Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SEMENTARA

‘’PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON


VISKOSIMETER OSTWALD’’

DISUSUN OLEH :

NAMA : DWI JUNIARTI SAPUTRI


NIM : 2020E0B019
PRODI : D3 FARMASI / 2A
KELOMPOK : A1.4

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2020 / 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair
dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut.Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.Bwesarnya
keekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat
cair.Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka
tegangan geser akan berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gwsekan interval,gaya viskos melawan Gerakan sebagai fluida relative terhadap yang
lain.Viskositas adalah nalasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang,tetapi juga
merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja.Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa
aliran darah.Pelumasan bagian dalam mesin flida viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan
dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang
berbeda-beda materinya ,misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli.. Dengan sifat ini zat cair
banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas tiap-tiap
mesin membutuhkan kekentalan ya ng berbeda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat
gaya tekanan yang diakibtkan peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair.Sebagai
contoh ,apabila kita memasukkan sebuah bola kecil ke dalam zat cair,terlihatlah batu tersebut mula-mula dengan
cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair.Bola kecil tersebut pada saat tertentu
mengalami sejumlah perlambatan hinggqa mencapai gerak lurus beraturan.Gerakan bola kecil menjelaskan
bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair hingga kecepatan bola berubah.Mula-mula akan
mengalami percepatan yang dikarenakan gaya beratnya ,tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya
percepatan akan xsemakin berkurang dan akhirnya nol

B.Tujuan Praktikum
a.Mempelajari cara penentuan viskositas larutan Newton dengan Viskosimeter Oswald
b.Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A..Dasar Teori

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan apabila


dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan
dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di bagian dalam
(internal) suatu fluida. Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2,
yang biasa disebut dengan istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2.
Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas menjadi
turun atau sebaliknya (Budianto, 2008).
Pengaruh viskositas dari dua fluida cair yang berbeda viskositasnya dalam aliran
fluida gas-cair searah ke atas di dalam sistem perpipaan. Permasalahan timbul dalam
kaitannya dengan karakteristik pengaruh viskositas dari dua fluida cair dalam aliran gas-
cair searah ke atas pada pipa vertical. Beda tekanan (AP) aliran dua fase yang dihitung
dengan menggunakan model aliran homogen, nilai beda tekanan dari air + CMC 0,25% -
udara cenderung lebih besar dari pada nilai beda tekanan air - udara hal ini karena nilai
Viskositas aliran homogen (v) air + CMC 0,25% - udara lebih besar dari nilai Viskositas
aliran homogen (p,,) air - udara, karena nilai Viskositas aliran homogen (Vh)
mempengaruhi dari faktor gesekan antara fluida dengan dinding pipa yang berakibat
mempengaruhi nilai beda tekanan (Muhajir, 2011).
Parameter yang dilihat dalam aliran viskositas, menyatakan bahwa hubungan
antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas )
fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser
(g) nya konstan. Oleh karena itu, Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran
viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis
diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh
lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas
A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan
fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Sehingga
viskositas berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir yang dilihat dari kekentalan
suatu cairan atau fluida (Dugdale, 1986 Hal. 27-35).
Gliserin mempunyai sifat higroskopis dan digunakan dalam penyiapan tembakau
sebelum proses, juga ditambahkan pada lem untuk mencegah lem tersebut terlalu cepat
kering. Gliserin sintetis mulai diproduksi dalam skala besar sejak pertengahan 1948 yaitu
dengan dipertemukannya metode Klorinasi Propylene yang menghasilkan Allyl Cloride
dalam jumlah besar sehingga diperoleh gliserin yang cukup banyak dan masih banyak
digunakan bermacam-macam produk (Retno, 2012).
Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam penyelidikan cat, tinta, berbgai
adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan, kosmetik, produk hasil peternakan, serta bahan-
bahan lain. Penyelidikan viskositas dari cairan sejati, larutan, dan sistem koloid baik yang
encer maupun yang kental jauh lebih praktis dari pada bernilai teoritis (Martin et al, 1963
Hal. 1076-1077).
Viskositas merupakan ukuran kekentalan zat cair. Nilai viskositas mutlak
dibutuhkan dalam penentuan sifat fisik cairan. Secara konvensional, nilai viskositas dapat
diukur dengan cara mengalirkan zat cair tersebut. Cairan yang memiliki viskositas tinggi
lebih sulit mengalir disbanding dengan cairan yang mempunyai viskositas rendah.
Pengukuran viskositas secara konvensional memiliki ketelitian yang kurang memadai.
Untuk itu diperlukan suatu alternatif alat ukur yang mudah digunakan dan memiliki
ketelitian yang lebih baik. Ada tiga jenis alat ukur viskositas yang umum digunakan saat
ini, yaitu: a). Viskometer jenis rotasi, b). Viskometer jenis peluru jatuh dan c). Viskometer
jenis pipa kapiler (Samdara, et al., 2008).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh gesekan
antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida sehingga dapat
dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalan. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat
dihitung dengan membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan
aliran dari fluida (Warsito, et al., 2012).
Viskositas berbanding lurus dengan waktu alirnya. Main besar viskositas cairan,
makin sulit cairan tersebut mengalir. Viskosotas dipengaruhi oleh zat-zat terlarut dalam
cairan. Penambahan polimer dapat meningkatkan viskositas cairan. Adanya zat terlarut
makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan pada konsentrasi rendahpun,
efeknya besar karena molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh
(Ulya, et al., 2012).
Secara umum viskositas terdapat pada zat alir (fluida) seperti zat cair dan gas.
Alat pengukur viskositas suatu cairan disebut viskometer, pengukuran viskositas lebih
banyak digunakan orang untuk zat cair ketimbang zat gas, tidak sedikit bidang profesi yang
membutuhkan data viskositas diantaranya fisikawan, kimiawan, analisis kimia industri,
dokter, kimia farmasi, kimia lingkungan, perminyakan, biokimia dan lain sebagainya
(Apriyanto, et al., 2013).
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan
untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya
mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin
mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain
menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Untuk dua cairan yang berbeda:

dengan pengukuran alat yang sama, bila h dan r cairan pembanding diketahui, maka
dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalir kedua cairan melalui alat yang
sama dapat ditentukan h cairan yang sudah diketahui rapatannya. Pengukuran viskositas
yaitu dengan menggunakan viskosimeter ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan
mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya minyak goreng dalam pipa kapiler
dari a ke b (Sutiah, et al., 2008).
Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur viskositas
suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan berupa viskometer peluru jatuh,
tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi. Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric
cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, yaitu sistem Searle dimana silinder bagian dalam
berputar dengan silinder bagian luar diam dan sistem Couette dimana silinder bagian luar
yang diputar sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan
pada celah di antara kedua silinder. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran
fluida yang merupakan gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Menurut Newton hubungan antara gaya-gaya suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam
(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut
berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (σ) dengan
kecepatan gesernya (γ) konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas
(Febrianto, et al., 2013).
Gliserol adalah salah satu bahan kimia yang penting di dalam industri obat-
obatan, bahan makanan, kosmetik, bahan peledak, dan lain-lain. Salah satu bahan baku
pembuatan gliserol adalah minyak. Minyak dapat dibedakan menjadi : Minyak nabati :
minyak jarak,minyak kelapa, dsb dan Minyak hewani : minyak ikan, minyak babi, dsb.
Dalam ilmu kimia, yang dimaksud dengan lemak atau minyak adalah suatu ester antara
gliserol dan asam-asamlemak, di mana ketiga radikal hidroksil dari gliserol diesterkan.
Struktur kimia dari lemak baik yang berasal dari hewan atau tumbuh-tumbuhan maupun
yang dibuat secara sintetik adalah sebagaiberikut (Prasadja, 2010).
Gliserin atau gliserol merupakan trihidrit alkohol mengandung radikal trivalent gliserin
(C3H5). Gliserin merupakan cairan kental yang tak berwarna dengan berat molekul 92,
berat jenis 1,25 gr/cm3 dan mempunyai titik didih yang tinggi serta terurai pada suhu
290C. Gliserin merupakan senyawa yang mempunyai gugus hidroksil lebih dari dua atau
merupakan tiga senyawa alkohol yang saling berkaitan dengan nama 1,2,3 – propanatriol
(Aufari, et al., 2013).

Viskositas (kekentalan) bwerasal dari perkataan viscous.Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum zat
cair terlebih dahulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.Viskosits dapat
dianggap sebagai Gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida.Satuaan viskositas fluida dalam sistem cgs
adalah dyne det cm-2 yang bisa disebut dengan istilah poise dimana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-
2.Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu.Apabila suhu naik maka viskositas menjadi turun atau
sebaliknya (Budianto,2008).

Secara fisika, viskositas dapat didefinisikan sebagai ratio perbandingan antara


gaya gesek dengan kecepatan gesek suatu zat. Viskositas adalah suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, maka makin besar
tahanannya.
Suatu zat dikatakan termasuk system Newton, jika tunduk pada hukum Newton
tentang aliran Hukum Newton I yang menyatakan bahwa kenaikan gaya gesek
akan menyebabkan kenaikan kecepatan geser yang proporsional (sebanding)
Zat cair akan mengalir jika kepadanya dikenakan suatu pengadukan atau tekanan
(stress) yang dalam satuan cgs dapat dinyatakan dengan
𝑑𝑦𝑛𝑒/𝑐𝑚 2 .

Gaya yang diberikan harus diatur sedemikian rupa menjadi signifikan, sehingga
aliran yang terjadi bersifat laminar bukan turbulen. Aliran laminar melalui pipa
kapiler dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 8. Aliran laminar zat cair dalam pipa kapiler X


= jari-jari dalam pipa
V = kecepatan alir

dv/dx = kecepatan gradient atau kecepatan gesek (shearing rate)

Pada pipa kapiler, gaya yang bekerja menyebabkan terjadinya aliran adalah
gaya berat zat cair. Seandainya tekanan dari gaya tersebut dinyatakan dengan
‘shearing stress’ atau tekanan gesek = F/A dan kecepatan gesek atau ‘shearing rate’
= dv/dx, untuk zat cair yang memiliki sifat alir Newton, hubungan tersebut dapat
dinyatakan dengan:

F/A α dv/dx atau F/A = ɳ dv/dx

Dimana ɳ = viskositas atau koefisien viskositas.

Jika hubungan ini dinyatakan dengan suatu grafik dapat dilihat pada gambar 9:

Gambar 9. hubungan antara kecepatan gesek (dv/dx) dengan gaya gesek (F/A)
pada cairan Newton

Pada gambar dapat diketahui bahwa semakin besar angka arahnya (slopenya)
maka makin rendah viskositas cairan. Zat cair tunggal serta larutan yang ukuran
molekulnya kecil, misalnya sirup memiliki tipe alir Newton. Adapun hubungan
antara kadar zat dengan viskositas larutannya, dapat dinyatakan dengan persamaan
Arrthenius.
ɳ = ɳ0. 𝑒𝑘𝑐
dimana: ɳ dan ɳo = berturut-turut adalah viskositas larutan dan viskositas pelarut K
= suatu tetapan
C = kadar larutan
𝑙𝑜𝑔ɳ = 𝑙𝑜𝑔ɳ𝑜 + 𝑘. 𝑐/2.303
Jika persamaan tersebut digambarkan dalam suatu grafik dapat dilihat pada
gambar hubungan antara log ɳ dengan kadar larutannya berikut:

Gambar 10. Hubungan antara log ɳ dengan kadar larutannya


Faktor lain yang dapat mempengaruhi viskositas adalah suhu.
Hubungan ini dapat pula dinyatakan dengan persamaan Arrthenius:

ɳ = 𝐴. 𝑒 𝐸 ⁄𝑅𝑇
A= suatu tetapan E=
energi aktivitas R=
tetapan gas
T= suhu (dalam K)

Pengukuran Viskositas
Untuk menentukan viskositas cairan Newton dapat digunakan semua alat
pengukur, seperti viskosimeter stormerr, Ostwald, dll.

Gambar 11. Viskosimeter Ostwald


Untuk percobaan ini alat yang digunakan adalah Viskosimeter Ostwald.
Dasar yang digunakan untuk penentuan viskositas ini adalah Hukum Poiseuile
tentang zat cair yang mengalir melalui pipa kapiler dengan persamaan:
r = jari-jari pipa kapiler l
= panjang pipa kapiler v
= volume zat cair
p = tekanan yang bekerja pada zat cair
t = waktu yang diperlukan untuk mengalirkan volume V zat cair melalui
pipa sepanjang l
Karena sukar untuk membuat pengukuran yang teliti (accurate) dari
jenis jari-jari tube, alat tersebut biasanya diukur / kaliberasi dengan suatu
cairan yang telah diketahui viskositasnya.

𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖


= 𝜋𝑟 4 𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖. 𝜌 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
𝜋𝑟 4 𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖. 𝜌 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
Karena digunakan tube yang sama untuk mengukur kedua-duanya, maka:

ɳ𝑢 𝑝𝑢. 𝑡𝑢
=
ɳ𝑘 𝑝𝑘. 𝑡𝑘

Dimana u = tidak diketahui (unknown)


k = diketahui (known)
Dan karena tekanan yang menekan cairan melalui tube sesuai dengan
kenaikan gravitasi dan berbanding lurus dengan kerapatan cairan maka:

B.ALAT DAN BAHAN


Alat :
 pipet volume 10 ml
 Gelas ukur 25ml
 Erle nmeyer
 Viscosimeter Ostwald
 Ka ret pemompa
 Piknometer
 neraca miligram
 termometer suhu
kamar Bahan :
 air suling
 larutan gula 1 % , 2 % , 3 % , d a n 4 %

C.CARA KERJA
1. Menentukan kerapatan cairan (lihat caranya pada percobaan I).
Piknometer diisi berturut-turut dengan aquadest, larutan gula 1%, 2%, 3%,
dan 4%
2. Menentukan Viskositas
Viskosimeter diisi dengan aquadest sebanyak 10 ml, kemudian dipompa
sampai batas tanda (garis paling atas). Kemudian diukur dengan
stopwatch, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan zat cair dari
garis atas ke garis bawah viskosimeter Ostwald. Ulangi berturut-turut
sebanyak 3x percobaan. Hitung viskositas masing-masing zat cair tersebut.
Daftar Pustaka
http://asmanfarmasi
http://www.academia.edu

Martin, et al. 1963. Farmasi Fisik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai