Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PILIO

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas KMB II

Dosen pengampu :

Rahmawati Shoufiah S.ST ,. M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Iqramullah P07220118088
2. Jordy Ryan Elvano P07220118089
3. Karil Dhea Virginia Tandi P07220118090
4. Karina Amanda Manyur P07220118091

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TINGKAT III / SEMESTER V
TAHUN AJARAN
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah tugas KMB II yang berjudul
”Asuhan Keperawatan Polio” tepat pada waktunya.

Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat
berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................................3

A. Pengertian...............................................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis...................................................................................................3
D. Patway ...................................................................................................................4
E. Komplikasi.............................................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................
G. Penatalaksaan Medis...............................................................................................
H. Asuhan Keperawatan..............................................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................................

A. Simpulan..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Polio adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus.Polio
menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalamhitungan
jam. Virus ini memasuki tubuh melalui mulut dan berkembang biak dalam usus.
Gejala awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan pada leher
dan nyeri pada anggota badan. Satu dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan
ireversibel (biasanya di kaki). Di antara mereka yang lumpuh, 5% sampai 10%
meninggal ketika otot pernapasan mereka lumpuh. (http://www.Litbang.
Depkes.go.id).

Di Indonesia banyak dijumpai penyakit polio terlebih pada anak-anak halini


disebabkan oleh asupan gizi yang kurang. Disamping asupan gizi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua, apalagi dengan kondisi di
negeriini yang masih banyak dijumpai keluarga kurang mampu sehingga kebutuhan
gizi anaknya kurang mendapat perhatian.

Peran serta pemerintah disini sangat diharapkan untuk membantu dalam


menangani masalah gizi buruk yang masih banyak ditemui khususnya di daerah
terpencil atau yang jauh dari fasilitas pemerintah, sehingga sulit terjangkau oleh
masyarakat pinggiran. Kalau hal ini tidak mendapat perhatian, maka akan lebih
banyak lagi anak-anak Indonesia yang menderita penyakit polio.

1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
a. Menjelaskan konsep Polio .
b. Menjelaskan asuhan keperawatan dengan Polio .
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi Polio
b. Menjelaskan etiologi Polio
c. Menjelaskan manifestasi klinis Polio
d. Menjelaskan patway Polio
e. Menjelaskan komplikasi Polio
f. Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang Polio
g. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis
h. Menjelaskan asuhan keperawatan dengan Polio

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Poliomyelitis atau penyakit polio adalah penyakit serius yang disebabkan oleh
infeksi salah satu dari tiga jenis virus polio. Virus ini menyebar melalui kontak
dengan makanan, air atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja) atau
sekresi tenggorokan dari orang yang terinfeksi.
Pada tahun 2014, WHO (World Health Organization) telah menyatakan bahwa
Indonesia bebas dari penyakit polio. Hal ini karena keberhasilan program vaksinasi
polio sebagai langkah pencegahan yang efektif.
Gejala polio dapat bervariasi mulai dari yang ringan, seperti flu hingga yang
berat yaitu kelumpuhan yang mengancam nyawa. Dalam satu sampai dua persen
dari kasus, polio mempengaruhi saraf, mengakibatkan kelumpuhan lengan, kaki
atau diafragma (otot mengendalikan pernapasan). Setengah dari mereka yang
bertahan hidup akan mengalami kelumpuhan permanen.
b. Etiologi
Virus penyebab polio adalah polio virus, Virus ini menyebar ketika makanan, air
atau tangan yang terkontaminasi dengan kotoran (tinja penderita) atau dahak dan
ingus dari orang yang terinfeksi kemudian masuk ke mulut orang yang sehat.
Gejala penyakit polio akan muncul dalam waktu tiga sampai 21 hari setelah
virus polio masuk dan orang ini akan bisa menularkan pada tujuh sampai 10 hari
sebelum dan setelah gejala muncul. Seseorang yang terinfeksi akan tetap menular
selama virus terus dibuang melalui kotorannya, yang bisa berlanjut selama
beberapa minggu. Biasanya, virus tetap di tenggorokan selama satu sampai dua
minggu.
c. Manifestasi Klinis
Meskipun gejala yang paling parah bisa menyebabkan kelumpuhan dan bahkan
kematian, kebanyakan kasus polio memiliki gejala yang lebih ringan. Bahkan
beberapa orang yang terkena polio tidak menderita gejala apapun dan tidak pernah
tahu mereka terinfeksi. Gejala penyakit polio diklasifikasikan menjadi non-paralitik

3
atau paralitik dan pasien dapat menderita sindrom pasca-polio selama bertahun-
tahun setelah terkena penyakit polio.
Lebih lengkap, ciri-ciri dan gejala penyakit polio adalah sebagai berikut:
1. Gejala Polio non-paralitik
Gejala seperti flu yang dapat bertahan hingga 10 hari, termasuk: Sakit
tenggorokan, demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, leher dan punggung nyeri
atau kaku, otot lemah dan nyeri, kaku pada lengan dan kaki.
2. Gejala Polio paralitik
Gejala polio ini adalah kasus yang jarang terjadi, namun yang paling parah.
Gejalanya dapat bervariasi  tergantung bagian tubuh mana yang terkena
misalnya tulang belakang atau otak, kadang-kadang keduanya. Gejala awal akan
mirip dengan polio non-paralitik, namun gejalany berkembang menjadi parah
sebagai berikut:
a. Nyeri otot parah dan / atau kelemahan
b. Hilangnya refleks
c. Anggota badan jadi lunglai dan mengendur (lemah-lumpuh)
3. Gejala pasca-Polio Syndrome
Merupakan gejala polio yang dapat membuat seseorang selama bertahun-tahun
setelah terserang polio. Gejala-gejala ini meliputi:
a. Kelelahan setelah aktivitas ringan
b. Otot-otot mengecil (atrofi)
c. Sendi dan otot-otot secara progresif mengalami kelemahan dan nyeri
d. Sleep apnea atau henti nafas saat tidur (baca: Tidur Ngorok)
e. Depresi
f. Kesulitan menelan
g. Kesulitan bernapas
h. Kesulitan berkonsentrasi atau gangguan
i. Tidak tahan terhadap cuaca dingin dan suhu rendah
Catatan: Penyakit polio secara aktif biasanya berlangsung sekitar dua minggu,
tetapi kerusakan saraf dapat berlangsung seumur hidup dan dapat menyebabkan
kelumpuhan.

4
d. Patofisiologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu. Tidak semua
neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama dan bila ringan sekali dapat
terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam 3-4 minggu sesudah timbul gejala.
Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis ialah :

1. Medula spinalis terutama kornu anterior,

2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial serta formasio
retikularis yang mengandung pusat vital

3. Sereblum terutama inti-inti virmis,

4. Otak tengah “midbrain” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang-
kadang nucleus rubra,

5. Talamus dan hipotalamus,

6. Palidum dan

7. Korteks serebri, hanya daerah motorik.


Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam
tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan disebarkan
melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:

1. Fekal-oral (dari tinja ke mulut)


Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang
berasal dari tinja penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.

2. Oral-oral (dari mulut ke mulut)


Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut orang
sehat lainnya.
Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Sebaliknya,
pada keadaan beku atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan hidup
bertahun-tahun. Ketahanan virus ini di dalam tanah dan air sangat bergantung pada
kelembapan suhu dan adanya mikroba lain. Virus ini dapat bertahan lama pada air

5
limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber
penularan. Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan
oleh virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di
lingkungan yang terbatas. Nah, salah satu inang atau mahluk hidup perantaranya
adalah manusia secara ringkas, Cara penularannya dapat melalui:
1. Inhalasi
2. Makanan dan minuman
3. Bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lain-lain.
4. Penularan melalui oral berkembambang biak diusus→verimia virus+DC
faecese beberapa minggu.

e. Patway
Virus Poliomyelitis Hipotalamus

Fekal-oral, Oral-oral Hipertermi

Defisit nutrisi Kerongkongan

Menginfeksi saluran
pencernaan

Aliran darah

Sistem saraf pusat Sel-sel otot

Melemahkan otot Saluran pernafasan

kelemahan Pola nafas tidak efektif

Gangguan mobilitas 6
fisik
Ansietas
f. Komplikasi
1. Hiperkalsuria2.
2. Melena
3. Pelebaran lambung akut
4. Hipertensi ringan
5. Pneumonia
6. Ulkus dekubitus dan emboli paru
7. Psikosis
g. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Lab :
a. Pemeriksaan darah
b. Cairan serebrospinal
c. Isolasi virus volio
d. Pemeriksaan radiolog
h. Penatalaksaan Medis

Begitu penyakit mulai


timbul, kelumpuhan sering
kali tidak tertangani lagi
karena ketidakadaan obat
yang dapat
menyembuhkannya.
Antibiotika yang

7
biasanya digunakan untuk
membunuh virus juga tidak
mampu berbuat banyak.
Rasa sakit dapat diatasi
dengan memberikan aspirin
atau acetaminophen, dan
mengompres dengan air
hangat pada otot-otot yang
saki
Begitu penyakit mulai timbul, kelumpuhan sering kal tidak tertangani lagi karena
ketidakadaan obat yang dapat menyembuhkannya Antibiotika yang biasanya
digunakan untuk membunuh virus juga tidak mampu berbuat banyak. rasa sakit
dapat diatasi dengan memberikan aspirin atau acetaminophen, dan mengompres
dengan air hangat pada otot-otot yang sakit
1. Poliomielitis Aboratif
a. Diberikan analgetk dan sedative
b. Diet adekuat
c. Istirahat sampa suhu normal untuk beberapa hari, sebaiknya dicegahaktifitas
yang berlebihan selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletalsecara teliti.
2. Poliomielitis Non Paralitik
a. Sama seperti aborif

8
b. Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres
hangat selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
3. Poliomielitis Paralitik
a. Perawatan dirumah sakit
b. Istirahat total
c. Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
d. Fisioterafi
e. Akupuntur
f. Interferon
4. Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan Poliomielitis abortif diatasi
dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapatdimulai
lagi. Poliomielitis paralitik/non paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling
sedikit 2 minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat terjadi
paralysis pernapasan.

Fase Akut :
Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya
dipasang footboard (papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut
yang sesuai terhadap tungkai. Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek
menelan tergaggu sehingga dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam
hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah dan dimiringkan kesalah satu sisi.
Sesudah Fase Akut :
Kontraktur, atropi, dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy. Tindakan ini
dilakukan setelah 2 hari demam hilang.

i. Asuhan Keperwatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, Tempat Tanggal Lahir, Usia, Suku bangsa, Alamat, Dx Medis, No.Rm
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit

9
a) keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
b) Riwayat penyakit sekarang
 Diskripsi gejala dan lamanya
 Dampak gejala terhadap aktifitas harian
 Berapa lama pasien mengalami gejala penyakit
 Respon terhadap pengobatan sebelumnya
c) Riwayat penyakit sebelumnya
c. Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum
2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
a) Pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap,
perasa
4) Sistem persarafan (pemeriksaan neurologik)
a) Pemeriksaan motorik
b) Pemeriksaan sense sensorik
5) System pernafasan
a) Nilai frekuensi pernafasan, kualitas, suara, jalan nafas
6) System gastrointestinal
a) Nilai kemampuan menelan, nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi
7) System kardiovaskuler
a) Tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi
8) System integument
a) Nilai warna, turgor, tekstur kulit pasien
9) System perkemihan
a) Nilai frekuensi urine, warna, bau, volume
d. Pola fungsi kesehatan.
1) pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) pola aktifitas dan latihan
3) pola nutrisi dan istirahat
e. Keadaan Lingkungan dan sanitasi tempat tinggal.

10
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian
b. Hipertermia b.d pola nafas tidak efektif
c. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan)
d. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular
3. Intervensi
a. Ansietas
1) Reduksi Ansietas (I.09314)
Observasi =
a) identifikasi saat tingkat ansietas berubah( mis.kondisi,waktu,stresor)
b) identifikasi kemampuan pengambilan keputusan
c) monitor tanda" ansietas (verbal nonverbal)
Terapeutik=
a) ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
b) temani pasien untuk mengurangi kecemasan
c) pahami situasi yang membuat ansietas
d) dengarkan dengan penuh perhatian
e) gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Edukasi =
a) anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,jika perlu
b) latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
c) latih teknik relaksasi
Kolaborasi =
a) kolaborasi pemberian obat antiansietas,jika perlu
2) Teknik menenangkan (I.08248)
Observasi=
a) Identifikasi masalah yang dialami
Terapeutik=
a) Buat kontrak dgn pasien
b) ciptakan ruangan yg tenang dan nyaman
Edukasi=

11
a) anjurkan mendengarkan musik yang lembut atau musik yang disukai
b) anjurkan melakukan teknik menenangkan hingga perasaan menjadi tenang

3) Teknik relaksasi( I.09326)


Observasi=
a) identifikasi penurunan tingkat energi,ketidakmampuan berkonsentrasi,atau
gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
b) identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
c) monitor respon terhadap terapi relaksasi
d) periksa ketegangan otot,frekuensi nadi,tekanan darah,dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
Terapeutik=
a) ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman.jika memungkinkan
b) gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
c) gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgesik atau tindakan
medis lain,jika sesuai
Edukasi=
a) anjurkan mengambil posisi nyaman
b) anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
c) demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis.pernafasan dalam,
perenggangan, atau imanjinasi terbimbing).
b. Management Hipertermi (I.15569)
Observasi
-Identifikasi penyebab hipertermi
-Monitor komplikasi akibat hipertermi
-monitor suhu tubuh
Terpeutik
-sediakan lingkungan yang dingin
-ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperdrosis
-Berikan oksigen

12
-Longgarkan pakaian atau lepaskan
-lakukan pendinginsn eksternal
Edukasi
-anjurkan semi fowler
Kolaborsai
-kolaborasi peberian cairan dan elektrolit intravena,jika perlu
c. Defisit nutrisi
Manajemen nutrisi (l.03119)
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
Terapeutik
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis,piramida makanan)
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
d. Gangguan mobilitas fisik
Konseling Nutrisi ( I.03094)
Observasi
- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan di ubah
- Monitor intake dan output cairan,nilai hemoglobin,tekanan
darah,kenaikan berat badan dan kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
- Bina hubungan terapeutik
- Sepakati lama pemberian waktu konseling

13
- Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi (mis,usia,tahap,pertumbuhan dan perkembangan,penyakit)
Edukasi
- Informasikan perlunya modifikasi diet (mis,penurunan atau penambahan
berat badan,pembatasan natrium atau cairan pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan presepsi pasien terhadap diet yang di
programkan
Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi,jika perlu
Dukungan ambulasi (l.06171)
Obesrvasi
- Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
- Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilatasi melakukan mobilitas fisik
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan proses ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
- Ajarkan ambulasi sederhana yang harus di lakukan
Edukasi latihan fisik (l.12389)
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Edukasi
- Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga
- Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
- Jelaskan frekuensi durasi dan lntensitas program latihan yang diinginkan

14
- Ajarkan latihan pemanasan dn pendinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Mulisin, d. A. (2019, FEBUARI 22). Penyakit Polio: Pengertian, gejala,


penyebab, pengobatan. Retrieved MEI 29, 2020, from honestdocs:
https://www.honestdocs.id/penyakit-polio
2. Resky Tumonglo, 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Polio.
Retrieved MEI 29, 2020, From acamedia:
https://www.academia.edu/34986171/MAKALAH_ASUHAN_KEPERAWATA
N_PADA_PASIEN_POLIO_NAMA_KELOMPOK
3.

17

Anda mungkin juga menyukai