Anda di halaman 1dari 15

I.

SIMULASI PENENTUAN KEBUTUHAN BENIH

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
(mengemukaan benih secara umum dan masalah benih di Indonesia,
manfaat pemilihan benih dan perhitungan benih. Terdiri atas 3 paragraf)
Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, benih
dan bibit. Benih adalah biji tanaman yang telah mengalami perlakuaan
sehingga dapat di jadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Benih
merupakan kebutuhan dalam dunia pertanian tanpa adannya benih,
pertaanian tidak akan berjalan lancar. Benih di butuhkan untuk
menghasilkan tanaman yang baik dengan produksi yang tinggi. Untuk itu
di perlukan benih yang bermutu tinggi dan tidak terserang hama dan
penyakit.
Permasalaham benih di Indonesia, merupakan masalah yang
klasik yang selalu muncul adalah terbatasnya ketersediaan benih baik
dalam jumlah maupun kualitasnya. Hal ini selalu berkaitan pada
ketidaksesuaian anyara target areal dengan tersediannya benih. Penyebab
masalah ini terjadi adalah masih rendahnya perhatian terhadap benih,
seolah-olah benih itu hanya merupakan sekumpulan biji yang dapat
diambil dan di peroleh di mana saja dan kapan saja kemudian di tanam,
tanpa memperhatikan makna dari benih.
Benih yang bermutu tinggi berasal dari varietas merupakan satu
faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi
tanaman. Perhitungan benih sangat di butuhkan karena untuk mengetahui
berat benih, karana berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya
kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman saat di panen.
Persentase perkecambahan, untuk mengetahui presentase kecambah
normal yang dapat di hasilkan oleh benih murni pada kondisi yang
menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah di tetapkan.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Agroteknologi bertujuan memberi bekal mahasiswa
dalam ketrampilan budidaya tanaman sebagai penunjang penguasaan
Agronomi yang baik (Good Agronomy Practies / GAP) sehingga
mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tinggi dalam bidang
Agronomi, trampil secara teori maupun praktik.
B. Tinjauan Pustaka

 Ciri-ciri Benih yang Baik


Benih yang bermutu tinggi berasal dari varietas merupakan satu
factor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman.
Ciri-ciri fisik benih yang bagus, antara lain
1. Benih bersih dari kotoran
Benih yang bermutu baik selalu memiliki kondisi fisik yang
bersih, terutama untuk benih yang besertifikat. Bukan hanya bersih
dari kotoran saja, melainkan juga bersih dari gulma, tanah, pasir, atau
kerikil.
2. Benih berisi atau bernas
Benih bisa dikatakan bernas apabila benih tersebut berisi,
tidak hampa, dan tidak kopong.
3. Benih berwarna cerah
Benih yang mempunyai kualitas baik biasanya berwarna cerah
dan terang sesuai dengan warna aslinya.
4. Benih berukuran normal dan seragam
Benih yang baik sering kali memiliki ukuran normal dan tidak
terlalu besar/kecil. serta ukuran benih-benih tanaman tersebut juga
harus seragam.
Perhitungan benih sangat di butuhkan karena untuk
mengetahui berat benih, karana berat benih berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan dan produksi, krna berat benih menentukan
besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman saat di
panen. Persentase perkecambahan, untuk mengetahui presentase
kecambah normal yang dapat di hasilkan oleh benih murni pada
kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah di
tetapkan. (Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Jawa Barat
2019)
 DK
Pengujian daya kecambah pada prinsipnya adalah menguji
sejumlah benih dan menentukan persentase dari jumlah benih tersebut
yang dapat tumbuh atau mampu berkecambah secara normal pada jangka
waktu yang ditentukan. Pengujian ini selain untuk mengetahui daya
kecambah, juga bertujuan untuk mengetahui perlakuan yang tepat untuk
setiap biji yang akan ditanam. Menurut ketentuan yang ditetapkan Ditjen
Tanaman Pangan, biji yang memenuhi syarat adalah yang memiliki daya
kecambah 80% keatas. (Elfiani dan Jakoni 2015)
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi daya kecambah benih ada
dua jenis, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
meliputi suhu, kelembapan ruang simpan, kemasan, mikroorganisme, dan
manusia, sedangkan faktor internal meliputi kadar air, sifat genetik dan
viabilitas awal. Optimasi daya kecambah dapat dilakukan dengan
menggunakan tingkat kemasakan buah dan perlakuan benih yang tepat
( Paramita et al. 2018)
 KK
Kecepatan kecambah adalah banyaknya biji yang berkecambah
dari sejumlah biji murni yang dikecambahkan, dinyatakan dalam persen,
serta dalam waktu yang lebih pendek dengan waktu yang dibutuhkan
untuk menentukan daya kecambah. Biji yang bermutu baik bila
mempunyai kecepatan kecambah 80% keatas. Kecepatan biasa digunakan
oleh pembudidaya tanaman untuk menyeragamkan waktu panen.
Kecepatan tumbuh benih merupakan proses reaktivasi benih cepat
apabila kondisi sekeliling untuk tumbuh optimum dan proses metabolisme
tidak terhambat. Kecepatan tumbuh dapat diungkapkan sebagai tolak ukur
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai perkecambahan satu ethmal 50
persen. Benih yang memiliki kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh
yang tinggi memiliki tingkat vigor yang tinggi. (Lesilolo et al. 2012)
 Berat 1000 Biji
Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mulai dari kecil sampai besar.
Biji kecil beratnya antara 250g – 400g per 1000 butir, sedangkan biji besar
lebih kurang 500 g per 1.000 butir. Kacang tanah memiliki berbagai
varietas dimana setiap varietas memiliki berat 100 gr yang berbeda-beda,
misalnya kacang tanah dengan varietas gajah memiliki berat biji 53 gr per
100 biji dan kacang tanah varietas macan yang memiliki berat 47 gr per
100 gr. (Balittan Bogor 2016)
 Kebutuhan Benih/Ha
Menghitung kebutuhan benih padi per hektar ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah jarak tanam, luas
lahan, berat 1000 benih, dan harkat DK. Kebutuhan benih kacang tanah
per hektar berkisar 90-100 kg. Beberapa varietas unggul yang dapat
digunakan adalah Kancil, Perkutut, Singa dan Turangga.
(agrokomplekskita.com 2016)

(masing-masing poin minimal terdapat 1 tipus, bisa diambil dari buku


maksimal 15 tahun terkahir dan jurnal/artikel penelitian maksimal 10 tahun
terakhir)
C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum


Di rumah masing-masing
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Wadah
2. Tisu
b. Bahan
1. Benih Kacang Tanah (kel 6-10)
3. Cara Kerja
1. Ambil 10 benih yang akan ditanam dengan indikator benih yang
baik adalah benih yang mengkilap, warna normal, tidak cacat dan
tidak keriput
2. Tata pada lembaran tisu di wadah, lalu basahi dengan air
secukupnya
3. Hitung biji yang berkecambah pada hari ke 4 dan hari ke 7

DAFTAR PUSTAKA
Elfiani, E., & Jakoni, J. (2015). Pengujian daya berkecambah benih dan evaluasi struktur
kecambah benih. Dinamika Pertanian, 30(1), 45-52.
Lesilolo, M. K., Patty, J., & Tetty, N. (2018). Penggunaan desikan abu dan lama simpan
terhadap kualitas benih jagung (Zea mays L.) pada penyimpanan ruang
terbuka. Agrologia, 1(1).
II. SIMULASI PENANAMAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
(mengemukaan lahan pertanian di Indonesia, jarak tanam komoditas di
lapang, manfaat penetuan jarak tanam. Terdiri atas 3 paragraf)
Lahan pertanian merupakan lahan yang diperuntukan bagi
kegiatan pertanian, untuk memproduksi tanaman pertanian maupun
hewan ternak. Lahan pertanian juga merupakan salah satu sumber daya
utama pada usaha pertanian. Sumber daya lahan pertanian memiliki
banyak manfaat bagi manusia. Lahan pertanian tidak mencakup lahan
yang tidak mampu ditanami seperti hutan, pegunungan curam, dan
perairan. Lahan pertanian mencakup 33% total daratan yang ada di dunia,
dengan lahan yang mampu digarap sepertiganya atau 9.3% total daratan
dunia. Salah satu lahan pertanian yang banyak terdapat di Indonesia
khusunya. Pulau Jawa adalah lahan sawah. Lahan sawah adalah suatu
tipe penggunaan lahan yang untuk pengelolaannya memerlukan
genangan air. Lahan sawah selalu memiliki permukaan datar atau yang
didatarkan dan dibatasi oleh pematang untuk menahan air genangan.
Ditinjau dari aspek lingkungan, keberadaan lahan pertanian dapat
berkontribusi dalam lima manfaat, yaitu: pencegahan banjir, pengendali
keseimbangan tata air, pencegahan erosi, pengurangan pencemaran
lingkungan yang berasal dari limbah rumah tangga, dan mencegah
pencemaran udara yang berasal dari gas buangan.
Lahan merupakan suatu daerah dipermukaan bumi dengan
sifatsifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi,
hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia
masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu dengan sifat-sifat
tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi lahan oleh
manusia pada masa sekarang dan masa yang akan dating. Pengolahan
lahan merupakan suatu proses mengubah sifat tanah dengan
mempergunakan alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
lahan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia
dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan lahan ini,
menjadikan kerak tanah teraduk, sehingga udara dan cahaya matahari
menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan kesuburannya.
Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan
kesuburannya berkurang.
Jarak tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun
sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Semakin rapat suatu populasi
tanaman maka semakin sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang
didapat oleh tanaman dan semakin tinggi tingkat kompetisi antar tanaman
untuk mendapatkan sinar matahari tersebut. Tujuan pengaturan jarak
tanam adalah untuk mendapatkan ruang tumbuh yang baik bagi
pertumbuhan tanaman guna menghindari persaingan unsur hara dan sinar
matahari, mengetahui jumlah benih yang diperlukan, serta mempermudah
dalam pemeliharaan terutama dalam penyiangan. Jarak tanam dapat
mempengaruhi hasil, karena dengan populasi tanaman yang berbeda akan
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda pula. Peningkatan
jarak tanam sampai tingkat tertentu, hasil per satuan luas dapat
meningkat sedangkan hasil tiap tanaman dapat menurun. Rekomendasi
jarak tanam tergantung pada jenis tanaman, kondisi iklim dan tingkat
kandungan hara dalam tanah.
Pengaturan jarak tanam sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kubis terutama pada masa pembentukan
krop, yaitu sangat bervariasi antara bulat telur, gepeng, dan berbentuk
kerucut. Fungsi jarak tanam bagi tanaman adalah untuk menurunkan
tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk
mendapatkan sinar matahari yang optimal sehingga fotosintesi suatu
tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman yang lainnya, untuk
menurunkan tingkat kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain
untuk mendapatkan unsur hara dari dalam tanah, dan juga untuk
meningkatkan zona perakaran suatu tanaman, zona pertumbuhan suatu
tanaman, dan sebagainya sehingga tanaman tersebut dapat menghasilkan
produksi yang maksimal. Jarak tanam juga bertujuan sangat penting bagi
petani untuk mempermudah mengelolah lahannya sehingga tidak terjadi
kerugian yang cukup besar.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Agroteknologi bertujuan memberi bekal mahasiswa
dalam ketrampilan budidaya tanaman sebagai penunjang penguasaan
Agronomi yang baik (Good Agronomy Practies / GAP) sehingga
mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tinggi dalam bidang
Agronomi, trampil secara teori maupun praktik.
B. Tinjauan Pustaka

 Jarak tanam komoditas di lapang


Jarak tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, karena penyerapan energi matahari oleh permukaan daun sangat
menentukan pertumbuhan tanaman. Semakin rapat suatu populasi tanaman
maka semakin sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang didapat oleh
tanaman dan semakin tinggi tingkat kompetisi antar tanaman untuk
mendapatkan sinar matahari tersebut. Tujuan pengaturan jarak tanam
adalah untuk mendapatkan ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan
tanaman guna menghindari persaingan unsur hara dan sinar matahari,
mengetahui jumlah benih yang diperlukan, serta mempermudah dalam
pemeliharaan terutama dalam penyiangan. Jarak tanam dapat
mempengaruhi hasil, karena dengan populasi tanaman yang berbeda akan
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda pula. Peningkatan jarak
tanam sampai tingkat tertentu, hasil per satuan luas dapat meningkat
sedangkan hasil tiap tanaman dapat menurun. Rekomendasi jarak tanam
tergantung pada jenis tanaman, kondisi iklim dan tingkat kandungan hara
dalam tanah. (Puspita 2014)
 Pengaruh jarak tanam
Fungsi jarak tanam bagi tanaman adalah untuk menurunkan tingkat
kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan
sinar matahari yang optimal sehingga fotosintesi suatu tanaman tersebut
tidak terhambat oleh tanaman yang lainnya, untuk menurunkan tingkat
kompetisi suatu tanaman dengan tanaman yang lain untuk mendapatkan
unsur hara dari dalam tanah, dan juga untuk meningkatkan zona perakaran
suatu tanaman, zona pertumbuhan suatu tanaman, dan sebagainya sehingga
tanaman tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Jarak
tanam juga bertujuan sangat penting bagi petani untuk mempermudah
mengelolah lahannya sehingga tidak terjadi kerugian yang cukup besar.
(Raja H 2019)
(masing-masing poin minimal terdapat 1 tipus, bisa diambil dari buku
maksimal 15 tahun terakhir dan jurnal/artikel penelitian maksimal 10 tahun
terakhir)
C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum


2. Alat dan Bahan
a. Alat
b. Bahan
3. Cara kerja

DAFTAR PUSTAKA.
Puspita, G. R. (2014). Interaksi jenis biomulsa dan jarak tanam kailan terhadap produksi
tanaman kailan (Brassica oleracea L. cv. grup Kailan). Skripsi. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
III. PENGOLAHAN TANAH DAN PEMUPUKAN

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
(pentingnya olah tanah, deskripsi pemupukan, dan cara pemupukan .
Terdiri atas 3 paragraf)
Pengolahan tanah yang baik dan dalam menyebabkan
berkurangnya tingkat ketahanan penetrasi tanah. Berkurangnya penetrasi
tanah ini memudahkan akar tanaman menembus tanah, berkembang dan
mampu menyerap unsur hara dari dalam tanah. Hal ini sesuai dengan
ketahanan penetrasi tanah selain dipengaruhi oleh tekstur dan struktur
tanah, juga dipengaruhi oleh keberadaan air di dalam ruang pori. Adanya
air dalam ruang pori, maka gaya matrik tanah dapat dikurangi.
Pengolahan tanah memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah
memperbaiki sturktur tanah, pada tanah berat pengolahan tanah
hendaknya dilakukan dengan alat olah yang mampu merobah tanah
tersebut menjadi gembur. Pengolahan tanah dapat juga mendorong
pertumbuhan mikro dan hara tanaman. Mencengah hama dalam tanah
yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman sesuai dengan
kondisi/keadaan tanah. Mencengah pertumbuhan gulma yang dapat
menggangu pertumbuhan tanaman.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum Agroteknologi bertujuan memberi bekal mahasiswa
dalam ketrampilan budidaya tanaman sebagai penunjang penguasaan
Agronomi yang baik (Good Agronomy Practies / GAP) sehingga
mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tinggi dalam bidang
Agronomi, trampil secara teori maupun praktik.
B. Tinjauan Pustaka

 Komoditas yang ditanam


Kacang tanah (Arachis hypogaea (L.) Merr.) telah lama
dibudidayakan di Indonesia dan umumnya ditanam di lahan kering. Pada
saat ini, penanaman kacang tanah telah meluas dari lahan kering ke lahan
sawah melalui pola tanam padi–padi–palawija. Kacang tanah ditanam pada
berbagai lingkungan agroklimat dengan beragam suhu, curah hujan dan
jenis tanah. Jenis tanah lahan sawah pada umumnya Aluvial dan Regosol,
sedang lahan kering adalah Podzolik Merah Kuning dan Latosol dengan
kemiringan tanah kurang dari 8%. (Rahmianna A A et al. 2015)
Tanaman kacang tanah membutuhkan unsur hara esensial seperti
N, P, dan K untuk pertumbuhan dan produksinya. Fosfor merupakan unsur
hara esensial yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup banyak oleh
tanaman. Tersedianya hara fosfat maka dapat mempercepat pembungaan
dan pemasakan buah, biji atau gabah serta dapat meningkatkan produksi
biji-bijian. Pemupukan P yang dilakukan terus menerus tanpa
menghiraukan kadar P tanah yang sudah jenuh mengakibatkan
menurunnya tanggap tanaman terhadap pemupukan P. Dimana peran unsur
P berperan dalam pengisian biji. Akan tetapi, sebagian besar tanah
ditropika mengalami defisiensi P sehingga ketersediaannya untuk tanaman
rnenjadi lebih rendah. Hal ini terjadi karena sebagian besar P yang terlarut
di dalam tanah terikat oleh Al ataupun Fe.
 Jenis sistem olah tanah
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting perlu
mendapat perhatian sungguh-sungguh agar terhindar dari kerusakan yang
dapat menurunkan produktivitasnya. Kerusakan tanah dapat terjadi karena
salah dalam pengelolaan. Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk
mempertahankan produktivitas tanah, salah satu diantaranya adalah
melalui modifikasi cara olah tanah dan intensitas pengolahan tanah.
Berbagai sistem pengolahan tanah akan berpengaruh terhadap pemadatan
tanah dan kandungan kadar bahan organik tanah. Pengolahan tanah dapat
dilakukan dengan beberapa metode tergantung tingkat kepadatan tanah dan
tingkat porositas tanah yang diinginkan. Pengolahan yang biasa dilakukan
adalah olah tanah maksimum (konvensional), olah tanah minimum (OTM),
dan tanpa olah tanah (TOT). Olah tanah minimum dan tanpa olah tanah
biasanya dikelompokan ke dalam olah tanah konservasi (OTK).
Pengolahan tanah untuk memperbaiki aerease tanah yang baik untuk
perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman. Pada umumnya dalam
usaha tani tanaman pangan di lahan kering dilakukan olah tanah intensif
sejak awal tanam tanpa memanfaatkan sisa tanaman, yang disebut juga
pengolahan tanah konvensional. Membutuhkan waktu dan tenaga yang
besar, pengolahan tanah konvensional dapat mempercepat kerusakan
struktur dan komposisi bahan organik tanah, yang pada gilirannya akan
meningkatkan laju erosi, terutama di lahan berlereng. (Putra et al. 2017)
Jenis- jenis pengolahan tanah antara lain ada t0 : Tanpa olah tanah
(zero tillage), t1 : Pengolahan tanah minimum (minimum tillage), t2 :
Pengolahan tanah maksimum (maximum tillage). Pengolahan tanah
maksimum tidak berbeda dengan perlakuan pengolahan tanah minimum
namun berbeda dengan perlakuan tanpa olah tanah. Disebabkan oleh
adanya perbedaan sifat fisik tanah dari masing-masing perlakuan. Sifat
fisik, kimia dan biologi tanah berubah dengan adanya pengolahan tanah
yang tepat dan sempurna. Disebabkan terpecahnya agregat tanah menjadi
lebih halus. Akibatnya udara dan air lebih leluasa masuk ke dalam tanah,
yang menyebabkan terjadi perubahan struktur dan komposisi kimia tanah.
Disebabkan dengan pengolahan tanah maksimum menjadikan tanah
menjadi remah dan gembur sehingga akar tanaman lebih mudah masuk
kedalam tanah dan lebih mudah menyerap unsur hara yang terdapat
didalam tanah yang dipergunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya
olah tanah minimum merupakan kegiatan olah tanah konservasi yang
menggunakan sistem olah tanah secukupnya dengan mempertahankan sisa
tanaman terdahulu masih ada di atas permukaan lahan tersebut.
 Pupuk organik
Pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan efek negatif
yang ditimbulkan oleh pupuk ini tidak sebesar pupuk anorganik. Pupuk
sintetis atau pupuk anorganik menyebabkan pencemaran lingkungan,
gangguan kesehatan, dan kerusakan tanah. Pupuk organik dapat berupa
pupuk kandang, pupuk kompos, dan pupuk organik cair. Pupuk kompos
yang merupakan pupuk organik padat terbuat dari sisa tumbuhan yang
mati yang telah terdegradasi. Pupuk ini banyak dijual dipasaran dan
bahkan dapat diproduksi sendiri dari limbah rumahtangga dan limbah
organik lainnya.
Pemberian pupuk organik berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi
tanaman. Pupuk organik padat akan memperbaiki kesuburan tanah
sehingga akar berkembang lebih baik dan memberi suplai hara. Pupuk
organik cair akan menyediakan garam garam hara yang dapat langsung
diserap dengan mudah oleh tanaman. Keduanya saling melengkapi untuk
mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman yang diberi pupuk akan
meningkatkan kadar nitrogen dalam tanah. Nitrogen merupakan penyusun
utama protein, klorofil, dan auksin. Nitrogen berperan dalam pembentukan
klorofil dan auksin. Protein yang tersusun dari nitrogen jika jumlahnya
melimpah akan meningkatkan pertumbuhan. (Anastasia 2014).
 Pupuk NPK
Pupuk NPK adalah pupuk yang memilik kandungan tiga unsur hara
makro, yaitu Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). Selain unsur hara
makro, beberapa produsen pupuk juga menambahkan unsur hara mikro
seperti  klorida, boron, besi, mangan, kalsium, magnesium, sulfur,
tembaga, seng, dll untuk meramu sebuah formulasi yang disesuaikan
dengan peruntukannya. Bentuk produk pupuk NPK yang beredar di
pasaran pun cukup bervariasi. Pupuk NPK padat bisa berupa tablet, pelet,
briket, granul serta bubuk, sedangkan pupuk NPK cair muncul dengan
aneka tingkat kelarutan. Setiap jenis merk pupuk NPK memiliki komposisi
kandungan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhan tanaman.
Manfaat pupuk NPK secara umum adalah membantu pertumbuhan
tanaman agar berkembang secara maksimal. Setiap unsur hara didalam
pupuk NPK memiliki peran yang berbeda dalam membantu pertumbuhan
tanaman. Ketiganya merupakan unsur hara makro primer karena paling
banyak dibutuhkan oleh tanaman dengan fungsi setiap unsur sebagai
berikut :
1. Unsur N (Nitrogen). Unsur hara N berfungsi sebagai penyusun
asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida serta klorofil.
2. Unsur P (Phosphor). Unsur hara P berfungsi sebagai penyimpan
dan menyalurkan energi untuk semua aktivitas metabolisme
tanaman.
3. Unsur K (Kalium). Unsur hara K pada tanaman salah satunya
adalah sebagai aktivator enzim yang berpartisipasi dalam proses
metabolisme tanaman.
Pupuk yang diberikan pada tanaman biasanya didasarkan kepada
kebutuhan tanaman dan tersedianya unsur hara di dalam tanah untuk
tanaman. Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat tergantung oleh kesuburan
tanah dan diberikan secara bertahap. (Hayati 2011).
(masing-masing poin minimal terdapat 1 tipus, bisa diambil dari buku
maksimal 15 tahun terkahir dan jurnal/artikel penelitian maksimal 10 tahun
terakhir)
C. Metode Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum


2. Alat dan Bahan
a. Alat
b. Bahan
3. Cara kerja

DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, I., Izzati, M., & Suedy, S. W. A. (2014). Pengaruh pemberian kombinasi pupuk
organik padat dan organik cair terhadap porositas tanah dan pertumbuhan
tanaman bayam (Amarantus tricolor L.). Jurnal Akademika Biologi, 3(2), 1-10.
Hayati, M., Hayati, E., & Denni, D. (2011). Pengaruh pupuk organik dan anorganik
terhadap pertumbuhan beberapa varietas jagung manis di lahan tsunami. Jurnal
Floratek, 6(1), 74-83.
Putra, R. Y. A., Wiharso, D., & Niswati, A. (2017). Pengaruh pengolahan tanah dan
aplikasi herbisida terhadap kandungan asam humat pada tanah ultisol Gedung
Meneng Bandar Lampung. Jurnal Agrotek Tropika, 5(1), 51-56.
Rahmianna, A. A., Pratiwi, H., & Harnowo, D. (2015). Budidaya kacang tanah. Monogr.
Balitkabi; Kacang Tanah Inov. Teknol. dan Pengemb. Prod, 13(13), 134-169.

Anda mungkin juga menyukai