Anda di halaman 1dari 5

ARIS.

ALIFUDIN
SMST -4 SWAMEDIKASI

1. Swamedikasi Adalah Suatu tindakan “SELF CARE” untuk mengatasi segala keluhan pada
diri sendiri untuk penyakit/gejala yg ringan dengan menggunakan obat-obat ( OTC &
OWA).
upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu.
Syarat Obat Swamedikasi
 Obat hrs aman, berkualitas & efektif
 Obat yg digunakan hrs punya : indikasi, dosis, bentuk sediaan yg tepat
 Obat yg diserahkan hrs disertai informasi yg jelas & lengkap

2. Obat yang dapat digunakan untuk swamedikasi adalah


Obat bebas : Jenis zat aktif relatif aman, shg tidak perlu pengawasan tenaga medis
selama diminum sesuai dengan petunjuknya. Oleh karenanya dibeli bersama
kemasannya
Obat Wajib Apotek: obat keras yang dapat diberikan oleh APA kepada pasien
tanpa resep dokter.
3. sebagai tenaga farmasi memberikan informasi yang tepat agar setiap pasien yang
datang tidak selalu termakan media karena beberapa obat dengan alasan ingin
digunakan sendiri sebagai obat covid . Memberikan informasi Fungsi Obat ARV
sebenarnya, maupun efeksamping yang dintimbulkan ,melarangnya membeli obat
tersebut karena harus sesuai petunjuk dokter .,karena ada gejala , diberikan solusi lain
seperti multivitamin tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh maupun
memberikan obat yang dirasakan sesuai gejala yang dirasakan dengan dosis yang tepat .
memberikan informasi pola hidup sehat dan menaati protocol kesehatan. Apabila gejala
yang timbul lebih parah maka harus konsultasi kedokter

4. Penatalaksanaan terapi farmakologi untuk swamedikasi Demam


Non Farmakologi :
 Memberikan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
 Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat
 menggigil. Lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan.
 Memakai satu lapis pakaian dan satu lapis selimut sudah dapat
 memberikan rasa nyaman kepada penderita.
 Memberikan kompres hangat pada penderita
 Istirahat yang cukup.
 Usahakan makan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang.
 Periksa suhu tubuh setiap 4 jam.
 Hubungi dokter bila suhu sangat tinggi (diatas 38˚C), terutama pada anak-anak.
Farmakolgi :
 Diberikan Obat sesuai dosis pada anak maupun dewasa menggunakan terapi
obat : paracetamol , ibuprofen, asetosal .
5. Mekanisme swamedikasi Cacingan Menggunakan Obat Bebas Terbatas .
Obat ini efektif untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing tambang.
Mekanisme kerjanya menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan
meningkatkan frekuensi imfuls, menghambat enzim kolinesterase. Absorpsi
melalui usus tidak baik, ekskresi sebagian besar bersama tinja, <15% lewat urine.
Pirantel pamoat sangat efektif terhadap Ascaris, Oxyuris dan Cacing tambang,
tetapi tidak efektif terhadap trichiuris. Mekanisme kerjanya berdasarkan
perintangan penerusan impuls neuromuskuler, hingga cacing dilumpuhkan untuk
kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak peristaltik usus. Cacing yang lumpuh
akan mudah terbawa keluar bersama tinja.

6. Faktor Penyebab Cacingan


a. Lingkungan: lingkungan yang kotor maupun bersih sangat berdampak pada kesehatan
tubuh , lingkungan yang kotor pastinya akan ditumbuhi banyak bakteri dan menjadikan
tempat tersebut sebagai tempat munculnya cacing dan menjadi pencemaran baik pada
lingkungan maupun manusia dan hewan yang hidup disekitarnya
b. Perilaku : perilaku maupun pola hidup seseorang akan menjamin kesehatan tubuhnya
apabila perilaku hidup sesseorang tidak sehat dan tidak baik seperti tidak mencuci
tangan , tidak menggunakan alaskaki dan menjaga kebersihan tubuh maka akan
menyebabkan cacingan.
c. Status Gizi; pola makan dan kebutuhan gizi untuk tubuh lupa diperhatikan menjadi
penyebab utama menjadi cacingan. Karena secara kumulatif pada manusia dapat
menimbulkan kehilangan zat gizi berupa karbohidrat dan protein serta kehilangan
darah, sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Kecacingan juga dapat
menghambat perkembangan fisik dan kecerdasan pada anak-anak yang sedang dalam
masa pertumbuhan.

7. Terapi Sariawan
Non Farmakologi
 Berkumur dengan air garam
 Oleskan madu
 Konsumsi buah dan sayur

Farmakologi
 Vitamin c
 Antiseptic lokal : polikresulen (povidon iodin obat
 Kumur, isodine gargle)
 Kortikosteroid : triamsinolon (kenalog in orabase)
 Anastesi local : benzidamin (tantum verde)
 Antijamur : nistatin (candistin)
8. obat swamedikasi diare yang tersedia di pasaran
biodiar dan iodiar (mengandung
attapulgit), opidiar, dianos, dan neo kaolana (mengandung kaolin pektin),
entrostop dan arcapec (mengandung attapulgit pektin). Selain itu dapat
juga digunakan obat seperti diapet yang mengandung ekstrak daun jambu
biji.

9. penatalaksanaan terapi Alergi


Farmakologi :
 Menggunakan obat obatan anti histamine seperti cetirizine,CTM
 Antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang
disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap allergen
(penyebab alergi), seperti serbuk sari tanaman. Reaksi alergi ini
menunjukkan pelepasan histamin dalam jumlah signifikan di tubuh

Non Farmakologi
 Kenakan pakaian tertutup atau mengoleskan lotion penolakserangga saat
berpergian
 Hindari memakai parfum yang bisa menarik perhatian serangga
 Gunakan masker saat keluar rumah

 Bersihkan rumah secara rutin, terutama ruangan yang sering


 digunakan
 Hindari penggunaan kemoceng karena dapat menyebarkan allergen
 Buka jendela atau pintu agar sirkulasi udara lebih lancar
 Catat jenis makanan yang kemungkinan menjadi sumber alergi
 sehingga dapat dihindari
 meminum teh hijau
 Daun mahkota dewa mengandung polifenol yang berkhasiat sebagai anti
histamin atau antialergi. Cara membuat : Giling sampai halus, tempelkan
pada bagian yang sakit, lalu balut ganti 2-3 kali sehari

10. Gejala yang ditimbulkan setelah bahan tersebut memasuki tubuh antara lain bengkak
dan gatal pada bibir atau mukosa mulut, pilek, bersin, pusing, mual, muntah, reaksi
kecemasan, sesak nafas (asma) yang berat sampai pada reaksi kulit alergi menyeluruh
yang sangat berat

Anda mungkin juga menyukai