OLEH :
NIM : A020016
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
TEORI DASAR
A. Counter
Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang befungsi untuk melakukan
penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun perhitungan
mundur. Yang dimaksud dengan perhitungan maju adalah di mana rangkaian akan
menghitung mulai dari angka yang kecil menuju angka yang lebih besar. Sedangkan
perhitungan mundur adalah sebaliknya. Perhitungan bisa mencapai jumlah yang tidak
terbatas tergantung perancangan rangkaian ataupun tuntutan kebutuhan. Untuk contoh
diatas hanya menggunakan satu buah IC decade counter dan satu buah seven segment
sehingga hanya bisa mewakili fungsi akan satu digit atau angka satuan. Untuk membuat
fungsi yang lebih banyak anda tinggal menambah IC dan 7-segmentnya sesuai dengan
fungsi yang diinginkan.
Counter merupakan salah satu rangkaian elektronika digital yang menggunakan
urutan logika digital dan dipicu oleh pulsa atau clock (rangkaian sekuensial).
Counter biasanya mencacah atau menghitung dalam biner dan dapat dibuat untuk berhenti
atau berulang ke hitungan awal setiap saat. Pada counter yang berulang, jumlah kondisi
biner yang berbeda menunjukkan modulus (MOD) counter. Sebagai contoh, counter yang
mencacah dari 0-1-2-3-4-5-6-7 secara berulang disebut juga modulus8 atau MOD-8.
Rangkaian dasar counter adalah beberapa flip-flop yang jumlahnya bergantung pada
modulus yang diperlukan. Secara umum,counter terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
asynchronous counter (ripple counter) dan synchronous counter. Pada Syncronus Counter
pemicuan flip-flop dilakukan serentak (dipicu oleh satu sumber clock) susunan flip-
flopnya paralel. Output synchronous counter flip-flop yang digunakan bergulingan secara
serempak.Hal ini disebabkan karena masing- masing flip-flop tersebut dikendalikan
secara serempak oleh satu sinyal clock. Oleh sebab itu syncronous counter disebut pararel
counter. Sedangkan pada Asyncronous counter, minimal ada salah satu flip-flop yang
clock-nya dipicu oleh keluaran flip- flop lain atau dari sumber clock lain, dan susunan
flip-flopnya seri.
Sebagaimana dengan rangkaian sekuensial yang lain, untuk menyusun counter
digunakan flip-flop. Counter dapat digunakan untuk menghitung banyaknya pulsa clock
dalam waktu yang tersedia (pengukuran frekuensi), Counter dapat juga digunakan untuk
membagi frekuensi dan menyimpan data.
1) Counter Asinkron
Counter asinkron yaitu pencacah yang disebut juga ripple trough counter atau
serial counter karena masing – masing flip flop yang digunakan akan berguling
(berubah kondisi dari 0 ke 1) atau sebaliknya. Secara berurutan atau langkah demi
langkah hal ini disebabkan karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang
dikendalikan oleh sinyal clock. Sedangkan sinyal untuk flip flop yang lainya diambil
dari masing – masing flip flop sebelumnya. Rangkaian asinkron counter terbagi 3,
yaitu:
a) Counter up asinkron
Counter up asinkron adalah rangkaian digital yang mencacah pulsa listrik
dari nilai terendah ke nilai tertinggi dengan clock secara asinkron.
2) Counter Sinkron
Counter Sinkron, adalah pencacah yang flip-flopnya bekerja secara bersamaan.
Semua flip-flop dalam pencacah ini mendapatkan pulsa clock yang sama (dari satu
sumber) secara bersamaan. Karena semua flip-flop bekerja secara bersamaan,
sehingga pencacah ini bekerja lebih cepat (delay-nya kecil). Counter Sinkron dibagi
atas 3 jenis, yaitu :
a) Up Counter
Sebuah counter disebut sebagai up counter jika dapat menghitung secara
berurutan mulai bilangan terkecil sampai bilangan terbesar. Contoh : 0-1-2-
3-4-5-6-7-0-1-2-....
b) Down Counter
Berdasarkan tabel PS/NS, dapat dilihat bahwa down counting merupakan
kebalikan dari up counting, sehingga rangkaiannya masih tetap menggunakan
rangkaian up counter, hanya outputnya diambilkan dari Q masing-masing
flip-flop.
c) Up / Down Counter
Rangkaian up/down ccounter merupakan gabungan dari up counter dan
down counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara up dan
down karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat
menghitung up atau down. Pada gambar dibawah ini ditunjukkan rangkaian
up/down counter sinkron 3 bit. Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka counter
akan menghitung naik (up), sedangkan jika input CNTRL bernilai ‘0’,
counter akan menghitung turun (down).
B. Counter Up dan Counter Down 2 Bit
Counter Up 2 Bit adalah rangkaian flip-flop yang terdiri dari dua buah T flip- flop
atau JK flip-flop. Pulsa dari sumber clock menjadi input untuk flip-flop yang pertama dan
akan menyebabkan perubahan pada kondisi output, output dari flip-flop pertama akan
menjadi input flip-flop berikutnya. Rangkaian Counter Up ini berfungsi untuk
menghitung maju atau naik. Contoh Up Counter adalah pada tasbih digital. Proses hitung
naik (Count Up) akan terjadi apabila jalur input Up/Down tersebut diberikan input HIGH
atau logika 1. Sedangkan Counter Down 2 Bit adalah rangkaian yang terdiri dari dua flip-
flop yang dirangkai seri dan berfungsi menghitung mundur atau turun. Counter jenis ini
dapat ditemui pada lampu lalu lintas dimana bilangan akan menghitung mundur sampai
angka 0. Proses hitung mundur (Count Down) akan terjadi apabila jalur input Up/Down
tersebut diberikan input LOW atau logika 0.
C. Counter Up dan Counter Down 4 Bit
Counter Up dan Counter Down 4 Bit Counter Up 4 Bit dan Counter Down 4 Bit
adalah rangkaian pencacah tidak sinkron yang terdiri dari empat buah flip-flop JK atau T
flip-flop yang telah dirangkai secara seri. Prinsip kerjanya sama saja dengan Counter Up
dan Counter Down 2 bit, hanya saja output dan juga flip-flop yang digunakan lebih
banyak. Output true (untuk counter down) dan output complement (untuk counter up)
dari flip-flop pertama akan menjadi input clock flip-flop yang kedua,dan seterusnya
hingga n-Bit.
Tabel kebenaran pencacah naik 4 bit
Cloc
D0 D1 D2 D3 Desimal
k
↑ 0 0 0 0 0
↑ 1 0 0 0 1
↑ 0 1 0 0 2
↑ 1 1 0 0 3
↑ 0 0 1 0 4
↑ 1 0 1 0 5
↑ 0 1 1 0 6
↑ 1 1 1 0 7
↑ 0 0 0 1 8
↑ 1 0 0 1 9
↑ 0 1 0 1 10
↑ 1 1 0 1 11
↑ 0 0 1 1 12
↑ 1 0 1 1 13
↑ 0 1 1 1 14
↑ 1 1 1 1 15
DATA PERCOBAAN
Desimal D0 D1 D2 D3
15 1 1 1 1
14 0 1 1 1
13 1 0 1 1
12 0 0 1 1
11 1 1 0 1
10 0 1 0 1
9 1 0 0 1
8 0 0 0 1
7 1 1 1 0
6 0 1 1 0
5 1 0 1 0
4 0 0 1 0
3 1 1 0 0
2 0 1 0 0
1 1 0 0 0
0 0 0 0 0
Biner = 15 : 2 = 7 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1111
b) Desimal = 14
Biner = 14 : 2 = 7 sisa 0
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1110
c) Desimal = 13
Biner = 13 : 2 = 6 sisa 1
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1101
d) Desimal = 12
Biner = 12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1100
e) Desimal = 11
Biner = 11 : 2 = 5 sisa 1
5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1011
f) Desimal = 10
Biner = 10 : 2 = 5 sisa 0
5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1010
g) Desimal =9
Biner = 9 : 2 = 4 sisa 1
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1001
h) Desimal =8
Biner = 8 : 2 = 4 sisa 0
4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 1000
i) Desimal =7
Biner = 7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0111
j) Desimal =6
Biner = 6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0110
k) Desimal =5
Biner = 5 : 2 = 2 sisa 1
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0101
l) Desimal =4
Biner = 4 : 2 = 2 sisa 0
2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0100
m) Desimal =3
Biner = 3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0011
n) Desimal =2
Biner = 2 : 2 = 1 sisa 0
1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0010
o) Desimal =1
Biner = 1 : 2 = 0 sisa 1
Biner = 0001
p) Desimal =0
Biner = 0 x 20
=0
Biner = 0000
BAB IV
ANALISIS
Praktikum kali ini yaitu Pencacah 2 Bit dan 4 Bit Menggunakan T Flip-flop, praktikan
akan mempelajari tentang bagaimana menyusun rangkaian pencacah 2 bit dan 4 bit dengan T
flip-flop. Pada percobaan kali ini, rangkaian yang akan dibuat adalah rangkaian rangkaian
pencacah turun 4 bit. Senelum membut pada protoboard,terlebih dahulu membuat simulasinnya
pada aplikasi simulide.Untuk melakukan praktikum kali ini, alat dan bahan yang digunakan
yaitu IC LM 555, IC CD4027, resistor 10kΩ, resistor 100kΩ, resistor 330Ω, resistor 1kΩ,
kapasitor 22uF, kapasitor 0,01uF, push button/switch, jumper, LED, power supply 5V,
multimeter, dan protoboard. Setelah menyiapkan alat dan bahan, praktikan dapat melakukan
praktikum. Terlebih dahulu merangkai rangkaian sumber clock menggunakan IC LM 555,
resistor 220 ohm, resistor 10k ohm, resistor 100k ohm, kapasitor 10nF, dan kapasitor 22µF.
Percobaan pertama yaitu membuat rangkaian pencacah turun 2 bit, pasang satu IC CD4027
pada protoboard dan sambungkan pin-pinnya sesuai rangkaian. Pasang push button pada
protoboard sesuai rangkaian. Lalu pasang led serta resistor sebagai output rangkaian.
kemudian, sambungkan power supply. Setelah itu lakukan pengamatan pada lembar
pengamatan. Lepaskan rangkaian power supply dan push button, lalu sambungkan rangkaian
dengan modul clock. Hidupkan rangkaian modul clock. Amati dan catat hasil pengamatan.
Kemudian lakukan langkah-langkah yang sama pada rangkaian pencacah 4 bit dengan
menambahkan IC 4027 sehingga menghasilkan output sebanyak 4 buah. Untuk rangkaian
pencacah turun, kita gunakan output Q. Sedangkan, untuk rangkaian pencacah naik, kita
gunakan output Q’. Tanpa mengubah rangkaian sebelumnya, dilakukan percobaan rangkaian
pencacah turun 4 bit dengan T flip-flop. Tambah satu IC CD4027 lalu pasang sesuai rangkaian.
Kemudian tambahkan dua buah led serta resistor sebagai output. Setelah rangkaian dirasa
sudah benar, sambungkan power supply. Setelah itu lakukan pengamatan pada lembar
pengamatan. Lepaskan rangkaian power supply dan push button, lalu sambungkan rangkaian
dengan modul clock. Hidupkan rangkaian modul clock. Amati dan catat hasil pengamatan.
Rangkaian T Flip Flop merupakan rangkaian JK flip flop yang dimodifikasi dimana
input J dan K digabungkan sehingga hanya ada satu buah input yaitu input T. -K Flip-flop juga
merupakan pengembangan dari S-R Flip-flop dan paling banyak digunakan. J-K Flip-flop
memiliki 3 terminal Input J, K dan CL (Clock). Sedangkan input T Flip-flop menggunakan
input J dan K yang dihubungkan. Input J dan K yang dihubungkan ini akan memberikan
keadaan toggle saat diberikan logika high. Bila T Flip-flop diganti menggunakan JK Flip-flop,
maka tidak ada perubahan yang signifikan. Perubahan hanya terjadi pada penambahan switch
atau rangkaian pull up atau pull down pada input J dan K. namun rangkaian counter akan tetap
berfungsi dengan syarat input J dan K berlogika high atau 1.
Untuk membuat rangkaian pencacah naik atau pencacah turun 2 bit hampir sama
dengan pembuatan rangkaian pencacah naik atau pencacah turun 4 bit. Yang membedakan
hanya pada jumlah penggunaan ICnya. Pada rangkaian pencacah naik atau turun 2 bit IC
CD4027 yang digunakan hanya satu sedangkan pada rangkaian pencacah naik atau turun 4 bit
menggunakan 2 buah IC. Untuk membuat rangkaian pencacah naik 2 bit pertama-tama,
membuat hubungkan pin 4, in 7, pin 8, pin 9, dan pin 12 ke ground. Hubungkan pin 5, pin 6,
pin 10, pin 11, dan pin 16 ke sumber tegangan positif. Hubungkan pin 3 dengan output pin 2
dan input push button serta resistor 1k ohm yang terhubung seri. Hubungkan pin 13 dengan pin
1. Hubungkan pin 1 dan pin 15 dengan resistor 330 ohm ke LED. Hubungkan salah satu kaki
LED dengan ground. Kedua, membuat pencacah turun 2 bit dengan cara hubungkan pin 4, in 7,
pin 8, pin 9, dan pin 12 ke ground. Hubungkan pin 5, pin 6, pin 10, pin 11, dan pin 16 ke
sumber tegangan positif. Hubungkan pin 3 dengan input push button serta resistor 1k ohm yang
terhubung seri. Hubungkan pin 13 dengan pin 1. Hubungkan pin 1 dan pin 15 dengan resistor
330 ohm ke LED. Hubungkan salah satu kaki LED dengan ground.
Dari praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan data untuk rangkaian pencacah turun 4
bit yaitu angka desimal 0 dengan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 0. Angka desimal 1 dengan
D0 = 1, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 0. Angka desimal 2 dengan D0 = 0, D1 = 1, D2 = 0, dan D3
= 0. Angka desimal 3 dengan D0 = 1, D1 = 1, D2 = 0, dan D3 = 0. Angka desimal 4 dengan D0
= 0, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 0. Angka desimal 5 dengan D0 = 1, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 0.
Angka desimal 6 dengan D0 = 0, D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 0. Angka desimal 7 dengan D0 = 1,
D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 0. Angka desimal 8 dengan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 1.
Angka desimal 9 dengan D0 = 1, D1 = 0, D2 = 0, dan D3 = 1. Angka desimal 10 dengan D0 =
0, D1 = 1, D2 = 0, dan D3 = 1. Angka desimal 11 dengan D0 = 1, D1 = 1, D2 = 0, dan D3 = 1.
Angka desimal 12 dengan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 1. Angka desimal 13 dengan D0 =
1, D1 = 0, D2 = 1, dan D3 = 1. Angka desimal 14 dengan D0 = 0, D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 1.
Angka desimal 15 dengan D0 = 1, D1 = 1, D2 = 1, dan D3 = 1. Dari data yang diperoleh
tersebut menunjukkan bahwa data yang didapat dari hasil percobaan sudah sesuai dengan tabel
kebenaran yang ada.
Kesimpulan dari praktikum yang sudah dilakukan yaitu pada percobaan dilakukan
dengan membuat rangkaian pencacahan naik dan turun 2 bit serta pencacah naik dan turun 4 bit
pada aplikasi simulide dan protoboard. Sebelum melakukan praktikum, praktikan perlu
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Pada praktikum ini digunaan 2 buah input yang
berbeda yaitu input dengan push button dan sumber clock. Masing masing penggunaan input
memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada penggunaannya. Rangkaian yang dibuat
menggunakan rangkaian T flip-flop, dimana rangkaian T flip-flop merupakan pengembangan
dari rangkaian JK flip-flop. Bila rangkaian T flip-flop diganti dengan JK flip-flop, maka input
yang semula satu akan menjadi dua input dengan satu clock. Pembuatan rangkaian pencacah
naik dan turun 2 bit hampir sama dengan pembuatan rangkaian pencacah naik dan turun 4 bit,
hanya saja menggunakan jumlah ICyang digunakan berbeda namun dengan jenis IC yang
sama. Hasil percobaan pencacah naik atau turun yang sudah dilakukan telah sesuai dengan tabe
kebenaran sehingga dapat dikatan bahwa percobaan berhasil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Output pencacah naik 4 bit dimulai dari yang terkecil hingga terbesar, yaitu dari
desimal 0 hingga 15, kemudian kembali lagi ke desimal 0
2. Output pencacah turun 4 bit dimulai dari yang terbesar hingga terkecil, yaitu dari
desimal 15 hingga 0, kemudian kembali lagi ke desimal 15.
3. Berdasarkan data hasil percobaan rangkaian percobaan pencacah turun 4 bit dengan T
Flip-flop sudah sesuia dengan tabel kebenaran yang ada
5.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya saat merangkai rangkaian dijelaskan secara urut dan
rinci agar lebih mudah diikuti oleh praktikan. Penjelasan hasil kit juga sebaiknya
dijelaskan lebih jelas lagi. Selain itu lebih baik jika diberikan penjelasan mengenai definisi
sumber clock dan flip flop pada video praktikum sehingga lebih memudahkan praktikan
dalam memahami rangkaian yang akan dibuat tersebut
DAFTAR PUTAKA
Tim Penyusun Sistem Digital. 2020. Modul Praktikum Sistem Digital. Bandung :
Akademi Metrologi dan Instrumentasi.
http://lecturer.eepis-its.edu/~prima/elektronika
%20digital/elektronika_digital2/bahan- ajar/bab4-Counter.pdf (diakses pada 6
Mei 2021)