cemas ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk pada pasien yang
mengalami perubahan yang terjadi pada kesehatan fisik seperti penyakit,
kecelakaan dan pasien preoperatif yang mengubah pola hidup dan
menurunkan perasaan nilai diri dapat menimbulkan kecemasan [ CITATION
Per05 \l 1033 ] Kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui
sistem saraf simpatis, zat ini akan mempengaruhi tahap IV NREM dan
REM[ CITATION Asm08 \l 1033 ]
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta
bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan
psikologis.Salah satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan
atau ansietas.[CITATION AhY151 \l 1033 ]

B. Tingkat Kecemasan
Kecemasan (Anxiety) memiliki tingkatan[ CITATION Gai06 \l 1033 ]
mengemukakan tingkat ansietas,diantaranya.

1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan


sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi belajar
serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

2
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya
kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa
diteror, serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan
pengarahan. Panik meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta
kehilangan pemikiran rasional.

C. Aspek Kecemasan

[CITATION Gai06 \l 1033 ]mengelompokkan kecemasan (anxiety) dalam respon


perilaku, kognitif, danafektif, diantaranya.

1. Perilaku, diantaranya: 1) gelisah, 2) ketegangan fisik, 3) tremor, 4) reaksi


terkejut, 5) bicara cepat, 6)kurang koordinasi, 7) cenderung mengalami
cedera, 8) menarik diri dari hubungan interpersonal, 9)inhibisi, 10)
melarikan diri dari masalah, 11) menghindar, 12) hiperventilasi, dan 13)
sangat waspada.
2. Kognitif, diantaranya: 1) perhatian terganggu, 2) konsentrasi buruk, 3)
pelupa, 4) salah dalammemberikan penilaian, 5) preokupasi, 6) hambatan
berpikir, 7) lapang persepsi menurun, 8) kreativitasmenurun, 9)
produktivitas menurun, 10) bingung, 11) sangat waspada, 12) keasadaran
diri, 13)kehilangan objektivitas, 14) takut kehilangan kendali, 15) takut
pada gambaran visual, 16) takut cederaatau kematian, 17) kilas balik, dan
18) mimpi buruk.

3
3. Afektif, diantaranya: 1) mudah terganggu, 2) tidak sabar, 3) gelisah, 4)
tegang, 5) gugup, 6) ketakutan, 7) waspada, 8) kengerian, 9) kekhawatiran,
10) kecemasan, 11) mati rasa, 12) rasa bersalah, dan 13 malu.

Kemudian Shah[ CITATION MNu14 \l 1033 ] membagi kecemasan menjadi tiga


aspek, yaitu.

1. Aspek fisik, seperti pusing, sakit kepala, tangan mengeluarkan keringat,


menimbulkan rasa mual pada perut, mulut kering, grogi, dan lain-lain.
2. Aspek emosional, seperti timbulnya rasa panik dan rasa takut.
3. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap perhatian dan
memori, rasa khawatir, ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.

Kemudian menurut[ CITATION Ivi94 \l 1033 ] membagi analisis fungsional


gangguan kecemasan, diantaranya.

1. Suasana hati, diantaranya: kecemasan, mudah marah, perasaan sangat


tegang.
2. Pikiran, diantaranya: khawatir, sukar berkonsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman,memandang diri sebagai sangat sensitif, dan
merasa tidak berdaya.
3. Motivasi, diantaranya: menghindari situasi, ketergantungan tinggi, dan
ingin melarikan diri.
4. Perilaku, diantaranya: gelisah, gugup, kewaspadaan yang berlebihan.
5. Gejala biologis, diantaranya: gerakan otomatis meningkat, seperti
berkeringat, gemetar, pusing,berdebar-debar, mual, dan mulut kering.

D. Jenis-jenis Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki ciri
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat
secara intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah &
Julianty Widuri (2007:77) membagi gangguan kecemasan dalam beberapa
jenis, yaitu :[ CITATION BAB \l 1033 ]

4
1. Fobia Spesifik
Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau
antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
2. Fobia Sosial
Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu menghindari situasi
dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang membuatnya merasa terhina
atau dipermalukan, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau
menampilkan perilaku lain yang memalukan.
3. Gangguan Panik
Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik yang
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada
gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang,
mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang
penting dalam diagnosa gangguan panik adalah bahwa individu merasa
setiap serangan panik merupakan pertanda datangnya kematian atau
kecacatan.
4. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder)
Generalized Anxiety Disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang
berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom
somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial
atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang nyata.

Sedangkan Sutardjo Wiramihardja (2005:71) membagi gangguan kecemasan


yang terdiri dari :

1. Panic Disorder
Panic Disorder ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panik
yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain
bukan merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa simtom yang
menandakan kondisi panik tersebut, yaitu nafas yang pendek, palpilasi
(mulut yang kering) atau justru kerongkongan tidak bisa menelan,
ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.

5
2. Agrophobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia
merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun
psikologis untuk melepaskan diri. Orang-orang yang memiliki agrophobia
takut pada kerumunan dan tempat-tempat ramai.

Menurut Spilberger[ CITATION Tri12 \l 1033 ] menjelaskan kecemasan dalam


dua bentuk, yaitu.

1. Trait anxiety
Trait anxiety, yaitu adanya rasa khawatir dan terancam yang
menghinggapi diri seseorang terhadapkondisi yang sebenarnya tidak
berbahaya.Kecemasan ini disebabkan oleh kepribadian individu yang
memang memiliki potensi cemas dibandingkan dengan individu yang
lainnya.
2. State anxiety
State anxiety, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada
diri individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan
secara sadar serta bersifat subjektif.

Sedangkan menurut Freud (dalam Feist & Feist, 2012: 38) membedakan
kecemasan dalam tiga jenis, yaitu.

1. Kecemasan neurosis
Kecemasan neurosis adalah rasa cemas akibat bahaya yang tidak
diketahui.Perasaan itu berada padaego, tetapi muncul dari dorongan
id.Kecemasan neurosis bukanlah ketakutan terhadap insting-instingitu
sendiri, namun ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika
suatu insting dipuaskan.
2. Kecemasan moral
Kecemasan ini berakar dari konflik antara ego dan superego. Kecemasan
ini dapat muncul karenakegagalan bersikap konsisten dengan apa yang
mereka yakini benar secara moral. Kecemasan moralmerupakan rasa takut
terhadap suara hati. Kecemasan moral juga memiliki dasar dalam realitas,

6
di masalampau sang pribadi pernah mendapat hukuman karena melanggar
norma moral dan dapat dihukumkembali.
3. Kecemasan realistic
Kecemasan realistik merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan
tidak spesifik yang mencakupkemungkinan bahaya itu sendiri. Kecemasan
realistik merupakan rasa takut akan adanya bahaya-bahayanyata yang
berasal dari dunia luar.

E. Ciri-ciri Gejala Kecemasan


Menurut[ CITATION Jef05 \l 1033 ] ada beberapa ciri-ciri kecemasan, yaitu.
1. Ciri-ciri fisik dari kecemasan, diantaranya: 1) kegelisahan, kegugupan, 2)
tangan atau anggota tubuhyang bergetar atau gemetar, 3) sensasi dari pita
ketat yang mengikat di sekitar dahi, 4) kekencanganpada pori-pori kulit
perut atau dada, 5) banyak berkeringat, 6) telapak tangan yang berkeringat,
7)pening atau pingsan, 8) mulut atau kerongkongan terasa kering, 9) sulit
berbicara, 10) sulit bernafas, 11)bernafas pendek, 12) jantung yang
berdebar keras atau berdetak kencang, 13) suara yang bergetar, 14)jari-jari
atau anggota tubuh yang menjadi dingin, 15) pusing, 16) merasa lemas
atau mati rasa, 17) sulitmenelan, 18) kerongkongan merasa tersekat, 19)
leher atau punggung terasa kaku, 20) sensasi sepertitercekik atau tertahan,
21) tangan yang dingin dan lembab, 22) terdapat gangguan sakit perut atau
mual,23) panas dingin, 24) sering buang air kecil, 25) wajah terasa
memerah, 26) diare, dan 27) merasasensitif atau “mudah marah”
2. Ciri-ciri behavioral dari kecemasan, diantaranya: 1) perilaku menghindar,
2) perilaku melekat dandependen, dan 3) perilaku terguncang
3. Ciri-ciri kognitif dari kecemasan, diantaranya: 1) khawatir tentang sesuatu,
2) perasaan terganggu akanketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang
terjadi di masa depan, 3) keyakinan bahwa sesuatu yangmengerikan akan
segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, 4) terpaku pada sensasi
ketubuhan, 5)sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, 6) merasa
terancam oleh orang atau peristiwa yangnormalnya hanya sedikit atau
tidak mendapat perhatian, 7) ketakutan akan kehilangan kontrol,
8)ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, 9) berpikir

7
bahwa dunia mengalamikeruntuhan, 10) berpikir bahwa semuanya tidak
lagi bisa dikendalikan, 11) berpikir bahwa semuanyaterasa sangat
membingungkan tanpa bisa diatasi, 12) khawatir terhadap hal-hal yang
sepele, 13) berpikirtentang hal mengganggu yang sama secara berulang-
ulang, 14) berpikir bahwa harus bisa kabur darikeramaian, kalau tidak
pasti akan pingsan, 15) pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan,
16)tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu, 17) berpikir
akan segera mati, meskipun doktertidak menemukan sesuatu yang salah
secara medis, 18) khawatir akan ditinggal sendirian, dan 19)
sulitberkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.

Dadang Hawari[ CITATION Dad06 \l 1033 ] mengemukakan gejala kecemasan


diantaranya.
1. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
2. Memandang masa depan dengan rasa was-was (khawatir)
3. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam
panggung)
4. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
5. Tidak mudah mengalah, suka ngotot
6. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
7. Sering mengeluh ini dan itu (keluhan-keluhan somatik), khawatir
berlebihan terhadap penyakit
8. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil
(dramatisasi)
9. Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu.
10. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang
11. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecemasan

Blacburn & Davidson[ CITATION Tri121 \l 1033 ]menjelaskan faktor-faktor


yang menimbulakan kecemasan, seperti pengetahuan yang dimiliki seseorang
mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah situasi tersebut

8
mengancam atau tidak memberikan ancaman, serta adanya pengetahuan
mengenai kemampuan diri untuk mengendalikan dirinya (seperti keadaan
emosi serta focus kepermasalahannya). Kemudian Adler dan
Rodman[ CITATION MNu14 \l 1033 ] menyatakan terdapat dua factor yang dapat
menimbulkan kecemasan, yaitu.
1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Sebab utama dari timbulnya rasa cemas kembali pada masa kanak-kanak,
yaitu timbulnya rasa tidak menyenangkan mengenai peristiwa yang dapat
terulang lagi pada masa mendatang, apabila individu menghadapi situasi
yang sama dan juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti pengalaman
pernah gagal dalam mengikuti tes.
2. Pikiran yang tidak rasional
Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam empat bentuk, yaitu.
a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya asumsi dari individu bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadipada dirinya. Individu mengalami
kecemasan serta perasaan ketidakmampuan danketidaksanggupan
dalam mengatasi permaslaahannya.
b. Kesempurnaan, individu mengharapkan kepada dirinya untuk
berperilaku sempurna dan tidakmemiliki cacat. Individu menjadikan
ukuran kesempurnaan sebagai sebuah target dan sumber yangdapat
memberikan inspirasi.
c. Persetujuan
d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu generalisasi yang berlebihan, ini
terjadi pada orang yangmemiliki sedikit pengalaman.

G. Upaya Untuk Mengurangi Kecemasan

Cara yang terbaik untuk menghilangkan kecemasan ialah dengan jalan


menghilangkan sebeb-sebabnya.Menurut[ CITATION Zak88 \l 1033 ] adapun
cara-cara yang dapat dilakukan, antaralain.
1. Pembelaan
Usaha yang dilakukan untuk mencari alasan-alasan yang masuk akal
bagi tindakan yang sesungguhnya tidak masuk akal, dinamakan

9
pembelaan. Pembelaan ini tidak dimaksudkan agar tindakan yang tidak
masuk akal itu dijadikan masuk akal, akan tetapi membelanya, sehingga
terlihat masuk akal. Pembelaan ini tidak dimaksudkan untuk membujuk
atau membohongi orang lain, akan tetapi membujuk dirinya sendiri,
supaya tindakan yang tidak bisa diterima itu masih tetap dalam batas-
batas yang diingini oleh dirinya.
2. Proyeksi
Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya
kepada orang lain, terutama tindakan, fikiran atau dorongan-dorongan
yang tidak masuk akal sehingga dapat diterima dan kelihatannya masuk
akal.
3. Identifikasi
Identifikasi adalah kebalikan dari proyeksi, dimana orang turut
merasakan sebagian dari tindakan atau sukses yang dicapai oleh orang
lain. Apabila ia melihat orang berhasil dalam usahanya ia gembira
seolah-olah ia yang sukses dan apabila ia melihat orang kecewa ia juga
ikut merasa sedih.
4. Hilang hubungan (disasosiasi)
Seharusnya perbuatan, fikiran dan perasaan orang berhubungan satu
sama lain. Apabila orang merasabahwa ada seseorang yang dengan
sengaja menyinggung perasaannya, maka ia akan marah dan
menghadapinya dengan balasan yang sama. Dalam hal ini perasaan,
fikiran dan tindakannya adalah saling berhubungan dengan
harmonis.Akan tetapi keharmonisan mungkin hilang akibat
pengalamanpengalaman pahit yang dilalui waktu kecil.
5. Represi
Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal, dan keinginan-
keinginan yang tidak disetujui oleh hati nuraninya.Semacam usaha untuk
memelihara diri supaya jangan terasa dorongan-dorongan yang tidak
sesuai dengan hatinya. Proses itu terjadi secara tidak disadari.
6. Subsitusi

10
Substitusi adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-
cara yang tidak disadari dalam menghadapi kesukaran. Dalam substitusi
orang melakukan sesuatu, karena tujuan-tujuan yang baik, yang berbeda
sama sekali dari tujuan asli yang mudah dapat diterima, dan berusaha
mencapai sukses dalam hal itu.

H. Dampak Kecemasan
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi
yang betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh
berlebihan dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini
menjadi tidak adaptif. Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak
yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan
penyakit-penyakit fisik (Cutler, 2004:304). Yustinus Semiun (2006:321)
membagi beberapa dampak dari kecemasan kedalam beberapa simtom, antara
lain :[ CITATION BAB \l 1033 ]
1. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang
tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan
dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.
2. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada
individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real
yangada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif,
dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.
3. Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang,
gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari
kaki mengetuk-ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara
tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang
tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari

11
apa saja yang dirasanya mengancam. Kecemasan akan dirasakan oleh
semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun tekanan jiwa.
Menurut Savitri Ramaiah (2005:9) kecemasan biasanya dapat menyebabkan
dua akibat, yaitu :
1. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal
atau menyesuaikan diri pada situasi.
2. Gagal mengetahui terlebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan
pencegahan yang mencukupi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan
adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat mengancam karena
adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan adanya beberapa
gejala yang muncul seperti kegelisahan, ketakutan terhadap sesuatu yang
terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk berkonsentrasi, dan
merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah, kecemasan timbul karena individu melihat
adanya bahaya yang mengancam dirinya, kecemasan juga terjadi karena
individu merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
Dari beberapa gejala, faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk
dalam jenis kecemasan rasional, karena kecemasan rasional merupakan suatu
ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam.Adanya berbagai
macam kecemasan yang dialami individu dapat menyebabkan adanya
gangguan-gangguan kecemasan seperti gangguan kecemasan spesifik yaitu
suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran atau antisipasi
terhadap objek atau situasi yang spesifik.Sehingga dapat menyebabkan adanya
dampak dari kecemasan yang berupa simtom kognitif, yaitu kecemasan dapat
menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu mengenai hal-hal
yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak
memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu sering tidak
bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih merasa
cemas.

12
13
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kecemasan

1. Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku
melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap
kecemasan.
A. Kaji faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan
yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
1) Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan
krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
2) konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan
dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3) konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realistissehingga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep
diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani
setres akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik
yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak
dipelajari dalam keluarga.
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan yang mengandung benzodiepin, karena benzodizepin
dapat menekan neurotrasmiter gamma amino butyric acid (GABA)
yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab
menghasilkan kecemasan.

B. Kaji stressor presipitasi


Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan
yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:
1) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam
integritas fisik meliputi:

14
2) Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (mis.hamil)
3) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
4) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
5) Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal
dirumah dan di tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancanm
harga diri.
6) Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya.

C. Kaji perilaku
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon
fisiologis dan psikologis dan secara tidak langsung melalui
pengambangan mekanisme koping sebagai pertahanan melawan
kecemasan.
1) Respon fisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
2) Respon psikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun
personal.
3) Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses
pikir maupun isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu
memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunya
lapangan persepsi, bingung.
4) Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga
berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
D. kaji penilaian terhadap stressor
E. kaji sumber dan mekanisme koping
F. rentang perhatian menurun
G. gelisah, iritabilitas
H. control impuls buruk

15
I. perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau tidak berdaya
J. deficit lapangan persepsi
K. penurunan kemampuan berkomunikasi secara verbal

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL
1. 1. D. 0019 L. 03030 I. 03119
Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan I.1 Identifikasi
factor psikologis tindakan keperawatan kebutuhan kalori
(keengganan untuk selama 3x24 jam, status dan jenis nutrient
makan) nutrisi membaik, I.2 Monitor asupan
dengan kriteria hasil : makanan
a. Nafsu makan I.3 Berikan makanan
membaik tinggi kalori, tinggi
b. Frekuensi makan serat, tinggi protein
membaik I.4 Anjurkan posisi
c. Verbalisasi untuk duduk
meningkatkan I.5 Kolaborasi dengan
nutrisi meningkat ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
2. 2. D. 0049 L. 04033 I. 04151
Konstipasi b.d Setelah dilakukan 2.1 monitor tanda dan
kelemahan otot tindakan keperawatan gejala diare,
abdomen selama 3x24 jam, konstipasi
eliminasi fekal membaik 2.2 berikan air hangat
dengan kriteria hasil : setelah makan
a. Keluhan defekasi 2.3 sediakan makanan
lama dan sulit tinggi serat
menurun 2.4 anjurkan
b. Konsistensi feses mengkonsumsi
membaik makanan yang
c. Frekuensi defekasi mengandung tinggi
membaik serat
kolaborasi pemberian
obat supositoria anal

16
3. 3. D. 0055 L. 05045 I. 05174
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 3.1 Identifikasi pola
b.d kurang control tindakan keperawatan aktivitas dan tidur
tidur selama 3x24 jam, pola 3.2 Identifikasi factor
tidur membaik dengan pengganggu tidur
kriteria hasil : (fisik atau psikologis
a. Keluhan sulit tidur 3.3 Tetapkan jadwal tidur
menurun rutin
b. Keluhan pola tidur 3.4 Anjurkan menepati
berubah menurun kebiasaan waktu tidur
c. Kemampuan
beraktivitas
meningkat
4. 4. D. 0080 L. 09093 I. 09314
Ansietas b.d Setelah dilakukan 4.1 Identifikasi saat
ancaman terhadap tindakan keperawattan tingkat ansietas
kematian 3x24 jam tingkat berubah
ansietas menurun 4.2 Monitor tanda tanda
dengan kriteria hasil : ansietas
a. Perilaku gelisah 4.3 Gunakan pendekatan
menurun yang tenang dan
b. Perilaku tegang meyakinkan
menurun 4.4 Anjurkan
c. Konsentrasi mengungkapkan
membaik perasaan dan
persepsi
Kolaborasi pemberian
antiansietas
5. 5. D. 0096 L. 09086 I. 09265
Koping tidak efektif Setelah dilakukan 5.1 Identifikasi persepsi
b.d ketidakcukupan tindakan keperawatan mengenai masalah
persiapan untuk 3x24 jam status koping dan informasi yang
menghadapi stresor membaik dengan memicu konflik
kriteria hasil : 5.2 Diskusikan kelebihan
a. Verbalisasi dan kekurangan dari
pengakuan masalah setiap solusi
meningkat 5.3 Fasilitasi pengambilan
b. Perilaku koping keputusan secara
adaptif meningkat kolaboratif
c. Verbalisasi 5.4 Berikan informasi
menyalahkan orang yang diminta pasien
lain menurun 5.5 Kolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain
dalam memfasilitasi
pengambilan
keputusan

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu
sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan
datang dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Ciri-ciri fisik dari kecemasan, diantaranya: 1) kegelisahan, kegugupan, 2)
tangan atau anggota tubuhyang bergetar atau gemetar, 3) sensasi dari pita ketat
yang mengikat di sekitar dahi, 4) kekencanganpada pori-pori kulit perut atau
dada, 5) banyak berkeringat.
Faktor-faktor yang menimbulakan kecemasan, seperti pengetahuan yang
dimiliki seseorang mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah situasi
tersebut mengancam atau tidak memberikan ancaman, serta adanya
pengetahuan mengenai kemampuan diri untuk mengendalikan dirinya (seperti
keadaan emosi serta focus kepermasalahannya). Kecemasan yang berlebihan
dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan
dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. In A. R. Hanik Endang Nihayati, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa
(p. 86). Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

BAB II KAJIAN TEORI KECEMASAN. (n.d.). TEORI KECEMASAN , 19-23.

Dadang Hawari. (2006). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. . Jakarta: Gaya Baru.

Ivi Marie Blackburn & Kate M. Davidson. (1994). Terapi Kognitif untuk Depresi dan
Kecemasan Suatu Petunjuk Bagi Praktisi. Alih Bahasa: Rusda Koto Sutadi. Semarang: IKIP
Semarang Press.

Jeffrey S. Nevid, dkk. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta: Edisi Kelima. Jilid 1.Erlangga.

M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S. (2014). M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S. (2014).
Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.

Perry & Potter. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. In edisi
4. Jakarta: EGC.

Stuart W, Gail. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Ramona P. Kapoh &
Egi Komara Yudha. Jakarta: EGC.

Syamsu Yusuf. (2009). Mental Hygine: Terapi Psikopiritual untuk Hidup Sehat
Berkualitas. Bandung: Maestro.

Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra. (2012). Manajemen Emosi: Sebuah panduan
cerdas bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup Anda. In Manajemen Emosi:
Sebuah panduan cerdas bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup Anda. Jakarta:
Bumi Aksara.

Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra. (2012). Manajemen Emosi: Sebuah panduan
cerdas bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup Anda. Jakarta: Bumi Aksara.

Zakiah Daradjat. (1988). Kesehatan Mental. Jakarta: CV Haji Masagung.

19

Anda mungkin juga menyukai