Anda di halaman 1dari 11

Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.

php/jipi

Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016, 111-121

Keterlaksanaan Penilaian Autentik Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri


Tutut Rukmana 1 *, Mundilarto 2
12
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta
Jalan Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia
* Korespondensi Penulis. E-mail: tututrukmana@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan keterlaksanaan penilaian autentik pada mata
pelajaran fisika SMA Negeri di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), (2) meng-
identifikasi kendala keterlaksanaan penilaian autentik pada mata pelajaran fisika SMA Negeri di
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, dan (3) mendeskripsikan hubungan kebijakan kepala
sekolah dan pelatihan yang telah diterima pendidik terhadap keterlaksanaan penilaian autentik. Teknik
pengumpulan data penelitian ini terdiri atas: angket, observasi, dan wawancara terhadap kepala
sekolah, pendidik, dan peserta didik. Validitas instrumen penelitian diperoleh melalui expert
judgments oleh dosen ahli. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Keterlaksanaan penilaian
autentik mata pelajaran SMA Negeri di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta kategori
baik. (2) Kendala keterlaksanaan penilaian autentik mata pelajaran fisika SMA Negeri di Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi jenis materi, waktu, kondisi sekolah, dan kemampuan
pendidik yang dipengaruhi oleh beban kerja pendidik. (3) Hubungan kebijakan kepala sekolah
terhadap keterlaksanaan penilaian autentik kategori kuat, dan tidak terdapat hubungan antara pelatihan
yang telah diterima pendidik dan keterlaksanaan penilaian autentik.
Kata Kunci: keterlaksanaan, mata pelajaran fisika, penilaian autentik

The Feasibility of Authentic Assessment on Physics Subject


at State Senior High Schools
Abstract
This research aims to: (1) describe the feasibility of authentic assessment on physics subject at
state senior high schools in Sleman regency Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), (2) identify the
obstacles of the feasibility of authentic assessment on physics subject at state senior high schools in
Sleman regency Daerah Istimewa Yogyakarta, and (3) describe the correlation between the
headmaster’s policy and teacher training to feasibility of authentic assessment. The data were
collected through: questionnaire, observation, and interview with headmasters, teachers, and
students. The validity of research instrument was measured by expert judgements. The results of this
study are as follow. (1) The feasibility of authentic assessment on physics subject at state senior high
schools in Sleman regency Daerah Istimewa Yogyakarta is in good category. (2) The obstacles of the
feasibility of authentic assessment on physics subject at state senior high schools in Sleman regency
Daerah Istimewa Yogyakarta include materials, time, school condition, and teacher’s ability which is
affected by workload. (3) The correlation between headmaster’s policy and feasibility authentic
assessment is in strong category, and there is no relationship between teacher training and authentic
assessment implementation.
Keywords: authentic assessment, feasibility, physics subject

How to Cite: Rukmana, T., & Mundilarto, M. (2016). Keterlaksanaan penilaian autentik mata pelajaran fisika
SMA negeri.Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2(1), 111-121. doi:http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8382

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/jipi.v2i1.8382

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 112
Tutut Rukmana, Mundilarto

baik proses maupun hasil dengan berbagai


PENDAHULUAN
instrumen penilaian yang disesuaikan dengan
Undang-Undang Pendidikan RI Nomor 20 tuntutan kompetensi yang ada di SK (Standar
(2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional Kompetensi) atau Kompetensi Inti (KI) dan
pasal satu menyebutkan bahwa pendidikan Kompetensi Dasar (KD).
merupakan usaha sadar dan terencana untuk me- Perbedaan standar penilaian sebelumnya
wujudkan suasana belajar dan proses pembel- merupakan Peraturan Pemerintah Nomor 19
ajaran agar peserta didik secara aktif mengem- (2005) pasal 25 tentang Standar Nasional Pen-
bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuat- didikan mendeskripsikan standar kompetensi
an spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepri- lulusan sebagai pedoman penilaian yang meli-
badian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keteram- puti kompetensi untuk seluruh mata pelajaran.
pilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Selanjutnya, perbaikan standar penilaian dalam
bangsa, dan negara. Proses dan tujuan merupa- kurikulum 2013 pada Permen dikbud Nomor
kan dasar penyelenggaraan sistem pendidikan. 104 (2014) mempersyaratkan penggunaan peni-
Ungkapan tersebut memberikan gambaran bah- laian autentik/authentic assessment. Penggunaan
wa pendidikan merupakan sistem mendasar penilaian autentik menjadi lebih khusus pada
untuk memperbaiki kualitas sumber daya manu- aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
sia yang dapat diamati dalam proses pembelajar- Oleh karena itu, perbaikan sistem penilaian
an yang dibuktikan dengan pelaksanaan menuntut kerjasama sekolah yang terdiri atas
penilaian. kepala sekolah, pendidik, dan peserta didik
Standar penilaian pendidikan pada Pera- dalam pelaksanaan penilaian.
turan Pemerintah Nomor 66 (2013) tentang Kemdikbud (2013, p. 288) model penilai-
Standar Penilaian Pendidikan digunakan untuk an menyebutkan bahwa konsep penilaian auten-
memperbaiki proses pembelajaran. Standar ter- tik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes ter-
sebut bertujuan menjamin: untuk perencanaan tulis yang lazim dilaksanakan pada era sebe-
penilaian peserta didik sesuai dengan kompe- lumnya tetapi penilaian tertulis atas hasil
tensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip- pembelajaran tetap lazim dilakukan. Dengan
prinsip penilaian; pelaksanaan penilaian peserta demikian penilaian tertulis dianggap gagal
didik secara profesional, terbuka, edukatif, dalam mengukur kemampuan peserta didik
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial secara nyata dan menyeluruh.
budaya; dan pelaporan hasil penilaian peserta Hasil wawancara dengan beberapa pendi-
didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. dik di provinsi Jawa Timur dan D. I. Yogyakarta
Penilaian tersebut diharapkan dapat membawa menunjukkan kemampuan pendidik memberikan
informasi kemampuan peserta didik secara nilai pada peserta didik yang menonjol. Pendidik
holistik dan valid. Dengan demikian penilaian mampu mengategorikan peserta didik yang
pendidikan sebagai proses pengumpulan dan tertinggi dan terendah. Pendidik memberikan
pengolahan informasi untuk mengukur penca- nilai rata-rata pada peserta didik yang dianggap
paian hasil belajar peserta didik. sedang atau dianggap tidak menonjol secara
Cordell & Fisher (2010, pp. 480-481) keseluruhan.
menyebutkan bahwa penilaian yang efektif Pendidik masih kesulitan melaksanakan
membetuk peserta didik sebagai pebelajar yang perubahan model lama menuju model baru
bermanfaat dan berfaedah pada tujuan akhirnya. dalam implementasi pembelajaran khususnya
Azim & Khan (2012, p. 318) menambahkan pada pelaksanaan penilaian autentik. Hal terse-
bahwa penilaian memberikan kesempatan pen- but ditunjukkan dengan terdapatnya perbedaan
didik untuk meninjau hasil kegiatan pembel- kurikulum di beberapa sekolah. Pendidik
ajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta menyebutkan kesulitan tersebut karena hasil
didik. Dengan demikian kegiatan penilaian deskripsi keseluruhan peserta didik. Pendidik
dapat digunakan untuk menentukan keputusan- merasa sulit untuk memperhatikan setiap peserta
keputusan selama proses pembelajaran masih didik selama kegiatan belajar berlangsung.
berjalan dan dianggap sebagai upaya menginte- Pendidik menyebutkan bahwa belum menerima
grasikan kegiatan pengukuran hasil belajar informasi kurikulum dan teknik penilaian dari
dengan keseluruhan proses pembelajaran dan pendidik inti dengan berbagai kendala yaitu
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari belum seluruh pendidik mendapatkan pelatihan
keseluruhan proses pembelajaran. Penilaian tentang penilaian autentik, sarana, dan padatnya
yang menekankan apa yang seharusnya dinilai jam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 113
Tutut Rukmana, Mundilarto

Newmann et al. (2007, p. 11) menyebut- nal pendidik di sekolah dengan kepala sekolah
kan bahwa autentik membuktikan bingkai kerja sebagai penanggung jawab. Salah satu cara
dalam mengajar dan menilai hasil yang pengamatan penerapan penilaian autentik terli-
dipercayakan pada pengetahuan dari akademik hat pada rapor online telah diterapkan di Jakarta
atau keterlibatan penerapan pembelajaran. Azim dan Surabaya, meliputi kompetensi inti satu
& Khan (2012, p. 319) menyebutkan bahwa hingga empat dengan deskripsi masing-masing
penilaian autentik merupakan kegiatan menyelu- aspek.
ruh dan membutuhkan proses menunjukkan Penilaian autentik memiliki berbagai kele-
bahwa penilaian tersebut merupakan bentuk bihan. Penilaian tersebut (Nitko & Brookhart,
penting dalam pendidikan karena memfasilitasi 2011, p. 254) dapat mengungkap perkembangan
peserta didik mengevaluasi proses pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik berdasarkan
dengan banyaknya penilaian yang lengkap, yang tujuan secara holistik dan valid. Penilaian
menekankan pada metakognisi dan proses tersebut menilai kemampuan untuk melakukan
informasi sebagai kunci pembelajaran, sehingga dalam pengetahuan dan ketrampilan. Penilaian
peserta didik aktif dan mampu mengemban hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran
tanggung jawab. fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan
Penilaian hasil belajar merupakan sesuatu dari kegiatan dalam proses belajar mengajar
yang penting karena penilaian yang dilakukan fisika di sekolah. Penilaian tersebut idealnya
secara esensial bertujuan untuk mengukur keber- berupa penilaian yang berbasis kelas yang
hasilan pembelajaran yang dilaksanakan pendi- dilakukan oleh pendidik bersangkutan yang
dik dan sekaligus mengukur keberhasilan peser- memahami betul kondisi peserta didiknya.
ta didik dalam penguasaan kompetensi yang Nitko & Brookhart (2007, p. 254) men-
ditentukan. Hal tersebut dapat disimpulkan deskripsikan bahwa kegiatan belajar mengajar
bahwa pendidik dapat melakukan refleksi dan tidak semuanya dilakukan penilaian. Pendidik
evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang yang mengajar membutuhkan ketertarikan dari
dilakukan baik terhadap metode, strategi, media, peserta didik, pengalaman, dan latihan untuk
model pembelajaran dan hal lain yang dilakukan mencapai tujuan pembelajaran. Teknik dan jenis
dalam proses belajar mengajar itu tepat dan penilaian tersebut dapat dilaksanakan melalui
efektif atau sebaliknya. penilaian autentik di sekolah sesuai dengan im-
Frey et al. (2012, p. 14) menyebutkan ele- plementasi Kurikulum 2013. Dengan demikian,
men yang sangat penting yang digambarkan pengetahuan tentang teknik penilaian hasil
dalam penilaian kelas adalah kedalaman peserta belajar merupakan salah satu kompetensi yang
didik terlibat, yaitu mengembangkan atau eva- perlu dimiliki seorang pendidik fisika.
luasi keterampilan dan kemampuan yang mele- Hasil observasi menunjukkan ketidakse-
bihi penilaian diri sendiri. Sejalan dengan suaian antara materi yang diajarkan dengan
penelitian MacLeod (2013, p. 9) menegaskan penilaian yang dilakukan. Penilaian kegiatan
bahwa pembelajaran fisika difokuskan pada kinerja dilakukan melalui daftar pertanyaan pada
kemampuan terbaik peserta didik sebagai per- tingkat pengetahuan. Pertanyaan belum mencer-
spektif fisikawan dan pendidikan yang memung- minkan tujuan dalam penilaian kinerja. Nilai
kinkan hubungan antara isi fisika dan prinsip aspek ketrampilan peserta didik dalam laporan
Science, Tecnhnology, Society, and Environment hasil belajar diambil dari nilai laporan prakti-
(STSE) dalam pendidikan. Dapat disimpulkan kum bukan dari keterampilan maupun kinerja
penerapan penilaian autentik ditunjang selain peserta didik secara nyata dalam kegiatan pem-
pendidik sebagai fasilitator, kesiapan dan keter- belajaran.
libatan peserta didik serta sarana pendukung Mundilarto (2012, p. 4) menyebutkan
untuk pengembangan keterampilan, dan kebijak- bahwa mata pelajaran fisika di SMA dikem-
an kepala sekolah. bangkan mengacu pada karakteristiknya, yang
Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2007 ditujukan mendidik dan melatih peserta didik
Dimensi kompetensi kepala sekolah meliputi mengembangkan kompetensi observasi, eksperi-
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, super- mentasi, serta berpikir dan bersikap ilmiah ber-
visi, dan sosial. Dimensi kompetensi supervisi dasarkan ketentuan yang dibuat satuan sekolah.
terdiri atas kompetensi perencana, pelaksana, Uraian tersebut menunjukkan bahwa kegiatan
dan penindaklanjut hasil supervisi. Keterlaksa- penilaian yang berlangsung di sekolah pada
naan penilaian autentik pada mata pelajaran hasil akhir kegiatan pembelajaran melalui tes
fisika sebagai wujud pelaksanaan tugas profesio- dan non tes diserahkan kepada sekolah melalui

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 114
Tutut Rukmana, Mundilarto

standar proses belajar pada aspek sikap, kete- pengelola yang bekerja keras untuk perkem-
rampilan, dan pengetahuan diharapkan mendu- bangan sekolah. Uraian tersebut menunjukkan
kung karakteristik mata pelajaran fisika. hubungan keterlaksanaan penilaian autentik di
Hasil Ujian Nasional (UN) SMA IPA sekolah antara kebijakan kepala sekolah, pela-
(2013-2014) di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tihan yang diterima pendidik.
sekolah yang ditunjuk mengimplementasikan Berdasarkan uraian tersebut maka dilaku-
kurikulum 2013 (pilot project) kabupaten Sle- kan penelitian “Keterlaksanaan Penilaian Auten-
man untuk mata pelajaran bahasa Indonesia = tik pada Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri di
8,16; bahasa Inggris = 6,57; matematika = 6,41; Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakar-
fisika= 5,79; kimia = 6,06; biologi = 6,89. Hasil ta” yang ditinjau dari kebijakan kepala sekolah
tersebut menunjukkan rata-rata nilai terendah dan pelatihan yang telah didapat pendidik. Pene-
pada mata pelajaran fisika. Hal ini menunjukkan litian tersebut bertujuan untuk: (1) mendeskrip-
bahwa proses belajar mata pelajaran fisika sela- sikan keterlaksanaan penilaian autentik mata
ma tiga tahun diukur dengan tes tertulis selama pelajaran fisika SMA Negeri di Kabupaten Sle-
120 menit dengan perubahan yang meniadakan man DIY, (2) mengidentifikasi kendala keterlak-
nilai minimal untuk kelulusan namun digunakan sanaan penilaian autentik mata pelajaran fisika
sebagai pertimbangan masuk jenjang pendidikan SMA Negeri di Kabupaten Sleman DIY, dan (3)
selanjutnya. Keikutsertaan peserta didik dalam mendeskripsikan hubungan kebijakan kepala
ujian nasional sebagai syarat kelulusan mene- sekolah dan pelatihan yang telah diterima pendi-
gaskan penyerahan kelulusan sebagai hak seko- dik terhadap keterlaksanaan penilaian autentik.
lah, namun hasil UN berpengaruh pertimbangan Keterlaksanaan penilaian autentik oleh
dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Penentu- pendidik meliputi: persepsi, persiapan, pelaksa-
an hasil belajar sepenuhnya diserahkan kepada naan, dan pelaporan. Keterlaksanaan penilaian
sekolah dengan standar mata pelajaran fisika autentik beserta kendala ditunjukkan oleh des-
yang disesuaikan sekolah masing-masing. kripsi data melaui review dokumen, observasi,
Dilema persyaratan penilaian autentik dan wawancara. Review dokumen pendidik me-
dalam kegiatan belajar mengajar sesuai pada lalui hasil pengembangan penilaian pada perang-
Permen Dikbud no 104 (2014) namun hasil kat pembelajaran. Observasi pendidik melalui
akhir peserta didik masih dipengaruhi oleh nilai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Wawan-
UN. Dengan demikian belum menunjukkan cara pendidik melalui kegiatan wawancara seba-
keselarasan antara persyaratan penilaian autentik gai konfirmasi keterlaksanaan penilaian auten-
dengan hasil akhir penilaian tik. Jenis penilaian autentik terdiri atas obser-
Surat Keputusan Penetapan Kelompok vasi, penilaian diri, penilaian antarteman, tes
(cluster) dalam rangka Pendampingan Kuriku- tertulis, penugasan, penilaian kinerja, penilaian
lum (2013) Tahun Anggaran 2013, Surat No: proyek, dan penilaian portofolio.
2647/D2/KP/2013, Tanggal: 31 Juli 2013 me- Pengaruh Kebijakan kepala sekolah meru-
nunjuk tujuh SMA Negeri di Kabupaten Sleman pakan dukungan kepala sekolah terhadap keter-
DI Yogyakarta yang merupakan barometer pen- laksanaan penilaian autentik meliputi: kepemim-
didikan. Hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) pinan, kebijakan terhadap pendidik, kebijakan
pedagogi dan profesional provinsi tersebut terhadap peserta didik, kebijakan terhadap sara-
menunjukkan nilai tertinggi tetapi rata-rata nilai na, dan kebijakan terhadap pembiayaan. Pelatih-
UN mata pelajaran fisika rendah. an yang diterima pendidik merupakan kete-
Subadi et al. (2013, p. 112) mendeskripsi- rangan pelatihan yang pernah diterima dan
kan empat masalah yang dihadapi pendidik berhubungan dengan penilaian autentik selama
dalam perbaikan diri profesionalisme pendidik lima tahun terakhir. Kriteria pelatihan yang
meliputi masalah internal, eksternal, komitmen, diterima pendidik terdiri atas pendidik sebagai
dan perhatian pendidik. Uangkapan tersebut instruktur, pendidik yang pernah mendapat
menyarankan untuk membuat strategi kebijakan pelatihan, dan pendidik yang belum pernah
mendirikan sistem pendidikan pengembangan mendapat pelatihan.
perbaikan kualitas pendidik melalui pelatihan
METODE
berkelanjutan, konsultasi berdasarkan imple-
mentasi dan alternatif pengembangan pendidik Penelitian merupakan penelitian survei
profesional. Bakri (2012, p. 9) menyebutkan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
pengaruh hasil dari model kepemimpinan ki- kualitatif mengenai keterlaksanaan penilaian
nerja sekolah tinggi dibentuk dari pedoman

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 115
Tutut Rukmana, Mundilarto

autentik mata pelajaran fisika ditinjau kebijakan skor dari masing-masing variabel dan indikator
kepala sekolah dan pelatihan pendidik. angket, (2) menghitung rata-rata skor tiap
indikator pada angket dan aspek pada lembar
Waktu dan Tempat Penelitian
review dokumen, observasi, dan wawancara, (3)
Penelitian dilakukan pada tujuh SMA menghitung rata-rata skor total, (4) menghitung
Negeri di Kabupaten Sleman DIY yang dilaksa- persentase indikator dan aspek, (5) mengategori-
nakan pada bulan Februari 2015 - Mei 2015. kan keterlaksanaan melalui skor angket.
Subjek Penelitian Tabel 1. Kriteria Kategori Keterlaksanaan
Populasi dalam penelitian ini adalah Kategori Skor
seluruh SMA di Kabupaten Sleman yang telah Rendah X < ( - 1,0 )
megimplementasikan kurikulum 2013 sejak ta- Sedang ( + 1,0 )  X < ( + 1,0 )
hun ajaran 2013/2014 yaitu SMA A, B, C, D, E, Tinggi ( + 1,0 )  X
F, G. Pengambilan sampel menggunakan teknik Sumber: (Azwar, 2015, p. 149)
purposive sampling yang didasarkan kriteria
Teknik analisis korelasi digunakan untuk
tertentu yaitu penerapan Kurikulum 2013 pada
mengetahui hubungan kebijakan kepala sekolah
sekolah pilot project. Sampel dalam penelitian
(X1) dan pelatihan pendidik (X2) dengan keter-
ini, terdiri atas tujuh sekolah dan seluruh
laksanaan penilaian autentik (Y). Uji korelasi
pendidik mata pelajaran fisika kelas XI.
(X1) dan (Y) menggunakan Spearman Rank. Uji
Variabel Penelitian korelasi (X2) dan (Y) menggunakan Chi Square
yang didukung dengan uji beda Kruskal Wallis.
Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: keterlaksanaan penilaian autentik Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi
pada mata pelajaran fisika SMA Negeri di Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Kabupaten Sleman, kebijakan kepala sekolah, 0,000 - 0,199 sangat lemah
dan pelatihan yang diterima pendidik tentang 0,200 - 0,399 lemah
penilaian autentik dalam Kurikulum 2013. 0,400 - 0,599 cukup
0,600 - 0,799 kuat
Prosedur Penelitian
0,800 - 1,000 sangat kuat
Teknik pengumpulan data dalam peneliti- Sumber: Sugiono, (2012, p. 231)
an ini meliputi teknik angket, observasi, dan
wawancara. Teknik angket menggunakan instru- HASIL DAN PEMBAHASAN
men berupa lembar angket. Teknik angket digu- Hasil analisis keterlaksanaan penilaian
nakan untuk mengungkap data keterlaksanaan autentik meliputi indikator persepsi, persiapan,
penilaian autentik oleh pendidik, kebijakan pelaksanaan, dan pelaporan pada Tabel 3.
sekolah, dan pelatihan pendidik. Teknik obser-
Tabel 3. Keterlaksanaan Penilaian Autentik
vasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan
penilaian autentik aspek sikap, pengetahuan, dan Kode
Skor (total) Skor (%) Kategori
keterampilan. Observasi meliputi pelaksanaan Pendidik
dan persiapan. Alat pengumpul data observasi A1 42 48 Rendah
meliputi lembar observasi pelaksanaan dan lem- A2 50 57 Rendah
bar review dokumen ketersediaan perangkat B1 75 85 Baik
B2 54 61 sedang
penilaian pembelajaran. Teknik wawancara di-
B3 78 89 Baik
gunakan untuk mengetahui kesesuaian peren- C1 84 95 Baik
canaan, pelaksanaan, dan kendalanya. D1 60 68 Baik
Teknik Analisis Data D2 52 59 sedang
E1 81 92 Baik
Teknik analisis data menggunakan des- F1 55 63 sedang
kripsi data dan analisis korelasi. Teknik analisis F2 48 55 rendah
deskripsi digunakan untuk menganalisis data G1 57 65 sedang
deskripsi data keterlaksanaan penilaian autentik Rata-rata 61 70 Baik
dan kendalanya berdasarkan skor angket pendi-
Keterlaksanaan penilaian autentik mata
dik, review dokumen, observasi, dan wawan-
pelajaran fisika SMA Negeri di Kabupaten
cara. Analisis data yang dilakukan dengan cara
Sleman DIY rata-rata sebesar 70% berdasarkan
(1) menjumlahkan dan mengonversi skala sama
skor angket pendidik. Hasil keterlaksanaan

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 116
Tutut Rukmana, Mundilarto

penilaian autentik mata pelajaran fisika SMA Pengamatan kepada pendidik tersebut dilakukan
Negeri di Kabupaten Sleman DIY didukung secara langsung belum memberikan kesempatan
berdasarkan hasil review data, observasi, dan pendidik untuk mempersiapkan kegiatan belajar
wawancara. mengajar.
Hasil review dokumen menunjukkan per-
Tabel 4. Indikator Keterlaksanaan
siapan penilaian dalam perangkat pembelajaran
No Indikator Keterlaksanaan (%) disusun bersama di Musyawarah Guru Mata
1 Persepsi 67 Pelajaran (MGMP). Pertemuan MGMP oleh
2 Persiapan 67 pendidik IPA pada pendidik fisika diselanggara-
3 Pelaksanaan 70 kan setiap sabtu pada minggu efektif kegiatan
4 Pelaporan 79 belajar mengajar, sehingga ditemukan hasil
Rata-rata keseluruhan 70 persiapan perangkat penilaian dengan beberapa
Persepsi pendidik meliputi tanggapan aspek yang sama dan telah disesuaikan dengan
antusias dan penerapan, persiapan, pelaksanaan, kondisi sekolah dan kemampuan masing-ma-
dan pelaporan. Persepsi tersebut terlihat dalam sing. Pertemuan rutin tersebut membahas per-
skor angket Tabel 3 dihubungkan dengan perbe- sepsi pendidik fisika dalam inovasi kegiatan
daan review dokumen dan observasi Tabel 4. belajar mengajar termasuk penerapan penilaian
Tabel 4 merupakan pelaksanaan penilaian autentik.
autentik pada mata pelajaran fisika SMA Negeri Hasil observasi menunjukkan kegiatan
di Kabupaten Sleman melalui review dokumen, penilaian autentik mayoritas melalui penugasan
observasi, dan wawancara meliputi aspek sikap, dan tes. Penilaian sikap dilakukan dengan ber-
pengetahuan, dan keterampilan. Skor review do- bagai teknik meliputi dalam kegiatan belajar
kumen dari ketersediaan lembar penilaian pada mengajar, di akhir kegiatan belajar, dan di akhir
perangkat pembelajaran. Skor observasi dari semester. Penilaian keterampilan dilakukan
kegiatan observasi pelaksanaan selama kegiatan bergantung pada kondisi sekolah masing-ma-
belajar mengajar di dalam atau di luar kelas sing. SMAN 2 Ngaglik menunjukkan penerapan
berlangsung minimal tiga kali pertemuan. Skor penilaian autentik melalui kegiatan praktikum
wawancara didapat dari kegiatan wawancara terjadwal selama satu semester pada jam khusus
yang dilakukan kepada pendidik mata pelajaran meliputi kinerja, pelaporan, dan uji responsi.
fisika di luar jam kegiatan belajar mengajar. SMAN 1 Sleman dan SMAN 1 Pakem menun-
jukkan penerapan penilaian autentik dengan
Tabel 5. Skor Review, Observasi, Wawancara mengintegrasi program komputer dengan kegiat-
Kode Review Observasi wawancara an fisika melalui pembuatan video yang dipre-
A1 6 7 7 sentasikan dan didiskusikan bersama.
A2 8 8 7 Hasil wawancara menunjukkan kesesuai-
B1 11 8 6 an antara hasil review dokumen kegiatan obser-
B2 11 12 10 vasi. Pendidik mengungkapkan bahwa kegiatan
B3 11 6 7 penilaian autentik dilaksanakan berdasarkan
C1 9 12 12
kemampuan masing-masing pendidik. Pendidik
D1 8 12 10
D2 8 10 9 yang mengampu kelas XI dengan rombel (rom-
E1 8 12 10 bongan belajar) sedikit belum mempersiapkan
FI 5 9 7 penilaian karena fokus pendidik tersebut pada
F2 12 8 11 UN. Tiga pendidik tersebut dapat dilakukan
G1 11 9 11 pengamatan review dokumen, observasi, dan
(%) 75 78 74 wawancara setelah UN berlangsung. Pendidik
selaku instruktur mendeskripsikan bahwa ke-
Tabel 5 menunjukkan perbedaan hasil
giatan penilaian autentik dapat dilakukan secara
skor angket dan observasi pada pendidik kode B
bersama/tim, sehingga pendidik fokus dalam
(B1, B2, B3) dan kode F2. Pendidik kode B
penanaman konsep dan penilaian autentik peser-
merupakan sekolah dengan pelaksanaan kegiat-
ta didik dapat dibuktikan secara langsung
an belajar mengajar melalui tim pembelajaran.
Tabel 6 menunjukkan hasil rekapitulasi
Satu kelas XI diampu oleh dua pendidik dengan
aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, dan tin-
pembagian materi dan latihan soal. Kode F2
dak lanjut melalui review dokumen, observasi,
merupakan pendidik yang memiliki persiapan
dan wawancara. Aspek pengetahuan dan tindak
penilaian perangkat pembelajaran yang baik.
lanjut memiliki bagian terbesar dalam kegiatan

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 117
Tutut Rukmana, Mundilarto

belajar mengajar. Aspek sikap dan keterampilan pelaksanaan selama dan sesudah proses pem-
memiliki persentase yang berdekatan. belajaran berlangsung, formatif dan sumatif,
keterampilan dan performansi, berkesinambung-
Tabel 6. Apek Keterlaksanaan
an, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai
No Aspek yang diamati (%) feed back. Dengan demikian terdapat perbedaan
1 Sikap 56 hasil data antara review dokumen, observasi,
2 Pengetahuan 97 dan wawancara karena saat pelaksanaan penilai-
3 Keterampilan 69 an autentik tidak sesuai dengan perencanaan
4 Tindak lanjut 86 yang dilakukan.
Rata-rata keseluruhan 77 Pendidik menjelaskan pelaporan dilaku-
Kesamaan dalam penilaian keterampilan kan dengan teknik yang menghasilkan memu-
melalaui kegiatan lomba roket yang antar seko- dahkan untuk penyekoran yang reliabel. Pela-
lah sehingga diterapkan oleh tujuh sekolah pilot poran dilaksanakan sesuai kemampuan pendidik
project. Teknik penilaian melalui obsevasi, ang- dan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
ket, dan tugas mendominasi. Sedangkan tindak yang ditunjukkan melalui wawancara.
lanjut bergantung pada kondisi peserta didik Majid (2008, p. 187) mendeskripsikan
baik remidi maupun pengayaan. Perbaikan me- penilaian autentik terdiri atas proses yang tak
lalui penilaian autentik dalam kegiatan belajar terpisahkan dari pembelajaran; mencerminkan
mengajar selalu dilaksanakan secara tertulis masalah dunia nyata; menggunakan berbagai
maupun tidak tertulis. ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai karak-
Persiapan terlihat dari observasi dokumen teristik, dan esensi pengalaman belajar; dan
pada hasil lembar review dokumen persiapan bersifat holistik yang mencakup semua aspek
penilaian. Kelengkapan persiapan pendidik da- dari pembelajaran (sikap, pengetahuan, dan
lam kategori baik secara administratif. Hal keterampilan). Perinsip penilaian mengarahkan
tersebut ditunjukkan dari bentuk persiapan pendidik untuk menyusun penilaian tersebut
perangkat penilaian yang sama. Reynolds et al. secara berencana dan sistematis yang berfungsi
(2009, p. 268) merekomendasikan untuk mem- sebagai motivasi, belajar tuntas, efektivitas
batasi pengukuran penilaian autentik pada tujuan pengajaran dan umpan balik.
pembelajaran yang tidak sesuai. Dengan demiki- Dengan demikian pendidik selalu melaku-
an menunjukkan hasil perencanaan yang dila- kan perbaikan berdasarkan penilaian dan penga-
kukan belum sesuai dengan kemampuan pendi- laman yang ditunjukkan melalui arsip yang
dik. Rencana pembelajaran tersebut belum selalu bertambah yang diselipkan pada perenca-
mencakup kriteria, batasan, dan rubrik penilaian. naan sebagai perbaikan selanjutnya.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Kendala pelaksanaan penilaian autentik
pada materi fisika didominasi pendidik dalam pada mata pelajaran fisika SMA Negeri di
penanaman konsep. Dominasi konsep, persama- Kabupaten Sleman Derah Istimewa Yogyakarta
an, dan latihan soal pada materi teori kinetik gas dianalisis dalam empat indikator yaitu persepsi,
dan gelombang. Pendidik memberikan batasan/ persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan penilaian
rambu-rambu untuk peserta didik melakukan autentik oleh pendidik.
eksplorasi/penjelajahan terhadap materi pema- Persepsi meliputi tanggapan dan antusias
nasan global. Peserta didik memiliki kebebasan terhadap pelaksanaan penilaian autentik sebesar
untuk memanfaatkan sarana yang ada di sekolah 67% pada pendidik yang telah dan belum men-
meliputi jaringan internet melalui wifi, per- dapatkan pelatihan. Pendidik memiliki berbagai
pustakaan, dan lingkungan sekolah. Terdapat persepsi terhadap ketelaksanaan penilaian auten-
kegiatan penilaian dilakukan belum sesuai tik. Pendidik mendeskripsikan persepsi penilaian
dengan perencanaan penilaian yang disesuaikan autentik yang luas dan menyeluruh, sehingga
dengan kondisi sekolah. pendidik melakukan penilaian tertulis/paper and
Pelaksanaan penilaian portofolio dan pro- pencil. Kegiatan penilaian tes tulis merupakan
duk termasuk jarang dilakukan SMAN 2 bagian dalam penilaian autentik.
Ngaglik memberikan penilaian produk membuat Pendidik yang juga sebagai instruktur
roller coaster dengan kriteria tertentu yang mendeskripsikan bahwa penilaian autentik sulit
ditentukan pendidik. Kegiatan tersebut dilaku- dilakukan sehingga diterapkan sesuai kemam-
kan di akhir semester dengan anggota seluruh puan dan keadaan sekolah. Kesulitan yang diha-
peserta didik dalam satu rombongan belajar. dapi adalah kegiatan menuliskan hasil penilaian
Triatno (2008, p. 37) mendeskripsikan bahwa yang secara langsung dalam lembar penilaian.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 118
Tutut Rukmana, Mundilarto

Penerapan kegiatan tersebut akan berjalan lancar tik dapat berjalan dengan bantuan tim pendidik
apabila kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam kelas dan kesesuaian jenis materi fisika
secara berkelompok atau tim. Tes tertulis meru- dengan pemilihan jenis penilaian.
pakan bagian penilaian autentik apabila tes ter- Kekurangan tersebut diantaranya diper-
sebut dapat mewakili dan sesuai dengan lukan kualitas terbaik untuk keahlian penugasan
keterampilan yang diukur. dan penyekoran rubrik; kegiatan menilai dan
Persiapan perangkat keseluruhan yang respon peserta didik memerlukan waktu yang
dimiliki pendidik hampir sama dan beberapa lama; validitas dan reliabilitas hasil penilaian
pendidik yang mengampu kelas XII belum me- yang kurang; sedikit informasi yang dapat
miliki persiapan penilaian perangkat pembel- dibuktikan dari penugasan; kelemahan untuk
ajaran. Apabila dibandingkan dengan pendidik mencapai target pembelajaran dengan baik;
yang mengampu kegiatan belajar mengajar pada penilaian yang menakutkan bagi peserta didik;
tingkat yang sama menunjukkan kesiapan dalam kemampuan untuk memperhatikan kebudayan
perangkat pembelajaran. Pendidik tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
mampu memberikan variasi jenis penilaian dan Hasil wawancara menunjukkan pendidik
persiapan alat dan bahan sebelum kegiatan kesulitan mengelola waktu untuk menyekor
belajar mengajar. peserta didik karena aspek yang dinilai cukup
Dua pendidik mendeskripsikan bahwa luas. Pendidik menyampaikan bahwa sarana
pendidik tidak melakukan penilaian autentik. sekolah belum mampu memenuhi kebutuhan
Namun dalam observasi menunjukkan dalam seluruh peserta didik.
kegiatan belajar mengajar telah melakukan Bubb & Earley (2005, p. 5) menyebutkan
penerapan penilaian autentik secara alami. pendidik menghasbiskan seperempat waktunya
Dengan demikian persepsi penilaian autentik untuk menyiapkan dan melaksanakan penilian.
berbeda setiap pendidik sehingga memengaruhi Pendidik juga diberikan beban kerja yang telah
persiapan perencanaan perangkat penilaian diatur dengan 24 jam seminggu. Hal tersebut
pembelajaran. memberikan kegiatan penuh selama satu ming-
Perbedaan dan kelemahan pendidik dalam gu. Jabatan dalam sekolah juga memengaruhi
pelaksanaan penilaian autentik adalah belum kegiatan keluar kelas. Dampak bekerja terus
secara langsung menuliskan hasil penilaian. menerus yaitu pelanggaran dan hidup yang tidak
Pendidik biasanya melakukan penilaian secara seimbang. Pekerja yang baik mengenali nilai
holistik/ menyeluruh di akhir kegiatan belajar dan efektivitas harga untuk mendukung staf.
mengajar. Pelaksanaan kegiatan belajar meng- Pendidik D1 menjelaskan bahwa pendidik yang
ajar dalam penilaian dipengaruhi oleh jabatan menyeimbangkan dengan mengganti kegiatan
pendidik. Tambahan jabatan memberikan penga- belajar mengajar dengan pendidik lain atau
ruh dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidik dalam keadaan mendesak dilakukan penugasan
juga mendeskripsikan pengaruh tersebut mem- mandiri.
berikan dampak terhadap peserta didik pada ke- Kelengkapan persiapan penilaian perang-
adaan yang tidak mudah. Keadaan untuk mem- kat pembelajaran pada pendidik SMAN 1 Seye-
berikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar gan hingga pada tindak lanjut: remidial, peng-
yang baik dengan kegiatan yang menutut jabatan ayaan, dan analisis kegiatan belajar mengajar.
tambahan yang dimiliki pendidik. Pendidik A1 dan A2 tidak melakukan kegiatan
Nitko (2007, pp. 254-256) mendeskripsi- tidak lanjut pengayaan karena peserta didik
kan kelebihan penilaian autentik meliputi penu- dianggap belum tuntas, dan kegiatan remidi
gasan yang mampu menglarifikasi tujuan yang dilakukan dengan memperbaiki soal yang sama
kompleks; mengetahui kemampuan peserta dan belum tuntas. Pendidik secara terus menerus
didik untuk mengerjakan, dan konsisten terha- berusaha memperbaiki kegiatan belajar meng-
dap teori pembelajaran modern pada pengetahu- ajar yang ditunjukkan pada persiapan penilaian
an awal/prior knowlege; keterkaiatan dan integ- pada perangkat pembelajaran yang selalu ber-
rasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampu- tambah dengan inovasi yang dilakukan
an; hubungan terdekat dengan kegiatan pem- pendidik.
belajaran; pendekatan penilaian yang luas; dan Jones (1998, pp. 109-110) mendeskripsi-
kesesuaian proses dan produk. Hasil wawancara kan bahwa hubungan pendidik dan peserta didik
menunjukkan bahwa pendidik mendukung ke- sangat penting dalam mempengaruhi perilaku
giatan penilaian autentik namun pelaksanaan dan kemajuan. Jameson (2006, p. 161) menjelas-
disesuaikan dengan kemapuan. Penilaian auten- kan bahwa penempatan prioritas tertinggi pada

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 119
Tutut Rukmana, Mundilarto

kesuksesan peserta didik dan dimensi moral. angket kesiapan meliputi persiapan, kemampuan
Singh et al. (2010, p. 3) menyebutkan penyebab menunjukkan dan memanfaatkan ketersediaan
kenaikan antusiasme dan kepercayaan diri peser- sarana, dan ketertarikan dalam penilaian auten-
ta didik melalui dukungan pembuktian kesem- tik terdiri atas 20 butir angket.
patan dan pembukaan pada kegiatan belajar Angket hubungan kebijakan kepala seko-
fisika. Masukan yang diberikan pendidik dalam lah keterlaksanaan penilaian autentik merupakan
pelaksanaan penilaian autentik mata pelajaran implementasi kebijakan kepala sekolah Hasil
fisika SMA di Sleman adanya tim pendidik, korelasi menunjukkan hubungan positif antar
dukungan sarana dan prasarana, dan tujuan indikator oleh kepala sekolah berkisar 0,781
penilaian autentik yang disesuaikan dengan dibulatkan 0,8 menunjukkan kategori kuat. Hasil
kebutuhan. tersebut menunjukkan bahwa kebijakan yang
Bubb & Earley (2005, p. 107) mengemu- dilakukan oleh kepala sekolah dalam keterlak-
kakan bahwa penggunaan agenda rencana sanaan penilaian autentik baik, saling berhu-
kegiatan dalam satu tahun untuk mempertim- bungan, dan seimbang. Hal tersebut telah meme-
bangkan beban kerja di sekolah dan keterampil- nuhi dengan standar kompetensi profesional
an yang dibutuhkan. Vescio (2007, p. 80) me- kepala sekolah. Dengan demikian semakin
nyebutkan upaya pengaruh dokumen komunitas tinggi kebijakan kepala sekolah semakin baik
pendidik profesional termasuk pada kegitan ketrlaksanaan penilaian autentik.
belajar mengajar. Education’s (2010, p. 26) Hasil korelasi tersebut menunjukkan hu-
menyebutkan rencana pembelajaran tahunan bungan positif dengan mereduksi tiga responden
merupakan bukti sarana pengalaman pembel- terdiri atas C1, E1, dan G1. Responden tersebut
ajaran pendidik profesional selama penilaian merupakan pendidik yang memahami penerapan
tahunan. penilaian autentik karena pendidik tersebut
Dengan demikian kendala dalam keterlak- mengampu kurikulum di sekolah. Tiga terspon-
sanaan penilaian autentik meliputi jenis materi, den tersebut menunjukkan hubungan/korelasi
waktu, kondisi sekolah, dan kemampuan pendi- negatif. Angket keterlaksanaan lebih besar dari-
dik yang dipengaruhi oleh beban kerja pendidik. pada kebijakan tersebut dikarenakan pendidik
Masukan pendidik meliputi adanya tim dalam memahami penilaian autentik dengan pendidik
kegiatan belajar mengajar, dukungan sarana memegang kedudukan/jabatan kurikulum di
pendukung, dan kesesuaian materi pelajaran sekolah dan dukungan kebijakan kepala sekolah
fisika dengan kebutuhan di lapangan. yang cukup. Pendidik tersebut juga memberikan
inovasi dan trobosan baru dalam penilaian
Tabel 7. Hubungan Kebijakan dan Pelatihan
autentik karena inovasi dan trobosan penilaian
Koef autentik oleh pendidik sangat baik.
No Korelasi Sig Hubungan
Korelasi Nurdin, & Usman (2013, p. 205) menye-
1 X1 – Y 0,781 0,013 kuat butkan bentuk dukungan kepala sekolah berupa
2 X2 – Y - 0,787 tidak ada loyalitas menjalankan tugas sebagai kepala se-
Hubungan pelaksanaan penilaian autentik kolah. Hal tersebut ditunjukkan melalui kebijak-
dengan kebijakan kepala sekolah dan pelatihan an terhadap pendidik, sarana, peserta didik, dan
yang telah diterima pendidik. Angket kebijakan pembiayaan dalam mendukung keterlaksanaan
kepala sekolah meliputi lima indikator yaitu ke- penilaian autentik.
pemimpinan, kebijakan pendidik, kebijakan sa- Lukum (2013, p.78) mendeskripsikan pe-
rana dan prasarana, kebijakan peserta didik, dan ngertian pembuat kebijakan pada implementasi
kebijakan pembiayaan yang terdiri atas 24 butir masih dibatasi pada pemahaman pada peraturan
angket valid. Angket keterlaksanaan pendidik sehingga implementasi belum maksimal. Hal
fisika meliputi empat indikator yaitu persepsi, tersebut menjadi pertimbangan kepala sekolah
persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan yang dalam mengikuti peraturan yang diterapkan.
teriri dari 22 butir angket valid. Penelitian yang dilakukan terhadap SMA Negeri
Selanjutnya angket pendukung merupa- pada pilot project karena terdapat sekolah swas-
kan angket peserta didik tentang keterlaksanaan ta yang belum menerapkan Kurikulum 2013.
penilaian autentik yang dilakukan pendidik dan
kesiapan peserta didik dalam penilaian autentik.
Indikator angket keterlaksanaan meliputi jenis
pelaksanaan, format penilaian, dan kegiatan
yang terdiri atas 20 butir angket. Indikator

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 120
Tutut Rukmana, Mundilarto

Tabel 8. Persentase Pelatihan Pendidik pendidik. Hubungan kebijakan kepala sekolah


terhadap keterlaksanaan penilaian autentik kate-
Kategori Pelatihan Jumlah Jumlah
Pendidik Pendidik (%) gori kuat, dan tidak terdapat hubungan antara
Telah pelatihan 6 50 pelatihan yang telah diterima pendidik dan
Belum pelatihan 4 33 keterlaksanaan penilaian autentik.
Instruktur pelatihan 2 17 Saran
Total 12 100
Bertitik tolak pada kesimpulan hasil pene-
Pelatihan yang diikuti pendidik dalam litian, berikut ini beberapa saran yang berkaitan
lima tahun terakhir cukup beragam. Pendidik dengan penelitian ini sebagai berikut. Pemerin-
yang telah mendapatkan pelatihan kurikulum tah diharapkan membuat peraturan pelaksanaan
2013 sebesar 50%, pendidik yang belum menda- penilaian autentik melalui surat edaran dan
patkan pelatihan kurikulum 2013 sebesar 33%, himbauan penerapan penilaian autentik pada
dan pendidik selaku instruktur sebesar 17% ber- mata pelajaran fisika. Pendidik diharapkan me-
dasarkan sampel pendidik fisika SMA Negeri di nerapkan pelaksanaan penilaian autentik mata
Kabupaten Sleman, sehingga belum seluruhnya pelajaran fisika SMA Negeri sesuai dengan per-
pendidik mendapat konsep penilaian autentik. siapan penilaian perangkat pembelajaran melalui
Tabel 9. Pelatihan dan Keterlaksanaan implikasi sesuai peraturan yang telah ditetapkan.
Peneliti kendala selama pelaksanaan observasi
kategori
Pelatihan Pendidik
keterlaksanaan Total penilaian autentik di sekolah dapat dikurangi
dan Keterlaksanaan melalui pendekatan dengan warga sekolah.
rendahsedangtinggi
belum 0 1 3 4
DAFTAR PUSTAKA
pelatihan
Pelatihan
Sudah 1 1 4 6 Azim, S., & Khan, M. (2012, May). Authentic
pendidik
pelatihan assessment: An instructional tool to
instruktur 0 0 2 2 enhance students learning. Academic
Total 1 2 9 12 Research International, 2(3), 314-320.
Standar penilaian berbasis kelas yang Retrieved July 10, 2014
diterapkan pada KTSP tidak berbeda jauh de- Azwar, S. (2015). penyusunan skala psikologi
ngan syarat sistem penilaian autentik dalam (edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kurikulum 2013. Tidak terdapat hubungan dan
perbedaan pelatihan yang telah diterima pendi- Bakri, N. A. (2012). Administrators' leadership
dik terhadap pelaksanaan penilaian autentik. effectiveness in high performance
Selanjutnya dilakukan Uji beda (X2) dan Y sig- schools: A change. International Journal
nifikansi 0,562 menunjukan tidak ada perbedaan of Economics and Management Sciences,
antara pelatihan pendidik dengan keterlaksanaan 2(5), 9-15.
penilaian autentik. Bubb, S., & Earley, P. (2005). Managing
Dapat disimpulkan hal tesebut karena teacher workload, work-life blance
pendidik bisa mendapatkan informasi melalui wellbeing. Oliver's Yard, London: PCP
pengalaman penilaian sebelumnya, internet, Paul Chapman Publising.
teman sejawat, guru inti, instruktur, dan kegiatan
MGMP. Cordell, R. M., & Fisher, L. F. (2010, April 15).
Reference questions as an authentic
SIMPULAN DAN SARAN assessment of information literacy.
Simpulan Franklin D. Schurz Library, Indiana
University South Bend, South Bend,
Berdasarkan hasil penelitian dapat disim- Indiana, USA, Emerald Group Publising
pulkan. Keterlaksanaan penilaian autentik mata Limited (www.emeraldinsight.com/0090-
pelajaran SMA Negeri di Kabupaten Sleman 7324.htm), 38, 474-481.
Daerah Istimewa Yogyakarta kategori baik.
Kendala keterlaksanaan penilaian autentik mata Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003
pelajaran fisika SMA Negeri di Kabupaten Sle- tentang Sistem Pendidikan Nasional.
man Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi jenis Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah Re-
materi, waktu, kondisi sekolah, dan kemampuan publik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
pendidik yang dipengaruhi oleh beban kerja tetang Standar Nasional Pendidikan.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820
Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 2 (1), 2016 - 121
Tutut Rukmana, Mundilarto

Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran


Pendidikan Nasional Republik Indonesia mengembangkan standar kompetensi
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kepala Sekolah/ Madrasah. Bandung.
Depdiknas. (2007). Peraturan Menteri Mundilarto. (2012). Penilaian hasil belajar
Pendidikan Nasional Republik Indonesia fisika. Yogyakarta: UNY Press.
Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Newmann, et al. (2007). Authentic instruction
Penilaian Pendidikan.
and assessment (common standarfor rigot
Education’s, t. M. (2010). Teacher performance and relevance in teaching academic
appraisal – technical requirements subjects). Chicago: The Iowa Department
manual. Ontarlo. of Education.
Frey, et al. (2012, January). Defining authentic Nitko, A. J., & Broohart, S. M. (2011).
classroom assessment. Practical Educational assessment of students, (sixth
Assessment Research & Evaluation, edition). Boston: Pearson.
17(2), 1-18.
Nitko, A. J., & Broohart, S. M.. (2007).
Jameson, J. (2006). Leadership in post Educational assessment of students (fifth
compulsory education , inspiring leaders edition). Boston: Pearson Education, Inc.
of the future. Chiswick High Road,
Nurdin, M., & Usman, H. (2013).
London: David Fulton Publishers.
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar
Jones, V. F., & Jones, L. S. (1998). Negeri 1 Taliwan Kabupaten Sumbawa
Comprehensive classroom management Barat. Jurnal Akuntabilitas Manajemen
(fifth edition). Needham Height, Mass, Pendidikan, 1(2). 205-218
USA: Allyn & Bacon.
Reynolds, et al. (2009). Measurement and
Kemdikbud. (2013). Model penilaian hasil assessment in education. Upper Saddle
belajar peserta didik sma (sekolah River, New Jersey: Pearson Education,
menengah atas). Kementerian Pendidikan Inc.
dan Kebudayaan Direktoran Jenderal
Singh, C., Moin, L., & Schunn, C. D. (2010).
Pendidikan Menengah Direktorat
Introduction to physics teaching for
Pembinaan SMA.
science and engineering undergraduates.
Kemdikbud. (2013). Peraturan Menteri Journal of Physics Teacher Education,
Pendidikan dan Kebudayaan Republik 5(3), 1-34.
Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Subadi, et al. (2013). A lesson study as a
Standar Penilaian Pendidikan.
development model of proffesional
Kemdikbud. (2014). Peraturan Menteri teachers. International Journal of
Penddikan dan Kebudayaan Republik Education, 5(2), 102-114.
Indonesia Nomor 104 Tahun 2014
Sugiono. (2012). Stastika untuk penelitian.
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Bandung: Alfabeta.
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Triatno. (2008). Mendesain pembelajaran
kontekstual (contextual teaching and
Lukum, A. (2013). Evaluation of science
learning) di kelas. Jakarta: Cerdas
learning supervision on secondary
Pustaka Publisher.
schools. International Journal of
Education, 5(4), 61-81. Vescio, V., & Dorene Ross, A. A. (2007). A
review of research on the impact of
MacLeod, K. (2013, July 16). Physics education
professional learning communities on
and stse (science, technology, society, and
teaching practice and student learning.
environment): Perspectives from the
Teaching and Teacher Education, (24),
literature. European J of Physics
80-91.
Education (EJPE), 4(4), 1-12.

Copyright © 2016, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA


Print ISSN: 2406-9205, Online ISSN: 2477-4820

Anda mungkin juga menyukai