Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM LOGIKA DIGITAL

PENCACAH 2 BIT DAN 4 BIT MENGGUNAKAN T FLIP-FLOP

OLEH :

NAMA : ELMA FEBRIANA

NIM : A020016

AKADEMI METROLOGI DAN INNSTRUMENTASI

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Wahyu Aji Setiawan Jumat, 7 Mei 2021
A019018 13.30 – 14.45
Modul 6
PENCACAH 2 BIT DAN 4 BIT MENGGUNAKAN T FLIP-FLOP

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencacah (counter) adalah


perangkat
logika berurutan yang
diaktifkan atau dipicu
oleh pulsa waktu eksternal atau
sinyal clock.
Fungsi pencacah atau
counter adalah
menghitung dengan memajukan
isi pencacah
dengan satu pencacahan
dengan setiap pulsa
clock. Pencacah yang
memajukan urutan
Pencacah (counter) adalah
perangkat
logika berurutan yang
diaktifkan atau dipicu
oleh pulsa waktu eksternal atau
sinyal clock.
Fungsi pencacah atau
counter adalah
menghitung dengan memajukan
isi pencacah
dengan satu pencacahan
dengan setiap pulsa
clock. Pencacah yang
memajukan urutan
Pencacah (counter) adalah perangkat logika berurutan yang diaktifkan atau
dipicuoleh pulsa waktu eksternal atau sinyal clock. Fungsi pencacah atau
counter adalah menghitung dengan memajukan isi pencacah dengan satu
pencacahan dengan setiap pulsa clock. Pencacah yang memajukan urutan
angka atau status saat diaktifkan oleh input clock dikatakan beroperasi
dalam mode "hitung". Counter (rangkaian logika sekuensial yang dibentuk
dari flip-flop. Mencacah dapat diartikan menghitung, hampir semua system
logika menerapkan pencacah. Komputer digit menerapkan pencacah guna
mengemudikan urutan dan pelaksanaan langkah-langkah dalam program.
Fungsi dasar pencacah adalah untuk “mengingat” berapa banyak pulsa detak yang
telah dimasukkan kepada masukan, sehingga pengertian paling dasar pencacah
adalah sistem memori. Pencacah dapat dibangun untuk beroperasi sebagai
rangkaian counter sinkron atau sebagai rangkaian counter asinkron.
Dengan pencacah (counter) Sinkron, semua bit data berubah secara
serempak dengan penerapan sinyal clock. Sedangkan rangkaian pencacah
(counter) Asinkron tidak tergantung pada clock input sehingga bit data
berubah status pada waktu yang berbeda satu demi satu. Pencacah (counter)
adalah perangkat logika berurutan yang mengikuti urutan keadaan
pencacahan yang ditentukan sebelumnya yang dipicu oleh sinyal clock eksternal
(CLK). Jumlah keadaan atau pencacahan urutan melalui mana pencacah
tertentu maju sebelum kembali sekali lagi kembali ke keadaan pertama
aslinya disebut modulo (MOD). Pencacah (counter) modulo atau MOD adalah
pencacah cascaded rangkaian yang menghitung ke nilai modulus yang
ditetapkan sebelum mengatur ulang. Modulus adalah jumlah status
pencacah yang dihitung dan merupakan jumlah pembagi pencacah.
Pencacah (counter) ditentukan berdasarkan jumlah status yang akan
dilacak oleh pencacah sebelum kembali ke nilai aslinya.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Menentukan output dari pencacah naik 4 bit dengan T Flip-flop

2. Menentukan output dari pencacah turun 4 bit dengan T Flip-flop

3. Mengidentifikasi hasil percobaan dengan tabel kebenaran

1.3 Alat dan Bahan


1. IC LM 555
2. IC CD 4027
3. Resistor 330 ohm
4. Resistor 1k ohm
5. Lampu LED
6. Switch
7. Jumper
8. Power Supply 5V
9. Multimeter
10. Protoboard
BAB II

TEORI DASAR

A. Counter
Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan
penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan
mundur. Yang dimaksud dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan
menghitung mulai dari angka yang kecil menuju angka yang lebih besar. Sedangkan
perhitungan mundur adalah sebaliknya. Perhitungan bisa mencapai jumlah yang tidak
terbatas tergantung perancangan rangkaian ataupun tuntutan kebutuhan. Untuk contoh
diatas hanya menggunakan satu buah IC decade counter dan satu buah seven segment
sehingga hanya bisa mewakili fungsi akan satu digit atau angka satuan. Untuk membuat
fungsi yang lebih banyak anda tinggal menambah IC dan 7-segmentnya sesuai dengan
fungsi yang diinginkan.
Counter merupakan salah satu rangkaian elektronika digital yang menggunakan
urutan logika digital dan dipicu oleh pulsa atau clock (rangkaian sekuensial).
Counter biasanya mencacah atau menghitung dalam biner dan dapat dibuat untuk berhenti
atau berulang ke hitungan awal setiap saat. Pada counter yang berulang, jumlah kondisi
biner yang berbeda menunjukkan modulus (MOD) counter. Sebagai contoh, counter yang
mencacah dari 0-1-2-3-4-5-6-7 secara berulang disebut juga modulus8 atau MOD-8.
Rangkaian dasar counter adalah beberapa flip-flop yang jumlahnya bergantung pada
modulus yang diperlukan. Secara umum,counter terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
asynchronous counter (ripple counter) dan synchronous counter. Pada Syncronus Counter
pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) susunan flip-
flopnya paralel. Output synchronous counter flip-flop yang digunakan bergulingan secara
serempak.Hal ini disebabkan karena masing- masing flip-flop tersebut dikendalikan
secara serempak oleh satu sinyal clock. Oleh sebab itu syncronous counter disebut pararel
counter. Sedangkan pada Asyncronous counter, minimal ada salah satu flip-flop yang
clock-nya dipicu oleh keluaran flip- flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan
flip-flopnya seri.
Sebagaimana dengan rangkaian sekuensial yang lain, untuk menyusun counter
digunakan flip-flop. Counter dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pulsa clock
dalam waktu yang tersedia (pengukuran frekuensi), Counter dapat juga digunakan untuk
membagi frekuensi dan menyimpan data.
1) Counter Asinkron
Counter asinkron yaitu pencacah yang disebut juga ripple trough counter atau
serial counter karena masing – masing flip flop yang digunakan akan berguling
(berubah kondisi dari 0 ke 1) atau sebaliknya. Secara berurutan atau langkah demi
langkah hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang
dikendalikan oleh sinyal clock. Sedangkan sinyal untuk flip flop yang lainya diambil
dari masing – masing flip flop sebelumnya. Rangkaian asinkron counter terbagi 3,
yaitu:
a) Counter up asinkron
Counter up asinkron adalah rangkaian digital yang mencacah pulsa listrik
dari nilai terendah ke nilai tertinggi dengan clock secara asinkron.

Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output Q dari flip-flop 1


menjadi clock dari flip-flop 2, sedangkan output Q dari flip-flop 2 menjadi
clock dari flip-flop 3 dan seterusnya. Perubahan pada negatif edge di masing-
masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-flop sesudahnya
berganti kondisi (toggle), sehingga input-input J dan K di masing-masing
flip-flop diberi nilai ”1” (sifat toggle dari JK flip-flop).
b) Counter Down Asinkron
Counter down asinkron adalah rangkaian digital yang mencacah pulsa
listrik dari nilai tertinggi ke nilai terendah dengan clock secara asinkron.

Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output Q-not dari flip-flop 1


menjadi clock dari flip-flop 2, sedangkan output Q-not dari flip-flop 2
menjadi clock dari flip-flop 3. Perubahan pada negatif edge di masing-
masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-flop sesudahnya
berganti kondisi (toggle), sehingga input-input J dan K di masing-masing
flip-flop diberi nilai ”0” (sifat toggle dari JK flip-flop).
c) Counter Up/Down Asinkron
Counter up/down asinkron adalah rangkaian digital gabungan dari Up
Counter dan Down Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian
antara Up dan Down karena adanya input eksternal sebagai control yang
menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada rangkaian Up/Down
Counter ASinkron, output dari flip-flop sebelumnya menjadi input clock dari
flip-flop berikutnya.

2) Counter Sinkron
Counter Sinkron, adalah pencacah yang flip-flopnya bekerja secara bersamaan.
Semua flip-flop dalam pencacah ini mendapatkan pulsa clock yang sama (dari satu
sumber) secara bersamaan. Karena semua flip-flop bekerja secara bersamaan,
sehingga pencacah ini bekerja lebih cepat (delay-nya kecil). Counter Sinkron dibagi
atas 3 jenis, yaitu :
a) Up Counter
Sebuah counter disebut sebagai up counter jika dapat menghitung secara
berurutan mulai bilangan terkecil sampai bilangan terbesar. Contoh : 0-1-2-
3-4-5-6-7-0-1-2-....
b) Down Counter
Berdasarkan tabel PS/NS, dapat dilihat bahwa down counting merupakan
kebalikan dari up counting, sehingga rangkaiannya masih tetap menggunakan
rangkaian up counter, hanya outputnya diambilkan dari Q masing-masing
flip-flop.
c) Up / Down Counter
Rangkaian up/down ccounter merupakan gabungan dari up counter dan
down counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara up dan
down karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat
menghitung up atau down. Pada gambar dibawah ini ditunjukkan rangkaian
up/down counter sinkron 3 bit. Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka counter
akan menghitung naik (up), sedangkan jika input CNTRL bernilai ‘0’,
counter akan menghitung turun (down).
B. Counter Up dan Counter Down 2 Bit

Counter Up 2 Bit adalah rangkaian flip-flop yang terdiri dari dua buah T flip- flop
atau JK flip-flop. Pulsa dari sumber clock menjadi input untuk flip-flop yang pertama dan
akan menyebabkan perubahan pada kondisi output, output dari flip-flop pertama akan
menjadi input flip-flop berikutnya. Rangkaian Counter Up ini berfungsi untuk
menghitung maju atau naik. Contoh Up Counter adalah pada tasbih digital. Proses hitung
naik (Count Up) akan terjadi apabila jalur input Up/Down tersebut diberikan input HIGH
atau logika 1. Sedangkan Counter Down 2 Bit adalah rangkaian yang terdiri dari dua flip-
flop yang dirangkai seri dan berfungsi menghitung mundur atau turun. Counter jenis ini
dapat ditemui pada lampu lalu lintas dimana bilangan akan menghitung mundur sampai
angka 0. Proses hitung mundur (Count Down) akan terjadi apabila jalur input Up/Down
tersebut diberikan input LOW atau logika 0.
C. Counter Up dan Counter Down 4 Bit

Counter Up dan Counter Down 4 Bit Counter Up 4 Bit dan Counter Down 4 Bit
adalah rangkaian pencacah tidak sinkron yang terdiri dari empat buah flip-flop JK atau T
flip-flop yang telah dirangkai secara seri. Prinsip kerjanya sama saja dengan Counter Up
dan Counter Down 2 bit, hanya saja output dan juga flip-flop yang digunakan lebih
banyak. Output true (untuk counter down) dan output complement (untuk counter up)
dari flip-flop pertama akan menjadi input clock flip-flop yang kedua,dan seterusnya
hingga n-Bit.
Tabel kebenaran pencacah naik 4 bit
Cloc
D0 D1 D2 D3 Desimal
k
↑ 0 0 0 0 0
↑ 1 0 0 0 1
↑ 0 1 0 0 2
↑ 1 1 0 0 3
↑ 0 0 1 0 4
↑ 1 0 1 0 5
↑ 0 1 1 0 6
↑ 1 1 1 0 7
↑ 0 0 0 1 8
↑ 1 0 0 1 9
↑ 0 1 0 1 10
↑ 1 1 0 1 11
↑ 0 0 1 1 12
↑ 1 0 1 1 13
↑ 0 1 1 1 14
↑ 1 1 1 1 15

Tabel kebenaran pencacah turun 4 bit


Clock D0 D1 D2 D3 Desimal
↑ 1 1 1 1 15
↑ 0 1 1 1 14
↑ 1 0 1 1 13
↑ 0 0 1 1 12
↑ 1 1 0 1 11
↑ 0 1 0 1 10
↑ 1 0 0 1 9
↑ 0 0 0 1 8
↑ 1 1 1 0 7
↑ 0 1 1 0 6
↑ 1 0 1 0 5
↑ 0 0 1 0 4
↑ 1 1 0 0 3
↑ 0 1 0 0 2
↑ 1 0 0 0 1
↑ 0 0 0 0 0
BAB III

DATA PERCOBAAN

3.1 Pengumpulan Data


Tabel 3.1 Data Percobaan Pencacah Turun 4 Bit dengan T Flip-Flop

Desimal D0 D1 D2 D3
15 1 1 1 1
14 0 1 1 1
13 1 0 1 1
12 0 0 1 1
11 1 1 0 1
10 0 1 0 1
9 1 0 0 1
8 0 0 0 1
7 1 1 1 0
6 0 1 1 0
5 1 0 1 0
4 0 0 1 0
3 1 1 0 0
2 0 1 0 0
1 1 0 0 0
0 0 0 0 0

3.2 Pengolahan Data


a) Desimal = 15

Biner = 15 : 2 = 7 sisa 1

7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1

Biner = 1111

b) Desimal = 14

Biner = 14 : 2 = 7 sisa 0

7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1

Biner = 1110

c) Desimal = 13

Biner = 13 : 2 = 6 sisa 1
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1

Biner = 1101

d) Desimal = 12

Biner = 12 : 2 = 6 sisa 0

6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1

Biner = 1100

e) Desimal = 11

Biner = 11 : 2 = 5 sisa 1

5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1

Biner = 1011

f) Desimal = 10

Biner = 10 : 2 = 5 sisa 0

5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1010

g) Desimal =9

Biner = 9 : 2 = 4 sisa 1

4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1001

h) Desimal =8

Biner = 8 : 2 = 4 sisa 0

4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1000

i) Desimal =7

Biner = 7 : 2 = 3 sisa 1

3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0111

j) Desimal =6

Biner = 6 : 2 = 3 sisa 0

3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0110

k) Desimal =5

Biner = 5 : 2 = 2 sisa 1

2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0101

l) Desimal =4

Biner = 4 : 2 = 2 sisa 0

2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0100

m) Desimal =3

Biner = 3 : 2 = 1 sisa 1

1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0011

n) Desimal =2

Biner = 2 : 2 = 1 sisa 0

1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0010
o) Desimal =1

Biner = 1 : 2 = 0 sisa 1

Biner = 0001

p) Desimal =0

Biner = 0 x 20

=0
Biner = 0000
BAB IV
ANALISIS

Praktikum kali ini yaitu Pencacah 2 Bit dan 4 Bit Menggunakan T Flip-flop, praktikan
akan mempelajari tentang bagaimana menyusun rangkaian pencacah 2 bit dan 4 bit dengan T
flip-flop. Pada percobaan kali ini, rangkaian yang akan dibuat adalah rangkaian rangkaian
pencacah turun 4 bit. Senelum membut pada protoboard,terlebih dahulu membuat simulasinnya
pada aplikasi simulide.Untuk melakukan praktikum kali ini, alat dan bahan yang digunakan
yaitu IC LM 555, IC CD4027, resistor 10kΩ, resistor 100kΩ, resistor 330Ω, resistor 1kΩ,
kapasitor 22uF, kapasitor 0,01uF, push button/switch, jumper, LED, power supply 5V,
multimeter, dan protoboard. Setelah menyiapkan alat dan bahan, praktikan dapat melakukan
praktikum. Terlebih dahulu merangkai rangkaian sumber clock menggunakan IC LM 555,
resistor 220 ohm, resistor 10k ohm, resistor 100k ohm, kapasitor 10nF, dan kapasitor 22µF.
Percobaan pertama yaitu membuat rangkaian pencacah turun 2 bit, pasang satu IC CD4027
pada protoboard dan sambungkan pin-pinnya sesuai rangkaian. Pasang push button pada
protoboard sesuai rangkaian. Lalu pasang led serta resistor sebagai output rangkaian.
kemudian, sambungkan power supply. Setelah itu lakukan pengamatan pada lembar
pengamatan. Lepaskan rangkaian power supply dan push button, lalu sambungkan rangkaian
dengan modul clock. Hidupkan rangkaian modul clock. Amati dan catat hasil pengamatan.
Kemudian lakukan langkah-langkah yang sama pada rangkaian pencacah 4 bit dengan
menambahkan IC 4027 sehingga menghasilkan output sebanyak 4 buah. Untuk rangkaian
pencacah turun, kita gunakan output Q. Sedangkan, untuk rangkaian pencacah naik, kita
gunakan output Q’. Tanpa mengubah rangkaian sebelumnya, dilakukan percobaan rangkaian
pencacah turun 4 bit dengan T flip-flop. Tambah satu IC CD4027 lalu pasang sesuai rangkaian.
Kemudian tambahkan dua buah led serta resistor sebagai output. Setelah rangkaian dirasa
sudah benar, sambungkan power supply. Setelah itu lakukan pengamatan pada lembar
pengamatan. Lepaskan rangkaian power supply dan push button, lalu sambungkan rangkaian
dengan modul clock. Hidupkan rangkaian modul clock. Amati dan catat hasil pengamatan.

Pada praktikum ini, percobaan dilakukan dengan membandingkan 2 macam input


yaitu input dengan push button dan modul clock. Salah satu jenis saklar adalah saklar Push
button yaitu saklar yang hanya akan menghubungkan dua titik atau lebih pada saat tombolnya
ditekan dan pada saat tombolnya tidak ditekan maka akan memutuskan dua titik atau lebih
dalam suatu rangkaian elektronika. Prinsip kerja dari push button adalah apabila dalam keadaan
normal tidak ditekan maka kontak tidak berubah, sedangkan apabila ditekan maka kontak NC
(Normally Close) dan NO (Normally Open) akan bekerja pada rangkaian sesuai fungsinya
masing-masing. Penggunaan push button yaitu sebagai sumber input yang bekerja secara
manual. Ketika push button ditekan maka akan merubah hasil nilai keluaran/output.
Sedangkan, ketika push button tidak ditekan maka nilai keluaran tidak berubah dan tetap
berada pada kondisi terakhirnya. Prinsip kerja dari sumber clock adalah menghasilkan detakan
secara periodik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga indikator LED pada
sumber clock akan menyala dan mati secara bergantian atau berkedip-kedip secara periodik.
Penggunaan sumber clock yaitu sebagai sumber input yang bekerja secara otomatis sehingga
dapat menghasilkan nilai keluaran otomatis mengikuti detakan rangkaian sumber clock yang
telah diatur. Kelebihan dari penggunaan input push button yaitu memudahkan praktikan saat
pelakukan pengamatan dan pengambilan data karena output tidak akan berubah sebelum
ditekan kembali. Sedangkan kelemahan dari penggunaan push button yaitu karena komponen
penyusun rangkaian yang saling berdekatan maka akan menyulitkan saat melakukan penekanan
pada push button. Jika tidak berhati hati saat menekan push button, maka tangan kita akan
mengenai komponen yang lain dan menyebabkan terjadinnya kesalahan pada hasil outputnya.
Saat melakukan pengamatan dengan input push button, sering kali hasil output terlewati. Untuk
menghindari hal tersebut, penempatan push button lebih baik ditempatkan jauh dari kabel kabel
penghubung pada IC. Sementara itu, kelebihan dari penggunaan input sumber clock adalah
praktikan tidak perlu menekan tombol apapun setelah sumber tegangan dihubungkan karena
dengan menggunakan sumber clok maka output akan berpindah secara otomatis. Dengan begitu
akan menghindari hasil input yang terlewat karena menyentuh komponen lain. Namun
kelemahan penggunaan sumber clock pada percobaan kali ini yaitu karena perpindahan output
secara otomatis, maka praktikan tidak dapat mengontrolnya. Juga dengan penggunaan input
sumber clock, membuat praktikan sedikit kesulitan dalam melakukan pengamatan karena
waktu perpindahan output yang cukup cepat.

Rangkaian T Flip Flop merupakan rangkaian JK flip flop yang dimodifikasi dimana
input J dan K digabungkan sehingga hanya ada satu buah input yaitu input T. -K Flip-flop juga
merupakan pengembangan dari S-R Flip-flop dan paling banyak digunakan. J-K Flip-flop
memiliki 3 terminal Input J, K dan CL (Clock). Sedangkan input T Flip-flop menggunakan
input J dan K yang dihubungkan. Input J dan K yang dihubungkan ini akan memberikan
keadaan toggle saat diberikan logika high. Bila T Flip-flop diganti menggunakan JK Flip-flop,
maka tidak ada perubahan yang signifikan. Perubahan hanya terjadi pada penambahan switch
atau rangkaian pull up atau pull down pada input J dan K. namun rangkaian counter akan tetap
berfungsi dengan syarat input J dan K berlogika high atau 1.

Untuk  membuat rangkaian pencacah naik atau pencacah turun 2 bit hampir sama
dengan pembuatan rangkaian pencacah naik atau pencacah turun 4 bit. Yang membedakan
hanya pada jumlah penggunaan ICnya. Pada rangkaian pencacah naik atau turun 2 bit IC
CD4027 yang digunakan hanya satu sedangkan pada rangkaian pencacah naik atau turun 4 bit
menggunakan 2 buah IC. Untuk membuat rangkaian pencacah naik 2 bit pertama-tama,
membuat hubungkan pin 4, in 7, pin 8, pin 9, dan pin 12 ke ground. Hubungkan pin 5, pin 6,
pin 10, pin 11, dan pin 16 ke sumber tegangan positif. Hubungkan pin 3 dengan output pin 2
dan input push button serta resistor 1k ohm yang terhubung seri. Hubungkan pin 13 dengan pin
1. Hubungkan pin 1 dan pin 15 dengan resistor 330 ohm ke LED. Hubungkan salah satu kaki
LED dengan ground. Kedua, membuat pencacah turun 2 bit dengan cara hubungkan pin 4, in 7,
pin 8, pin 9, dan pin 12 ke ground. Hubungkan pin 5, pin 6, pin 10, pin 11, dan pin 16 ke
sumber tegangan positif. Hubungkan pin 3 dengan input push button serta resistor 1k ohm yang
terhubung seri. Hubungkan pin 13 dengan pin 1. Hubungkan pin 1 dan pin 15 dengan resistor
330 ohm ke LED. Hubungkan salah satu kaki LED dengan ground.

Dari praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan data untuk rangkaian pencacah turun 4
bit yaitu angka desimal 0 dengan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 0. Angka desimal 1 dengan
D0 = 1, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 0. Angka desimal 2 dengan D0 = 0, D1 = 1, D2 = 0, dan D3
= 0. Angka desimal 3 dengan D0 = 1, D1 = 1, D2 = 0, dan D3 = 0. Angka desimal 4 dengan D0
= 0, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 0. Angka desimal 5 dengan D0 = 1, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 0.
Angka desimal 6 dengan D0 = 0, D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 0. Angka desimal 7 dengan D0 = 1,
D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 0. Angka desimal 8 dengan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 1.
Angka desimal 9 dengan D0 = 1, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 1. Angka desimal 10 dengan D0 =
0, D1 = 1, D2 = 0, dan D3 = 1. Angka desimal 11 dengan D0 = 1, D1 = 1, D2 = 0, dan D3 = 1.
Angka desimal 12 dengan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 1. Angka desimal 13 dengan D0 =
1, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 1. Angka desimal 14 dengan D0 = 0, D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 1.
Angka desimal 15 dengan D0 = 1, D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 1. Dari data yang diperoleh
tersebut menunjukkan bahwa data yang didapat dari hasil percobaan sudah sesuai dengan tabel
kebenaran yang ada.

Kesimpulan dari praktikum yang sudah dilakukan yaitu pada percobaan dilakukan
dengan membuat rangkaian pencacahan naik dan turun 2 bit serta pencacah naik dan turun 4 bit
pada aplikasi simulide dan protoboard. Sebelum melakukan praktikum, praktikan perlu
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Pada praktikum ini digunaan 2 buah input yang
berbeda yaitu input dengan push button dan sumber clock. Masing masing penggunaan input
memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada penggunaannya. Rangkaian yang dibuat
menggunakan rangkaian T flip-flop, dimana rangkaian T flip-flop merupakan pengembangan
dari rangkaian JK flip-flop. Bila rangkaian T flip-flop diganti dengan JK flip-flop, maka input
yang semula satu akan menjadi dua input dengan satu clock. Pembuatan rangkaian pencacah
naik dan turun 2 bit hampir sama dengan pembuatan rangkaian pencacah naik dan turun 4 bit,
hanya saja menggunakan jumlah ICyang digunakan berbeda namun dengan jenis IC yang
sama. Hasil percobaan pencacah naik atau turun yang sudah dilakukan telah sesuai dengan tabe
kebenaran sehingga dapat dikatan bahwa percobaan berhasil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Output pencacah naik 4 bit dimulai dari yang terkecil hingga terbesar, yaitu dari
desimal 0 hingga 15, kemudian kembali lagi ke desimal 0
2. Output pencacah turun 4 bit dimulai dari yang terbesar hingga terkecil, yaitu dari
desimal 15 hingga 0, kemudian kembali lagi ke desimal 15.
3. Berdasarkan data hasil percobaan rangkaian percobaan pencacah turun 4 bit dengan T
Flip-flop sudah sesuia dengan tabel kebenaran yang ada

5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya saat merangkai rangkaian dijelaskan secara urut dan
rinci agar lebih mudah diikuti oleh praktikan. Penjelasan hasil kit juga sebaiknya
dijelaskan lebih jelas lagi. Selain itu lebih baik jika diberikan penjelasan mengenai definisi
sumber clock dan flip flop pada video praktikum sehingga lebih memudahkan praktikan
dalam memahami rangkaian yang akan dibuat tersebut
DAFTAR PUTAKA

Tim Penyusun Sistem Digital. 2020. Modul Praktikum Sistem Digital. Bandung :
Akademi Metrologi dan Instrumentasi.

http://maghfir-mbund2.blogspot.com/2013/05/rangkaian-counter.html (diakses pada 6


Mei 2021)

http://lecturer.eepis-its.edu/~prima/elektronika
%20digital/elektronika_digital2/bahan- ajar/bab4-Counter.pdf (diakses pada 6
Mei 2021)

Rizki, Aditya. 2011. Tutorial Teknik Digital : Rangkaian Pencacah (Counter).


https://adityarizki.net/tutorial-teknik-digital-rangkaian-pencacah-counter/ (diakses
tanggal 6 Mei 2021)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai