Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Preseptor:
dr. Hardisman, MHID, Dr. PH (Med)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah berupa Case Report Session ini dengan judul
“Pemeriksaan Kesehatan Berkala Anak Sekolah di Puskesmas Lubuk Begalung”.
Case Report Session ini merupakan salah satu syarat mengikuti kepaniteraan
klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dr. Hardisman, MHID, Dr. PH
(Med) selaku preseptor. Penulis mengucapkan terima kasih juga kepada Puskesmas
Lubuk Begalung dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kitasemua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Daftar Gambar 5
Daftar Tabel 6
BAB 1 PENDAHULUAN 8
2.3.1 Definisi 13
2.3.2 Tujuan 14
2.3.3 Pelaksanaan 14
3
BAB 3 ANALISIS SITUASI 25
BAB 4 PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA 40
4.1
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 Cakupan Status Gizi pada siswa SD, SMP, SMA di Wilayah 30
Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun Ajaran 2018/2019
Tabel 3.6 Cakupan Karies pada siswa SD, SMP, SMA di Wilayah Kerja 30
Puskesmas Lubuk Begalung Tahun Ajaran 2018/2019
Tabel 3.7 Cakupan Kelainan Refraksi pada siswa SD, SMP, SMA di 31
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Tahun Ajaran 2018/2019
Tabel 3.8 Cakupan Serumen pada siswa SD, SMP, SMA di Wilayah 31
Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun Ajaran 2018/2019
Tabel 3.10 Cakupan Status Gizi pada Siswa SD, SMP, SMA di 32
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun
Ajaran 2018/2019
6
Tabel 3.11 Cakupan Karies pada Siswa SD, SMP, SMA di Wilayah 32
Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun Ajaran 2018/2019
Tabel 3.12 Cakupan Kelainan Refraksi pada Siswa SD, SMP, SMA di 33
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Tahun Ajaran
2018/2019
Tabel 3.13 Cakupan Serumen pada siswa SD, SMP, SMA di Wilayah 33
Kerja Lubuk Begalung Tahun Ajaran 2018/2019
7
BAB 1
PENDAHULUAN
8
meningkat menjadi 31% dari sebelumnya (26,6% pada tahun 2013), masalah gigi dan
mulut pada usia ≥ 3 tahun proporsinya sebesar 57,6%.2
Pemeriksaan kesehatan berkala bagi anak sekolah merupakan kegiatan
pemeriksaan kesehatan dasar yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan
peserta didik sebagai salah satu upaya deteksi dini jika peserta didik mengalami
masalah kesehatan yang perlu ditindaklanjuti lebih serius lagi dengan cara dirujuk ke
puskesmas. Oleh sebab itu, pelaksanaan program pemeriksaan kesehatan berkala
sangat penting karena dengan adanya program pemeriksaan kesehatan berkala ini
kegiatan UKS menjadi lebih hidup dan dapat diketahui tingkat kesehatan peserta didik.1
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
6. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 6/X/PB
Tahun 2014, Nomor 73 Tahun 2014, Nomor 41 Tahun 2014, Nomor 81
Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota
11
2.2.2 Sasaran UKS
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi4:
a. Sasaran Primer : peserta didik.
b. Sasaran Sekunder : guru, pamong belajar/tutor, komite
sekolah/orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP
UKS disetiap jenjang.
c. Sasaran Tertier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat
prasekolah sampai pada sekolah dan perguruan agama beserta
lingkungannya.
2. Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar;
12
8. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
9. Pemberian Obat Cacing
10. Pemanfaatan halaman sekilah Taman Obat Keluarga (TOGA)/Apotik
hidup
11. Penyuluhan kesehatan dan konseling
12. Pembinaan dan pengawasan kantin sehat
13. Informasi gizi
14. Pemulihan pasca sakit
15. Rujukan kesehatan ke puskesmas/rumah sakit
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental, sosial
maupun lingkungan yang meliputi:
1. Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan )
2. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap
rokok, pornografi, narkotika psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA)
dan kekerasan
3. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik,
pegawai sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar).
13
SMA. Pemeriksaan ini mefokuskan pada deteksi dini dalam upaya preventif suatu
penyakit.1
2.3.2 Tujuan
Menurut Ahmad Selvia (2009) tujuan pemeriksaan kesehatan ada 2, yaitu6:
1) Tujuan umum
Tujuan umum pemeriksaan kesehatan berkala yaitu meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik dan secara optimal dalam mendukung proses
belajar.
2) Tujuan khusus
1. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik, sehingga
bila terdapat masalah dapat segera ditindak lanjuti.
2. Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan
kesehatan peserta didik, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam
menyusun program pembinaan kesehatan sekolah.
3. Termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi program pembinaan peserta didik.
Berdasarkan tujuan di atas, pada hakikatnya tujuan program pemeriksaan
kesehatan berkala yang ingin dicapai untuk kepentingan peserta didik dan seluruh
warga sekolah yaitu untuk mengetahui status kesehatan dan mencegah timbulnya
penyakit, apabila ada penyakit agar lebih mudah dalam proses penyembuhan.6
14
didik seperti alergi makanan tertentu, alergi obat tertentu, cedera serius akibat
kecelakaan, kejang berulang, pingsan, tranfusi darah berulang dan ataupun
penyakit lainnya. Peserta didik yang memiliki riwayat kesehatan tertentu memiliki
kemungkinan memiliki penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan peserta didik mengakibatkan kesakitan dan mengganggu proses belajar
pada masa yang akan datang. Keterangan riwayat kesehatan peserta didik dapat
digunakan oleh petugas kesehatan untuk membantu petugas kesehatan dalam
menentukan diagnosis penyakit maupun pengobatan bagi peserta didik.
Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik dilakukan pada peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat. Tujuan tindakan ini adalah untuk
mendeteksi risiko masalah kesehatan peserta didik berdasarkan gejala/kejadian
terkait kesehatan yang pernah dialami oleh peserta didik.1
b) Penilaian Status Imunisasi
Penilaian status imunisasi meliputi jenis imunisasi yang diberikan melalui
program imunisasi lanjutan yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah, salah satu
vaksinnya terkait program TT 5 dosis (long life). Pemeriksaan status imunisasi
dilakukan pada peserta didik SD/MI. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui status imunisasi peserta didik atas imunisasi DT, Campak, dan TT.1
15
peserta didik. Pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga peserta didik dilakukan
pada peserta didik SD/MI , SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.1,4
d) Pemeriksaan Gaya Hidup
Pemeriksaan gaya hidup meliputi pengisian kuesioner terkait pubertas, pola
sarapan, jajan di sekolah, risiko merokok dan risiko konsumsi alkohol. Peserta
didik yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok/terpapar rokok
di keluarga/rumah dan konsumsi alkohol dapat mengakibatkan peserta didik
lebih berisiko menderita penyakit pada saluran pernapasan atau ikut melakukan
perilaku berisiko tersebut sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan
kesakitan dan mengganggu proses belajar. Pemeriksaan bertujuan untuk
mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait gaya hidup.1
e) Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi
Pemeriksaan risiko kesehatan reproduksi meliputi pengisian kuesioner
terkait pubertas dan masalah kesehatan organ reproduksi. Peserta didik yang
mengalami masalah kesehatan pada organ reproduksi berisiko mengalami
kehamilan yang seringkali mengakibatkan peserta didik dikeluarkan dari
sekolah, atau penyakit menular seksual yang mengakibatkan kesakitan
sehingga mengganggu proses belajar. Pemeriksaan kesehatan reproduksi untuk
mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan reproduksi dapat dilakukan pada
peserta didik mulai dari kelas 4 SD/MI , SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan
sederajat.1
16
dapat lebih dini memberikan intervensi positif.1,4
g) Pemeriksaan Kesehatan Intelegensia
Pemeriksaan kesehatan intelegensia merupakan suatu upaya pemeriksaan
awal untuk menemukan secara dini adanya potensi kecerdasan dan hambatan
belajar dalam proses belajar mengajar pada peserta didik di pendidikan dasar dan
menengah, agar dapat segera dilakkan tindakan intervensi yang tepat.
Pemeriksaan ini diharapkan dapat membantu mengembangkan uoaya untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, memberi masukan pada orangtua
dan guru mengenai dukungan dan bimbingan yang sesuai dengan potensi anak,
dan menemukan secara dini adanya potensi hambatan belajar.1
Pemeriksaan Fisik Oleh Tenaga Kesehatan, Guru atau Kader Kesehatan Sekolah
a) Pemeriksaan Tanda Vital
Pemeriksaan tanda vital dilakukan melelui pengukuran suhu tubuh, tekanan
darah (sistolik dan diastolik), denyut nadi per menit, frekuensi napas per menit.
Peserta didik yang mengalami masalah dengan tanda vital dapat dicurigai sakit
yang mana harus segera diobati agar tidak mengganggu proses belajar mengajar,
akibatgejala yang dikeluhkan seperti malaise (lemah), sakit kepala, sesak napas,
nafsu makan menurun. Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan pada peserta
didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.1
17
infeksi sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG), juga sering
disertai dengan kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Anak yang
menderita gizi kurang tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak. Demikian juga pada anak yang
menderita gizi lebih yaitu kegemukan dan obesitas dapat menyebabkan
penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung koroner, hipertensi,
osteoporosis dll. Pada anak yang menderita Anemia Gizi Besi (AGB) dapat
menyebabkan rendahnya kemampuan belajar dan produktivitas kerja serta
menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Anak
dengan anemia memiliki indeks perkembangan psikomotor dan prestasi yang
lebih rendah daripada anak yang normal. Pemeriksaan status gizi dapat
dilakukan pada peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat
dengan tujuanuntuk mendeteksi secara dini masalah gizi kurang, gizi lebih dan
kekurangan zat gizi mikro antara lain Anemia Gizi Besi (AGB).
c) Pemeriksaan Kebersihan Diri
Kebersihan diri adalah penampilan diri dalam hal ini rambut, kulit dan
kuku yang bersih yang mencerminkan kesehatan. Peserta didik yang
mengalami kelainan/ penyakit dari kebersihan rambut, kulit dan kuku dapat
mengganggu kenyamanan/ kelancaran proses belajar peserta didik. Rambut,
kulit dan kuku yang tidak dijaga kebersihannya dapat menimbulkan kutu
rambut, dermatitis, jamur, yang menimbulkan gejala gatal dan dapat menular
ke peserta didik lainnya sehingga akan mengganggu proses belajar-mengajar.
18
rambut, kulit dan kuku yang dilakukan pada peserta didik SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA dan sederajat.2
d) Pemeriksaan Kesehatan Indera Penglihatan
Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dilakukan melalui pemeriksaan
mata luar, tajam penglihatan dan pemeriksaan buta warna. Peserta didik yang
mengalami gangguan tajam penglihatan atau radang mata dapat menimbulkan
keluhan sakit kepala, kesulitan membaca sehingga mengganggu proses belajar
mengajar. Radang Mata dapat ditularkan ke peserta didik lain. Pemeriksaan
kesehatan indera penglihatan dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan bertujuan untuk mendeteksi
adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan seperti kelainan
refraksi/gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta
menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
e) Pemeriksaan Kesehatan Indera Pendengaran
Pemeriksaan telinga dilakukan melalui pemeriksaan telinga luar dan
fungsi pendengaran dengan tes berbisik dan tes penala.. Peserta didik yang
mengalami gangguan pendengaran mengakibatkan gangguan bicara yang
berdampak pada gangguan komunikasi, emosional, hubungan sosial dan juga
mempengaruhi nilai akademik/ prestasi belajar. Pemeriksaan telinga dapat
dilakukan pada peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan
sederajat.1
Tujuan: Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada peserta
didik serta menindaklanjuti hasil pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
19
aktifitas dan proses belajar serta meningkatkan kemandirian peserta didik.
Pemeriksaan pemakaian alat bantu dapat dilakukan pada peserta didik di
sekolah inklusi dan Sekolah Luar Biasa (SLB).1,2
g) Pemeriksaan Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk
melakukan kegiatan sehari-hari secara efektif dan efisien dalam jangka waktu
relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran
jasmani tidak sama dengan kesehatan. Peserta didik yang sehat belum tentu
bugar, tetapi anak yang bugar pasti sehat. Peserta didik yang bugar tidak
mudah lelah, sehingga dapat mengerjakan tugas atau pekerjaan di sekolah
lebih lama dan lebih baik. Makin tinggi tingkat kebugaran jasmani peserta
didik, makin baik kemampuan fisik yang dapat mendukung prestasi
belajarnya. Peserta didik yang bugar setelah pulang dari sekolah masih mampu
melakukan kegiatan lain seperti bermain, bersosialisasi dengan teman sebaya,
menambah keterampilan mengikuti kursus-kursus tambahan dan kegiatan lain
sesuai kesenangannya tanpa merasa kelelahan yang berlebihan. Peserta didik
yang kekurangan aktivitas fisik berisiko obesitas, pendek, penyakit
kardiovaskuler dan metabolik. Pemeriksaan kebugaran jasmani dapat
dilakukan pada peserta didik SD/MI (kelas4-6), SMP/MTs, SMA/SMK/MA
dan sederajat.1 Tujuan :
− Mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik.
− Meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik dengan menyusun latihan
fisik terprogram sesuai dengan hasil pengukuran kebugaran jasmani.
− Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan aktivitas fisik, latihan
fisik, dan olahraga.
20
serta kelas 11 dan 12 di SMA/SMK/MA) termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).1,4
21
Formulir lembar persetujuan Bukti persetujuan pemeriksaan
Dokumentasi riwayat kesehatan,
Kuesioner status imunisasi, kesehatan mental,
intelegensia, perilaku berisiko
Formulir Pencatatan Hasil Penjaringan/
Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
pemeriksaan berkala/ Buku rapor
peserta didik
kesehatanku
Formulir rekapitulasi hasil penjaringan Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
kesehatan untuk Puskesmas puskesmas
Formulir Pelaporan Penjaringan Dokumentasi hasil kegiatan
Kesehatan dari Puskesmas ke Dinas penjaringan kesehatan yang dilakukan
Kesehatan Kab/Kota oleh Puskesmas
Formulir Rujukan Surat pengantar rujukan peserta didik
Form umpan balik hasil penjaringan Dokumentasi hasil pemeriksaan untuk
kesehatan untuk sekolah sekolah
Pemeriksaan status gizi, tanda
UKS dan UKGS Kit vital,penglihatan, pendengaran, gigi,
mulut
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas, daftar peralatan untuk kegiatan luar gedung (UKS dan UKGS), sebagai
berikut3:
Tabel 2.2 Daftar UKS Kit
Sarana Fungsi
Timbangan dewasa Pemeriksaan berat badan
Pengukur tinggi badan Pemeriksaan tinggi badan
Tabel Indeks Massa Tubuh Pemeriksaan status gizi
Stetoskop Pemeriksaan Auskultasi Jantung
Paru
Sphygmomanometer dengan manset Pemeriksaan Tekanan darah
anak dan dewasa
22
Thermometer klinis Pemeriksaan Suhu Tubuh
Timer Pemeriksaan frekuensi napas dan
denyut nadi
Garpu Tala 512 HZ/ 1024 HZ / 2084 Pemeriksaan Tajam Pendengaran
HZ
Pengait serumen Tindakan membersihkan serumen
Speculum hidung (Lempert) Pemeriksaan Rongga Hidung
Speculum telinga dengan ukuran kecil, Pemeriksaan Liang Telinga
sedang, besar
Sudip lidah, logam panjang 12 cm Pemeriksaan Tenggorok
Snellen, alat untuk pemeriksaan visus Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Tes buta warna (ISHIHARA) Pemeriksaan Buta Warna
Pinhole Pemeriksaan Refraksi
Tas Kanvas tempat kit Tempat Kit
23
Bahan Habis Pakai
Kapas Pemeriksaan Gigi
Masker Pemeriksaan Gigi
Sarung tangan Pemeriksaan Gigi
Cairan disinfekta (Klorin 0,5%) Pemeriksaan Gigi
Sabun tangan atau antiseptic Pemeriksaan Gigi
24
BAB 3
ANALISIS SITUASI
25
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung7
Dengan wilayah yang sebagian besar dataran rendah dan prasarana jalan yang
memadai, Puskesmas Lubuk Begalung mudah dicapai dari semua kelurahan dalam
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung atau sebaliknya, menggunakan sarana
transportasi kendaraan roda dua atau roda empat.7
26
Koto
3 8363 150 572 720 165 33 158 158 1918 2458 602
Baru
Tanjung
4 2072 33 127 159 36 7 34 34 467 598 149
Aur
Gurun
5 7255 114 509 621 122 24 117 117 1657 2121 524
Laweh
Lubuk
6 7086 116 493 607 122 24 115 115 1612 2063 510
Begalung
Tanjung
7 Saba- 6120 112 408 518 120 24 113 113 1404 1797 442
Pitameh
Piai-
8 Tanah 6173 110 418 524 123 25 116 116 1437 1840 446
Sirah
9 Cangkeh 4909 81 330 409 88 18 85 85 1120 1434 353
Kampung
10 5850 105 394 497 109 22 102 102 1214 1555 419
Baru
JUMLAH 67899 1201 4644 5796 1299 260 1240 1240 15401 19722 4892
Dari tabel diatas terlihat bahwa kelurahan Parak Laweh Pulau Aia memiliki
penduduk terbanyak yaitu 10.159 penduduk. Tabel 3.2 memperlihatkan distribusi
kepesertaan BPJS dari bulan Januari sampai bulan Desember Tahun 2019.
27
10 OKTOBER 24.381 6.280 11.434 6.280 23994
Kapitasi Puskesmas lubuk begalung pada bulan Desember tahun 2019 adalah
25.170 jiwa, kepesertaan terbanyak adalah peserta Jamkesmas diikuti oleh peserta KIS
sebesar 11.434.
28
3.2 Data Jumlah Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
Begalung
29
kelas VII SMP, dan X SMA. Berikut hasil laporan dari penjaringan kesehatan anak
sekolah yang dilakukan pada Juli, Agustus, September 2019 di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Begalung.7
Tabel 3.4 Cakupan Program UKS Tahun 2019
Target
Sasaran Kumulatif %
NO KEGIATAN Satuan
Populasi Cakupan Cakupan
%
Skrining
1 /DDTK
SD Sekolah 22 100 22 100
Jml murid
Kls I
yang 97,9%
diperiksa Siswa 827 100 810
SMP Sekolah 6 100 6 100
Jml siswa kls
I
yang 1148 97,7%
diperiksa Siswa 1175 100
SMA Sekolah 7 100 7 100
Jml siswa kls
I
yang 97,8%
diperiksa Siswa 1831 100 1792
Penjaringan yang dilakukan kepada anak usia sekolah berupa penilaian status
gizi, resiko gaya hidup, karies, dan gangguan lihat. Berikut gambar permasalahan
skrinning yang ditemukan dalam pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah.
30
PERMASALAHAN KESEHATAN DALAM
SKRINNING
Sangat Kurus Kurus Normal
Gemuk Obesitas Stunting
624
126 145
85
45 33 37
23 17 3
SD
PERMASALAHAN KESEHATAN
DALAM SKRINNING
Sangat Kurus Kurus Normal
Gemuk Obesitas Stunting
Karies Gangguan Lihat Buta Warna
921
258
101 153 212
14 56 56 41 37 8
SMP/MTSN
31
PERMASALAHAN KESEHATAN
DALAM SKRINNING
Sangat Kurus Kurus Normal
Gemuk Obesitas Stunting
Karies Gangguan Lihat Buta Warna
1443
SMA
Pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat kesehatan
anak sekolah baik jenjang SD, SMP, sampai dengan SMA sudah cukup baik.
Berdasarkan penilaian status gizi, permasalahan yang perlu diintervensi berupa gizi
kurang pada siswa SD (10,$%) gizi berlebih pada SMP dan SMA. Permasalahan
tertinggi yang dialami masing-masing strata yaitu serumen pada anak SD (17,9%),
karies pada anak SMP ( 22,4%), dan SMA ( 11,3%) di wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Begalung, serta permasalahan lain berupa resiko gaya hidup yang cukup tinggi dialami
tiap jenjang sekolah. Pada pemeriksaan tajam penglihatan menunjukkan dominan
mengalami kelainan refraksi pada anak SMA. Untuk pemeriksaan telinga didapatkan
siswa yang banyak ditemukan serumen pada anak SD.
3.4 Laporan Hasil Pemeriksaan berkala pada Anak Sekolah di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Begalung Tahun Ajaran 2019/2020
Pemeriksaan kesehatan berkala pada anak sekolah mengarah pada peserta didik
32
kelas II SD, kelas VIII SMP, dan XI SMA. Berikut hasil laporan dari pemeriksaan
kesehatan berkala pada anak sekolah yang dilakukan pada Januari, Februari, Maret,
April 2019 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung.8
Tabel 3.5 Cakupan Program Pemeriksaan Kesehatan Berkala UKS Tahun
Ajaran 2019/2020
Target
Sasaran Kumulatif %
NO KEGIATAN Satuan
Populasi Cakupan Cakupan
%
1 SD Sekolah 22 100 51 100
Siswa 4032 100 3980 98,7%
Pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan kepada anak usia sekolah berupa
penilaian status gizi, resiko gaya hidup, karies, dan gangguan lihat. Berikut gambar
permasalahan kesehatan berkala yang ditemukan dalam pemeriksaan kesehatan anak
usia sekolah.
PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA SD
2994
859
112 293 341 186 15 41 9
PERMASALAHAN KESEHATAN
Sangat Kurus Kurus Normal
Gemuk Obesitas Stunting
Karies Gangguan Lihat Buta Warna
33
Permasalahan tertinggi yang dialami siswa SD yaitu karies (21,5%) di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Begalung.
34
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Program Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Anak Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat sehingga meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas. UKS menjadi salah satu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dengan kegiatan pokoknya dilaksanakan melalui Trias UKS, yaitu
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah
sehat. Pemeriksaan kesehatan berkala merupakan salah satu program yang termasuk
dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan UKS terhadap peserta didik
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pemeriksaan kesehatan
berkala dan penjaringan kesehatan merupakan kegiatan yang menitikberatkan pada
upaya preventif.
Program UKS dalam upaya preventif yang sudah dijalankan oleh Puskesmas
Lubuk Begalung pada Tahun 2019 yakni skrining atau penjaringan kesehatan pada
anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung. Penjaringan kesehatan
telah dilakukan di 35 sekolah yang terdiri dari 22 SD, 6 SMP/MTs, 7 SMA/SMK.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh program UKS meliputi pembinaan melalui
kunjungan ke sekolah dengan frekuensi rata-rata 2-4 kali dalam satu tahun.
Kegiatannya berupa skrining kesehatan ke semua jenjang sekolah, pembinaan dokter
kecil, pembinaan dan pembentukan PKPR, pembinaan sekolah sehat, pembinaan
UKS ke sekolah dan pembinaan panti asuhan.
Prestasi yang telah didapat untuk tahun 2016 s/d 2019 adalah juara 2 sekolah
sehat tingkat provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh TK Rahma Abadi pada tahun
2018. Strata UKS Puskesmas Lubuk Beggalung masih ditingkat minimal hingga
optimal belum ada yang mencapai paripurna dengan rincian untuk TK (minimal 7,
standar 10, Optimal 1), SD (minimal 2, standar 18, Optimal 2), SMP (minimal 1,
standar 3, Optimal 2), SMA (minimal 1, standar 4, Optimal 2)dan SLB (minimal 1)
35
4.2 Permasalahan dalam Pelaksanaan Program Pemeriksaan Kesehatan
Berkala Anak Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
36
Pemeriksaan kesehatan berkala yang dilakukan Puskesmas Lubuk Begalung
pada bulan Februari – April 2019 dengan sasaran kelas II SD, VIII SMP dan kelas XI
SMA meliputi pemeriksaan tinggi badan, berat badan, penilaian status gizi, kebersihan
diri (kuku), mata/penglihatan, gigi dan mulut serta telinga pada peserta didik/siswa
yang telah dilakukan penjaringan kesehatan sebelumnya. Namun, pemeriksaan
berkala tersebut belum sepenuhnya sesuai dengan petunjuk teknis yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015 seperti tidak
dilakukannya pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan rambut, pemeriksaan kulit,
pemeriksaan mata luar, pemeriksaan fungsi pendengaran, tidak adanya pengisian
diagram gigi, pemeriksaan kebugaran jasmani, pemeriksaan psikis/kesehatan jiwa.
Ketidaksesuaian ini terjadi karena adanya keterbatasan waktu yang diberikan sekolah
untuk pemeriksaan serta keterbatasan sarana UKS yang dimiliki tiap sekolah
sedangkan Puskesmas Lubuk Begalung hanya memiliki 1 kit UKS dan 1 kit UKGS
untuk pemeriksaan kesehatan. Selain itu, kurangnya monitoring dari pihak Puskesmas
Lubuk Begalung terkait siswa/peserta didik yang tidak hadir atau siswa yang perlu
dirujuk ke puskesmas untuk diintervensi ke sekolah yang bersangkutan dalam upaya
meningkatkan kesehatan perorangan.
Pemeriksaan berkala yang belum sesuai petunjuk teknis mungkin berhubungan
dengan adanya kendala yang dihadapi pemegang program dalam melaksanakan
pemeriksaan berkala yaitu kurangnya kerjasama oleh tim pelaksana sesuai petunjuk
teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015,
yaitu dilaksanakan oleh tim pelaksana UKS yang terdiri dari kepala sekolah/madrasah,
guru pembina UKS/pembina UKS, ketua komite sekolah/madrasah, komite
sekolah/madrasah, petugas UKS puskesmas, guru dan siswa. Pemeriksaan berkala
sebagian besar hanya dilaksanakan oleh petugas UKS puskesmas tanpa bantuan dari
tim pelaksana UKS yang lain.
Solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kerjasama tim pelaksana
adalah melakukan koordinasi antara pihak sekolah dan pihak puskesmas untuk
mengidentifikasi kegiatan dan pembagian tugas serta tanggung jawab seperti yang
tercantum pada petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
37
Republik Indonesia tahun 2015. Solusi dalam kurangnya monitoring/follow up dari
pihak Puskesmas Lubuk Begalung dapat dilakukan dengan menentukan penanggung
jawab dari pihak puskesmas untuk tiap sekolah dalam monitoring tiap bulannya atas
optimal/tidaknya keberlangsungan program UKS dan diberlakukannya punishment
dan/atau reward dari pimpinan puskesmas kepada tiap penanggung jawab dalam
memonitoringnya sehingga diharapkan program UKS tiap sekolah dapat berjalan
merata dan maksimal. Dalam hal keterbatasan sarana UKS di beberapa sekolah dapat
ditingkatkan melalui kerjasama dengan Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan
Provinsi dalam mengupayakan peningkatan sarana UKS di sekolah sehingga
diharapkan pengelolaan UKS berjalan optimal dalam hal promotif, preventif dan
kuratif.
38
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
• Penjaringan kesehatan telah dilakukan oleh Puskesmas Lubuk Begalung di 35
sekolah yang terdiri dari 22 SD, 6 SMP/MTs, 7 SMA/SMK pada bulan Juli –
September 2019. Pemeriksaan kesehatan berkala pada anak sekolah dengan
frekuensi sekali setahun dilakukan pada bulan Januari – April 2019.
• Pemeriksaan kesehatan berkala yang sudah dilakukan masih belum sesuai
dengan petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Masalah yang ditemukan pada pemeriksaan kesehatan berkala anak sekolah di
Puskesmas Lubuk Begalung adalah kurangnya tenaga Kesehatan, adanya
ketidakhadiran siswa, kurangnya pelatihan dan monitoring dari pihak
Puskesmas Lubuk Begalung di tiap sekolah, keterbatasan sarana UKS dan
belum optimal pengelolaannya di beberapa sekolah, belum baiknya manajemen
waktu kerja dan belum adanya kerjasama antar tim pelaksana UKS secara baik
dalam pelaksanaan program.
5.2. Saran
• Terbentuknya koordinasi yang baik antara kepala puskesmas sebagai pembina
UKS dan kepala sekolah sebagai ketua tim pelaksana UKS dalam
menindaklanjuti kinerja tim pelaksana UKS yang belum optimal. Jika dirasakan
perlu, kepala puskesmas dapat melakukan advokasi kepada Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat Kecamatan untuk membuat kebijakan
mengenai pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala di tingkat sekolah.
• Penentuan penanggung jawab dari pihak puskesmas untuk masing-masing
sekolah dalam monitoring tiap bulannya atas keberlangsungan
optimal/tidaknya program UKS dan sehingga diharapkan program UKS tiap
sekolah dapat berjalan merata dan maksimal.
39
DAFTAR PUSTAKA
40