Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEP ANAK

Dosen pengampuh

Yunita gabriela madu. Ns.,M.kep

Di susun oleh :

Hilman Djailani (C19142027)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS

MAKASSAR

Tahun ajaran 2020/2021


INTERVENSI KEPERAWATAN
ANSIETAS
A. REDUKSI ANXIETAS

1.   Observasi
 Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2. Terapeutik
 Ciptakan suasana  terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat anxietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan  realistis tentang peristiwa yang akan datang
3. Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu

TERAPI RELAKSASI
)

1. Observasi
 Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau
gejala lain yang menganggu kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya
 Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan
sesudah latihan
 Monitor respons terhadap terapi relaksasi
2. Terapeutik
 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
 Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis, relaksasi yang tersedia (mis.
music, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
 Anjurkan mengambil psosisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
 Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih’
 Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam, pereganganm
atau imajinasi terbimbing

GANGGUAN IDENTITAS DIRI

B.Orientasi Realita

1. Edukasi

 Monitor perubahan orientasi


 Monitor perubahan kognitif dan perilaku

2. Terapeutik

 Perkenalkan nam saat memulai interaksi


 Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup, sesuai kebutuhan

3.Edukasi

 Ajarkan keluarga dalamperawatan orientasi realita

KESIAPAN PENINGKATAN KONSEP DIRI

C.PROMOSI KESADARAN DIRI

1. Observasi

 Identifikasi respons yang di tujukan di berbagai situasi

2. Terapeutik

 Diskusikan tentang pikiran, perilaku atau respons terhadap kondisi


 Motivasi dalam meningkatan kemampuan belajar

3.Edukasi

 Anjurkan mengungkapkan perasaan (mis. Marah atau depresi


 Anjurkan meminta bantuan orang lain, sesuai kebutuhan
 Latih kemampuan positif diri yang dimiliki
GANGGUAN RASA NYAMAN

D. TERAPI RELAKSASI

1. Observasi

 Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkosentrasi, atau gejala lain


yang menganggu kemampuan kognitif

2. Terapeutik

 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut, dengan irama lambat dan berirama

3.Edukasi

 Anjurkan mengambil posisi nyaman

KOPING TIDAK EFEKTIF

E. DUKUNGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Observasi

 Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik

2. Terapeutik

 Fasilitasi melihat situasi secara realistik


 Motivasi mengungkapan tujuan perawatan yang di harapkan
 Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

3.Edukasi

 Berikan informasi yang diminta pasien

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG


F.PERAWATAN PERKEMBANGAN

1.Observasi

 Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak


 Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang di tunjukan bayi (mis. Lapr, tidak
nyaman)

2. Terapeutik

 Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi prematur


 Berikan sentuhan yanga bersifat gentle dan tidak ragu-ragu
 Minimalkan kebisingan ruangan
 Motivasi anak berinteraksi dengan anak lainnya
 Fasiltasi anak berbagi dan bergantian
 Pertahankan kenyamanan anak
 Bernyanyi bersama anak lagu-lagu yang di sukai

3.Edukasi

 Jelaskan orang tua dan atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak dan
perilaku anak
 Anjurkan orang tua berimteraksi dengan anaknya
 Ajarkan anak ketrampilan berinteraksi

4.Kolaborasi

 Rujuk untuk konseling, jika perlu

RISIKO GANGGUAN PERKEMBANGAN

G. PROMOSI PERKEMBANGAN ANAK

1. Observasi

 Identifikasi kebutuhan khusus anak dan kemampuan adaptasi anak

2. Terapeutik

 Fasilitasi hubungan anak dengan teman sebaya


 Dukung anak bernteraksi dengan anak lain
 Dukung anak mengepreksikan perasaannya secara positif
 Dukung anak dalam bermimpi atau berfantasi sewajarnya
 Berikan mainan yang sesuai dengan usia anak

3.Edukasi

 Jelaskan nama benda-benda obyek yang ada di lingkungan sekitar


 Ajarkan anak meminta bantuan dari anak lain, jika perlu

GANGGUAN INTERAKSI SOSIAL

H. PROMOSI CITRA TUBUH

1. Observasi

 Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan


 Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial

2. Terapeutik

 Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya

3.Edukasi

 Jelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh

GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL

I. PROMOSI SOSIALISASI

1.Edukasi

 Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain


 Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain

2.Terapeutik

 Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan


 Diskusikan kekutan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain

3.Edukasi

 Anjurkan berinteraksi dengan orag lain secara bertahap


 Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
 Latih bermain peran untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi
 Latih mengepresikan marah dengan tepat

PENAMPILAN PERAN TIDAK EFEKTIF

J. DUKUNGAN PENAMPILAN PERAN


1.Observasi

 Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai ingkat perkembangan

2. Terapeutik

 Fasilitasi diskusi perubahan anak terhadap bayi baru lahir


 Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah

3.Edukasi

 Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua


B. Kriteria untuk menilai permainan yang boleh diterapkan di Rumah Sakit sesuai tahap
perkembangannya
Jawab:
1) Bayi (0-1 tahun)
Bermain pada bayi menecerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap
lingkungan, tujuan bermin pada usia bayi (0-1 tahun) adalah menstimulasi
perkembangan anak, mengalihkan perhatian anak, mengalihkan nyeri dan
ketidaknyamanan yang dirasakan. Pemilihan mainan anak harus aman, bersih dan
selalu dalam pemantauan orang tua. Anak usia 0-1 tahunmengalami
perkembangan oral (mulutnya) dimana kepuasan ada dalam mulutnya, jadi anak
cenderung memaikan mulut dan suka memasukkan semua benda kedalam
mulutnnya. Kriteria permainan yang boleh dilakukan pada anak usia 0-1 tahun
seperti:
a. Permainan Kerincing. Permainan ini menggunakan penglihatan dan
pendengaran anak yang berfungsi untuk mengalihkan perhatian anak serta
melatih anak untuk menemukan sumber bunyi yang berasal dari kerincing.
Pelaksanaannya dengan menggoyangkan kerincing hingga anak menoleh
kearah bunyi kerincing, lalu geser kerincing kekiri dan kekanan, jauh
mendekat. Jika anak mencoba untuk meraih, kerincing boleh diberikan ke
anak untuk digenggam dan dimainkan.
b. Sentuhan. Permainan ini menggunakan benda-benda yang akan disentuhkan
ke anak, baik kekulit anak maupun ke telapak tangan anak. Pilihlah benda
yang tekstur permukaannya lembut seperti boneka, sisir bayi, atau kertas.
Permainan ini bertujuan untuk mengenalkan benda dengan sensasi sentuhan
dan mengembangkan kesadaran terhadap benda-benda disekitarnya.
Permainan ini dilakukan dengan menempelkan benda-benda yang telah kita
tentukan ke kulit anak, perhatikan respon bayi terhadap ketidaknyamanan.
c. Mengamati mainan. Permainan ini ditujukan untuk perhatian anak dengan
menggunakan benda-benda yang bergerak. Permainan ini dilakukan dengan
cara menggerakkan benda-benda yang menarik perhatian seperti boneka
berwarna cerah, mainan berwarna cerah. Benda-benda tersebut diarahkan
mendekat dan menjjauh atau kekanan dan kekiri agar anak mengikuti arah
benda tersebut.
d. Maraih mainan. Permainan ini melatih motorik ksar anak dan membuat anak
berusaha meraih apa yang disukainya, yang perlu diperhatikan adalah jika
anak sudah mulai bosan karna tidak dapat menjangkau mainan kepada anak.
Permainan ini menggunakan benda-benda yang cerah dan menarik perhatian
anak, diletakkan diatas anak agar anak berusaha mengambil mainan tersebut.
Gerak-gerakan mainan tersebut agar anak tertarik untuk memegang.
e. Bemain bunyi-bunyian. Permainan ini ditujukan untuk anak usia 6 bulan
lebih. Pada permainan ini menggunakan alat musik mainan, baik yang diiup
atau dipukul yan dapat mengeluarkan suara. Permianan ini bertujuan unutk
melatih respon anak pada suara benda yang dipukul serta mengajarkan pada
anak benda-benda apa saja yang dapat menghasilkan bunyi.
f. Mencari mainan. Pada permainan ini bertujuan untuk melatih toleransi anak
terhadap adanya kehilangan, agar anak bisa beradaptasi jika sesuatu bena
hilang agar tenang dan berfikir cara mendapatkannya. Permainan dengan
menunjukan suatu benda lalu disembunyikan benda itu, atau sembunyikan
benda yang sebelumnya dipakai bermain oleh anak lalu ajak untuk
mencarinya.
g. Menyusun cicin susun. Saat anak mulai bisa duduk, mainan ring stack
(cincin susun) yang dapat disusun ulang berkali-kali. Permainan ini dapat
melatih motorik halus sekaligus belajar mengenai warna dan nomor yang
tertera. Warna-warni crah yang ada pada tiap cincin, juga dapat membantunya
mulai mengenali warna.
h. Mengenal bagian tubuh. Permianan ini mengenalkan bagian tubuh anak dan
nama-namanya, anak hanya perlu memperhatikan ap yang dilakukan oleh
fasilitator dan akan dilanjutkan oleh keluarga anak.
i. Klasifikasi Jenis Permainan menurut Pakar:
 Motorik halus = mainan gantung (4 bln), mainan yang dapat dipegang
dan digerakkan (8 bln), bermain menara balok/jelly (berwarna-warni)
(12 bln/1 tahun)
 Motorik kasar = mainan gantung (4 bln), mainan yang dapat dipegang
dan digerakkan (8 bln), bermain melewati terowongan (12 bln/1 tahun)
 Bahasa = mainan yang mengeluarkan suara (4 bln), mainan
yang mengeluarkan suara (8 bln), menyanyi lagu sederhana (12 bln/1
tahun)
 Perlaku sosial = cilukba, kiss-bye, mata genit (4 bln), bermain puzzle
(8 bln), bermain petak umpet (12 bln/1 tahun)
2) Usia todler (1-3 tahun)
a. Arsitek Menara. Bahan yang dibutuhkan adalah kotak/kubus yang berwarna-
warni dengan ukuran yang sama, kemudian anak diminta untuk menyusun
kotak atau kubus ke atas. Penyusunan kbus/kotak diupayakan yang sama
warnanya.
b. Tebak Gambar. Permainan ini membutuhkan gambar yang sudah tidak asing
bagi anak seperti binatang, buah-buahan, jenis kendaraan atau gambar
profesi/pekerjaan. Permainan dimulai dengan menunjukan gambar yang telah
ditentukan sebelumnya kemudian ajak anak untuk menebak gambar tersebut,
lakukan beberapa kali. Jika anak tidak mengetahui gambar yang dimaksud,
sebaiknya petugas memberitahu dan menanyakan kembali ke anak setelah
berpindah ke gambar lain untuk melatih ingatan anak.
c. Menyusun Puzzle. Permainan ini membutuhkan pendampingan petugas dan
diupayakan puzzle yang lebih besar agar anak mudah menyusun dan
memegangnya. Pilih gambar puzzle yang tidak asing bagi anak, sebelum
puzzle dipisah pisah.
d. Klasifikasi Jenis Permainan menurut Pakar:
 Motorik halus = bermain dengan kertas berwarna (menggunting,
melipat)
 Motorik kasar = menari dengan musik anak-anak
 Bahasa = bermain drama imajinatif dengan orangtua/teman
 Perilaku sosial = bermain drama imajinatif dengan orangtua/teman

3) Usia Pra Sekolah (usia 4-6 tahun)


a. Bola Keranjang. Permainan ini memerlukan bola dan keranjang sampah
plastik/kotak kosong.
b. Bermain dokter-dokteran. Permainan ini sangat baik untuk mengenalkan
situasi lingkungan di rumah sakit dengan berperan sebagai profesi kesehatan.
Dalam permainan ini ajak anak untuk bermain darama yaitu anak sebagai
dokternya sdangkan pasiennya boneka. Tujuan dari permainan ini juga sangat
efetif dalam edukasi kepada anak dalam proses pemulihannya.
c. Bermian Abjad. Permainan ini membutuhkan pasangan minimal 2 anak,
permainan ini dengan menggunakan jari tangan yang diletakkan dilantai
kemudian jari tersebut dihitung mulai dari A sampai Z.
d. Klasifikasi Jenis Permainan menurut Pakar:
 Motorik halus = menggambar atau melukis, pemandangan dan
manusia
 Motorik kasar = bersepeda
 Bahasa = bercerita
 Perilaku sosial = bermain rumah-rumahan/masak-masakan/berdagang

4) Usia Sekolah (6-12 tahun)


a. Melipat kertas origami. Permainan ini bertujuan unutk melatih motorik halus
anak, serta mengembangkan imajinasi anak. Permainan ini dilakukan dengan
melipat kertas menjadi ssuatu bentuk sperti burung, pesawat, topi dll. Sebelum
anak melakukannya, ajari anak terlebih dahulu. Hasil karya anak bisa
dipajang di meja atau di dekat infus anak agar mudah terlihat orang lain.
b. Mewarnai Gambar. Permainan ini juga bertujuan untuk melatih motorik
halus anak dan kreatifitas anak.
c. Menyusun puzzle. Pelaksanaannya sama dengan menyusun puzzle pada usai
todler. Tetapi disini kita lebih menantang kecepatan anak dengan buat
kompetensi dalam permianan yaitu siapa yang dluan selesaikan puzzle, anak
tersebut sebagai pemenangnya. Beri semangat juga bagi anak yang belum
menyelesaikan puzzlenya.
d. Menggambar Bebas. Sediakan kertas kosong dan pensil atau krayon/spidol
berwarna, lalu beriakn kepada anak dan minta anak menggambar diatas kerta
tersebut. Beri stimulus dalm memulai menggambar seperti beri ide membuat
gambar ,oni, pemandangan, dll
e. Bercerita. Permainan ini ditujukan untuk anak usia 10-12 tahun. Permainan
ini dengan mneceritakan terlebih dahulu buku cerita kepada anak, llau minta
aanak menceritakan kembali apa yang iang telah diceritakan.
f. Meniup Balon. Permainan ini sangat baik untuk anak-anak, selain untuk
bermain juga melatih pernafasan anak. Hal yang perlu diperhatikaan yaitu
jangan samapi balonnya meletus dan anak memaksakan untuk meniup balon
sedangkan kondisi anak sudah kelelahan.
5) Anak Ussia Remaja (13-18 tahun)
Anak remaja adalah fase dimana terjadi peralihan, yaitu distu sisi akan
meninggalkan masa kanak-kanak dan disisi lain masuk pada usia dewasa dan
bertindak sebagai individu. Oleg karena itu, remaja perlu melakukan
permainan/kagiatan yang konstrutif seperti
a. Melakukan olahraga
b. Mendengarkan musik
c. Melukis/mengambar
Daftar Pustaka

Wahyuni, E. G., & Wukiratun, E. R. (2017). Aplikasi Menentukan Jenis Permainan untuk
Perkembangan Anak Usia 0-6 Tahun. Teknoin, 23(2). Diakses pada 2 April 2021
https://journal.uii.ac.id/jurnal-teknoin/article/download/8895/7462.

Saputro, Heri., & Intan Fazrin (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit: Penerapan
Terapi Bermain Anak Sakit; Proses, Manfaat dan Pelaksanaannya. Ponorogo: Forum Ilmiah
Kesehatan (FORIKES). Diakses pada 31 Maret 2021 https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=eLBFDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=info:jZQq8J1hWJoJ:scholar.googl
e.com/&ots=gn9JLacGzT&sig=y9udVe5ZeBlUZeeEkyBK2Hj7vMo&redir_esc=y#v=onepag
e&q&f=false.

Anda mungkin juga menyukai