Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BAHASA INDONESIA

MAKALAH PALIATIF CARE


PADA ANAK DENGAN PENDERITA TERMINAL

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Dwi Sri Handayani,M.kep
DISUSUN OLEH :
APRILIA MALAHAYATI
(1610201054
PSIK 3A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN TP 2017/2018


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Paliatif Care pada Anak dengan Penderita Penyakit Terminal” dengan baik
tepat pada waktunya.
Penyelesaian makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kuliah mata kuliah
Bahasa Indonesia di semester tiga ini. Makalah ini memaparka penjelasan tentang perawatan
paliatif pada anak,yaitu menjelaskan tentang apa itu pengertian dan tata cara menerapkan apa
itu paliatif care pada anak dengan penyakit terminal .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dari tata cara
penyusunan dan lain lain. Maka dari itu saya sebagai penyusun makalah mohon maaf jika ada
kesalahan dan kekeliruan dalam hal pembuatan makalah ini
Demikian kata pengantar yang telah saya buat . Saya berharap makalah ini bisa untuk
menambah ilmu pengetahuan untuk masyarakat dan untuk diri saya sendiri

Yogyakarta , 10 Januari 2018

Aprilia malahayati
PERAWATAN PALIATIF PALIATIF
PADA ANAK DENGAN PENYAKIT TERMINAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup


pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan
spiritual.
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan perawatan paliatif di Indonesia masih
terbatas di 5 (lima) ibu kota propinsi yaitu Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan
Makassar. Ditinjau dari besarnya kebutuhan dari pasien, jumlah dokter yang mampu
memberikan pelayanan perawatan paliatif juga masih terbatas. Keadaan sarana pelayanan
perawatan paliatif di Indonesia masih belum merata sedangkan pasien memiliki hak untuk
mendapatkan pelayanan yang bermutu, komprehensif dan holistik, maka diperlukan kebijakan
perawatan paliatif di Indonesia yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif. (KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007)
Perawatan palliatif adalah filosofi suatu perawatan yang terdiri dari filosofi hospice untuk
menyatukan gap diantara perawatan pasien dengan penyakit serius dan kematiannya. Tujuan
dari perawatan paliatif tidak hanya terbatas pada pengobatan dan penyembuhan, diagnosis,
intervensi, dan proses penyakit, akan tetapi pengobatan juga berfokus pada peningkatan
kualitas hidup, mempertahankan martabat, mengurangi rasa sakit pasien dari penyakit yang
serius dan meninggal dalam kondisi yang bebas dari rasa sakit (American Academy of
Paediatrics [AAP], Committee on Bioethics and Committee on Hospital Care, 2000; Stayer,
2012).
Tujuan perawatan paliatif pada anak adalah untuk memberikan pelayanan yang kompeten,
berempati pada anak dan keluarga, serta perawatan yang konsisten pada anak untuk
menghadapi penyakit yang membatasi kehidupannya (Foster, LaFond, Reggio, &Hinds,
2010).
Perawatan paliatif meliputi perawatan end of life yang berfokus pada kualitas hidup yang
terbaik pada bayi dan anak-anak dan bertahan sampai dewasa. Perawatan paliatif sangat
kompleks dengan multiple intervensi dan dukungan penuh yang diperlukan untuk mengatur
anak dan keluarga di rumah. Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, dan Schwartz
(2009) mendefenisikan perawatan paliatif sebagai perawatan total aktif pada pasien yang
penyakitnya tidak berespons terhadap terapi kuratif.
Perawatan paliatif melibatkan pendekatan multidisiplin untuk penatalaksanaan penyakit
terminal atau proses menuju kematian yang berfokus pada pengendalian gejala dan dukungan
daripada penyembuhan atau memperpanjang hidup jika tidak ada kemungkinan untuk sembuh
(Ball, Blinder, & Cowen (2012).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit terminal
2. Bagaimana cara perawatan paliatif terhadap penyakit terminal yang di derita oleh anak

C. TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa penting nya paliative care untuk anak dan keluarga dari
anak dengan penderita,dan serta untuk mengetahui bagaimana teknik dan tatacara menerapka
paliative care pada anak penderita penyakit terminal
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PENYAKIT TERMINAL

Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju ke arah
kematian. Contohnya seperti penyakit jantung,dan kanker atau penyakit terminal ini dapat
dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up
(menyerah) dan seperti yang di katakan di atas tadi penyakit terminal ini mengarah kearah
kematian. (White, 2002).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit terminal pada anak
adalah penyakit yang diderita oleh seorang anak dengan kondisi penyakit tipis kemungkinan
sembuh serta menuju ke arah kematian. Hal ini tentu sangat menyakitkan bagi orang tua sang
anak serta segenap keluarganya. Jika penyakit terminal diderita oleh seorang dewasa akan
sangat mudah untuk menjelaskan dan memberikan penjelasan prihal kematian yang akan
dihadapi nya. Namun bagaimana jika hal itu terjadi pada seorang anak yg bahkan belum
mengerti apa itu tentang kematian.

2. CARA PERAWATAN PALIATIF TERHADAP PENYAKIT TERMINAL


YANG DI DERITA OLEH ANAK

A. KEBUTUHAN ANAK YANG TERMINAL

Pertama komunikasi, dalam hal ini anak sangat perlu di ajak untuk berkomunikasi atau
berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua karena dengan orang tua mengajak
anak berkomunikasi /berbicara anak merasa bahhwa ia tidak sendiri dan ia merasa ditemani.
Kedua, memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi penyakit
tersebut. Ketiga, berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau
ikut berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat, Keempat, Soccial support
meningkatkan koping. (Arnold, 1998). Tentu saja peran orang di sekitar sangat penting, agar
sang anak merasa bahagia diakhir ujung hidupnya. Agar sang anak tidak merasa kesepian dan
mersa bahwa orang disekitarnya sangat perhatian dan sayang terhadapnya

B. MENJELASKAN KEMATIAN PADA ANAK


Kebanyakan seorang psikolog percaya bahwa dengan berkata jujur merupakan strategi
yang terbaik dalam mendiskusikan kematian dengan anak. Respon anak terhadap pertanyaan
mengenai kematian merupakan dasar tingkat kematangan anak dalam mengartikan kematian.
Pada anak pra sekolah ,anak mengartikan kematian sebagai : kematian adalah sudah tidak ada
nafas, dada dan perut datar, tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan seperti layaknya orang
yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati / meninggal. Kebanyakan anak- anak( anak
yang menderita penyakit terminal ) membutuhkan keberanaian, bahwa ia di cintai dan tidak
akan merasa di tinggalkan. Tanpa memandang umur, sebagai orang tua seharusnya sensitife
dan simpati, mendukunng apa yang anak rasakan. (White, 2010). Hal ini mungkin sulit untuk
dilaksanakan, akan tetapi ini sangat penting untuk anak. Di jelaskan tentang apa yang akan
terjadi akan fisik seseorang yang telah meninggal.

C. PERBEDAAN ANAK DAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN


Perbedaan anak dan dewasa dalam mengartikan kematian dalam kehidupan adalah
Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian, anak tidak memiliki
kematangan emosional dalam mempersepsikan tentang arti kematian , mekanisme koping
pada anak belum terbentuk, Anak di ajak berdiskusi mengenai / tentang tuhan,surga, dan
benda-benda yang tidak terlihat. (Ferrell, & Coyle, 2007: 1194) . peran orang tua dalam
menjelaskan mengenai apa yang akan dihadapi nya, ajak seorang anak untuk mengembangkan
pengertian, imajianinasi tentang Tuhan yang akan memanggilnya, surga adalah tempat
nyaman dan tenang dan berbagai macam hal apapun agar sang anakmengeti dan paham
dengan sebatas apa yang dia paham.

D. SUPPORT (DUKUNGAN)
Dukungan sangat diperlukan dan sangat dibutukan oleh anak yang mengidap penyakit
terminal, siapa saja yang terlibat harus mendukung disini yaitu orang tua, teman- teman ,
orang tua yang lainnya (kakek,nenek, tante,paman), dan grife suport group. (Doyle, Hanks
and Macdonald, 2003, 1113). Jadi peran keluarga sangat penting bagi sang anak, karena
keluarga dan orang sekitarnya adalah orang- orang terdekat dan yang menurut nya adalah
orang yg menemani selama hidupnya.
E. TEMPAT DAN ORGANISASI PERAWATAN PALIATIF

Tempat perawatan paliatif yaitu:


a) Rumah sakit , Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan yang memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus.
b) Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan.
c) Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah
karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
d) Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan ketat, tindakan
khusus atau peralatan khusus atau ketrampilan perawatan yang tidak mungkin
dilakukan oleh keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah pentingnya keperawatan paliatif pada
anak dengan penderita penyakit terminal yaitu penyakit yang kemungkinan sembuh nya
kecil yang seang menuju ke arah kematian. Teknik dari perawatan paliatif memiliki tahap-
tahap dan proses , teknik dan tata cara agak sang anak paham dengan apa yg sedang
dihadapinya, dari mulai menjelaskan kematian kepada anak tentang Surga, Tuhan dan
apapun yg tak terlihat.dukungan juga sangat penting bagi seorang anak dengan penderita
terminal.
B. DISKUSI
Analisi Silang
Korektor : Umi Hijriah
No Analisis Hasil analisis
1. Kata pengantar  Dalam kata pengantar sudah sesuai dengan
kaidah penulisan, jumlah kata tidah lebih dari
250 kata
 Dalam kata pengantar harusnya judul
dituliskan dalam bentuk tulisan tebal
2. Daftar isi  Tidak terdapat daftar isi pada penyusunan
karya ilmiah ini
3. Judul  Judul sudah menggunakan font 14 dan sub
judul menggunakan font 12
 Judul sub judul harusnya dituliskan dengan
bentuk cetakan tebal
4. Latar belakang  Dalam latar belakang sudah menggunakan
kata tidak melebihi 250 kata dalam satu
peragrafnya
 Sub judul seharusnya dituliskan dengan
cetakan tebl
 Dalam setiap paragraf harusnya dituliskan
menjorok kedalam
5. Pembahasan  Dalam pembahasan pokok pembahasan sudah
dijabarkan secara rinci
6. Penutup  Dalam kesimpulan ini kalimat yang digunakan
dalam paragraf tidak melebihi batas ketentuan
pembuatan paragraf
7. Daftar pustaka  Dalam daftar pustaka, penyusun tidak
mencantumkan nama penulis, tahun, judul
karya, tempat terbit, nama penerbit
C. DAFTAR PUSTAKA

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=119492&val=5466

Anda mungkin juga menyukai