14 34 1 SM
14 34 1 SM
Soenobo Wiryosoegito1
Noer Indriati2
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Email: indriatiyuwanto@yahoo.co.id
Abstract
The slide down of President Soeharto in 1998, then turned mainly to the reform scedule of changes
or amendments to the Constitution. After the change of Constitution occurring shift of power from the hands
of the President of the legislation to the House of Representative. The powers of the President of the much
reduced, for example: Judges no longer appointed by the President, but rather put forward by the
Commission for the requested Judicial House approval, further defined by the President. Power House were
enlarged in such a way, so that it can be said almost all fields of power President entered by Parliament.
Keywords: limitations, the power of President and Parliamen
Abstrak
Lengsernya Presiden Soeharto pada tahun 1998, maka agenda reformasi terutama tertuju kepada
perubahan atau amandemen UUD 1945. Sesudah perubahan UUD 1945 terjadi pergeseran kekuasaan
legislasi dari tangan Presiden ke DPR. Kekuasaan Presiden banyak dikurangi, misalnya: Hakim Agung tidak
lagi diangkat oleh Presiden, melainkan diajukan oleh Komisi Yudisial untuk diminta persetujuan DPR,
selanjutnya ditetapkan oleh Presiden. Kekuasaan DPR diperbesar sedemikian rupa, sehingga dapat
dikatakan hampir semua bidang kekuasaan Presiden dimasuki oleh DPR.
Kata kunci: Pembatasan-pembatasan, Kekuasaan Presiden, DPR
1
Pensiunan Dosen FH Universitas Sultan Agung, Semarang
2
Dosen tetap Fakultas Hukum Unsoed, e-mail: indriatiyuwanto@yahoo.co.id
3
Taufiqurrohman Syahuri, Hukum Konstitusi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 2
4
Denny Indrayana, Amandemen UUD 1945, PT.Mizan Pustaka, Bandung, 2007, hal. 152
77 Jurnal Idea Hukum
Vol. 1 No. 2 Edisi Oktober 2015
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Presiden adalah kepala pemerintahan atau Sejauh mana perubahan UUD 1945 itu me-
eksekutif dan Kepala Negara. Pada praktiknya ngurangi kekuasaan Presiden?
kekuasaan Presiden yang luas dan sebagian besar
tak terkontrol ini digunakan oleh Soeharto sebagai PEMBAHASAN
landasan hukum untuk memilih orang pilihannya Kekuasaan Presiden
untuk menduduki posisi strategis. Tak heran kalau Sebelum perubahan UUD 1945, Presiden
Presiden Soeharto berhasil mengendalikan Biro- dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
krasi, Militer, Lembaga Legislatif dan Yudikatif. (MPR). Pasal 6 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan:
Pada tanggal 21 Mei 1998 telah terjadi Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis
perubahan, Soeharto mengundurkan diri sebagai Permusyawaratan Rakyat, dengan suara terba-
Presiden Republik Indonesia dan digantikan oleh nyak. Penjelasan UUD 1945 menerangkan bahwa:
Presiden B.J. Habibie. Bersamaan waktu itu mun- Majelis inilah yang memegang kekuasaan negara
cullah tuntutan masyarakat luas untuk melakukan yang tertinggi, sedang Presiden harus menja-
perubahan (amandemen) UUD 1945 menuju kepa- lankan Haluan Negara menurut garis-garis besar
da konstitusi yang demokratis sebagai salah satu yang telah ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang
agenda reformasi. Dalam pada itu Jimly Asshid- diangkat oleh Majelis, bertindak bertangung jawab
diqie mengemukakan pendapatnya, bahwa refor- kepada Majelis, di bawah Majelis Presiden ialah
masi politik dan ekonomi yang bersifat menyeluruh penyelenggara pemerintahan negara yang terting-
tidak mungkin dilakukan tanpa diiringi reformasi gi. Dalam menjalankan pemerintahan kekuasaan
hukum. Akan tetapi reformasi hukum yang menye- dan tanggung jawab ialah ditangan Presiden (Con-
luruh juga tidak mungkin dilakukan tanpa didasari centration Of Power and Responsibility Upon the
oleh agenda reformasi ketatanegaraaan yang President).
mendasar, dan itu berarti diperlukan adanya Sebelum perubahan UUD 1945 kekuasaan
“constitutional reform” yang tidak setengah hati. 5
Presiden diatur dalam Bab III Kekuasaan Peme-
Selanjutnya dengan lengsernya Presiden rintah Negara. Bab ini meliputi Pasal-pasal 4, 5, 6,
Soeharto pada tahun 1998, agenda reformasi teru- 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 dan 17 ditambah Pa-
tama tertuju kepada perubahan atau amandemen sal 22. Selain itu masih ada wewenang Presiden
UUD 1945. yang berkaitan dengan masalah lain, seperti: Pe-
netapan APBN, menyelenggarakan sistem penga-
RUMUSAN MASALAH jaran, memajukan kebudayaan nasional, dll.
Di dalam tulisan ini akan membahas “Pem- Masih sebelum perubahan UUD 1945, Pasal
batasan-pembatasan Konstitusional kekuasaan 4 ayat (1) menyatakan bahwa Presiden Republik
Presiden Sesudah Perubahan UUD 1945”. Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD. Menurut UUD maka kekuasaan pe-
5
Sekapur Sirih Vide Taufiqurrohman Syahuri, loc. Cit.
Pembatasan-Pembatasan Konstitusional Kekuasaan… 78
6 9
Moh. Kusnardi dan Bintan R Saragih, Susunan Pembagian Bagir Manan, Lembaga Kepresidenan, Gama Media,
Kekuasaan Menurut UUD 1945, Gramedia, Jakarta, 1978, Yogyakarta, 1999, hal. 121-122
10
hal. 62 Ibid. hal.128
7
Prajudi Atmosudirjo, Dasar-Dasar ilmu Administrasi, 11
AD. Belinfante, Pokok – Pokok Hukum Tata Usaha Negara,
Cetakan ke 7, Jakarta, hal.273 Binacipta, 1983, hal.1 jUga Philipus M. Hadjon dkk,
8
R.Wiyono, Garis-Garis Besar Pembahasan dan Komentar Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajahmada
UUD 1945, Alumni, Bandung, 1982, hal.61 University Press, Yogyakarta, 1993, hal.26-27
79 Jurnal Idea Hukum
Vol. 1 No. 2 Edisi Oktober 2015
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Dari keterangan tersebut di atas dapat di- kan bahwa kecuali “Executive Power” Presiden
simpulkan, bahwa kekuasaan pemerintahan atau bersama DPR menjalankan “Legislative Power”
kekuasaan eksekutif pada dewasa ini tidak dapat dalam Negara. Presiden ialah kepala kekuasaan
dikatakan berfungsi hanya melaksanakan undang- eksekutif dalam negara. Untuk menjalankan un-
undang yang telah ditetapkan oleh badan legislatif. dang-undang ia mempunyai kekuasaan untuk me-
Sebagaimana telah disinggung di halaman muka, netapkan Peraturan Pemerintah (“Pouvoir Regle-
bahwa lingkup tugas dan wewenang penyelengga- mentair”).
raan pemerintahan negara semakin meluas se- Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam Bab
jalan dengan makin meluasnya tugas-tugas dan VII UUD 1945 (lama). bab ini meliputi Pasal-pasal
wewenang negara dan pemerintah. Hal demikian 19, 20, 21 dan Pasal 22. Dari pasal-pasal tersebut
itu disebabkan oleh karena perkembangan masya- disebutkan antara lain: susunan DPR ditetapkan
rakat modern yang sangat pesat dan dinamis, dan dengan undang-undang, tiap-tiap undang-undang
ditunjang pula oleh kemajuan teknologi informasi menghendaki persetujuan DPR.
dan komunikasi. Kemudian selanjutnya, dalam Bab IX diatur
“Pemerintahan” demikian Van Poelje me- tentang kekuasaan Kehakiman. Bab ini meliputi
ngungkapkan harus melaksanakan undang-un- Pasal 24 dan Pasal 25 (lama), Pasal 24 mene-
dang, tetapi melaksanakan undang-undang tidak tapkan: kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh
berarti hanya melaksanakan semata-mata apa sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain badan ke-
yang telah ditentukan oleh pembentuk undang- hakiman menurut undang-undang. Dan dalam
undang. Hal ini lebih berarti mencari cara bagai- Pasal 25 ditegaskan bahwa syarat-syarat untuk
mana dalam melaksanakan undang-undang, kare- menjadi dan untuk diberhentikan sebagai hakim
na dalam pelaksanaannya tidak ditegaskan oleh ditetapkan dengan undang-undang.
12
pembentuk undang-undang sendiri. Dalam pada Dari mana wewenang atau kekuasaan
itu H.W.R. Wade mengatakan bahwa penyeleng- penyelenggara pemerintahan diperoleh?
gara pemerintahan telah memegang inisiatif dan Menurut R. Crince le Roy14 pemberian kewe-
dapat mengambil sendiri pelbagai macam tugas- nangan dapat dilakukan melalui atribusi, delegasi
tugas baru, dan bersamaan dengan pengambilan dan mandat. Ketiga bentuk hukum tersebut harus
sendiri tugas-tugas baru itu muncullah kekuasaan- dibedakan satu dengan yang lain. Dikatakan seba-
13
kekuasaan baru. gai atribusi, apabila suatu ketentuan memberikan
Kemudian selanjutnya, Pasal 5 ayat (1) UUD suatu kewenangan pemerintahan kepada suatu
1945 menyebutkan bahwa Presiden memegang badan pemerintahan. Demikian maka suatu un-
kekuasaan membentuk undang-undang dengan dang-undang dapat memberikan kewenangan ke-
persetujuan DPR. Penjelasan UUD ini menjelas- pada Mahkota atau kepada seorang menteri atau-
12 13
R.Crince le Roy, Kekuasaan Keempat, Suatu Pengenalan H.W.R Wade, Administrative Law, Clarendon Press,
Ulang, Penerbit Yayasan Dharma Bakti Semarang (tanpa Oxford, 1971, hal 1 Juga Van Poeljo, Algemen.
14
tahun), hal.73 (terjemah oleh Soehardjo Ss, SH) R. Crince le Roy, Op. Cit. hal.89
Pembatasan-Pembatasan Konstitusional Kekuasaan… 80
pun kepada pejabat untuk memberikan ijin tertentu. Pembatasan-pembatasan Konstitusional Ke-
Disebut delegasi kewenangan pemerintahan, kuasaan Presiden
apabila suatu badan pemerintahan menyerahkan Sesudah perubahan UUD 1945, Presiden
kewenangan yang ia peroleh melalui atribusi dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara
kepada badan pemerintahan yang lain, yang akan langsung oleh Rakyat (Pasal 6A ayat (1)).
melaksanakannya menurut pendapatnya sendiri. Sementara itu Majelis Permusyawaratan Rakyat
Yang akhirnya adalah tentang bentuk mandat, juga telah mereduksi sendiri kewenangannya menjadi
di sini dapat dikatakan adanya suatu penyerahan sebagai berikut, Pasal 3:
kewenangan pemerintahan tetapi pelaksanaan (1) MPR mengubah dan menetapkan UUD;
tersebut tetap dilakukan atas nama dan di bawah (2) MPR melantik Presidan dan/atau Wakil
tanggung jawab orang yang menyerahkan kewe- Presiden;
nangan itu. (3) MPR hanya dapat memberhentikan
Berkaitan dengan hal itu, Ridwan HR me- Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam
ngutarakan bahwa seiring dengan pilar utama Ne- jabatannya menurut UUD
gara Hukum yaitu Asas Legalitas (Legaliteit Begin- Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui, bahwa
sel atau Het Beginsel Van Wetmatigheid Van Bes- MPR tidak lagi memegang kekuasaan negara yang
tuur), maka berdasarkan prinsip ini tersirat bahwa tertinggi, dan Presiden tidak lagi tunduk dan
wewenang pemerintahan berasal dari peraturan bertanggung jawab kepada Majelis.
perundang-undangan artinya sumber wewenang Kemudian selanjutnya atas dasar UUD
bagi pemerintah adalah peraturan perundang- perubahan kekuasaan legislatif diberikan ke DPR,
undangan.15 Dikatakan bahwa secara teoritik ke- tidak ke MPR ataupun Badan Perwakilan Daerah
wenangan yang bersumber dari peraturan perun- (lembaga baru). Hal itu sesuai dengan bunyi Pasal
dang-undangan tersebut diperoleh melalui tiga 20 ayat (1) UUD 1945 perubahan: DPR memegang
cara yaitu atribusi, delegasi dan mandat. kekuasaan membentuk undang-undang. Demi-
Dan uraian tersebuit di atas dapat disaring kianlah maka Presiden tidak lagi memegang ke-
kesimpulan bahwa penyelenggara pemerintahan kuasaan membentuk undang-undang dengan per-
dan aparatur negara/Presiden memperoleh kewe- setujuan DPR akan tetapi hanya diberi hak inisiatif
nangan dari atribusi, delegasi dan mandat. Dengan untuk mengajukan Rancangan UU (RUU) ke DPR.
kata lain, Presiden mendapat kekuasaan/kewena- Berkaitan dengan hal itu Denny Indrayana
ngan pemerintahan yang bersumber pada UUD, mengatakan bahwa pengalihan kekuasaan ekse-
ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pe- kutif ketangan DPR sudah benar, karena dengan
merintah, dan Peraturan Perundang-undangan demikian kekuasaan legislatif berada ditangan
lainnya. yang semestinya.16 Dalam pada itu Bagir Manan
berpendapat bahwa amandemen ini mengukuhkan
15 16
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Penerbit UII Denny Indrayana, Op. Cit, hal.196
Press, Yogyakarta, 2003, hal.73
81 Jurnal Idea Hukum
Vol. 1 No. 2 Edisi Oktober 2015
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
checks and balances yang lebih jelas antara Pre- Presiden memegang jabatan selama lima tahun
siden selaku lembaga eksekutif dan DPR sebagai dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam
Legislatif.17 Ditempat lain dikatakannya, bahwa jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa
perumusan baru Pasal 5 ayat (1) itu lebih me- jabatan. Perubahan Pasal 7 ini telah didahului oleh
muaskan, karena terhindar dari kemungkinan sa- ketetapan MPR No. XIII/MPR/1998 mengenai hal
lah pengertian mengenai kedudukan DPR sebagai yang sama. Perubahan Pasal 7 ini dimaksudkan
18
pembentuk undang-undang. untuk mencegah praktik pemilihan kembali
Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui, seseorang sebagai Presiden berkali-kali tanpa
bahwa kini telah terjadi pergeseran kekuasaan batas waktu, seperti yang terjadi pada Presiden
legislatif dari tangan Presiden ke DPR. Berkaitan Soeharto. Berdasarkan ketentuan baru ini seorang
dengan hal ini Maria Farida Indrati S. Menge- hanya dapat menjabat Presiden atau Wakil
mukakan pendapatnya bahwa berdasarkan keten- Presiden paling lama sepuluh tahun. Demikian itu
tuan-ketentuan dalam UUD 1945 perubahan yang dengan klausula: “... dan sesudahnya dapat dipilih
berkaitan dengan sistem pemerintahan negara kembali” yang harus diartikan sebagai sepuluh
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kewe- tahun berturut-turut.
nangan pembentukan undang-undang dilaksankan Sesudah perubahan UUD 1945 telah di-
oleh DPR dengan persetujuan bersama Presiden. bentuk beberapa lembaga atau badan, antara lain:
Dengan demikian dapat disimpulkan pula katanya Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial, ke-
lebih lanjut, bahwa Presiden Negara Republik duanya di lingkungan kekuasaan kehakiman. Mah-
Indonesia adalah pemegang kekuasaan dalam arti kamah Konstitusi merupakan pelaku kekua-saan
kekuasaan eksekutif dan kekuasaan membentuk bersama dengan Mahkamah Agung, untuk menye-
undang-undang dalam arti legislatif bersama De- lenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
19
wan Perwakilan Rakyat. dan keadilan (Pasal 24 ayat 1 dan 2). Mahkamah
Pandangan yang sama dikemukakan oleh Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota
Denny Indrayana, yang menyatakan,20 bahwa Pre- hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden,
siden asih tetap memiliki kekuasaan legislatif yang yang diajukan masing-masing 3 orang oleh
signifikan. Dikatakan lebih lanjut, bahwa RUU diba- Mahmkamah Agung. Tiga orang Dewan Per-
has dan harus disetujui oleh DPR maupun Pre- wakilan Rakyat dan tiga orang oleh Presiden
siden, syarat persetujuan Presiden ini pada dasar- (Pasal 24 C ayat 3)
nya merupakan “hak veto” bagi Presiden. Mahkamah Konstitusi diberi wewenang me-
Pasal 7 UUD 1945 telah mengalami peru- ngadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
bahan pula dalam tahun 1999-2002 itu perumusan putusannya bersifat final:
baru Pasal 7 itu berbunyi: Presiden dan Wakil
17
Bagir Manan, DPR, DPD dan MPR dalam UUD 1945 Baru, 19
Maria Farida Indrati S., Ilmu Perundang –undangan,
FH.UII Yogyakarta, 2005, hal. 20-22 Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2007, hal.129
18 20
Bagir Manan, Perkembangan..., op cit, hal.28 Denny Indrayana, Op. Cit., hal. 377
Pembatasan-Pembatasan Konstitusional Kekuasaan… 82
amat sesuai dan tepat, merupakan metode atau Seperti rekannya Fajrul Falaakh menyatakan bah-
cara yang amat baik. Pada saat ini sudah barang wa syarat pertimbangan DPR dalam pengangkatan
tentu tidak mungkin menentukan pejabat tinggi duta besar merupakan intervensi berlebihan lem-
yang sesuai dan tepat untuk jabatan yang tersedia, baga legislatif dalam urusan eksekutif.22 Pendapat
melalui metode atau cara misalnya dengan ujian senada dikemukakan Bagir Manan dikatakan hal
atau dengan psycho test, masa percobaan, atau ini pun (penempatan duta negara lain, pen) tidak
waktu dinas yang panjang. Pejabat tinggi mem- semestinya dicampuri DPR. Duta besar suatu
butuhkan fantasi yang konstruktif dan kemampuan negara asing adalah wakil negara yang bersang-
berpikir elastis atau dengan perkataan lain untuk kutan yang diangkat berdasarkan syarat-syarat
menentukan pejabat-pejabat tinggi yang memiliki dari negara yang bersangkutan. Selain itu penun-
integritas dan kepribadian tidak tercela. jukan seorang duta besar negara asing telah mem-
Kemungkinan selanjutnya dengan persetu- peroleh “persetujuan” Pemerintah RI (Presiden).
juan DPR menyatakan perang, membuat perda- Dikatakan lebih lanjut, bahwa menempatkan per-
maian dan perjanjian dengan negara lain. Presiden timbangan DPR sebagai fungsi kontrol terhadap
dalam membuat perjanjian internasional lainnya hal semacam ini sangat berlebihan, mengingat
yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar segala bentuk hubungan luar negeri ada dalam
bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban lingkup kekuasaan eksekutif dan Presiden adalah
keuangan negara dan/atau mengharuskan peruba- “Penguasa Tunggal” hubungan luar negeri.23
han atau pembentukan undang-undang, harus Dalam hubungan ini Denny Indrayana me-
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 ayat 1 dan 2 nuturkan bahwa satu kasus khusus antara Indo-
UUD 1945 Perubahan). Kekuasaan diplomatik Pre- nesia dan Australia sangat mempengaruhi peran-
siden mengalami pula pembatasan dan memberi cangan amandemen ini.24 Dikatakan pada tahun
DPR lebih banyak hak kontrol dalam pengang- 1995 pemerintah Australia menolak pengangkatan
katan duta besar, konsul dan dalam menerima duta HBL Mantiri sebagai duta besar Indonesia untuk
besar negara-negara asing. Kekuasaan Presiden Australia dengan alasan bahwa yang bersang-
ini harus digunakan dengan memperhatikan per- kutan pernah mendukung TNI dalam pembantaian
timbangan DPR (Pasal 13 ayat 1 dan 2 UUD 1945 di Santa Cruz, Timor Timur 12 November 1991.
Perubahan). Diutarakannya lebih lanjut, bahwa aman-
Berkaitan dengan hal itu, Jimly Asshiddiqie demen lain yang bertalian dengan peristiwa-pe-
menyatakan bahwa Pasal ini tidak praktis dan ristiwa sebelumnya adalah yang membatasi kekua-
melanggar kelaziman dalam diplomasi Interna- saan Presiden untuk memberi gelar, tanda jasa
sional. Hal ini berbahaya karena dapat melahirkan dan tanda-tanda kehormatan lainnya (Pasal 15)
21
sebuah sistem diplomasi yang kurang efisien. juga dipicu oleh tindakan Habibie yang membagi-
21 23
Jimly Asshiddiqie dikutip pada Denny Indrayana, Op. Cit., Bagir Manan, Perkembangan..., Op. Cit, hal.30-31
24
hal. 369 Denny Indrayan, Op. Cit, hal.198
22
Fajrul Falaakh dikutip pada Denny Indrayana, Loc. Cit.
Pembatasan-Pembatasan Konstitusional Kekuasaan… 84
bagi tanda kehormatan kepada pendukung- diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan per-
pendukungnya pada bulan Agustus 1999. Pasal 15 setujuan DPR. Demikian pula Deputi Gubernur
UUD 1945 Perubahan itu berbunyi: “Presiden diusulkan oleh Gubernur dan diangkat oleh Pre-
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda siden dengan persetujuan DPR (Pasal 41 ayat 1
kehormatan yang diatur dengan undang-undang”. dan 2). Undang-undang menetapkan bahwa Pemi-
Pembatasan kekuasaan yudisial Presiden lihan Umum diselenggarakan oleh Komisi Pemili-
(Pasal 14 ayat 1 dan 2) menyatakan bahwa han Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap dan
Presiden harus berkonsultasi terlebih dahulu mandiri, calon anggota KPU diusulkan oleh Pre-
dengan Mahkamah Agung sebelum memberikan siden untuk mendapat persetujuan DPR., untuk
grasi dan rehabilitasi. Selain itu juga mengha- ditetapkan sebagai anggota Komisi Pemilihan
ruskan Presiden mendengar saran-saran DPR Umum (Pasal 19 ayat 1).
sebelum memberikan amnesti dan abolisi. Dalam Undang-undang No. 37 Tahun 2008
hal ini perlunya pertimbangan Mahkamah Agung mengatakan bahwa Ombudsman berfungsi me-
karena masalah grasi, amnesti, abolisi dan ngawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang
rehabilitasi berkaitan dengan persoalan hukum, diselenggarakan oleh Penyelenggara Negara dan
tidak terutama persoalan politik. Dalam praktek Pemerintah, baik dipusat maupun didaerah, term-
ketatanegaraan (seperti diatur dalam UU Mah- asuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha
kamah Agung) grasi memerlukan pertimbangan Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan
Mahkamah Agung. Mengikut sertakan DPR dalam Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta
amnesti dan abolisi, dapat diperkirakan berdasar- atau perseorangan yang diberi tugas menyeleng-
kan asumsi karena amnesti dan abolisi sebagai garakan pelayanan publik tertentu. Ketua, Wakil
tindakan politik. Hal ini agak ganijil karena amnesti, Ketua dan Anggota Ombudsman dipilih oleh De-
abolis, rehabilitasi termasuk grasi adalah hak wan Perwakilan Rakyat berdasarkan calon yang
konstitusional Presiden yang lazim disebut hak diusulkan oleh Presiden dan disahkan oleh Presi-
prerogatif. Dikatakan semestinya penggunaan hak den.
tersebut tidak dicampuri oleh lembaga lain, pertim- Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manu-
bangan grasi oleh Mahkamah Agung karena me- sia berjumlah 35 (tiga puluh lima) orang yang dipilih
nyangkut putusan pengadilan.25 oleh Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan usu-
Dalam pelbagai peraturan perundang-un- lan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan
dangan diatur pula pembatasan-pembatasan ter- diresmikan oleh Presiden selaku Kepala Negara
hadap kekuasaan Presiden dan memberi hak (UU No. 39 Tahun 1999 Pasal 81 ayat 1). Undang-
kontrol kepada DPR. undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Undang-undang No. 23 Tahun 1999 menyatakan Anak menyebutkan bahwa dalam rangka mening-
bahwa Gubernur dan Deputi Gubernur Senior katkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan
25
Bagir Manan, Perkembangan..., Op. Cit., hal. 35
85 Jurnal Idea Hukum
Vol. 1 No. 2 Edisi Oktober 2015
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
anak, dengan undang-undang ini dibentuk Komisi kukan pemeriksaan terhadap kekayaan penye-
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat lenggara negara baik sebelum, selama dan setelah
independen. Keanggotaan Komisi Perlindungan yang bersangkutan menjabat. Pengangkatan dan
Anak Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh pemberhentian Anggota Komisi Pemeriksa dite-
Presiden, setelah mendapat pertimbangan DPR tapkan dengan Keputusan Presiden setelah men-
(Pasal 74 dan Pasal 75 ayat 3). dapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2005 (Pasal 13 ayat 2). Undang-undang No. 30 Tahun
menetapkan bahwa Dewan Pengawas Lembaga 2002 memberi hak kontrol kepada Dewan
Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dite- Perwakilan Rakyat untuk memilih/menyeleksi pim-
tapkan adalah Presiden atas usul DPR-RI setelah pinan Komisi Pemberantasan Korupsi Rakyat
melalui uji kepatuhan dan kelayakan oleh DPR-RI untuk memilih/menyeleksi pimpinan Komisi
secara terbuka atas masukan dari pemerintah dan/ Pemberantasan Korupsi berdasarkan calon ang-
atau masyarakat. Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pe- gota yang diusulkan oleh Presiden. Calon terpilih
merintah No. 13 tahun 2005 menetapkan bahwa disampaikan oleh pimpinan DPR kepada Presiden
Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik Te- untuk disahkan oleh Presiden selaku Kepala
levisi Republik Indonesia ditetapkan adalaah Pre- Negara (Pasal 30 ayat 1)
siden atas usul Dewan Perwakilan Rakyat setelah Demikian selanjutnya UU No. 8 tahun 1999
melalui uji kepatuhan dan kelayakan oleh DPR. tentang Perlindungan Konsumen menetapkan bah-
Calon anggota Komisi Informasi Pusat diajukan wa anggota Badan Perlindungan Konsumen Na-
kepada DPR oleh Presiden, untuk dipilih melalui uji sional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
kepatutan dan kelayakan. Anggota Komisi Infor- atas usul menteri setelah dikonsultasikan kepada
masi Pusat yang telah dipilih oleh DPR selanjutnya DPR-RI.
ditetapkan oleh Presiden (UU No. 14 Tahun 2008
Pasal 31) Penutup
Pasal 10 Undang-undang No. 28 Tahun Simpulan
1999 menyebutkan bahwa untuk mewujudkan Sesudah perubahan UUD 1945, terjadi
penyelenggara negara yang bersih dan bebas dari pergeseran kekuasaan legislatif dari tangan
korupsi, kolusi dan nepotisme. Presiden selaku Ke- Presiden ke Dewan Perwakilan Rakyat.
pala Negara membentuk Komisi Pemeriksa, komisi Kekuasaan Presiden bayak dikurangi, sementara
ini merupakan lembaga independen yang bertang- kekuasaan pada Dewan Perwakilan Rakyat
gungjawab langsung kepada Presiden selaku Ke- diperbesar sedemikian rupa sehingga praktis
pala Negara. Komisi Pemeriksa mempunyai fungsi semua bidang kekuasaan Presiden dimasuki oleh
mencegah praktik korupsi, kolusi dan nepostime DPR 26
dalam penyelenggaraan negara dengan mela-
Pembatasan-Pembatasan Konstitusional Kekuasaan… 86
Wewenang besar yang dijalankan oleh Manan, Bagir. DPR, DPD dan MPR dalam UUD
1945 Baru. FH.UII. Yogyakarta. 2005.
administrasi berdasarkan perintah yang sah,
-------, Lembaga Kepresidenan. GAMA Media.
dimana-mana menimbulkan panggilan untuk Yogyakarta. 1999.
mengadakan pengawasan terhadap administrasi -------, Perkembangan UUD 1945. UII Press.
untuk memberikan perlindungan hukum bagi Yogyakarta. 2004.
rakyat. Harus diupayakan agar jangan sampai Maria Farida Indradi S, Ilmu Perundang-
Undangan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
pihak yang seharusnya dikontrol justru mengontrol 2007.
pihak yang seharusnya mengontrolnya. Apabila ini Poelje, Van, Algemene Inleiding tot de
terjadi, maka kepastian hukum serta tertib Bestuurskunde, Cet. Ke 3.
administrasi akan mejadi kehilangan makna. 27 Ridwan, HR, (2003). Hukum Administrasi Negara.
UII-Press. Yogyakarta.
26
Adnan Buyung Nasution, “Relasi Kekuasaan Legislatif dan 27
Koerniatmanto Soetoprawiro, “Tantangan Ilmu Hukum
Presiden Pasca Amandemen UUD 1946: Sistem Semi administrasi Menghadapi Pekembangan Konsep Negara
Presidential dalam Proyeksi”, Jurnal Hukum, No. 28 Vol.12 Hukum di Indonesia”, Majalah Hukum PRO JUSTITIA,
Januari 2005, FH-UII Press, Yogyakarta, hal.5 Thn.X No. 4 Oktober 1992, FH. Unpar, Bandung, hal.13.
87 Jurnal Idea Hukum
Vol. 1 No. 2 Edisi Oktober 2015
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Jurnal
Adnan Buyung Nasution. Relasi Kekuasaan
Legislatif dan Presiden Pasca Amandemen
UUD 1945: Sistem Semi Presidensial dalam
Proyeksi. dalam Jurnal Hukum No. 28 Vol.
12 Januari 2005. UII-Press. Yogyakarta.
Soetoprawiro. Koerniatmanto. Tantangan Ilmu
Hukum Administrasi Menghadapi
Perkembangan Konsep Negara Hukum di
Indonesia. dalam Majalah Hukum Pro
Justicia. Thn. X No. 4. Oktober 1992. FH.
Unpar. Bandung.