Anda di halaman 1dari 28

31/05/2018

Bahan Kuliah Lapangan Terbang


Dosen : Bapak Ir. Andreas M. Saragih, MT

PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG

Definisi Lapangan Terbang menurut ilmu teknik


sipil :
LAPANGAN TERBANG Suatu kumpulan dari beberapa fasilitas pendukung
yang saling berhubungan dan melayani aktivitas
2 SKS (SEMESTER VI)
transportasi udara seperti landasan pacu (runway),
landasan penghubung (taxiway), apron, gedung
terminal, ATC-tower, dan hanggar
Rutinitas dari aktivitas penerbangan pada lapangan
terbang membentuk suatu sistem bandar udara

PERENCANAAN LAPANGAN SISTEM BANDAR UDARA


TERBANG Tujuan dari perencanaan sistem Bandar udara
adalah untuk pengembangan komponen-
komponen pendukung utama maupun tambahan
dalam bandar udara secara terarah dan terpadu
menurut konsep rencana induk bandar udara.
Rencana induk bandar udara (Airport
Masterplan) merupakan pedoman jangka
panjang dalam :
(i). Pengembangan fasilitas-fasilitas fisik dari
suatu bandar udara

SISTEM BANDAR UDARA


SISTEM BANDAR UDARA
(ii). Pengembangan lahan yang terletak di
dalam wilayah / kawasan otorita bandar udara
(iii). Penetapan kelayakan ekonomis lapangan
terbang
(iv).Penetapan jadwal prioritas dan pentahapan
bagi pemeliharaan dan perbaikan fasilitas fisik
bandar udara
(v). Penetapan kebutuhan perhubungan darat
untuk akses keluar-masuk wilayah bandar
udara.

1
31/05/2018

SISTEM BANDAR UDARA SISTEM BANDAR UDARA

Yang termasuk dalam komponen pendukung 3. ATC (Air Traffic Control) Tower merupakan
utama dalam bandar udara adalah : menara pengatur dan pengawasan lalu lintas
1. Gedung Terminal Utama yang terdiri atas udara, yang mengatur sistem keamanan
terminal keberangkatan (Departure Terminal) penerbangan serta berwenang untuk
untuk mengatur proses keberangkatan memberikan ijin dalam proses tinggal landas
penumpang dan terminal kedatangan (Arrival (take-off) maupun pendaratan (landing) dari
Terminal) untuk mengatur proses kedatangan
penumpang pesawat terbang.
2. Apron merupakan area parkir pesawat terbang 4. Landasan pacu (runway) merupakan jalur
dengan struktur perkerasan kaku (rigid utama dengan struktur perkerasan lentur
pavement) pada masing-masing jalur terminal (flexible pavement) bagi pesawat terbang
yakni terminal kedatangan maupun terminal untuk melakukan tinggal landas (take-off) dan
keberangkatan. pendaratan (landing).

SISTEM BANDAR UDARA SISTEM BANDAR UDARA

5. Landasan penghubung merupakan jalur


penghubung untuk mobilitas pesawat terbang 2. Airport Security and Safety Division atau divisi
dari apron ke landasan pacu dan sebaliknya, keamanan dan keselamatan otorita bandar
yakni terdiri atas jalur penghubung masuk
udara berwenang untuk menjamin keamanan
landasan pacu (entrance taxiway) dan jalur
penghubung keluar landasan pacu (exit dan keselamatan pengguna jasa transportasi
taxiway) udara selama berada di bandar udara.
Yang termasuk dalam komponen pendukung
tambahan dalam bandar udara :
1. Hanggar adalah tempat perawatan dan
pemeliharaan pesawat terbang sebelum dan
sesudah melakukan penerbangan.

SISTEM BANDAR UDARA SISTEM BANDAR UDARA

Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam


perencanaan bandar udara : perencanaan lapangan terbang :
a. tingkat kebutuhan pelayanan jasa transportasi  Peraturan-peraturan atau pedoman yang
udara di daerah pada suatu negara. disyaratkan/ direkomendasikan dalam
b. pengembangan wilayah / daerah dalam perencanaan lapangan terbang dari FAA
tinjauan aspek ekonomi dan kepentingan (Federal Aviation Administration) dan ICAO
otonomi regional (International Civil Aviation Organization) serta
dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
c. kepentingan strategis dari pemerintah daerah
setempat  Inventarisasi data tentang kondisi geografis
dan geologis daerah, curah hujan tahunan,
d. kondisi geografis dari daerah setempat
peta topografi daerah dan peta aliran angin

2
31/05/2018

SISTEM BANDAR UDARA SISTEM BANDAR UDARA

Pemilihan dan penentuan lokasi dari lapangan


 Studi tentang perkiraan prospek eksistensi terbang dipengaruhi oleh faktor :
bandar udara untuk jangka pendek (5 tahun) a. Tipe pengembangan daerah di sekitar
menengah (10 tahun) dan jangka panjang (15- lapangan terbang
20 tahun) berdasarkan kebutuhan pelayanan b. Kondisi geologi, geografi dan klimatologi dari
transportasi udara. daerah setempat, hal ini mempengaruhi dalam
 Kebutuhan pengembangan dan pengadaan desain geometris landasan pacu maupun
fasilitas pendukung pada bandar udara. landasan penghubung dan perencanaan
drainase dari bandar udara.

SISTEM BANDAR UDARA SISTEM BANDAR UDARA

c. Kemudahan untuk dicapai dengan sarana


transportasi darat, hal ini dipengaruhi oleh e. Ada tidaknya bandar udara/ lapangan terbang
jumlah distribusi harian kendaraan bermotor, lain dan tersedianya wilayah penerbangan/
alternatif penggunaan sarana transportasi jalur terbang, hal ini menentukan jarak antar
darat yang ada dan penentuan jumlah lapangan terbang dan kapasitas dasar dari
kemungkinan cara penggunaan moda bandar udara yang dapat melayani pengguna
jasa transportasi udara, sehingga tidak
transportasi darat yang tersedia. menimbulkan gangguan dalam proses
d. Ketersediaan lahan untuk perluasan wilayah/ operasional lapangan terbang
kawasan lapangan terbang

SISTEM BANDAR UDARA


SISTEM BANDAR UDARA
g. Tersedianya sumber daya pendukung
operasional lapangan terbang seperti suplai
f. Ada tidaknya halangan terhadap pandangan kebutuhan air, tenaga listrik, dan jangkauan
dari pilot pesawat terbang maupun dari distribusi bahan bakar untuk pesawat terbang
pengawas menara ATC (sight obstruction) dapat dicapai dengan mudah.
secara alami (keadaan asli daerah yang Rencana penggunaan lahan lapangan terbang
direncanakan untuk lapangan terbang berupa dipengaruhi oleh 2 tipe pembagian wilayah
lapangan terbang, yaitu :
pegunungan atau perbukitan) maupun buatan
(i). Pembagian wilayah menurut ketinggian daerah
(gangguan asap dari industri) kawasan lapangan terbang dan kemungkinan
bahaya kecelakaan pesawat terbang yang
dapat terjadi.
(ii). Pembagian wilayah tata guna lahan lapangan
terbang.

3
31/05/2018

SISTEM BANDAR UDARA SKEMA SISTEM BANDAR UDARA


Sistem Area parkir dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi atau Akses Bandar Udara Sirkulasi kendaraan
ukuran lapangan terbang :
a. Karakteristik dan spesifikasi pesawat terbang Terminal
Gedung Terminal Terminal
rencana berpengaruh pada perencanaan Keberangkatan Kedatangan

ukuran panjang dan lebar dari landasan pacu


dan landasan penghubung Sistem
Landasan Penghubung
Apron Sistem
Landasan Penghubung
b. Kepadatan lalu lintas penerbangan yang
dilayani mempengaruhi jumlah landasan pacu Landasan Penghubung Landasan Penghubung
dan susunan landasan penghubung Masuk (Entrance Taxiway) Keluar (Exit Taxiway)

c. Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan


Landasan Pacu
terbang, aspek temperatur udara berpengaruh (Runway)
pada ukuran panjang landasan pacu dan
aspek arah angin berpengaruh pada jumlah Landasan Pacu Ruang udara Ruang udara
dan konfigurasi landasan pacu. (Runway) Terminal Perjalanan

Alur keberangkatan penerbangan internasional (International Departure) Alur kedatangan penerbangan internasional (International Departure)

SISTIM BANDAR UDARA SISTIM BANDAR UDARA


( Landasan Pacu / Runway ) ( Landasan Penghubung / Taxiway )

4
31/05/2018

SISTIM BANDAR UDARA SISTIM BANDAR UDARA


( Apron (1)) ( Apron (2))

SISTIM BANDAR UDARA SISTIM BANDAR UDARA


( Apron (3)) ( Air Traffic Control - Tower (1))

SISTIM BANDAR UDARA SISTIM BANDAR UDARA


( Air Traffic Control - Tower (2)) ( Air Traffic Control - Tower (3))

5
31/05/2018

SISTIM BANDAR UDARA SISTIM BANDAR UDARA


( Gedung Terminal (1)) ( Gedung Terminal (2))

SISTIM BANDAR UDARA SISTIM BANDAR UDARA


( Gedung Terminal (3)) ( Gedung Terminal (4))

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

Karakteristik pesawat terbang yang


dipertimbangkan dalam perencanaan
lapangan terbang adalah :
1. Bentang sayap (wing span), jarak antar roda
pendarat utama (wheel tread) dan panjang
badan (fuselage) dari pesawat terbang
rencana mempengaruhi ukuran lebar landasan
pacu (runway), lebar landasan penghubung
(taxiway), jarak antara landasan pacu dan
landasan penghubung, dimensi apron,
diameter manuver perputaran pesawat terbang
(jejari putar) dan letak gedung terminal pada
kompleks bandar udara.

6
31/05/2018

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG

2. Wheel base/ jarak antara roda pendarat utama 3. Berat pesawat terbang rencana
(main gear) dan roda depan (nose gear) dan mempengaruhi ukuran panjang landasan
wheel tread/ jarak antara roda pendarat utama pacu (runway) yang diperhitungkan menurut
mempengaruhi perencanaan ukuran lebar
landasan pacu (runway), lebar landasan kondisi lepas landas (take off) dan pendaratan
penghubung (taxiway), jarak antara landasan (landing), ketebalan struktur lapisan
pacu dan landasan penghubung, dan ukuran perkerasan pada landasan pacu dan landasan
segmentasi plat beton untuk perkerasan apron penghubung, serta jenis perkerasan pada
apron.

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG LAPANGAN TERBANG

Komponen berat pesawat terbang yang


dipertimbangkan dalam perhitungan adalah :
berat pesawat terbang maksimum terstruktur
pada saat lepas landas (Maximum structural
Take-Off Weight) yakni meliputi muatan
penumpang, barang, bahan bakar utama dan
cadangan dengan distribusi beban 5% pada
roda depan (nose gear) dan 95% pada roda
pendarat utama (main gear).

LAPANGAN TERBANG KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


TERBAIK

Skema distribusi beban


MTOW pada
Pesawat terbang
rencana

7
31/05/2018

KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG


No. Konfigurasi Roda Distribusi Tipe Ukuran (m)
Pendarat Utama Beban pada Pesawat
No. Konfigurasi Roda Distribusi Tipe Ukuran (m)
masing-masing terbang x y z Pendarat Utama Beban pada Pesawat
roda pendarat rencana
masing-masing terbang x y z
utama
roda pendarat rencana
1. Single Wheel 47,5% DC-9 0,64 utama
Gear B-737 0,78
3. Tandem Dual 23,75% B-747-300 1,10 1,47 3,00
B-727 0,86
Wheel B-747-400 1,10 1,47 3,00
Gear B-747-SP 1,10 1,47 3,00
Airbus A-380 1,10 1,47 3,00

2. Dual Wheel Gear 47,5% DC-8 0,80 1,40


DC-10 1,40 1,62
B-720B 0,80 1,24
B-707-120B 0,86 1,40
B-707-320B 0,86 1,40
A-300B 0,89 1,40

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Macau


Bandar Udara Internasional Port Madeira Portugal

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Taxiway Bridge pada Bandar Udara Internasional Macau


Bandar Udara Internasional Kai Tak - Hong Kong

8
31/05/2018

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Pesawat terbang Boeing B-747 yang tidak sukses mendarat dengan


Bandar Udara Internasional Kai Tak - Hong Kong aman di Bandar Udara Internasional Kai Tak - Hong Kong

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Chek Lap Kok - Hong Kong Bandar udara di Kepulauan Maldive

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Sao Paulo, Brazil Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali

9
31/05/2018

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur International Airport Bandar Udara Internasional Hongkong

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA

Bandar Udara Plan


Bandar Udara Internasional Hongkong

PERENCANAAN TAPAK BANDAR UDARA


Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal


Keberangkatan (Departure Terminal) dan terminal
Kedatangan (Arrival Terminal) serta fasilitas-fasilitas
pendukung lainnya.
Terminal keberangkatan (Departure Terminal) adalah
Terminal yang mengatur proses keberangkatan
Penumpang mulai dari pemesanan tiket penerbangan
(seat reservation), pelayanan barang-barang penumpang,
Dan pengiriman barang melalui jasa transportasi udara

Bandar Udara Internasional

10
31/05/2018

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Terminal Kedatangan (Arrival Terminal) adalah terminal 2. Perencanaan jalur akses masuk kawasan bandar udara
Yang mengatur proses kedatangan penumpang pesawat dan pengembangannya.
terbang menuju bagian pemeriksaan administratif 3. Kebutuhan fasilitas pendukung pada terminal bandar
bandar udara dan fasilitas keluar bandar udara udara seperti : kapasitas tempat parkir kendaraan
( Airport Exit facilities) (parking area), dimensi atau ukuran dari terminal
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan frontage, dan fasilitas keamanan pada gedung terminal
terminal pada bandar udara/lapangan terbang : bandar udara
1. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara.
Hal ini berpengaruh pada kapasitas penerimaan dan
pelayanan penumpang pada terminal bandar udara, Pada terminal bandar udara terdapat sistem pelayanan
seperti perkiraan kebutuhan ruangan pelayanan pada penumpang (passenger handling system), yaitu sistem
terminal bandar udara (ruang tunggu keberangkatan, yang mengatur kemudahan penumpang dari mulai
Front-counter untuk pemesanan tiket, fasilitas pelayanan masuk terminal hingga naik pesawat terbang (boarding)
barang (baggage claim) dan koridor terminal)

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Tujuan dari sistem pelayanan penumpang ini adalah untuk:


2. Processing, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar
a. Pengaturan akses masuk penumpang ke kawasan udara yang melayani pemesanan tiket, pengurusan
bandar udara barang-barang penumpang (baggage claim) dan
b. Pengaturan penumpang dalam proses keberangkatan pemeriksaan administratif dokumen kepabeanan
(departure process) dan proses kedatangan (arrival (paspor, visa dsb)
process) 3. Flight Interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal
bandar udara yang mengatur penumpang menuju ke
Sistem pelayanan penumpang ini terdiri dari : pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan
1. Access interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal maupun untuk proses kedatangan penumpang.
bandar udara yang mengatur kemudahan penumpang Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah gate
masuk kawasan bandar udara hingga menuju terminal (pintu penghubung untuk penumpang menuju ke
frontage dan passenger reception service. pesawat terbang yang dilengkapi dengan passengers
Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah akses nose)
keluar-masuk bandar udara dan kawasan parkir.

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal pada


Bandar udara, yaitu : 1. Konsep Distribusi Linear
A. Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal) Konsep ini merupakan cara konvensional dalam
Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar pengaturan letak pesawat terbang di terminal, yakni
udara dengan pengaturan dan pendistribusian posisi pesawat terbang berbaris memanjang dengan
kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan arah ke dalam (nose-in)
penumpang melalui satu tingkat terminal Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang
Konsep distribusi ini terdiri atas:
pesawat terbang sejumlah 200.000 per tahun
1. Konsep Distribusi Linear
2. Konsep Distribusi Dermaga
3. Konsep Distribusi Satelit

11
31/05/2018

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

Contoh Konsep Distribusi - Bandar Udara Internasional Contoh Konsep Distribusi – Bandar Udara

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

2. Konsep Distribusi Dermaga :


Konsep ini mengatur letak pesawat terbang pada
sepanjang jalur terminal secara sejajar dengan arah
ke dalam (nose-in)
Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang
pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per
tahun

Contoh Konsep Distribusi Dermaga – Bandar Udara Internasional

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara


Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

3. Konsep Distribusi Satelit :


Konsep ini mengatur letak pesawat terbang mengelilingi
bagian ujung terminal (flight interface) dan memberikan
kemudahan dalam mobilitas / manuver pada apron
Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang
pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per
tahun

Contoh Konsep Distribusi Satelit – Bandar Udara Internasional


Beijing

12
31/05/2018

Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara

B. Konsep Distribusi Vertikal (Multilevel Terminal)


Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar
udara dengan tujuan untuk mendistribusikan aktivitas
proses keberangkatan dan kedatangan melalui
beberapa tingkat fasilitas pelayanan terminal.
Penentuan tentang jumlah tingkat fasilitas pelayanan
terminal tergantung pada jumlah penumpang yang
dilayani, tipe lalu lintas penerbangan, tingkat intensitas
penerbangan, dan rancangan induk terminal

Contoh Konsep Distribusi Vertikal

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Landasan pacu (runway) adalah bagian dari (ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang,
fasilitas utama pada lapangan terbang yang berpengaruh terhadap kemungkinan
digunakan untuk proses operasional pesawat pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada
terbang untuk lepas landas (take-off) dan lapangan terbang seperti landasan pacu dan
landasan penghubung.
pendaratan (landing). Faktor-faktor yang
mempengaruhi panjang landasan pacu adalah : (iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang
menentukan kondisi pesawat terbang dalam
(i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat melakukan proses operasional yakni lepas
terbang rencana yang telah ditetapkan, landas dan pendaratan.

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses
sebagai berikut : operasional pesawat terbang banyak dipengaruhi
a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi oleh faktor manusia (human factor) seperti
pesawat terbang baik maka dalam proses terjadinya kondisi poor approaches landing
operasional lepas landas maupun pendaratan (pendekatan pada proses pendaratan pesawat
akan berjalan secara normal, sebaliknya jika terbang yang kurang sempurna) yang
pesawat terbang melakukan proses operasional menyebabkan overshoot landing (pendaratan
lepas landas ataupun pendaratan dengan yang melebihi jarak yang ditentukan) maupun
kondisi kegagalan mesin maka harus kondisi overshoot take off (lepas landas yang
dipertimbangkan perencanaan landasan pacu dilakukan melampaui persyaratan jarak normal
yang memenuhi untuk dilakukan pendaratan lepas landas pesawat terbang di landasan pacu
darurat (emergency landing). atau lepas landas yang terlambat)

13
31/05/2018

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang
Komponen-komponen pada landasan pacu yang diperlukan pesawat terbang untuk melakukan
diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan pendaratan secara sempurna dengan ‘fine
proses operasional pesawat terbang secara approach landing’ yakni sepanjang 100% dari
aman adalah : landasan pacu.
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang 3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang
direncanakan bagi pesawat terbang untuk direncanakan bagi pesawat terbang untuk berhenti
melakukan lepas landas secara normal. Ukuran setelah melakukan pendaratan secara normal pada
panjang take off distance adalah 115% dari jalur jalur landasan pacu.
landasan pacu dengan perincian 100% yaitu
panjang jalur landasan pacu itu sendiri dan 15% Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari
berupa jarak tambahan yang direncanakan jarak pendaratan (landing distance / LD) dan stop
untuk mengatasi kemungkinan overshoot take- distance direncanakan menggunakan perkerasan
off dari pesawat terbang. dengan kekuatan penuh (full-strength hardening
pavement).

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang 5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak
terletak di ujung jalur landasan pacu dan di luar jalur landasan pacu termasuk pada
simetris terhadap perpanjangan garis tengah bagian dari clearway dan simetris terhadap
(centerline) jalur landasan pacu dan tidak boleh perpanjangan garis tengah (centerline) jalur
terdapat benda-benda yang menyilang kecuali
penempatan lampu-lampu dari landasan pacu landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai
pada sepanjang sisi samping landasan pacu. jalur landasan untuk memperlambat laju
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam
yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk lepas landas (take-off failure) dan untuk
kondisi : overshoot take-off, dan overshoot pendaratan darurat (emergency landing).
landing.

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

6.Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang 7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang
diperlukan oleh pesawat terbang untuk diperlukan oleh pesawat terbang dengan
melakukan lepas landas secara normal maupun karakteristik tertentu untuk melakukan
dengan kemungkinan kegagalan mesin. Ukuran pengangkatan setelah kecepatan pesawat
panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
landasan pacu. Take-Off Run direncanakan
menggunakan perkerasan dengan kekuatan
penuh (full-strength hardening pavement).

14
31/05/2018

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Perencanaan jalur landasan pacu dan komponen-


komponennya harus dipertimbangkan terhadap keadaan
dari pesawat terbang sebagai berikut :
a. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan kondisi
normal :
Untuk operasional lepas landas (take-off):
- Take-Off Distance Available / Take-Off Distance (TODA/
TOD) = 1,15 x panjang landasan pacu dasar rencana
(basic length of runway design) dari pesawat terbang
rencana
- Take-Off Run Available / Take-Off Run (TORA/ TOR) =
panjang landasan pacu dasar rencana (basic length of
runway design)
- Lift-Off Distance Available / Lift-Off Distance (LODA/ LOD)
Komponen-komponen pada landasan pacu = 0,55 x Take-Off Distance

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing):


- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway = 0,05 x LD
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan
perkerasan penuh (full strength hardening) yang
dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-Off Run (dengan
Kebutuhan landasan pacu Full Strength Hardening) + Clearway
untuk operasional pesawat terbang normal
(lepas landas)
= Take-Off Run + ( 0,5 .(TOD – LOD))

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN


DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG
PENGHUBUNG
b. pesawat terbang melakukan lepas landas dengan
kondisi overshoot take-off :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Lift-Off Distance (LOD) = 0,75 x TOD
- Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)
- Stopway (SW) = 0,05 x LD

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(pendaratan)

15
31/05/2018

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

c. pesawat terbang melakukan lepas landas


dengan kondisi kegagalan mesin :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x Landing Distance
- Clearway (CW) = 0,15 x Landing Distance
- Stopway (SW) = 0,05 x Landing Distance
- Untuk kondisi kegagalan mesin panjang jalur
landasan pacu yang dibutuhkan :
Accelerate-Stop Distance (ASD) = Field Length Kebutuhan landasan pacu
untuk operasional pesawat terbang dengan
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway kondisi kegagalan mesin (lepas landas)

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

d. pesawat terbang melakukan pendaratan


(landing) dengan kondisi ‘poor-approaches
landing’ :
- Landing Distance (LD) = Take-Off Distance
- Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
- Clearway (CW) = 0,15 x LD
- Stopway (SW) = 0,05 x LD Kebutuhan landasan pacu
untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi ‘poor approaches landing’

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG
Jawab :
Contoh Soal : Untuk pesawat terbang rencana B-747-300, panjang
Direncanakan suatu jalur landasan pacu melayani landasan pacu rencana dasar (basic length runway)
pesawat terbang B-747-300, tentukan kebutuhan untuk adalah 3506,50 m
take-off distance available (TODA/TOD), lift-off distance Maka untuk kondisi :
available (LODA/LD), field length (FL), landing distance a. operasional pesawat terbang normal :
(LD), stop distance (SD), clearway (CW) dan stopway Untuk operasional lepas landas :
(SW) dengan kondisi : Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana
a. operasional pesawat terbang normal B-747-300
b. poor-approaches landing = 1,15 x 3.506,50 m
c. overshoot take-off = 4.032,475 m
d. kegagalan mesin pada pesawat terbang sehingga = 4.032,475 x 3,281 ft
harus melakukan ‘emergency landing’ = 13.230,55 ft

16
31/05/2018

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Untuk operasional pendaratan (landing) :


Take-off Run = panjang landasan pacu rencana Landing Distance (LD) = TOD
= 3.506,50 m = 4.032,475 m
= 3.506,50 x 3,281 ft = 13.230,55 ft
= 11.504,83 ft
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
LOD = 0,55 x 4.032,475 m = 0,6 x 4.032,475 m
= 2.217,86 m = 2.419,485 m
= 2.217,86 x 3,281 ft = 2.419,485 x 3,281 ft
= 7.276,80 ft = 7.938,33 ft

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Periksa ! Stopway (SW) = 0,05 x LD


LD = SD = 0,05 x 4.032,475 m
= 201,624 m
0,6 = 201,624 x 3,281 ft
= 2.419,485 m = 661,53 ft
0,6 Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh
= 4.032,475 m -------- ( ok!) (full strength hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 3.506,50 m + (0,5 .(4032,475 m – 2.217,86 m))
Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD)) = 3506,50 m + 907,30 m
= (0,5 .(4.032,475 m – 2.217,86 m)) = 4413,80 m
= 907,30 m = 4413,80 x 3,281 ft
= 907,30 x 3,281 ft = 14481,67 ft
= 2.976,876 ft

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

b. Poor-approaches landing : Clearway (CW) = 0,15 x LD


Landing Distance (LD) = TOD = 0,15 x 4032,475 m
= 4032,475 m = 604,87 m
= 13230,55 ft = 604,87 x 3,281 ft
= 1984,58 ft
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,6 x 4032,475 m = 0,05 x 4032,475 m
= 2419,485 m = 201,624 m
= 2419,485 x 3,281 ft = 201,624 x 3,281 ft
= 7938,33 ft = 661,53 ft

17
31/05/2018

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

c. overshoot take-off : Clearway (CW) = 0,5 .(TOD – LOD)


= 0,5 .(4032,475 m – 3024,356 m)
Landing Distance (LD) = TOD
= 504,059 m
= 4032,475 m
= 504,509 x 3,281 ft
= 13230,55 ft = 1653,82 ft
Lift-off Distance = 0,75 x Take-off Distance Stopway (SW) = 0,05 x LD
LOD = 0,75 x 4032,475 m = 0,05 x 4032,475 m
= 3024,356 m = 201,624 m
= 3024,356 x 3,281 ft = 201,624 x 3,281 ft
= 9922,91 ft = 661,53 ft

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

d. pesawat terbang lepas landas dengan kondisi Clearway (CW) = 0,15 x LD


kegagalan mesin, sehingga harus melakukan = 0,15 x 4032,475 m
emergency landing :
Landing Distance (LD) = TOD = 604,87 m
= 4032,475 m = 604,87 x 3,281 ft
= 13230,55 ft = 1984,58 ft

Stop Distance (SD) = 0,6 x LD Stopway (SW) = 0,05 x LD


= 0,6 x 4032,475 m = 0,05 x 4032,475 m
= 2419,485 m = 201,624 m
= 2419,485 x 3,281 ft = 201,624 x 3,281 ft
= 7938,33 ft
= 661,53 ft

DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN
PENGHUBUNG PENGHUBUNG

Untuk kondisi kegagalan mesin pada pesawat terbang,


panjang jalur landasan pacu yang dibutuhkan adalah :
Panjang landasan pacu yang dibutuhkan untuk kondisi
Field Length (FL) = Take-off Run + Stopway
kegagalan mesin < panjang landasan pacu untuk kondisi
= 3506,50 m + 201,624 m
operasional pesawat terbang normal, maka yang
= 3708,124 m memenuhi untuk digunakan dalam perencanaan adalah
= 3708,124 x 3,281 ft panjang landasan pacu untuk kondisi operasional
= 12166,35 ft pesawat terbang normal yaitu 4313 m atau 14150,953 ft
Maka Accelerate-Stop Distance = Field Length
= 3708,124 m
= 12166,35 ft

18
31/05/2018

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :


Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk - Exit Taxiway : landasan penghubung yang
digunakan oleh pesawat terbang setelah melakukan
mengatur proses pergerakan pesawat terbang dari pendaratan untuk meninggalkan landasan pacu
apron menuju landasan pacu yang akan melakukan menuju apron
lepas landas (take-off) maupun pesawat terbang setelah - Entrance taxiway : landasan penghubung yang
melakukan pendaratan (landing) dan meninggalkan digunakan oleh pesawat terbang bergerak dari apron
landasan pacu menuju apron. Hal yang mempengaruhi menuju landasan pacu untuk melakukan lepas landas
ukuran dari landasan penghubung adalah panjang - Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak
bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat dekat dengan landasan pacu dan disediakan bagi
utama (wheel tread), dan panjang badan pesawat pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan
terbang rencana. terakhir sebelum melakukan take-off atau menunggu
ijin lepas landas dari menara ATC

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG

- Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat


entrance taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang dalam Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan
menunggu giliran untuk melakukan take-off pada waktu jam landasan penghubung adalah untuk :
penerbangan sibuk (flight rush-hour).
(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta
mengurangi gangguan / hambatan sekecil mungkin
dalam pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas
landas dan pendaratan)
(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway)
sependek mungkin dari apron menuju landasan pacu

Komponen-komponen pada sistem landasan penghubung

PENGATURAN SISTEM LANDASAN PENGHUBUNG KONFIGURASI LANDASAN PACU

(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari
cukup, sehingga pesawat terbang yang melakukan pengaturan dan penempatan letak landasan pacu dan
operasional penerbangan dapat bergerak sesegera landasan penghubung seefisien mungkin terhadap
mungkin baik dari arah apron menuju landasan pacu posisi gedung terminal yang didasarkan atas desain
maupun sebaliknya geometris landasan pacu dan landasan penghubung
serta analisis angin (wind analysis)

19
31/05/2018

KONFIGURASI LANDASAN PACU KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)

CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)

KONFIGURASI LANDASAN PACU


KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata


(parallel runway) CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA
(PARALLEL RUNWAY)

KONFIGURASI LANDASAN PACU KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang tidak rata


(staggered parallel runway)
CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG TIDAK RATA
(STAGGERED PARALLEL RUNWAY)

20
31/05/2018

KONFIGURASI LANDASAN PACU KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu bersilang


(intersecting runway) CONTOH LANDASAN PACU BERSILANG (INTERSECTING RUNWAY)

KONFIGURASI LANDASAN PACU


KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu V – tertutup CONTOH LANDASAN PACU V – TERTUTUP


(V - closed runway) (V - CLOSED RUNWAY)

KONFIGURASI LANDASAN PACU KONFIGURASI LANDASAN PACU

Lay-out landasan pacu sejajar ambang rata - ganda


(double-parallel runway) CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG RATA - GANDA
(DOUBLE-PARALLEL RUNWAY)

21
31/05/2018

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE


PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

ASPEK AIRPLANE DESIGN GROUP


Menurut peraturan dari FAA Airport Design and PERENCANAAN
Engineering Advisory Circular 150/5300-13, wing-tip
I II III IV V
clearance adalah jarak kebebasan dari ujung sayap
pesawat terbang terhadap ujung sayap pesawat terbang
Wing-tip clearance 20 ft 26 ft 34 ft 44 ft 53 ft
yang lain dan berfungsi untuk memudahkan mobilitas
Pada taxiway (6 m) (8 m) (10,5 m) (13,5 m) (16 m)
atau pergerakan pesawat terbang di apron maupun di
jalur taxiway agar tidak terjadi konflik dengan pesawat
terbang lain
Wing-tip clearance 15 ft 18 ft 22 ft 27 ft 31 ft
Pada apron / (4,50 m) (5,50 m) (6,50 m) (8 m) (11 m)
taxilane

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Menurut Peraturan FAA AC 150/5360-13 disyaratkan


bahwa jarak antara hidung pesawat terbang dengan
bagian depan gedung terminal adalah 4,5 – 9 m
tergantung dari kelompok pesawat terbang rencana
(Airplane Design Group)
Untuk kebutuhan manuver pesawat terbang pada apron
dan mobilitas dari dan menuju ke landasan pacu,
dibutuhkan separasi atau pemisahan posisi pesawat
terbang untuk menghindarkan pengaruh semburan jet
dari mesin pesawat ke arah gedung terminal sejarak 150
m

Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxiway

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE


PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP CLEARANCE

Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (1) Lay-out posisi pesawat terbang pada jalur taxilane pada apron (2)

22
31/05/2018

PERENCANAAN APRON DENGAN ASPEK WING-TIP PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU DAN
CLEARANCE LANDASAN PENGHUBUNG

 Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana


Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane
Design Group) dipakai sebagai acuan dalam
merencanakan landasan pacu (runway) dan
landasan penghubung (taxiway) secara geometrik.
Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat
terbang, yakni pada dimensi panjang sayap (wing
span), dapat dilihat pada tabel berikut :

Lay-out posisi pesawat terbang pada apron

Perencanaan Geometrik pada landasan pacu


Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)
Bagian-bagian pendukung dari landasan pacu terdiri dari :
I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft
(< 15 m) 1. Perkerasan struktur (structural pavement) berupa
perkerasan lentur (flexible pavement) dengan tipe
II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft
(15 m < x < 24 m)
perkerasan kekuatan penuh (full strength hardening)
yang berfungsi untuk mendukung operasional pesawat
III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727-
200,
79 ft < x < 118 ft
(24 m < x < 36 m)
terbang (kemampuan manuver, kendali dan stabilitas
pergerakan)
IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B, 118 ft < x < 171 ft
B-707-120B, B-707-320B (36 m < x < 52 m) 2. Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian
Airbus A-300
yang berdekatan dengan landasan pacu dan merupakan
V B-747-300, B-747-400, 171 ft < x < 214 ft perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur
B-767, B-747 SP (52 m < x < 65 m)
landasan pacu yang berfungsi untuk menempatkan
Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana instrumen navigasi, pelampuan landasan pacu dan
peralatan pendukung operasional penerbangan.

Perencanaan Geometrik pada landasan pacu Perencanaan Geometrik pada landasan pacu

3. Daerah aman landasan pacu (runway safety area)


adalah daerah bebas halangan dan gangguan di 4. Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian
yang dirancang untuk mencegah erosi permukaan
sekitar landasan pacu yang difungsikan secara darurat
untuk mengatasi kemungkinan kondisi pesawat yang berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu
yang menerima semburan jet secara terus menerus
terbang yang keluar (slip-off) dari landasan pacu
karena berbagai sebab (permasalahan mesin, roda atau yang berulang dari pesawat terbang yang akan
melakukan lepas landas. Dimensi atau ukuran blast
pesawat terbang selip, dsb). Menurut FAA (Federal
Aviation Adminstration) ukuran daerah aman landasan pad ini tergantung pada rekomendasi FAA atau ICAO
pacu untuk pesawat terbang rencana kategori terhadap jenis pesawat terbang rencana yang dilayani
oleh bandar udara.
transport, panjang harus lebih besar dari 270 ft (90 m)
dan lebar minimum 500 ft (152,4 m) dari setiap ujung
landasan pacu.

23
31/05/2018

Perencanaan Geometrik pada landasan pacu Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu

 Dalam merencanakan ukuran panjang dan lebar


landasan pacu dapat dijelaskan melalui contoh soal
berikut :
Suatu bandar udara direncanakan akan melayani
pesawat terbang B-737-200, tentukan dimensi/ ukuran
dari landasan pacu (runway) tersebut !

Gambar bagian-bagian pada landasan pacu

Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu


Komponen pd Airplane Design Group
Runway
I II III IV V

 Jawab : Lebar Runway 75 ft 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft


23 m 30 m 30 m 30 m 45 m
Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200 Lebar Bahu 10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft
Runway 3m 3m 3m 6m 7.5 m
Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka
Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Lebar Blast Pad 95 ft
29 m
120 ft
36 m
120 ft
36 m
140 ft
42 m
200 ft
60 m
Airplane Design Group-III (Lihat : Tabel Klasifikasi Panjang Blast 60 ft 100 ft 150 ft 200 ft 200 ft
Pesawat Terbang Rencana) Pad 18 m 30 m 45 m 60 m 60 m

Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design Lebar


Aman
Daerah 300 ft
90 m
300 ft
90 m
300 ft
90 m
400 ft
120 m
500 ft
150 m
and Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu Panjang daerah 600 ft 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft
pada tabel berikut : aman 180 m 180 m 180 m 240 m 300 m

Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group

Desain panjang runway :


Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana
dasar (basic length runway) adalah 2.286 m
Maka untuk kondisi :
B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel
a. operasional pesawat terbang normal :
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel Ukuran
Untuk operasional lepas landas :
Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group Take-off Distance = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200
diperoleh : = 1,15 x 2.286 m
Lebar landasan pacu : 100 ft (30 m) = 2.628,90 m
Lebar bahu landasan pacu : 10 ft (3 m) = 2.628,90 x 3,281 ft
Lebar Blast pad : 120 ft (36 m) = 8.625,42 ft
Panjang Blast Pad : 150 ft (45 m) Take-off Run = panjang landasan pacu rencana
Lebar Daerah aman : 300 ft (90 m) = 2.286 m
Panjang Daerah aman : 600 ft (180 m) = 2.286 x 3,281 ft
= 7.500,366 ft
Lift-off Distance = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 2.628,90 m
= 1.445,895 m
= 1.445,895 x 3,281 ft
= 4.743,98 ft

24
31/05/2018

Untuk operasional pendaratan (landing) : Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength
Landing Distance (LD) = TOD hardening) yang dibutuhkan adalah :
= 2.628,90 m Field Length (FL) = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 8.625,42 ft = 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
Stop Distance (SD) = 0,6 x LD = 2.286 m + 591,50 m
= 0,6 x 2.628,90 m = 2.877,50 m
= 1.577,34 m = 2.877,50 x 3,281 ft
= 1.577,34 x 3,281 ft = 9.441,078 ft
= 5.175,25 ft
Clearway (CW) = ( 0,5 .(TOD – LOD))
= ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 591,50 m
= 591,50 x 3,281 ft
= 1.940,72 ft
Stopway (SW) = 0,05 x LD
= 0,05 x 2.628,90 m
= 131,445 m
= 131,445 x 3,281 ft
= 431,27 ft

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO


Gambar Rencana : (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Menurut ICAO desain panjang landasan pacu dihitung


dengan pertimbangan terhadap faktor koreksi :
- Ketinggian / elevasi di atas muka air laut
- Perbedaan temperatur udara di atas 15° C
- Kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient)

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO
(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION) (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION)

Penjelasan: 2. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi


perbedaan temperatur udara di atas 15° C :
1. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi Pertambahan landasan pacu dilakukan apabila terdapat
elevasi di atas muka air laut: perbedaan temperatur udara di atas 15° C , yakni:
Semakin tinggi ketinggian, maka kepadatan / densitas - Tentukan suhu harian rata-rata pada bulan terpanas
udara menjadi berkurang dan berpengaruh terhadap gaya dalam 1 tahun = T1°
angkat komponen pesawat terbang, sehingga berdampak - Tentukan suhu maksimum rata-rata harian pada bulan
pada manuver pesawat terbang. Artinya harus dilakukan yang sama = T2°, sehingga
perhitungan penambahan panjang landasan pacu. Panjang landasan pacu rencana = ((panjang landasan pacu
dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar) + (1/100 x
Pertambahan landasan pacu dilakukan untuk setiap 300 m T1 + (T2 – T1) - 15°C))
di atas muka air laut rata-rata, yakni: 3
Panjang landasan pacu rencana = (panjang landasan pacu
dasar x 7%) + panjang landasan pacu dasar

25
31/05/2018

DESAIN PANJANG LANDASAN PACU MENURUT ICAO PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN
(INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION) PENGHUBUNG (TAXIWAY)

3. Desain panjang landasan pacu berdasarkan faktor koreksi


kemiringan arah memanjang (longitudinal gradient): Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai
Gradien efektif landasan pacu = suatu jalur perkerasan yang digunakan oleh pesawat
elevasi tertinggi – elevasi terendah terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu
panjang landasan pacu dasar (runway) dan sebaliknya dari landasan pacu menuju
sehingga : apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari
Panjang landasan pacu rencana = apron menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’
((panjang landasan pacu dasar x 7%) + panjang landasan dan akses dari landasan pacu menuju apron disebut
pacu dasar) + (1/100 x
‘exit taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass
T1 + (T2 – T1) - 15°C)) / gradien efektif landasan pacu
3 taxiway.

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN


PENGHUBUNG (TAXIWAY) PENGHUBUNG (TAXIWAY)
1. Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet)
pada taxiway

Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
Keterangan: L = panjang jalur tikungan tambahan
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) (fillet) hingga pada ujung belokan
terhadap taxiway centerline taxiway
L = panjang jalur tikungan tambahan R = Jari-jari belokan taxiway
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN


PENGHUBUNG (TAXIWAY) PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Dalam merencanakan desain geometrik pada landasan penghubung


digunakan referensi perencanaan dari FAA :

Komponen pd Taxiway Airplane Design Group

Keterangan:
I II III IV V
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet)
terhadap taxiway centerline
Lebar taxiway (W) 25 ft 35 ft 50 ft 75 ft 75 ft
L = panjang jalur tikungan tambahan 7,5 m 10,5 m 15 m 23 m 23 m
(fillet) hingga pada ujung belokan
taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway Jarak tepi aman taxiway 5 ft 7,5 ft 10 ft 15 ft 15 ft
(M) 1,5 m 2,25 m 3m 4,5 m 4,5 m

Lebar bahu taxiway (S) 10 ft 10 ft 10 ft 15 ft 15 ft


3m 3m 3m 4,5 m 4,5 m

Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group

26
31/05/2018

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN


PENGHUBUNG (TAXIWAY) PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway fillet :


Komponen pd Taxiway Airplane Design Group
Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan wing span
I II III IV V
32,92 m termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel 3.1).
Jari-jari tikungan (R) 75 ft 75 ft 100 ft 150 ft 150 ft
22,5 m 22,5 m 30 m 45 m 45 m sehingga dari tabel 3.3 dan tabel 3.4 diperoleh :
- Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
Jari-jari tikungan 60 ft 60 ft 60 ft 85 ft 85 ft
tambahan ( F) 18 m 18 m 18 m 25,5 m 25,5 m - Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)
- Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)
Panjang jalur tikungan 50 ft 50 ft 150 ft 250 ft 250 ft
tambahan (L) 15 m 15 m 45 m 75 m 75 m - Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline (F) =
60 ft (18 m)
- Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan
Tabel ukuran komponen pada taxiway dengan referensi Airplane Design Group taxiway (L) = 150 ft (45 m)
- Jari-jari belokan taxiway (R) = 150 ft (45 m)

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN


PENGHUBUNG (TAXIWAY) PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Gambar
Rencana : 2. Perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan
entrance taxiway)
Dalam perencanaan by-pass taxiway (exit taxiway dan
entrance taxiway) ini yang perlu untuk diperhatikan
adalah penentuan kecepatan rencana dari pesawat
terbang saat akan memasuki area sistem landasan
penghubung. Penentuan kecepatan rencana ini dapat
dihitung dengan persamaan berikut :
R = V^2____
(125.µ)

Perencanaan Tikungan pada Taxiway dengan pesawat terbang rencana B-737-200

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN


PENGHUBUNG (TAXIWAY) PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan berdasarkan


sehingga : V = √ (125 x R x µ) ukuran wheel base (jarak antara roda pendarat utama/main gear
= 11,18 √(R x µ) dan roda depan/nose gear) dan komponen-komponennya maka
dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dengan : V = kecepatan rencana pesawat terbang R = 0,388 . 2B_
(km/jam) ((W/2) – D)
R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai dengan dengan : R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )
Airplane Design Group atau hasil perhitungan ( m ) B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m )
W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group ( m )
µ = koefisien gesek antara ban dan struktur D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat utama/main
permukaan perkerasan (0,13) gear dan tepi jalur taxiway ( m )

27
31/05/2018

PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN


PENGHUBUNG (TAXIWAY) PENGHUBUNG (TAXIWAY)

Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem by- Maka : R = 0,388 . 2B_
((W/2) – D)
pass taxiway : = 0,388 . 2(11,38)
Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan ((15/2) – 3,75)
wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III = 13.399 m
≈ 14 m
sehingga dari tabel perencanaan komponen taxiway dari
Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang saat memasuki
FAA diperoleh : tikungan adalah :
Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m) V = √ (125 x R x µ)
= 11,18 √(R x µ)
Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, maka = 11,18 √(14 x 0,13)
Ukuran wheel base (B) = 11,38 m = 15 m/dt
Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat = 15 x 3,6
= 54 km/jam
utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m

28

Anda mungkin juga menyukai