DISUSUN OLEH :
1. Agus Ariyadin (20250095)-PAI
2. Amar Fatkhalloh ( 20250001P )-PAI
3. Deri septian s.r. (20250090)-PAI
4. Ice Mariana (20250102)-PAI
5. Kamal khoirul ahyar (20250092)-PAI
6. Linda Asmarita (20250067)-PAI
7. M. Jauhar Maksum (20250088)-PAI
8. Nujannah (20260028)- PIAUDI
9. Rindy Citra Andini (20420006)-KPI
10. Salsabila Widiyanto (20260004)-PIADI
11. Triyeni silvana (20420005)-KPI
1
KATA PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kemuliaan Islam dapat dipelajari dari Al Quran dan hadits Nabi SAW,
para sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan seterusnya hingga kepada para ulama
salafussholih. Eksistensi Islam di Indonesia yang tersebar luas ke seluruh pelosok
nusantara, juga tidak dapat lepas dari peran seorang tokoh pergerakan Islam yang
membidani berdirinya organisasi sosial masyarakat keagamaan terbesar di
Indonesia Muhammadiyah, yaitu KH Ahmad Dahlan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
I. PROFILE KH. AHMAD DAHLAN
A. Riwayat Singkat
Kiyai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang pahlawan nasional yang
merupakan pendiri muhammadiyah. K.H. Ahmad Dahlan. K.H. Ahmad Dahlan
dilahirkan di kampung kauman kota Yogjakarta pada tahun 1869 miladiyah dan
wafat di daerah kelahirannya pada tahun 1923 pada umur 54 tahun. Nama asli
Kiyai Haji Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis sebelum belajar di makkah.
Nama Ayah K.H Ahmad Dahlan adalah K.H. Abu Bakar yg merupakan
seorang ulama dan khatib termuka di Masjid Besar Kesultanan Yogjakarta pada
masa itu, dan Nama Ibu K.H Ahmad Dahlan adalah siti aminah yang merupakan
puteri dari H.Ibrahim yang juga menjabat penghulu kesultanan yogjakarta
hadinigrat pada masa lalu.
Kiyai Ahmad Dahlan juga memiliki hubungan silsilah nasab dengan Nabi
SAW. Berikut ini silsilah nasab K.H Ahmad Dahlan :
1
H. M. Syoedja', Riwayat Hidup Kiyai Haji Ahmad Dahlan, in Cerita tentang Kiyai Haji
Ahmad dahlan, h. 12.
4
• Sayyidina Ja’far As-Sodiq bin
• Sayyid Al-Imam Ali Uradhi bin
• Sayyid Muhammad An-Naqib bin
• Sayyid ‘Isa Naqib Ar-Rumi bin
• Ahmad al-Muhajir bin
• Sayyid Al-Imam ‘Ubaidillah bin
• Sayyid Alawi Awwal bin
• Sayyid Muhammad Sohibus Saumi’ah bin
• Sayyid Alawi Ats-Tsani bin
• Sayyid Ali Kholi’ Qosim bin
• Muhammad Sohib Mirbath (Hadhramaut)
• Sayyid Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
• Sayyid Amir ‘Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad, India) bin
• Sayyid Abdullah Al-’Azhomatu Khan bin
• Sayyid Ahmad Shah Jalal @ Ahmad Jalaludin Al-Khan bin
• Sayyid Syaikh Jumadil Qubro @ Jamaluddin Akbar Al-Khan bin
• Sayyid Maulana Malik Ibrahim Asmoroqandi / Syech Samsu Tamres
bin
• Adipati Andayaningrat / Kyai Ageng Penging Sepuh / Syarif
Muhammad Kebungsuan II
• Kyai Ageng Kebo Kanigoro bergelar Kyai Ageng Banyu Biru bergelar
Kyai Ageng Gribig I bergelar Sunan Geseng
• Ki Ageng Gribig II .
• Ki Ageng Gribig III / Kyai Getayu
• Ki Ageng Gribig IV
• Ki Demang Juru Sapisan
• Ki Demang Juru Kapindo
• Kyai Ilyas
• Kyai Murthada
• KH. Muhammad Sulaiman
• KH. Abu Bakar
• KH Ahmad Dahlan Pendiri PP Muhammadiyah.2
Pada usia 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun.
Pada periode ini, ia mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu
Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridho, dan Ibnu Taimiyah.
Ketika pulang kembali ke Indonesia pada 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan.
2
N. Burhani, Muhammadiyah Studies, 18 maret 2016. [Online].Didapatkan :
http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2016/03/silsilah-nasab-kh-ahmad-dahlan-pendiri.html.
[Diakses 18 oktober 2020]
5
Pada 1903, ia kembali ke Mekkah. Ia menetap di sana selama dua tahun.
Saat itu, ia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib, yang juga guru dari
pendiri NU, K.H. Hasyim Asy'ari.
Sepulang dari Mekkah, ia menikahi Siti Walidah, anak Kiai Penghulu H.
Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang pendiri
Aisyiyah. Dari perkawinannya, K.H. Ahmad Dahlan mempunyai enam orang
anak, yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti
Zaharah. Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai
Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai
Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari
perkawinannya dengan Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang
bernama Dandanah. Ia pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman
Yogyakarta.
Di samping aktif dalam menuangkan gagasan tentang gerakan dakwah
Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup
berhasil. Ia termasuk orang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan
mempunyai gagasan-gagasan cemerlang. Oleh karena itu, ia dengan mudah
diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat. Bahkan, ia dengan cepat
mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam,
dan Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad saw.
Pada tahun 1909, K.H. Ahmad Dahlan bergabung dengan organisasi Budi
Utomo dan disana Ia mengajarkan agama dan pelajaran yang diperlukan anggota.
Pelajaran yang diberikan K.H. Ahmad Dahlan dirasa sangat berguna bagi para
anggota Budi Utomo, lalu mereka menyarankan agar Ahmad Dahlan membuka
sekolah yang ditata rapi serta didukung organisasi permanen.
Pada 18 November 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di Kauman,
Yogyakarta. Ia mendirikan Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita
pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ia juga ingin mengadakan pembaharuan
dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan Islam. Ia ingin mengajak umat
Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Alquran dan hadits.
6
Pada bidang pendidikan, Dahlan mengubah sistem pendidikan pesantren
pada masa itu. Ia mendirikan sekolah-sekolah agama yang juga mengajarkan
pelajaran umum dan juga bahasa belanda. Bahkan ada Sekolah Muhammadiyah
seperti H.I.S met de Qur’an. Ia memasukan pelajaran agama di sekolah umum
pula. Ahmad Dahlan terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah.
Selain sekolah semasa hidupnya Ia juga mendirikan masjid, langgar, rumah sakit,
poliklinik, dan juga rumah yatim piatu.
7
Yogyakarta menggunakan nama lain. Misalnya, Nurul Islam di Pekalongan, Al-
Munir di Ujung Pandang, dan perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah
(SATF) di Solo.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh K.H. Ahmad
Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota. Selain itu, juga melalui
rekanan-rekanan dagang Ahmad Dahlan. Gagasan ini ternyata mendapat sambutan
yang besar dari masyarakat Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah,
menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah pun makin
berkembang hampir di seluruh Indonesia.
Pada 7 Mei 1921, ia mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia
Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 2 September
1921. Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menetapkan Ahmad Dahlan sebagai
Pahlawan Nasional. Pada 23 Februari 1923, pada usia 54 tahun K.H. Ahmad
Dahlan wafat di Yogyakarta. Kemudian beliau dimakamkan di kampung
Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan,Yogyakarta. Pada 27 Desember 1961,
berdasarkan SK Presiden RI No.657 Tahun 1961 atas jasanya negara memberi
beliau gelar kehormatan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia.
8
merupakan salah satu tokoh pembaharu Islam Indonesia, oleh sebab itu corak
pemikiran Ahmad Dahlan bisa mengarah kepada rasional ataupun tradisional.3
Tidak banyak naskah tertulis dan dokumen yang dapat dijadikan bahan
untuk mengkaji dan merumuskan pemikiran KH Ahmad Dahlan. Naskah agak
lengkap terdapat dalam penerbitan Hoofbestuur Taman Pustaka pada tahun 1923
sesaat setelah beliau wafat. Majlis Taman Pustaka menyatakan bahwa naskah di
atas sebagai buah pikiran KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan tidak
meninggalkan tulisan yang tersusun secara sistematis, maka tidak mudah untuk
melacak pemikirannya. Sehingga sebagian para pengamat berpendapat bahwa
pemikiran KH Ahmad Dahlan tidak dapat dipisahkan dari ide-ide pembaharuan
yang berkembang di Timur Tengah pada akhir abad ke-XIX, seperti pemikiran
Djamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridla. Akan tetapi,
tidak dapat disimpulkan bahwa pembaharuan yang dilakukannya itu sepenuhnya
dipengaruhi oleh pembaharu Timur Tengah, misalnya Muhammad Abduh, KH
Ahmad Dahlan dan pembaharu lainnya di Indonesia juga menggali lebih dalam
dari sumber-sumber lain, misalnya Ibn Taimiyah dan Ibn Qayyim. Mereka juga
menafsirkan sendiri Alquran dan Hadits sesuai konteks permasalahan yang
dihadapi di Indonesia.4
Oleh karena itu, lebih tepat dikatakan bahwa KH Ahmad Dahlan hanya
menyerap semangat pembaharuan para pembaharu Timur Tengah khususnya
Muhammad Abduh, dengan menggalakkan ijtihad, menghilangkan taqlid, dan
kembali kepada Alquran dan sunnah. Dilihat dari materi pendidikan agama dan
falsafah ajaran KH Ahmad Dahlan yang diajarkan kepada murid-muridnya, yang
terekam dalam tulisan K.R.H. Hadjid, ajaran KH Ahmad Dahlan dengan 17
kelompok ayat Alquran dan Falsafah ajaran KH Ahmad Dahlan, tidak banyak
memperdebatkan masalah teologi/ kalam klasik, bahkan secara eksplisit
dikemukakan ketidak senangannya mengungkit perdebatan antara aliran teologi.5
3
Syahrin Harahap, dalam Tesis Maria Ulfa Siregar, Pemikiran Teologis Badiuzzaman
Said Nursi, h. 116
4
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia 1900-1942, LP3S, Jakarta, 1982, h. 317
5
Arbiyan Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh, Bulan Bintang,
Jakarta, 1993, h. 187.
9
Pemikiran KH Ahmad Dahlan tentang Islam tentunya tidal lepas dari latar
belakang berdirinya yaitu ingin menjawab tantangan kemiskinan struktural
masyarakat muslim orban penindasan sistem Tanam Paksa yang berlangsung 93
tahun ( 1245 – 1338 M / 1830 – 1919 M). Target aktivitas Muhammadiyah
awalnya adalah anak-anak yatim piatu. 6
Berikut adalah pemikiran KH Ahmad Ahmad Dahlan yang akan dibahas
dalam makalah ini ;
1. Iman/Akidah/Teologi
Dalam hal keimanan yang berkaitan dengan Tuhan dan Alquran, KH
Ahmad Dahlan lebih menggunakan corak pemikiran tradisional, dimana
segala sesuatu yang berkaitan dengan ketauhidan KH Ahmad Dahlan
selalu mengunakan ayat Alquran sebagai tolak ukurnya. Terlihat dari
responnya terhadap permasalah teologi, beliau cenderung mengabaikan
hal-hal yang mengajak kepada perdebatan. Seperti halnya aliran-aliran
kalam, yang berkembang saat itu. Sebagaimana yang diketahui bahwa
dalam masalah teologi KH Ahmad Dahlan lebih merujuk kepada kitab-
kitab ilmu kalam dari buku Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang
mengandung pemikiran filosofis.7
Oleh karenanya, implementasi gerakan KH Ahmad Dahlan adalah
melakukan upaya-upaya purifikasi atau pemurnian akidah di segala
bidang kehidupan.
6
Mansur Surya Negara, Api Sejarah Jilid. I, CV. Tria Pratama, Cet.I, 2014, h. 438
7
Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah, Bumi
Aksara, 1990, h. 7.
10
animisme dan dinamisme. Sehingga dalam prakteknya umat Islam
Indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip ajaran Islam, terutama yang berhubungan dengan prinsip akidah
islam yang menolak segala bentuk kemusyrikan, taklid, bid’ah, dan
khurafat.8
Islam adalah agama yang sempurna, tidak kurang tidak lebih. Islam juga
sesuai dengan fitrah manusia. Islam memiliki konsep mendasar untuk
menyelesaikan semua problem kehidupan manusia. Karena Islam adalah
jalan lurus (shiratal mustaqim) yang diberikan Allah SWT kepada
manusia agar menjadi jalan ( way of life ) dan sistem hidupnya
(manhajul hayah ). Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya :
8
M. Febriansyah dkk, Muhammadiyah 100 Tahun Menyinari Nusantara, Majlis Pustaka
dan Informasi PP Muhammadiyah, tt, h. 11
9
Agus Miswanto, S.Ag, Sejarah Islam dan Kemuhammadiyahan, Pusat Pembinaan Dan
Pengembangan Studi Islam UM Malang, 2012, h. 36
11
ت لَ ُك ُم اْ ِإل ْس اَل َم
ُ ض ْي ََ ْ َ ْ ُ ْت لَ ُك ْم ِد ْينُ ُك ْم َوأَتْ َم ْم
ِ ت َعلَْي ُكم نِ ْعمتِي ور ُ وم أَ ْك َمل
َ َ… اَلْي
...ِد ْينًا
Artinya :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam
itu jadi agama bagimu.( QS. Al Maidah : 3 )
12
Oleh karenanya, beliau sangat menekankan kepada bukti nyata atau
implementasi dari ajaran-ajaran Islam. Karena Islam tidak hanya untuk
diketehui, dimengerti namun harus dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga benar-benar konkrit dapat menjawab kebutuhan
masyarakat. Di awal-awal dakwahnya, beliau sangat konsen pada
pemeliharaan anak yatim, menyantuni para fakir miskin dan pendidikan
tata cara sholat yang merupakan implementasi dari surat Al Ma’un :
َ ُّ ُ َ َ َ َ ْ َ َّ ُ َ ّ ُ ّ َ َٰ َ َّ َ ُ ُّ ْ َ َ َ اَل
ض َعل ٰى ٱلد ِين فذ ِلك ٱل ِذى يدع ٱلي ِتيم و يح
ِ أرءيت ٱل ِذى يك ِذب ِب
مْل َ
ط َع ِام ٱ ِ ْس ِك ِين
13
3. Ikhsan/Akhlak/Etika
Berbicara mengenai Ihsan, selalu dikaitkan dengan tasawuf, Salah satu
ajaran yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Tuhan, adala
tasawuf. Sebagai salah satu disiplin keagamaan, tasawuf merupakan
bidang yang oleh sementara kalangan dianggap sebagai disiplin yang
ada pada wilayah yang berbeda dengan ilmu pengetahuan pada
umumnya.13
14
Ahmad Dahlan bukanlah seseorang yang bergabung didalam suatu
wadah sufisme yang disebut dengan tarekat. Ahmad Dahlan lebih
kepada amalan-amalannya saja, dalam hal tasawuf Ahmad Dahlan lebih
banyak merujuk kepada kitab-kitab Imam Al-Ghazali, dan Muhammad
Abduh dan Ibn Taimiyah.14
4. Pendidikan
KH Ahmad Dahlan adalah tipe man of action, artinya orang yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori.17 Maka dari itu, ide pendidikan
yang digagas Ahmad Dahlan adalah menyelamatkan umat Islam dari
14
Abdul Munir Mulkhan, Op.Cit, h. 7
15
Agus Miswanto, Op.Cit, h. 59
16
Mansur Suryanegara, Op.Cit., h. 444
17
Dwi Puspa Khoirunnisa, Pemikiran Pendidikan KH Ahmad Dahlan, Skripsi, 2017, h.60
15
cara berfikir yang bersifat statis menuju pemikiran yang bersifat
dinamis, kreatif dan inovatif. Satu-satunya jalan mencapai tujuan
tersebut adalah melalui pendidikan dan pengelolaan pendidikan Islam
secara modern dan profesional, sehingga pendidikan yang dilaksanakan
mampu memenuhi peserta didik untuk menghadapi dinamika pada
zamannya.18
18
Ibid., h.60
19
M. Febriansyah dkk, Op.Cit, h. 16
16
5. Politik
KH Ahmad Dahlan juga memahami bahwa Islam tidak dapat ditegakkan
kecuali dengan kepemimpinan dalam suatu bangsa. Muhammadiyah
sebagai komponen bangsa senantiasa mengutamakan kepentingan dan
kemajuan bangsa di atas segalanya. Oleh karena itu, Muhammadiyah
tidak pernah egois mementingkan dirinya sendiri. Muhammadiyah
sejalan dengan Khittah dan Kepribadiannya menegaskan sikap untuk
konsisten dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar. Muhammadiyah
senantiasa bekerjasama dengan pemerintah dan seluruh komponen
bangsa secara cerdas dan mengedepankan nasib bangsa.20
20
Agus Miswanto, Op.Cit, h. 188
17
keduniawian yang harus selalu dimotivasi, dijiwai dan dibingkai oleh
nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama.
2. Muhamadiyah meyakini bahwa negara dan usaha-usaha membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara baik melalui perjuangan politik
maupun melalui pengembangan masyarakatnya.
3. Muhamadiyah memilih perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan
masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani (sivil society) yang
kuat sebagai mana tujuan Muhamadiyah untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
4. Muhamadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang
bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan (real politics) untuk
dijalankan oleh partai-partai politik dan lembaga formal kenegaraan
dengan sebaik-baiknya, menuju terciptanya sistem politik yang
demokratis dan berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan
negara.
5. Muhamadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai
wujud dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan jalan
mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai
dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa
6. Muhamadiyah tetap tidak berafilasi dan tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan kekuatan politik manapun. Muhamadiyah
senantiasa mengembangkan sikap positif dalam memandang
perjuangan politik dan menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip
amar ma’ruf nahi munkar demi tegaknya sistem politik kenegaraan
yang demokratis dan berkeadaban.
7. Muhamadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota
persyarikatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan
politik sesuai hati nurani masing-masing.
8. Muhamadiyah meminta kepada segenap anggota yang aktif dalam
politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik
18
secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggung jawab
(amanah) akhlak mulia, keteladanan dan perdamaian.
9. Muhamadiyah senantiasa bekerja sama dengan pihak atau golongan
manapun berdasarkan prinsip kebijakan dan kemaslahatan dan
bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara
kearah yang lebih baik, maju, demokratis dan berkeadaban.
6. Keorganisasian
Dalam merealisasikan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat,
tentunya membutuhkan wadah yang dapat menggerakkan semua lini.
Oleh karenanya, setelah berdiskusi panjang, KH Ahmad Dahlan
akhirnya membentuk Muhammadiyah sebagai wadah gerakan. Lalu
tersebarlah dengan cepat cabang-cabangnya. Tak lama setelah itu
organisasi Aisyiyah juga terbentuk sebagai wadah gerakan bagi kaum
wanita.
Organisasi-organisasi otonom Muhammadiyah juga didirikan seiring
berjalannya waktu sebagai jalan melengkapi gerakan keagamaan agar
lebih masih massif.
19
BAB III
PENUTUP
20
DAFTAR PUSTAKA
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam Indonesia 1900-1942, LP3S, Jakarta, 1982
Mansur Surya Negara, Api Sejarah Jilid. I, CV. Tria Pratama, Cet.I, 2014
21