Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“Kebijakan Fiskal dan Moneter”

Disusun Oleh

Kelompok : 05 Kelas : AA

Nama :

1. Ferel (2018210660)
2. Risa Arifiana (2018210107)
3. Arandia (2018210133)
4. Dita Ayu Lestari (2018210317)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS


SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah Perekonomian Indonesia yang
berjudul “Kebijakan Fiskal dan Moneter” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang
telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan
dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih lagi.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi semua
yang telah membaca.

Surabaya, 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam
kegiatan perekonomian. Masing-masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal
dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (Tax) dan pengeluaran pemerintah
(goverment expenditure) Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP,
inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor-sektor tersebut
diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia
internasional/luar negeri. Keempat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing-masing
dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.
Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasana
ketidakpastiannya sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian
menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari hari ke hari
walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang
terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk
melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang tersedia hanya pada
kebijakan fiscal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan fiscal?
2. Apa saja masalah-masalah dalam kebijakan fiskal?
3. Apa yang dimaksud dengan kebijakan moneter?
4. Apa saja jenis-jenis kebijaksanaan moneter?
5. Bagaimana hubungan antara kebijakan fiskal dan moneter?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kebijakan fiscal dan kebijakan moneter.
2. Untuk mengetahui masalah apa saja yang ada di dalam kebijakan fiscal.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kebijaksanaan moneter itu.
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kebijakan fiscal dan moneter.
DAFTAR ISI
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan menstabilkan
perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.
Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan
komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel
berikut:
 Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
 Pola persebaran sumber daya
 Distribusi pendapatan

Dengan kebijaksanaan fiskalnya pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya


perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti keadaan dimana banyak
pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit dan
sebagainya.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang


berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang
berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya
beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan
sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan
output industri secara umum.

2.2. Tujuan Kebijakan Fiskal


Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Hal ini
dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil pengeluaran komsumsi pemerintah
(G), jumlah transfer pemerintah (Tr), dan jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan
kerja (N). Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yag
tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. Contoh pemberian beasiswa kepada
mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya.

2.3. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin
requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha
terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi
yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran
internasional yang seimbang.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk
mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi
barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas
pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.

2.4. Jenis-Jenis Kebijaksanaan Moneter


1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan
menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah
antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan
SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan
tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Untuk membuat jumlah uang bertambah,
pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan
tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk
menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar
dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti
menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang
lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
5. Kredit selektif
Politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit
6. Politik Sanering
Ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal
13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1

2.5. Tujuan Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan ekonomi moneter adalah
untuk mencapai stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan :
 Kesempatan kerja
Dengan adanya kesempatan kerja atau lowongan pekerjaan maka makin besar
dalam meningkatkan produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga
membantu masyarakat yang menjadi pengangguran. Semakin besar gairah untuk
berusaha, maka akan mengakibatkan peningkatan produksi. Peningkatan produksi ini
akan diikuti dengan kebutuhan tenaga kerja. Hal ini berarti akan terjadinya peningkatan
kesempatan kerja dan kesejahteraan karyawan.
 Kestabilan harga
 Neraca pembayaran internasional.
 Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.
 Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.
 Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang
diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.
 Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui
sumber penerimaan yang normal.

2.6. Hubungan antara Kebijakan Fiskal dan Moneter


Sebagaimana kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang
dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi
rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat.
Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat,
yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di
pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga
dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di
harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan
umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik
terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
2.7. Perbedaan antara Kebijakan Fiskal dan Moneter
Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua konsep paralel yang digunakan
oleh pemerintah di seluruh dunia sebagai ukuran kesejahteraan dan reformasi. Salah satu
perbedaan mendasar adalah, kebijakan fiskal biasanya ditentukan oleh pemerintah pusat,
sementara kebijakan moneter ditentukan oleh bank sentral. Tujuan utama dari kebijakan
yang digunakan oleh pemerintah ini adalah untuk meminimalkan fluktuasi dalam
perekonomian.
Banyak yang tahu bahwa istilah moneter berasal dari kata 'uang'. Kebijakan moneter
pada dasarnya berkaitan dengan urusan pemerintahan yang berkaitan dengan uang. Banyak
di antara kita percaya bahwa pemerintah mengeluarkan uang kertas dan koin, dan duduk
kembali kemudian menikmati manfaat dari industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Kepercayaan ini sebenarnya mitos, karena ada beberapa fungsi lain yang harus dipenuhi
pemerintah selain menerbitkan mata uang yakni fungsi uang terkait dengan domain
kebijakan moneter. Hal ini sering mencakup fungsi seperti menjaga pasokan uang
berdasarkan kondisi ekonomi kekinian, serta menjaga ketersediaan uang dengan mengubah
situasi perbankan dan moneter indeks yang berbeda, dan juga mengendalikan tingkat suku
bunga.
Kebijakan fiskal tidak persis kontras kebijakan moneter, tapi hanya berbeda terkait
erat dengan kebijakan moneter negara. Dengan peran penting bahwa bank sentral harus
bermain dalam pelaksanaan kebijakan moneter, pemerintah tidak tertinggal jauh. Peran
pemerintah sangat penting juga. Kebijakan fiskal pada dasarnya adalah kebijakan
pendapatan dan pengeluaran yang diadopsi oleh pemerintah. Kebijakan semacam ini pada
dasarnya mempengaruhi kesejahteraan dan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh
pemerintah nantinya. Hal ini digunakan oleh pemerintah untuk menambah atau
mengurangi pajak, dan juga meningkatkan dan menurunkan pengeluaran pemerintah, untuk
membantu kebutuhan masyarakat. Kebijakan ini biasanya ditentukan oleh Departemen
Keuangan. Kebijakan fiskal, dengan demikian, secara langsung mempengaruhi
kesejahteraan rakyat.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter dalam bentuk pengendalian
agregat moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Kebijakan Moneter terbagi menjadi 2 yaitu : Kebijakan moneter ketat dan Kebijakan
moneter longgar. Kebijakan moneter bertujuan untuk mencapai stablisasi ekonomi yang
dapat diukur dengan : Kesempatan Kerja, Kestabilan harga, Neraca Pembayaran
Internasional.
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, yaitu antara lain : Operasi Pasar Terbuka, Fasilitas Diskonto, Rasio Cadangan
Wajib, Himbauan Moral, Kredit selektif, Politik sanering.
Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi
perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan
pengeluaran pemerintah, kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan
belanja pemerintah. Kebijakan Anggaran terbagi menjadi 3, yaitu : Anggaran Defisit,
Anggaran Surplus, Anggaran Berimbang.
DAFTAR PUSTAKA

https://ululalbab31n.blogspot.com/2015/03/kebijakan-fiskal-dan-moneter.html
https://docplayer.info/62504711-Makalah-ekonomi-makro-tentang-kebijakan-fiskal-dan-
moneter.html
http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-15/2339/kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal,-apa-
perbedaannya
https://www.slideshare.net/shafirahany22/makalah-kebijakan-ekonomi-moneter-dan-fiskal

Anda mungkin juga menyukai