Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2338-1027

September 2018 Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2 : 13-18

EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN


PENDEKATAN SAINTIFIK

Ruhma Nursyarifah1*), Chaerul Rochman1, Dindin Nasrudin1, Endah Kurnia Yuningsih1, Abdul
Latif2
1
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H. Nasution No. 105, Bandung 40614, Jawa
Barat
2
MA YPP Sukamiskin Kota Bandung

* Email: ruhmanursyarifah@gmail.com

ABSTRAK

Penerapan pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk membentuk sikap ilmiah peserta
didik. Selama ini, guru mengalami kesulitan untuk mengukur sikap ilmiah tiap individu peserta didik. Tujuan
paper ini adalah ingin mengungkapkan penggunaan teknik penilaian Authentic Assesment Based on
Teaching and Learning Trajectory (AABTLT) with Student Activity Sheet (SAS) dalam mengukur sikap ilmiah
peserta didik. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan langkah-langkah: 1.
Penyusunan RPP menggunakan pendekatan saintifik, 2) Penyusunan bahan pembelajaran, instrument dan
rubrik penilaian, 3) Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian
AABTLT with SAS, 4) Pengolahan dan analisis data. 5) Pelaporan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa;
Penggunaan teknik AABTLT with SAS sangat efektif dalam mengukur perilaku saintifik dan proses
pembelajaran terekam secara lengkap. Penilaian ini menyimpulkan bahwa dengan teknik AABTLT with SAS
dapat mengukur efektivitas proses pembelajaran fisika menggunakan pendekatan saintifik.

Kata Kunci: AABTLT with SAS; Efektivitas Proses Pembelajaran; Pendekatan Saintifik

ABSTRACK

The application of the scientific approach from the curriculum 2013 aims to shape the scientific attitude to
learners. During this time, teachers have difficulty to measure the scientific attitude to each individual
learner. The purpose of this paper is to express the use of the Authentic Assessment Based Teacher and
Learning Trajectory (AABTLT) assessment technique with Student Activity Sheet (SAS) in measuring
students' scientific attitudes. This research method uses descriptive method of steps: 1. Preparation of RPP
using scientific approach, 2) Preparation of learning materials, instrument and rubric assessment, 3)
Implementation of learning by applying scientific approach and assessment AABTLT with SAS, 4)
Processing and data analysis. 5) Reporting. The results showed that; The use of AABTLT with SAS
techniques is very effective in measuring scientific behavior and the learning process is recorded completely.
This assessment concludes that with AABTLT technique with SAS can measure the effectiveness of physics
learning process using scientific approach.

Keywords: AABTLT with SAS; Effectiveness of learning process; scientific approach

PENDAHULUAN menggunakan pendekatan saintifik, yaitu


pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
Kurikulum merupakan salah satu unsur peserta didik yang memiliki kriteria pendekatan
sumberdaya pendidikan yang memberikan saintifik sebagai berikut. (1) Materi
kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses pembelajaran berbasis pada fakta atau
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika
Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira -
budaya dan karakter bangsa, berbasis kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
peradaban, dan berbasis pada kompetensi. (2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas
untuk semua jenjang dilaksanakan dengan dari prasangka yang serta - merta, pemikiran

13
Ruhma Nursyarifah, dkk – Efektivitas Proses Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik

subjektif, atau penalaran yang menyimpang lintasan mengajar pendidik dan lintasan belajar
dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan peserta didik atau authentic assessment based
menginspirasi peserta didik berpikir secara on teaching and learning trajectory (AABTTL).
kritis, analistis, dan tepat dalam Sebagai alat untuk mengungkapkan lintasan
mengidentifikasi, memahami, memecahkan belajar peserta didik adalah Student Activity
masalah, dan mengaplikasikan materi Sheet (SAS). Penggunaan model SAS dan
pembelajaran. (4) Mendorong dan AABTLT didasarkan pada pernyataan bahwa
menginspirasi peserta didik mampu berpikir evaluasi harus dapat menggambarkan
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, deskripsi peserta didik tentang dunia nyata,
dan tautan satu sama lain dari materi melatih kemampuan berpikir dan metakognisi,
pembelajaran. (5) Mendorong dan mengembangkan wacana dan
menginspirasi peserta didik mampu mendeskripsikan berbagai pilihan [3]. Untuk
memahami, menerapkan, dan menerapkan lintasan mengajar pendidik akan
mengembangkan pola berpikir yang rasional digunakan langkah pembelajaran model 5E
dan objektif dalam merespon materi ((Engage, Explore, Explain, Elaborate, and
pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori, Evaluate) [4].
dan fakta empiris yang dapat Tujuan penelitian ini adalah ingin
dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan mengungkapkan penggunaan teknik penilaian
pembelajaran dirumuskan secara sederhana Authentic Assesment Based on Teaching and
dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya Learning Trajectory (AABTLT) with Student
[1]. Activity Sheet (SAS) dalam mengukur sikap
Selama ini, guru mengalami kes ulitan ilmiah peserta didik.
untuk mengukur dan menilai sikap ilmiah tiap
individu peserta didik. Sikap ilmiah tersebut di METODE PENELITIAN
lihat dari langka-langkah pendekatan saintifik
atau siklus 5E dalam proses pembelajaran Metode penelitian ini menggunakan metode
yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan deskriptif dengan langkah-langkah berikut.
data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. 1. Penyusunan RPP menggunakan
Maka di perlukan suatu teknik penilaian yang pendekatan saintifik
mampu mengukur sikap ilmiah peserta didik. 2. Penyusunan bahan pembelajaran,
Kualitas pembelajaran ditentukan salah instrument dan rubrik penilaian
satunya oleh kualitas asesmen yang dilakukan 3. Pelaksanaan pembelajaran dengan
oleh guru dalam proses pembelajaran. menerapkan pendekatan saintifik dan
Kegiatan asesmen dapat membantu guru penilaian AABTLT with SAS
memahami kekuatan dan kelemahan yang 4. Pengolahan dan analisis data.
dialami oleh siswa dalam belajar. Semakin 5. Pelaporan
berkualitas kegiatan asesmen pembelajaran, Populasi penelitian ini yaitu peserta didik MA
pemahaman guru akan kelemahan dan YPP Sukamiskin yang berada di wilayah Ci
kekuatan siswa dalam mempelajari materi Caheum kota Bandung. Sedangkan untuk
tertentu semakin baik [2]. sampel penelitian ini, yaitu 25 peserta didik
Salah satu teknik penilaian yang bisa yang sedang menempuh pendidikan MA kelas
mengukur sikap ilmiah peserta didik yaitu XI IPA.
teknik penilaian Authentic Assesment Based on Selama proses pembelajaran berlangsung
Teaching and Learning Trajectory (AABTLT) tiap pertemuannya di terapkan teknik penilaian
with Student Activity Sheet (SAS). AABTLT dan SAS dengan 7 langkah dengan
Dengan demikian, penelitian ini berupaya menggunakan pendekatan saintifik. Penelitian
mendapatkan profil lintasan mengajar pendidik ini berlangsung selama dua kali pertemuan.
dan lintasan belajar peserta didik secara Jawaban dari pertanyaan yang disajikan
komprehensif. Model yang akan diajukan berupa deskripsi singkat. Penilaian jawaban di
adalah penilaian otentik berdasarkan kepada buat rubrik yang berisi skor dari 0 - 5.

14
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2 : 13-18

Capaian Peserta Didik dari 2 Pertemuan PERTEMUAN 1


PERTEMUAN 2
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Adri Adam R

Safitri
M Rifan Saefuloh
Cindy Febri Nuraini

D Tika Nurhayanti

Fikri Firdaus

Slamet Riyadi
Asrifa Nurhadayanti

Farah Nur Azizah

Reza Aditya

Tanisa Syalma P
Dede Nirma
Diana Nur Fitrianti

Raihan Baroroh
Astri nurdianti

Salya Hodyawati
M Lukman Cahyadi

Naufal Agniya
Putri Salma Nabilah
didin Tajudin
Dinda Aliya Zaafira
Dini Indriani N

Fathul Alamsyah

Rina Sukmawati
Nadia Regina
Gambar 1. Profil Capaian dari Dua Pertemuan
HASIL DAN PEMBAHASAN pertama ke pertemuan kedua dapat di
sebabkan karena beberapa faktor salah
1. Data Ketercapaian Peserta Didik Dua satunya yaitu tingkat konsentrasi peserta didik
Pertemuan dan pemahaman konsep fisika yang rendah.
Pernyataan tersebut sesuai dengan
Gambar 1 menunjukkan proses capaian
kesimpulan penelitian Ornek yang menyatakan
pembelajaran tiap peserta didik untuk dua kali
bahwa kesulitan siswa dalam menguasai
pertemuan. Dapat di lihat grafik tersebut
konsep fisika disebabkan oleh kurang bekerja
terdapat perbedaan antara pertemuan pertama
keras dalam pembelajaran. Keadaan ini
dan pertemuan ke dua. Ada beberpa peserta
memungkinkan proses belajar dan konsentrasi
didik yang mengalami peningkatan dari hasil
siswa kurang maksimal [5].
kuis tersebut. Ada sekitar 9 peserta didik yang
Ketika dengan menggunakan suatu
mengalami peningkatan nilai quis dari
reprersentasi, pemahaman konsep mahasiswa
pertemuan satu ke pertemuan ke dua. Ada 16
belum baik maka penggunaan representasi
orang yang memiliki nilai lebih bagus dari
lainnya akan membantu memahamkan
pertemuan ke dua, artinya pada pertemuan
mahasiswa terhadap konsep yang
pertama nilai quis peserta didik yang 9 orang
bersangkutan. Dengan demikian pemahaman
lebih bagus. Faktor yang menyebabkan
konsep mahasiswa akan lebih mendalam [6].
terjadinya penurunan pada peserta didik
dengan jumlah 16 orang dari pertemuan

Perbandingan Capaian Proses Pembelajaran antara Pertemuan 1


dan 2
80.00
61.71
60.00
47.05
40.00

20.00

0.00
Pertemuan 1 Pertemuan 2

Gambar 2. Perbandingan Capaian Proses Pembelajaran


antara Pertemuan 1 dan 2

15
Ruhma Nursyarifah, dkk – Efektivitas Proses Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik

2. Data Perbandingan Ketercapaian Proses penilaian dari Trend International Mathematics


Pembelajaran Dua Pertemuan Science (TIMSS) tahun 2007, yang mengukur
Menggunakan Teknik Penilaian AABTLT tentang kemampuan scientific inquiry.
with SAS Kemampuan scientific inquiry yang diukur
mencakup domain konten (fisika, biologi, kimia,
Gambar 2 menunjukkan rata-rata capaian
dan kebumian) dan domain kognitif (knowing,
proses pembelajaran secara keseluruhan
applying, reasoning). Hasil penilaian
terhadap quis. Di lihat dari grafik tersebut pada
menyatakan Indonesia berada pada peringkat
pertemuan pertama nilai rata-rata capaian lebih
36 dari 49 negara di dunia (Gonzales et
besar di bandingkan pada pertemun kedua.
al.,2008). Nilai rata-rata kemampuan sains
Pada pertemuan pertama nilai rata-rata
siswa Indonesia pada tiap aspek domain
capaiannya sebesar 61,71, sedangkan nilai
kognitif (knowing, applying, reasoning) masih
rata-rata capaian pada pertemuan kedua yaitu
rendah. Nilai rata-rata kemampuan kognitif
sebesar 47,05. Hal ini menunjukkan bahwa
knowing (recognize, define, describe, illusstrate
pada pertemuan pertama rata-rata capaiannya
with example, use tools and
lebih besar di bangdingkan pada pertemuan ke
procedures)sebesar 40,37 lebih tinggi
dua. Dari perbandingan tersebut terjadi
dibandingkan dengan aspek kognitif
penurunan nilai capaian dari pertemuan
applying(compare,classify, use models, relate,
pertama ke pertemuan ke dua. Hal ini dapat di
interpret information, find solution) sebesar
sebabkan tingkat konsenterasi peserta didik
36,96 dan reasoning(analyze, synthesize,
pada pertemuan pertama lebih bagus dari pada
predict, plan, draw conclusion, generalize,
pertemuan ke dua. Faktor lain yang dapat
evaluate, justify) sebesar 33,01. Pencapaian
menyebabkan terjadinya penurunan dari
nilai rata-rata sains siswa Indonesia adalah
pertemuan pertama ke pertemuan ke dua yaitu
34,57 masih di bawah rata-rata internasional,
pemahaman konsep peserta didik.
yaitu sebesar 43,40. Berdasarkan hasil
Pemahaman konsep peserta didik pada
tersebut ditunjukkan bahwa aspek-aspek
pertemuan pertama lebih baik di bandingkan
pemahaman konsep siswa terukur masih
pada pertemuan ke dua.
rendah [7].
Permasalahan pada rendahnya pemahaman
konsep siswa Indonesia tampak pada hasil
Profil AABLTA with SAS pada Dua Pertemuan
3.00 2.77
2.38 2.52
2.50 2.19 2.29

2.00 1.79
1.63
1.50
1.00
0.50
0.00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7
Gambar 3. Data Profil AABLTA with SAS pada Dua Pertemuan
3. Profil AABLTA with SAS pada Dua perolehan nilai sebesar 2,52. Nilai capaian
Pertemuan pada tingkat tiga di tunjukkan pada kuis 3
dengan perolehan nilai sebesar 2,38. Nilai
Hasil analisis jawaban berdasarkan pada
capaian pada tingkat empat di tunjukkan pada
grafik yang terdapat pada gambar 3, yaitu
kuis 2 dengan perolehan nilai sebesar 2,29.
AABTLT with SAS pada dua pertemuan yang
Nilai capaian pada tingkat lima di tunjukkan
menunjukkan nilai keseluruhan capaian
pada kuis 1 dengan perolehan nilai sebesar
peserta didik yang mencakup pertemuan 1 dan
2,19. Nilai capaian pada tingkat enam di
pertemuan dua tiap Kuis. Dapat di lihat bahwa
tunjukkan pada kuis 7 dengan perolehan nilai
nilai capaian peserta didik yang paling besar di
sebesar 1,79. Nilai capaian pada tingkat tujuh
tunjukkan pada kuis 4 dengan perolehan nilai
(pada tingkat terakhir) di tunjukkan pada kuis 6
sebesar 2,77. Nilai capaian pada tingkat dua
dengan perolehan nilai sebesar 1,63. Dari data
yaitu di tunjukkan pada kuis 5 dengan
yang di sajikan grafik tersebut dapat di lihat
16
Jurnal Wahana Pendidikan Fisika (2018) Vol.3 No.2 : 13-18

bahwa nilai capaian tertinggi terletak pada kuis kemudahan dalam memperdalam materi
4 dengan perolehan nilai sebesar 2,77, pelajaran dan konsentrasi dalam proses
sedangkan nilai capaian terendah terletak pembelajaran. Sebagaimana yang
pada kuis 6 dengan perolehan nilai sebesar dikemukakan Prayitno, mempersiapkan diri
1,63. dari hasil grafik tersebut faktor yang untuk mengikuti pelajaran adalah hal yang
menyebabkan perbedaan nilai capaian tiap perlu diperhatikan siswa, sebab dengan
kuis yang di berikan yaitu pemahaman konsep persiapan yang matang siswa merasa mantap
peserta didik, tingkat konsentrasi peserta didik. dalam belajar sehingga memudahkan siswa
Apabila siswa memiliki kesiapan yang berkonsentrasi belajar [8].
matang, maka siswa akan memperoleh

Profil SAS Tiap Tahapan Pembelajaran


3 2.55
2.52
2.5 2.09
1.87 1.72 1.87
2
1.5 Pertemuan 1
1
Pertemuan 2
0.5
0
Pendahuluan Kegiatan inti Penutup

Gambar 4. Profil SAS Tiap Tahapan Pembelajaran


4. Profil SAS Tiap Tahapan Pembelajaran pertemuan ke dua lebih bagus nilai capaiannya
di bandingkan pada pertemuan pertama.
Gambar 4 menampilkan grafik profil SAS
Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
tiap tahapan pembelajaran yang meliputi
perbedaan nilai capaian dua pertemuan tiap
tahapan kegiata pendahuluan, tahapan
tahapan pembelajaran yaitu tingkat konsentrasi
kegiatan inti, dan tahapan kegiatan penutup.
peserta didik dalam proses pembelajaran dan
Dari hasil jawaban peserta didik yang tertera
pemahaman konsep peserta didik dalam
pada grafik di atas dapat di ketahui capaian
menyimak materi yang di sampaikan selama
masing-masing tiap tahapan. Pada tahapan
proses pembelajaran.
kegitan pendahuluan yang memiliki nilai
Menurut Berns & Erickson dalam Wayan
capaian tertinggi yaitu pada pertemuan
menyatakan dalam suatu domain belajar,
pertama dengan perolehan nilai sebesar 2,52 ,
pemahaman merupakan prasyarat mutlak
sedangkan pada pertemuan ke dua nilai
untuk tingkatan kemampuan kognitif yang
capaian yang di peroleh sebesar 1,87. Pada
tinggi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi
tahapan kegiatan inti nilai capaian tertinggi di
[9].
tunjukkan pada pertemuan ke dua yaitu
dengan perolehan nilai sebesar 2,55 ,
SIMPULAN
sedangkan pada pertemuan pertama nilai
capaian yang diperoleh sebesar 2,09. Pada
Dari kegiatan penelitian yang di lakukan di
kegiatan penutup nilai capaian tertinggi di
MA YPP Sukamiskin tepatnya terletak di Ci
tunjukkan pada pertemuan ke dua dengan
Caheum kota Bandung pada 25 orang peserta
perolehan nilai sebesar 1, 87 , sedangkan pada
didik kelas XI MIA yang bertujuan untuk
pertemuan pertama nilai capaian yang di
mengukur sikap ilmiah tiap individu peserta
peroleh sebesar 1,72. Dari grafik di atas dapat
didik dengan menggunaan teknik penilaian
di lihat bahawa nilai capaian tertinggi ada pada
Authentic Assesment Based on Teaching and
tahapan kegiatan inti pada pertemuan ke dua
Learning Trajectory (AABTLT) with Student
dan yang paling terendah di tunjukkan pada
Activity Sheet (SAS). Hasil penelitian
pertemuan ke tiga pada tahapan kegiatan
menunjukkan bahwa; Penggunaan teknik
penutup. Secara sistematis dari kegitan
AABTLT with SAS sangat efektif dalam
pendahuluan, kegiatan inti dan penutup pada
mengukur perilaku saintifik dan proses
pertemuan pertama grafiknya menurun,
pembelajaran terekam secara lengkap.
sedangkan pada pertemuan ke dua grafiknya
Penilaian ini menyimpulkan bahwa dengan
naik turun. Secara keseluruhan pada
17
Ruhma Nursyarifah, dkk – Efektivitas Proses Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik

teknik AABTLT with SAS dapat mengukur REFERENSI


efektivitas proses pembelajaran fisika [1] Kementerian Pendidikan dan
menggunakan pendekatan saintifik. kebudayaan. (2013). Standar Proses
Teknik penilaian Authentic Assesment Pendidikan Dasar dan Menengah.
Based on Teaching and Learning Trajectory Jakarta: Permendikbud.
(AABTLT) with Student Activity Sheet (SAS) [2] Kusairi, S. (2012). Analisis Asesmen
dalam mengukur efektivitas proses Formatif Fisika SMA Berbantuan
pembelajaran dapat di terapkan pada model Komputer. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
pemebelajaran lainnya. Pendidikan, 16, 68-87.
[3] Rochman, C., Mahen, E. C. S., &
UCAPAN TERIMAKASIH Nasrudin, D. (2018). Authentic
Assessment Based On Teaching And
Selama kegiatan penelitian berlangsung dan Learning Trajectory With Student Activity
pembuatan paper tentunya ada beberapa Sheet (Sas) On Basic Physics
orang yang sangat membantu dalam Courses. Wahana Pendidikan
pelaksanaan penelitian dan penyusunan paper Fisika, 3(1), 1-8.
ini. Penelit mengucapkan banyak terimakasih [4] Ergin, I. (2012). Constructivist approach
kepada bapak Dr. Chaerul Rochman,M.Pd dan based 5E model and usability
bapak Dindin nasrudin selaku dosen instructional physics. Latin-American
pengampu mata kuliah seminar yang selalu Journal of Physics Education, 6(1), 14-
membimbing pelaksanaan penelitian dan 20.
pembuatan paper ini, dari mulai tata cara [5] Ornek, F., Robinson, W. R., & Haugan,
pembuatan intrumen penilaian Authentic M. P. (2008). What Makes Physics
Assesment Based on Teaching and Learning Difficult?. International Journal of
Trajectory (AABTLT) with Student Activity Environmental and Science
Sheet (SAS), cara pembuatan abstrak, tata Education, 3(1), 30-34.
cara pelaksanaan penelitian, dan cara [6] Suhandi, A., & Wibowo, F. C. (2012).
pembuatan paper. Peneliti juga mengucapkan Pendekatan multirepresentasi dalam
terimakasih kepada bapak Abdul Latif selaku pembelajaran usaha-energi dan dampak
guru pamong peserta didik kelas XI MIA MA terhadap pemahaman konsep
YPP Sukamiskin yang telah mengijinkan mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika
peneliti untuk melakukan penelitian ini di Indonesia, 8(1).
sekolah tersebut. Peneliti juga mengucapkan [7] Anggara, I. K. A. (2012). Pengaruh Model
terimaksih kepada peserta didik kelas XI MA Pembelajaran Experiential terhadap
YPP Sukamiskin yang telah menjadi sampel Konsep Diri dan Pemahaman Konsep
penelitian dan mengikuti proses pembelajaran Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 4
dengan antusias hingga akhir. Peneliti juga Singaraja. Jurnal Pendidikan dan
mengucapkan terimaksih kepada ibu Endah Pembelajaran IPA Indonesia, 2(1).
Kurnia Yuningsih,M.PFis selaku dosen [8] Mulyani, D. (2013). Hubungan kesiapan
pembimbing akademik yang telah mendukung belajar siswa dengan prestasi
dan mengijinkan peneliti untuk melaksanakan belajar. Konselor, 2(1).
penelitian ini. Dengan bantuan beliau-beliau [9] Berns, R. G., & Erickson, P. M. (2001).
akhirnya peneliti bisa melaksanakan penelitian Contextual Teaching and Learning:
ini menyelesaikan paper ini dengan lancar. Preparing Students for the New
Economy. The Highlight Zone:
Research@ Work No. 5.

18

Anda mungkin juga menyukai