Jurnal Bleeding Surgery
Jurnal Bleeding Surgery
BLEEDING IN SURGERY
M. Fadjar Perkasa
Department of Oto-rhino-laryngology Head and Neck, Medical Faculty, Hasanuddin
University
ABSTRACT
Bleeding or hemorrhaging is the loss of blood from the circulatory system. Bleeding is
a complication of surgery. Total blood loss during an operation depends on patient
conditions, the surgeon and the type of surgery. Hemorrhaging is broken down into 4
classes depending on the volume of blood lost. Surgical bleeding caused by blood
vessel injury, inadequate wound healing, delayed bleeding (hematoma), and
homeostasis disorder. Bleeding management depends on the cause of blood loss
and amount of blood loss from the circulating blood volume.
Keyword: bleeding, complication, surgery
ABSTRAK
Perdarahan adalah kehilangan darah pada sistem sirkulasi. Perdarahan merupakan
salah satu komplikasi dari operasi. Jumlah perdarahan selama pembedahan
tergantung pada keadaan pasien dan faktor operatornya sendiri. Perdarahan pada
pembedahan dapat disebabkan karena trauma pada pembuluh darah, faktor
penyembuhan luka yang tidak berfungsi dengan baik, delayed bleeding (hematoma),
dan gangguan hemostasis. Penatalaksanaan perdarahan tergantung dari penyebab
perdarahan dan jumlah kehilangan volume darah dalam sirkulasi.
Kata kunci: perdarahan, komplikasi, pembedahan.
PENDAHULUAN
Perdarahan (haemorrhage) adalah perdarahan minor yang ringan sampai
kehilangan darah pada sistem sirkulasi. perdarahan emergensi yang melibatkan
Perdarahan dapat terjadi internal, dimana keselamatan jiwa. Efek atau akibat dari
darah keluar karena kebocoran perdarahan itu sendiri tergantung dari
pembuluh darah di dalam tubuh, jumlah dan rata-rata kehilangan darah
eksternal melalui pengeluaran alami dari yang terjadi. Perdarahan yang terjadi
vagina, mulut, atau anus, atau karena perlahan-lahan tidak langsung
kerusakan dari kulit. Perdarahan yang menurunkan volume darah dalam tubuh.
terj adi dapat bervariasi mulai dari Manusia dapat mentoleransi kehilangan
darah, tetapi jika kehilangan volume mulai terlihat pucat dan dingin saat
darah sekitar 20% atau sekitar 1 liter, disentuh. Diperlukan resusitasi
maka akan menurunkan tekanan darah dengan larutan kristaloid seperti
dan dapat menyebabkan seseorang jatuh Ringer Laktat dan NaCl. Transfusi
saat berdiri1,2. darah belum diperlukan.
Perdarahan merupakan salah satu 3. Kelas III, kehilangan darah meliputi
komplikasi dari operasi. Penanganan 30-40% dari volume darah sirkulasi.
perdarahan merupakan modalitas yang Tekanan darah pasien menurun,
penting bagi ahli bedah untuk menangani denyut nadi meningkat, terjadi perfusi
masalah perdarahan akut dan kronik perifer, seperti memburuknya
yang terjadi pada pasien3,4. pengisian kapiler dan status mental.
Diperlukan resusitasi cairan dengan
Komplikasi pada pembedahan dapat
larutan kristaloid serta diperlukan
berupa perdarahan dan trauma akibat
transfusi darah.
alat. Jumlah perdarahan selama
pembedahan tergantung pada keadaan 4. Kelas IV, kehilangan darah meliputi
pasien dan >40% dari volume darah sirkulasi.
Saat ini batas kompensasi tubuh telah
faktor operatornya sendiri. Perdarahan
dicapai dan resusitasi agresif
mungkin lebih banyak bila terdapat
diperlukan untuk mencegah
j aringan parut atau karena adanya
kematian 2.
infeksi. Pada operator yang lebih
berpengalaman dan terampil, Trauma pembuluh darah
kemungkinan terjadi manipulasi trauma
Kehilangan darah dalam jumlah besar
dan kerusakan jaringan yang lebih sedikit
pada operasi dapat terj adi karena
sehingga perdarahan juga akan sedikit5.
kerusakan pada pembuluh darah.
Trauma pembuluh darah yang paling
PEMBAHASAN berbahaya dan dapat menjadi masalah
Perdarahan dibagi dalam 4 kelas oleh serius apabila terjadi pada bagian atas
American College of Surgeons’ dan bawah vena j ugularis, vena
Advanced Trauma Life Support (ATLS) subclavia, atau dari arteri carotis. Oleh
yaitu: karena itu pembedahan pada daerah
leher paling berbahaya. Jika hal ini terjadi
1. Kelas I, perdarahan meliputi 15% dari dapat dilakukan ligasi dari arteri tersebut
volume darah. Biasanya tidak terdapat untuk menghentikan perdarahan.
perubahan pada tanda vital, dan Kehilangan darah dapat diatasi dengan
resusitasi cairan biasanya belum hemostat selama operasi. Dapat juga
diperlukan. dilakukan pengikatan atau kauterisasi
2. Kelas II, perdarahan meliputi 15-30% sebanyak mungkin pembuluh darah yang
dari total volume darah. Pasien mengalami trauma saat operasi.
biasanya mengalami takikardi dan Kauterisasi dapat menyebabkan nyeri
terj adi penyempitan j arak antara pada pasien, sehingga perlu
tekanan darah sistole dan diastole. penambahan anestesi lokal pada operasi
Tubuh berusaha mengkompensasi untuk mengurangi perdarahan akibat
dengan vasokonstriksi perifer. Kulit nyeri. Dapat diberikan lidokain spray
• Berikan kortikosteroid untuk perbaikan 8. Young S.R, Dyson M. Wound healing. In:
Basic Science Scott-Brown’s
vaskularisasi.
Otolaryngology. Sixth edition. Oxford.
• Pemberian antibiotik preoperatif akan Butterworth-Heinemann. 1997. page 1-21.
mengurangi reaksi inflamasi jaringan. 9. De Jong W. Kelainan Darah. Dalam:
Jika hal diatas dapat dilakukan sebelum Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
pembedahan dimulai, maka resiko
1997; 205-7.
perdarahan selama pembedahan dapat
dikurangi. 10. Lee, K.J. The Paranasal Sinuses. In
Es sential Otolaryngology (Head and
Neck Surgery). New York: McGraw-Hill.
2003; 407-8.
The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.2 April-June 2009 101