Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN II

PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH


(ASTM.D.3080-04/SNI 3420:2016)

2.1. MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh parameter-parameter geser
tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi, dan di uji geser
dengan diberi kesempatan terdrainase dan kecepatan pergeseran/deformasi tetap.
Parameter tersebut berupa koefisien konsolidasi, kecepatan penggeseran, tegangan
geser tanah, dan tegangan geser, serta hubungan anatara tegangan dengan regangan
geser, yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas
bangunan tau timbunan.
Maksud lain dari uji geser langsung adalah untuk memperoleh besarnya
tahanan geser tanah pada tegangan normal tertentu. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan kuat geser tanah. Hasil uji geser langsung dapat digunakan untuk
analisis kestabilan dalam bidang geoteknik, diantaranya untuk analisis kestabilan
lereng, daya dukung fondasi, analisis dinding penahan, dan lain-lain.

2.2. PERALATAN
a. Spatula.
b. Pelumas (oli).
c. Penumbuk.
d. Alas/plat.
e. Cincin pencetak dan pendorong.
f. Benda uji.
g. Batu pori dan kertas pori
h. Alat ukur. Seperti, stopwatch, timbangan digital dan vernier caliper.

2.3. BENDA UJI


a. Persyaratan benda uji
Benda uji yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Diameter minimum benda uji berbentuk lingkaran adalah 50 mm.

13
2) Lebar minimum benda uji berbentuk empat persegi adalah 50 mm.
3) Diameter benda uji tidak langsung diambil dari bagian yang dipotong
dari tabung contoh dan minimum 5 mm lebih kecil dari diameter tabung
contoh (untuk mengurangi gangguan pada persiapan benda uji).
4) Tebal minimum benda uji 12,5 mm, namun tidak kurang dari 6 kali
diameter butiran maksimum.
5) Diameter berbanding tebal benda uji 2 : 1
6) Benda uji berbentuk empat persegi, dan angka perbandingan minimum
antara lebar dan tebalnya adalah 2 : 1
7) Membutuhkan 3 buah benda uji yang identik untuk melakukan
pengujian dengan 3 variasi tegangan normal, sehingga diperoleh 3
variasi kuat geser puncak dan kuat geser sisa (residual).
b. Persiapan benda uji
1) Melakukan pengukuran, pencetakan, dan penimbangan benda uji
dengan tahapan berikut:
a) Mengukur diameter dalam cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1
mm.
b) Mengukur tinggi cincin cetak sampai ketelitian 0,01 mm pada 3
tempat, dan hitung tinggi rata – ratanya dengan pembulatan sampai
0,1 mm.
c) Menimbang berat cincin cetak (w) dengan ketelitian 0,019.
d) Mencetak benda uji dari tabung contoh, blok contoh, atau silinder uji
pemadatan dengan menggunakan cincin cetak.
e) Meratakan bagian atas dan bawabh benda uji dengan pisau atau
gergaji kawat.
f) Menyediakan benda uji sekurang – kurangnya 3 buah.
2) Apabila contoh tanah berupa asli dari tabung, maka selanjutnya
mengeluarkan contoh tanah (dengan arah dari ujung tabung) dan
mendesak cincin cetak, kemudian memotong tanah agak lebih sedikit
dan meratakan sehingga contoh tanah rata dengan permukaan cincin
cetak bagian atas maupun bawah.

14
3) Apakah yang diuji berupa tanah yang dipadatkan dalam labolatorium
maka dapat digunakan alternatif cara:
a) Memadatkan tanah dalam silinder pemadatan dengan kadar air dan
kepadatan sesuai dengan yang diinginkan.
b) Memadatkan tanah tidak dalam silinder tetapi langsung dalam ruang
contoh tanah dalam kotak geser dengan kadar air dalam kepadatan
yang dikehendaki. Memeriksa dan mencatat kadar air dan berat
volume tanah.

2.4. PELAKSANAAN
a. Mengoleskan pelumas (oli) ke dalam cincin cetak, kemudian memasukan
benda uji sebanyak 1/3 cetakan. Lalu menumbuknya sebanyak 25 kali dan
ulangi langkah tersebut sampai lapis ke 3. Setelah selesai kemudian
mengeluarkan benda uji dengan plat pendorong.
b. Mengukur dimensi benda uji dan mencatat hasilnya.
c. Menimbang benda uji kemudian mencatat hasil nya.
d. Memasukan benda uji ke dalam kotak geser dengan urutan : batu pori,
kertas pori, benda uji, kertas pori, batu pori dan penutup.
e. Memasukan benda uji ke dalam alat. Kemudian, memasang beban dan
melakukan pembacaan setelah kalibrasi sesuai dengan ketentuan waktu
pembacaan form data praktikum.
f. Menghentikan pengujian ketika benda uji mengalami penurunan sebanyak
3 kali berturut-turut.

15
3 2 1

Gambar 2.1 Alat Geser Langsung


Keterangan :
1. Kotak geser
2. Perlengkapan pembebanan normal
3. Proving ring
4. Arloji pengukur deformasi

16
2.5. BAGAN ALIR

Mulai

Memasukkan benda uji 1/3 bagian lalu tumbuk 25 kali, lakukan


sampai penuh

Mengeluarkan benda uji dari cetakan

Mengukur dan menimbang benda uji

Membaca dan mencatat hasilnya

Masukkan benda uji ke dalam kotak geser

Meletakan benda uji dan memasang beban ke alat uji

Mengkalibrasi selama 30 detik/15div

Membaca dan mencatat hasilnya

Menghentikan pengujian setelah mengalami 3 kali penurunan

Selesai

17
2.6. HITUNGAN
a. Mententukan gaya geser maksimum yang bekerja pada setiap benda uji.
b. Menggambarkan kurva hubungan antara regangan sebagai absis dan gaya
geser sebagai ordinat.
c. Hitunglah tegangan normal
𝜎n = P/A
Keterangan:
𝜎n = Tegangan normal, kg/cm2
P = gaya normal, kg
A = Luas benda uji awal, cm2
d. Tegangan geser
𝜏 = S/A.f
Keterangan:
𝜏 = Tegangan geser, kg/cm2
S = Beban yang diberikan, kg
x = Luas penampang benda uji (cm2)

𝐷^2 𝛿 𝛿
f= x (cos 𝐷Sin(cos𝐷))
2

D = Diameter sampel (cm)


𝛿 = Regangan geser (cm)
e. Gambar hubungan antara tegangan geser maksimum (sumbu Y) dengan
tegangan normal (sumbu X) dengan menarik garis lurus terbaik dari
minimum tiga buah titik, sehingga diperoleh sudut geser dalam dari
kekuatan geser tanah (u dan c).
f. Nilai u merupakan sudut kemiringan garis tersebut terhadap horizontal.
Sementara nilai c adalah jarak dari titik 0 ke awal garis lurus yang ditarik
melalui ketiga titik hasil uji.

2.7. ANALISIS HITUNGAN


a. Data praktikum
• Pengujian 1
Gaya normal (N) = 3,167 kg

18
Diameter awal rata-rata (Do) = 6,33 cm
Tinggi benda uji (L) = 2,072 cm
Kec. Pergeseran horizontal = 0,3 mm/menit
Faktor kalibrasi = 0,97904
Konstanta alroji = 0,001 cm/unit div
Luas tampang (A) = 31,454 cm2
• Pengujian 2
Gaya normal (N) = 6,334 kg
Diameter awal rata-rata (Do) = 6,307 cm
Tinggi benda uji (L) = 2,072 cm
Kec. Pergeseran horizontal = 0,3 mm/menit
Faktor kalibrasi = 0,97904
Konstanta alroji = 0,001 cm/unit div
Luas tampang (A) = 31,226 cm2
• Pengujian 3
Gaya normal (N) = 9,505 kg
Diameter awal rata-rata (Do) = 6,211 cm
Tinggi benda uji (L) = 2,27 cm
Kec. Pergeseran horizontal = 0,3 mm/menit
Faktor kalibrasi = 0,97904
Konstanta alroji = 0,001 cm/unit div
Luas tampang (A) = 30,283 cm2

b. Hitungan
• Pengujian 1
Waktu = 570 detik
Bacaan alroji horizontal = 285 div
Deformasi horizontal = 0,285
Pembacaan alroji provin ring, x = 9,800 div
𝜎n = N/A
= 3,167/31,454
= 0,10473

19
Beban, P =x.k
= 9,8 . 0,9704 kg
= 9,595
Tegangan geser, T = P/F
= 9,595/30,24
= 0,31729
Untuk pengujian selanjutnya ditabelkan.
• Pengujian 2
Waktu = 630 detik
Bacaan alroji horizontal = 315 div
Deformasi horizontal = 0,315
Pembacaan alroji provin ring, x = 12,000 div
𝜎n = N/A
= 6,334/31,226
= 0,21174
Beban, P =x.k
= 12 . 0,9704 kg
= 11,7485
Tegangan geser, T = P/F
= 11,7485/29,9134
= 0,3975
Untuk pengujia selanjutnya ditabelkan.
• Pengujian 3
Waktu = 720 detik
Bacaan alroji horizontal = 360 div
Deformasi horizontal = 0,360
Pembacaan alroji provin ring, x = 17,000div
𝜎n = N/A
= 9,505/30,283
= 0,31465
Beban, P =x.k
= 17 . 0,9704 kg

20
= 16,644
Tegangan geser, T = P/F
= 16,644/30,208
= 0,5510
Untuk pengujian selanjutnya ditabelkan.
Tabel 2.1 Hubungan Tegangan Normal dan Tegangan Geser
HUBUNGAN TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER
PENGUJIAN TEGANGAN NORMAL TEGANGAN GESER
1 0.1047 0.3173
2 0.2117 0.3928
3 0.3147 0.5510

2.8. PEMBAHASAN
Kuat geser adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan. Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan
oleh:
a. Kondisi tanah yang berlangsung pada jenis dan kepadatannya tetapi tidak
bergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser.
b. Gesekan antar butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan
tegangan normal pada bidang gesernya
Parameter kuat geser tanah, kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-
analisis kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng, gaya dorong pada dinding
penekan tanah dan lain-lain. ( Hari Christady. Mekanika Tanah, hal 324)
Parameter kuat geser tanah ditentukan dari uji-uji laboratorium pada benda
uji. Benda uji yang digunakan harus diusahakan agar kondisi benda uji tidak
berubah dengan kondisi asli benda uji (undisturbed). Problematika yang dialami
dalam pengambilan benda uji ialah penjagaan kadar air, susunan tanah di lapangan
agar tidak berubah dari kondisi aslinya. Contoh kerusakan pada benda uji akan
berakibat fatal terutama pada pengujian tanah lempung.
Pengambilan tanah relatif akan mengalami kerusakan kecil-kecil apabila
dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan benda uji dengan tabung
(undisturbed sample). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kuat
geser tanah yang diuji di laboratorium:
a. Kandungan mineral dan bahkan tanah

21
b. Bentuk partikel
c. Angka pori dan kadar air
d. Sejarah tegangan yang dialami
e. Tegangan yang ada di lokasi (di dalam tanah)
f. Perubahan tekanan skema pengambilan contoh dari dalam tanah
g. Tegangan yang dibebankan selama pengujian
h. Cara pengujian
i. Kecepatan pembebanan
j. Kondisi drainase yang dipilih yaitu drainasi terbuka (drained) atau
drainase tertutup (undrained)
k. Tekanan air pori yang turun
l. Kriteria yang diambil untuk penentuan kuat geser. (Hary Christady.
Mekanika Tanah I, Hal 329 – 330)
Terdapat Batasan atau kekurangan dalam uji geser langsung antara lain:
a. Benda uji dipaksa untuk mengalmi keruntuhan pada bidang yang telah
ditentukan sebelumnya.
b. Distribudi tegangan pada bidang kegagalan tidak seragam (unform).
c. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
d. Deformasi yang ditentukan pada benda uji yang terbatas pada gerakan
maksimum sebesar alat geser langsung dapat digerakan.
e. Tegangan pada kenyataan sangat kompleks dan arah dari bidang-bidang
tegangan utama berotasi Ketika kecepatan dan penggeseran.
Luas bidang kontak tanah antara ke dua ssetengah kuat geser berkurang
Ketika pengujian berlangsung, koreksi kondisi ini diberikan oleh petter (1966).
Tetapi pengaruhnya sangat kecil pada pengujian hingga dapat diabaikan. (Hary
Christady. Mekanika Tanah, hal 331-332)
Untuk mengetahui jenis tanah sesuai dengan data yang telah diuraikan, dapat
dilihat pada tabel
Tabel 2.2 Jenis Tanah Berdasarkan Data

Kecepatan Nilai kuat Sudut geser


Kondisi Nilai SPT
relatif tanah dalam

22
sangat tidak
padat < 0,2 <4 < 40 < 30°

tanah padat 0,2 - 0,4 4 - 10 20 - 40 30° - 35°

agak padat 0,4 - 0,6 10 - 30 40 - 120 35° - 40°

padat 0,6 - 0,8 30 - 50 120 - 200 40° - 45°


sangat
padat > 0,8 > 50 > 200 > 45°

2.9. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kuat geser
sangat mempengaruhi sifat suatu tanah. Terdapat suatu perubahan atau pergerakan
tanah, sehingga bangunan di atasnya dapat menentukan dengan pergeseran itu
dengan mempelajari stabilitas, massa tanah, tegangan geser, serta kekuatan
gesernya. Dari hasil pengujian kuat geser tanah, tanah ini mendapatkan nilai grafik.
Kohesi (c) : 0,240
Sudut geser dalam : 16°

23

Anda mungkin juga menyukai