Anda di halaman 1dari 12

PPN (Pajak Pertambahan Nilai)

1:38 AM    No comments

         1.         OBJEK PAJAK (PPN)


       adanya taatbestand yaitu keadaan peristiwa atau perbuatan hukum
       yang dapat dikenakan pajak

       2.         PENYERAHAN BKP


              a)         Penyerahan hak atas BKP karena suatu perjanjian
              b)         Pengalihan BKP oleh karena sesuatu Perjanjian Jual Beli dan
                     Leasing
c)         Penyerahan BKP kepada pedagang perantara/ juru lelang
d)         Pemakaian sendiri / pemberian Cuma-Cuma atas BKP
e)         Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang
f)           Penyerahan BKP untuk jaminan utang piutang
g)         Penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f (pusat ke cabang atau antar cabang)
dalam hal Pengusaha Kena Pajak memperoleh ijin pemusatan tempat pajak terutang

3.         TIDAK TERMASUK PENYERAHAN JKP


a)         pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang melakukan pengalihan dan yang menerima
pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak
b)         yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas perolehannya tidak dapat dikreditkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c (huruf b: perolehan BKP/JKP yg tdk mempunyai
hubungan lgsg dgn kegiatan usaha (huruf c : Perolehan dan pemeliharaan kend bermotor berupa
sedan dan station wagon, kecuali barang dagangan atau disewakan)
4.         Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) Pasal 16 D UU PPN
adalah kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain, termasuk
yang dilakukan melalui kontraktor tetapi tidak dipungut PPN dan kontraktor tersebut bukan PKP

KMS (sebelum 20-11-2012)


a)         Bangunan berupa satu atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan :
a.         konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b.         untuk tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c.         luas keseluruhan paling sedikit 300 m2
b)         PPN yang terutang dihitung setiap bulan sebesar 10% x 40% x pengeluaran biaya termasuk PPN,
tidak termasuk biaya perolehan tanah
c)         KMS secara bertahap dianggap 1 (satu) kesatuan jika tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun
d)         Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan KMS tidak dapat dikreditkan

KMS (sesudah 20-11-2012)


a)         Bangunan berupa satu atau lebih konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan :
a.         konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
b.         untuk tempat tinggal atau tempat kegiatan usaha; dan
c.         luas keseluruhan paling sedikit 200 m2
b)         PPN yang terutang dihitung setiap bulan sebesar 10% x 20% x pengeluaran biaya termasuk PPN,
tidak termasuk biaya perolehan tanah
c)         KMS secara bertahap dianggap 1 (satu) kesatuan jika tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua) tahun
d)         Pajak Masukan yang dibayar sehubungan dengan KMS tidak dapat dikreditkan (PER. MENKEU
163/PMK.03/2012 jo SE-53/PJ/2013)

Penetapan Jabatan KMS (PER. DIRJEN 25/PJ/2012)


Dalam hal orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri tidak atau kurang
menyetorkan PPN terutang, Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar berdasarkan hasil pemeriksaan atau verifikasi.
Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan atau verifikasi, orang pribadi atau badan yang melakukan
kegiatan membangun sendiri tidak memberikan data atau bukti pendukung biaya yang dikeluarkan
dan/atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan, maka jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau
yang dibayarkan untuk membangun bangunan tersebut ditetapkan secara jabatan berdasarkan nilai
terendah dari data Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) masing-masing daerah

5.         OBJEK PPN PASAL 16 D UU PPN


a)         Penyerahan BKP berupa aktiva
b)         Tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan oleh PKP
c)         Kecuali atas penyerahan yang PM-nya tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat
(8) huruf b dan huruf c

6.         BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN


a)         Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
b)         Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
c)         Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya
termasuk jasa catering (new);
d)         Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

7.         TARIF PPN


a)         Tarif Tunggal: 10%
b)         Tarif PPN atas Ekspor: 0%
c)         Dengan PP tarif PPN dapat diubah serendah2nya menjadi 5% dan setingi-tingginya 15%

8.         Ekspor Jasa


a)       Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.03/2010 tanggal 31 Maret 2010 menetapkan tiga macam
ekspor JKP yang dikenai PPN dengan tarif 0% : Jasa Maklon, Jasa Perbaikan dan perawatan yang
melekat pada penyerahan BKP, Jasa konstruksi
b)       SE-145/PJ/2010 secara TERSIRAT menetapkan ekspor jasa perdagangan (jasa pemasaran, jasa
perantara) dikenakan PPN 10%
c)       SE-49/PJ/2011 secara TERSIRAT menganulir SE-145/PJ/2010

9.         PEMUNGUT PAJAK (PPN)


a)         Pasal 16A UU PPN Bendaharawan Pemerintah
b)         Kantor Kas/ Perbendaharaan Negara
c)         Kontraktor KKS (Migas) + Kontraktor Izin SD Panas Bumi
d)         BUMN
 
Bukan Obyek Pemungutan Bend. Pemerintah
a.         Pembayaran maksimal Rp 1 juta dan bukan jumlah yang
b.         dipecah-pecah
c.         Pembayaran untuk pembebasan tanah
d.         Pembayaran BKP / JKP yang memperoleh fasilitas (PPN dibebaskan / tidak dipungut)
e.         Pembayaran kepada Pertamina
f.           Pembayaran rekening telepon
g.         Pembayaran jasa angkutan udara yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan
h.         Pembayaran Non BKP dan Non JKP

10.     Bukan Obyek Pemungutan BUMN


a)         Pembayaran maksimal Rp 10 juta dan bukan jumlah yang
b)         dipecah-pecah
c)         Pembayaran BKP / JKP yang memperoleh fasilitas (PPN dibebaskan / tidak dipungut)
d)         Pembayaran kepada Pertamina
e)         Pembayaran rekening telepon
f)           Pembayaran jasa angkutan udara yang dilakukan oleh
g)         perusahaan penerbangan
h)         Pembayaran Non BKP dan Non JKP

11.     PERSYARATAN UMUM PM DAPAT DIKREDITKAN


Syarat Formal
•            Diisi secara lengkap, jelas, benar dan ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleh PKP
Syarat Material
•            Berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai transaksi yang bersangkutan

12.     PRINSIP DASAR (Pasal 9 UU PPN 1984)


a)         PM dalam suatu masa pajak dapat dikreditkan dengan PK untuk masa pajak yang sama; (ayat (2))
b)         Bila PKP belum berproduksi sehingga PK adalah 0, PM tetap dapat dikreditkan (hanya untuk PM atas
perolehan barang modal. PM atas pemanfaatan JKP tidak boleh dikreditkan); (ayat 2a)
c)         PM yang dikreditkan harus menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan (ayat 2b)
d)         Bila PK>PM, maka selisihnya harus dibayar oleh PKP; (ayat 3)
e)         Bila PM>PK, maka selisihnya dikompensasikan ke masa pajak berikutnya; (ayat 4) dan dapat diajukan
restitusi pada akhir tahun buku (4a) kecuali PKP tertentu yg dapat restitusi pada setiap masa pajak (4b)
PKP Tertentu:
a)         PKP yang melakukan ekspor BKP, BKP tdk berwujud, JKP
b)         PKP yang melakukan penyerhan BKP/JKP kepada pemungut PPN
c)         PKP yang melakukan penyerhan BKP/JKP yang PPN nya tidak dipungut
d)         PKP dalam tahap produksi
e)         Bila PKP melakukan penyerahan yang terutang dan tidak terutang PPN; PM yang dapat dikreditkan
adalah yang berkenaan dengan penyerahan yang terutang PPN (ayat 5)
f)           Bila PKP melakukan penyerahan yang terutang dan tidak terutang PPN; dan PM untuk penyerahan yg
terutang PPN tidak dapat diketahui pasti, maka PM yang dapat dikreditkan menggunakan pedoman
(ayat 6)

13.     PENGKREDITAN MASA TIDAK SAMA


a)         Dapat dikreditkan dengan PK untuk Masa Pajak yang sama
b)         Masih dapat dikreditkan pada  Masa  Pajak berikutnya p.l. 3 bulan setelah berakhirnya Masa Pajak
ybs sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan
c)         PM YANG TIDAK DAPAT DIKREDITKAN (UU PPN Pasal 9 ayat 8
d)         Perolehan BKP atau JKP sebelum dikukuhkan sebagai PKP
e)         Perolehan BKP atau JKP yang tidak memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha
f)           Perolehan kendaraan bermotor jenis sedan dan station wagon kecuali merupakan barang dagangan
atau disewakan
g)         Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean sebelum
dikukuhkan sebagai PKP
h)         Perolehan BKP atau JKP yang bukti pungutannya berupa faktur pajak yang tidak mencantumkan
nama, alamat dan NPWP pembeli
i)           Perolehan BKP atau JKP yang faktur pajak standarnya tidak memenuhi syarat pembuatan faktur pajak
j)           Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah pabean yang FP tidak memenuhi syarat
k)         Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak
l)           Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya tidak dilaporkan dalam SPT masa PPN yang
ditemukan pada saat pemeriksaan
m)       FPM yang diterbitkan oleh PKP Penjual melebihi 3 bulan dari saat seharusnya penerbitan Faktur Pajak
14.     PEDOMAN PENGHITUNGAN PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (UU PPN Pasal 9 ayat 7, 7a dan
7b)
a)         Peredaran Usaha Tidak Melebihi Jumlah tertentu
b)         Tidak melebihi Rp 1,8 M
c)         Dapat
d)         JKP: PM= 60% PK
e)         BKP: PM= 70% PK
f)           Melakukan Kegiatan Usaha Tertentu
g)         Penyerahan Kendaraan Bermotor Bekas Secara Eceran
h)         Penyerahan Emas Perhiasan Secara Eceran
i)           Wajib
j)           KB: PM =90%
k)         EP: PM = 80%

15.     PEMUSATAN PKP (PER-19/PJ/2010) Mulai berlaku 1 April 2010


a)         Mengajukan pemberitahuan secara tertulis kepada Kakanwil dgn tembusan Ka KPP
•       Nama alamat dan NPWP tempat pemusatan;
•       Rincian nama alamat dan NPWP tempat PPN yang akan dipusatkan;
•       Melampirkan surat pernyataan bahwa administrasi penjualan diselenggarakan secara terpusat pada
tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipilih
•       diputuskan max. 14 hari sejak tanggal pemberitahuan dan berlaku 5 th
•       Pemusatan berlaku untuk masa pajak berikutnya setelah tgl SK Pemusatan
b)         Perpanjangan diputuskan max. 14 hari sejak tanggal pemberitahuan.
c)         Pemberitahuan Perpanjangan harus disampaikan 2 (dua) bulan sebelum batas waktu persetujuan
pemusatan berakhir.

16.     NILAI IMPOR – EKSPOR


a)         Nilai Impor
nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan dalam per-UU-an pabean untuk impor BKP tidak termasuk PPN
yang dipungut (CIF + BM)
b)         Nilai Ekspor
nilai berupa uang yang termasuk biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir NILAI
LAIN
c)         Suatu nilai yang digunakan sebagai DPP bagi penyerahan BKP atau JKP yang memenuhi kriteria
tertentu

17.     NILAI LAIN UNTUK PENYERAHAN


a)         Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma = harga jual / penggantian tdk termasuk laba kotor
b)         Penyerahan media rekaman suara atau gambar = Perkiraan harga jual rata-rata
c)         Penyerahan film cerita = perkiraan hasil rata-rata per judul film
d)         Penyerahan Produk Hasil Tembakau = Harga jual eceran
e)         BKP berupa Persediaan atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang
masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan = harga pasar wajar
f)           Penyerahan BKP Pusat Cabang atau antar Cabang = Harga Pokok Penjualan atau Perolehan
g)         Penyerahan BKP melalui pedagang perantara = Harga yang disepakati antara pedagang perantara
dengan pembeli
h)         Penyerahan BKP melalui Juru Lelang = Harga lelang
i)           Penyerahan Jasa Pengiriman Paket = 10% dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih
j)           Penyerahan Jasa Biro Perjalanan atau Jasa Biro Pariwisata = 10% dari jumlah yang ditagih atau
seharusnya ditagih

18.     DPP Dipengaruhi Hubungan Istimewa


a)         Dalam hal harga jual atau Penggantian dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka Harga Jual atau
Penggantian dihitung atas dasar harga pasar wajar pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak itu dilakukan
b)         Pengusaha mempunyai penyertaan langsung atau tidak langsung sebesar 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih pada Pengusaha lain, atau hubungan antara Pengusaha dengan penyertaan 25%
(dua puluh lima persen) atau lebih pada dua pengusaha atau lebih, demikian pula hubungan antara
dua Pengusaha atau lebih yang disebut terakhir; atau
c)         Pengusaha menguasai Pengusaha lainnya atau dua atau lebih Pengusaha berada di bawah
penguasaan Pengusaha yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
d)         Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat
dan/atau ke samping satu derajat.

19.   PENOMORAN FAKTUR PAJAK


Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak 2013 terdiri dari 16 (enam belas) digit yaitu : 
a)         2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi;
b)         1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status; dan
c)         13 (tiga belas) digit Nomor Seri Faktur Pajak yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

01      digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP
Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP. Kode ini digunakan dalam hal bukan
merupakan jenis penyerahan sebagaimana dimaksud pada kode 04 sampai dengan kode 09.
02      digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah yang
PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.
03       digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara
Pemerintah) yang PPNnya dipungut oleh Pemungut PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah) .
04      digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan DPP Nilai Lain yang PPNnya
dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP.
05      Kode ini tidak digunakan.
06      digunakan untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP, dan penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri
(turis asing) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E Undang- Undang Pajak Pertambahan Nilai.
07       digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN Tidak Dipungut atau
Ditanggung Pemerintah (DTP).
08       digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas     Dibebaskan dari
pengenaan PPN.
09       digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang
melakukan penyerahan BKP.

20.     DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK


a)         PIB dan SSP/SSPCP untuk impor BKP
b)         PEB yang telah difiat muat DJBC dilampiri invoice
c)         SPPB yang dibuat/dikeluarkan BULOG/DOLOG utk penyaluran tepung terigu
d)         PNBP yang dibuat/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk peny. BBM dan/atau bukan BBM
e)         Bukti tagihan atas penyerahan jasa telekomunikasi oleh perusahaan telekomunikasi;
f)           Ticket , tagihan surat muatan udara (airwaybill), delivery bill, yang dibuat/dikeluarkan utk penyerahan
jasa angkutan udara DN
g)         SSP untuk pembayaran pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar daerah pabean;
h)         Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan;
i)           Bukti tagihan atas penyerahan listrik oleh perusahaan listrik
j)           PEJ dan invoice atas Ekspor JKP/BKP tidak berwujud
k)         SSP atas pembayaran PPN atas pemafaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah pabean
l)           Bukti Tagihan atas penyerahan BKP/JKP oleh Perusahaan air minum
m)       Bukti Tagihan (Trading Confirmation) atas penyerahan JKP oleh perusahaan perantara efek
n)         Bukti Tagihan atas penyerahan JKP oleh perbankan

21.     FP “STANDAR” CACAT


a)         Diisi dengan data yang tidak benar
b)         Diisi tidak lengkap
c)         Tanda tangan menggunakan cap
d)         Pengisian/pembetulan dilakukan dengan cara yg tdk benar;
e)         dengan cap tanda tangan;
f)           pembetulan dengan dicoret/di-tip ex
g)         Dibuat melampui batas yang ditentukan (lewat waktu tiga bulan)
h)         Dibuat oleh pengusaha yang belum atau tidak dikukuhkan sebagai PKP

Soal Jawab PPN A

9:52 PM    5 comments

PPN A

PT. KEVIN mengelola sebuah industri sepatu. Tempat kedudukan


dan tempat usaha di Jalan Ladam No. 888, Nomor telepon 2436481, Tangerang. Perusahaan memiliki
divisi penyamakan kulit, divisi pabrikasi, dan divisi pemasaran. Perusahaan ini telah memiliki
NPWP/NPPKP: 2.003.456.4.567 serta dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak tanggal 30
Mei 1993. Perusahaan tersebut mempunyai cabang di kota Surabaya (kode KPP 611), kota Jakarta
(kode KPP 025) dan kota Mataram (Kode KPP 910). Perusahaan telah memperoleh SK Pemusatan
untuk cabang Surabaya dan Jakarta. Nomor Kelompok Usaha : 41205. Dalam bulan Maret 2012,
melakukan transaksi sebagai berikut :

PENYERAHAN :
       5   Maret 2012 dieskpor sepatu ke Jerman dengan nilai Ekspor Rp. 700.000.000,00
       10 Maret 2012 diserahkan  secara konsiyansi sejumlah sepatu kepada PT. RAPI selaku
distributor seharga Rp. 20.000.000,- 
       10 Maret 2012 diterima pembayaran dari Husni pemilik toko sepatu #TETAP MURAH# atas
sepatu yang diserahkan pada tanggal 2 Januari 2012 dengan harga jual Rp.
20.000.000,-
       12 Maret 2012 diekspor sepatu ke Peru dengan nilai ekspor Rp. 500.000.000,00.
5. 13 Maret 2012 dikirim stock ke cabang Surabaya dengan harga seluruhnya Rp 250.000.000
       14 Maret 2012 diterima  pembayaran dari Bank BRI Rp. 30.000.000,00, surat tagihannya
tertanggal 20 Februari 2012. SSP-nya telah diterima.
       16 Maret 2012 diserahkan sejumlah sepatu anak kepada PT. TOMPEL, dengan harga jual
Rp. 50.000.000,00. Diterima pembayaran pertama Rp. 30.000.000,00.
       17 Maret 2012 dikirimkan tagihan kepada PT. TELKOM dengan nilai tagihan Rp.
99.000.000,00 atas barang yang dikirim tanggal 18 Februari 2012.
       18 Maret 2012 diterima SSP dari Bend.KPK yang merupakan bukti setoran PPN atas
pembayaran yang dilakukan pada tanggal yang sama sesuai dengan kontrak
sebesar Rp. 44.000.000,00 termasuk PPN, atas tagihan yang dimasukkan
pada 13 Maret 2012 
10.         27 Maret 2012 ekspor jasa maklon kepada Shoes & Shoes Corp di Turki, dengan nilai
pekerjaan Rp. 800.000.000,- 
11.      28 Maret 2012 diserahkan kepada karyawan, sejumlah sepatu seharga Rp. 6.000.000,00
termasuk laba 20%.  
12.      30 Maret 2012 diterima  pembayaran Rp. 100.000.000,00 atas penyerahan satu unit mesin
pabrik kepada PT. BENREMEN. Mesin ini dibeli pada 2 April 1995 dengan
harga Rp. 200.000.000,00 dan masuk kelompok 4 Aktiva Tetap.
13.      31 Maret 2012 diserahkan sejumlah sepatu anak kepada yayasan panti asuhan #KASIH
IBU# seharga Rp. 12.000.000,00 termasuk laba 20%.   
14.      31 Maret 2012 diterima kembali barang dari cabang Mataram dengan Nota Retur No. R-
01/I/00 tanggal 27 Maret 2012 sejumlah sepatu yang sudah ketinggalan
mode dengan harga Rp. 5.000.000,00.  
15.      31 Maret 2012 menyerahkan satu unit villa kepada PT. NGENDUSIN dengan harga jual Rp.
200.000.000,00. Villa ini dibeli tahun 1996.
Selama bulan Maret ada penjualan kepada orang-orang yang melakukan
kunjungan dengan harga jual seluruhnya 300 juta. Atas penjulan tersebut
hanya dibuatkan invoice.

PEMBELIAN BKP/PEROLEHAN JKP :  


1.         8   Maret 2012 telah dibayarkan uang langganan telepon sebesar Rp. 2.420.000,00 sesuai
dengan kuitansi dari PT. TELKOM tertanggal 6 Maret 2012. TERMASUK
PPN
2.         18 Maret 2012 membayar PPN USD 2,000 ke Bank Mandiri, atas impor kulit bison dari
Mexico. Kurs transaksi USD 1=Rp10.055, Kurs Menteri Keuangan saat itu
USD 1=Rp 10.000. Disamping itu dibayar sewa gudang kepada PT. ADI di
area pelabuhan sebanyak Rp. 2.000.000,00.
3.         19 Maret 2012 diterima dari SPP tertanggal 22 Februari 2012 dengan PPN sebesar Rp.
25.000.000,00 dari PT. KENCANA yang melakukan impor inden untuk
kepentingan PT. KEVIN.
4.         20 Maret 2012 telah   dikeluarkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, mesin pabrik yang
diimpor dari Jerman dengan Nilai Impor Rp. 300.000.000,00 yang mendapat
fasilitas PPN Ditanggung oleh Pemerintah.
5.         22 Maret 2012 diterima dari PT. INDOMOBIL satu unit sedan SUZUKI ESTEEM dengan
harga Rp. 143.000.000,00 sudah termasuk PPN. Pembayaran dilakukan
secara tunai.  
6.         25 Maret 2012 diterima Faktur Pajak dari perusahaan meubel PT. MEUBELINDO
tertanggal 28 Januari 2012 dengan nilai PPN Rp. 6.000.000,00. Meubel ini
dimanfaatkan untuk kegiatan manajemen perusahaan.  
7.         29 Maret 2012 membayar  biaya service mobil jeep divisi pemasaran yang digunakan
untuk kegiatan promosi, sebesar Rp. 4.730.000,- termasuk PPN kepada
AUTO 2011.
8.         30 Maret 2012 mengirim kembali sebagian dari kulit yang rusak dengan pabrik kulit PT.
BERGOLA seharga Rp. 10.000.000,00 yang merupakan bagian dari
penyerahan yang diterima pada tanggal 18 Desember 2011.
9.         30 Maret 2012 membeli secara tunai 1 unit pesawat televisi dari PT. YASHONTA dengan
harga Rp. 4.000.000,00 yang diberikan sebagai hadiah kepada relasi yang
sedang merayakan ulang tahun perkawinan. 
10. 31 Maret 2012 Melakukan pembayaran sejumlah Rp 150 juta kepada Tranship Ltd, atas
jasa pengangkutan bahan baku dari Mexico ke pelabuhan di Singapura.
1.      selama bulan Maret 2012 dibelanjakan sebesar Rp. 300 juta untuk biaya
membangun sendiri gudang dengan ukuran 300 m2, 75% dipergunakan
untuk pembebasan lahan.
12.      melakukan penghitungan kembali Pajak Masukan yang telah dikreditkan
atas perolehan 4 unit Bus yang disamping digunakan untuk Kegiatan
Produksi, juga digunakan untuk usaha angkutan umum antar jemput anak
sekolah. Bus ini dibeli pada bulan September 2008 seharga Rp. 800 juta.
Karena bus juga dipergunakan untuk kegiatan selain produksi, PM yang
dikreditkan hanya 64 juta. Selama tahun 2011, 50% dari kegiatan Bus
digunakan untuk usaha angkutan umum antar jemput anak sekolah. Masa
manfaat Bus ditetapkan selama 5 tahun.

Catatan :
a)       Untuk Faktur Pajak Keluaran diisi sesuai ketentuan yang seharusnya
b)   Dalam SPT Masa PPN Masa Pajak Februari 2012 terdapat kelebihan pembayaran PPN sebesar Rp.
15.000.000,00 yang dimintakan untuk dikompensasikan dengan utang pajak dalam Masa Pajak
berikutnya.

File Jawaban Silahkan Download disini

Anda mungkin juga menyukai