DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................................................................................i
MANAJEMEN MUTU..........................................................................................................................................................................................................1
1. LINGKUP PEKERJAAN................................................................................................................................................................................................................ 1
2. TAHAPAN PEKERJAAN.............................................................................................................................................................................................................. 2
3. PENANGANAN LOKASI............................................................................................................................................................................................................... 3
a. Kenyamanan Masyarakat Sekitar.......................................................................................................................................................................................... 3
b. Kenyamanan Fasilitas Lapangan.......................................................................................................................................................................................... 3
c. Pagar............................................................................................................................................................................................................................................ 3
d. Traffic Management.................................................................................................................................................................................................................. 3
e. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Traffic Management....................................................................................................................................................3
f. Bangunan Sementara.............................................................................................................................................................................................................. 4
g. Kantor Proyek............................................................................................................................................................................................................................ 4
h. Gudang........................................................................................................................................................................................................................................ 4
i. Workshop.................................................................................................................................................................................................................................... 4
4. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN.......................................................................................................................................................................................... 5
a. Manajemen Proyek................................................................................................................................................................................................................... 5
b. Struktur Organisasi.................................................................................................................................................................................................................. 5
c. Koordinasi.................................................................................................................................................................................................................................. 6
5. METODE PENCAPAIAN SASARAN.......................................................................................................................................................................................... 7
MANAJEMEN MUTU
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Perbaikan Siap Huni RJA DPR RI Kalibata Blok A dan Blok B, sesuai pada persyaratan di dalam Lembar Data Pemilihan yang akan dilaksanakan
yaitu:
Koordinasi pelaksanaan dan metode kerja yang tepat dalam pelaksanaan proyek ini sangat diperlukan supaya proyek ini dapat berjalan tepat waktu dan memenuhi
kualitas yang diharapkan. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan direncanakan 90 Hari Kalender.
Dalam hal ini PT. PENTAS MENARA KOMINDO yang selanjutnya disebut sebagai KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN
Dalam pekerjaan ini kami akan menyediakan tenaga ahli dan tenaga teknis disetujui oleh pemberi tugas minimal sebagai berikut: :
2. TAHAPAN PEKERJAAN
Setiap tahapan, akan dilakukan pekerjaan pada 30 unit rumah dengan menempatkan personil pekerja minimal 6 orang per unit rumah dalam kurun waktu 2 minggu.
Dimana 6 orang pekerja per unit rumah dibagi menjadi :
4 orang untuk pekerjaan kamar utama, kamar mandi, dan kitchen set
2 orang untuk pekerjaan pengecatan.
Dan untuk pekerjaan mekanikal, wallpaper dan pintu akan disub-kontrakan, dimana tenaga kerja disediakan oleh subkon tersebut. Dengan seminimal mungkin 6
orang tenaga untuk 30 unit rumah dalam kurun waktu 2 minggu.
2 orang untuk pekerjaan mekanikal yaitu pemasangan pipa refigrant dan pipa PVC
2 orang umtuk pekerjaan wallpaper
2 orang untuk pekerjaan pintu
Untuk mengejar waktu pelaksanaan diatas maka akan ditambah jam kerja atau lembur. Dimana jam kerja akan diperlakukan sampai dengan jam 24.00 atau 14 jam
kerja per hari. Di atas jam tersebut biasanya produktifitas menurun.
Setelah 30 unit rumah tahap pertama selesai per 2 minggu, maka perkerja akan pindah ke rumah berikutnya sesuai tabel jadwal diatas.
3. PENANGANAN LOKASI
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan proyek ini berlangsung nantinya meliputi:
Pengalihan lalu lintas dapat dipakai rubber cone, rambu-rambu arah, petunjuk jalan dan bendera-bendera. Pagar sementara akan dipasang pada daerah
konstruksi bangunan pelengkap dan akan dipasangkan lampu-Iampu sehingga akan terlihat pada waktu malam hari bilamana dilaksanakan pekerjaan
lembur.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dikoordinasi oleh bagian tertentu dalam organisasi kontraktor yang bertanggung jawab terhadap safety, health dan
environment, yang secara countinue akan monitor dan mengevaluasi bagian pekerjaan ini.
f. Bangunan Sementara
Bangunan sementara yang dimaksud adalah bangunan yang dibuat guna menunjang kesuksesan pelaksanaan pekerjaan.Setelah selesai pelaksanaan,
bangunan tersebut akan dibongkar.
g. Kantor Proyek
Kantor proyek direncanakan mampu menampung semua karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang ditentukan. Penataan ruangan dan furniture
direncanakan untuk kenyamanan bekerja dan kokoh.
h. Gudang
Gudang diperuntukkan untuk penyimpanan sementara bahan/stock dan juga penyimpanan peralatan bantu. Untuk keamanan dan keselamatan gudang
direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu terbatas, terlindung dari cuaca langsung dan hujan. Keberadaan gudang akan didukung sistem
pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam kebakaran dan batasan-batasan lain).
i. Workshop
Workshop dipersiapkan tempat perbaikan alat-alat bantu bila terjadi kerusakan. Bangunan workshop dibuat terbuka dengan memakai atap dan lantai dibuat
rata, kokoh dan posisinya lebih tinggi dari jalan kerja yang ada sehingga terbebas dari genangan air bila ada hujan.
4. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN
Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek, misalnya: kantor kontraktor, gudang, stok material dan lain-lain. Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan
pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga:
Untuk penerangan lokasi kerja akan digunakan daya listrik dari PLN atau dari genset. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.
a. Manajemen Proyek
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN yang sudah
berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek sejenis, sehingga keberhasilan pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh semua pihak. Di samping itu, tenaga-tenaga kerja yang akan diikutsertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini merupakan tenaga-
tenaga yang telah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam pelaksanaan proyek-proyek serupa, yang sebelum ini telah ditangani oleh
KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN.
b. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu Tim Manajemen yang dipimpin Project Manager, dibantu oleh beberapa tenaga staf dan tenaga Pelaksana
Lapangan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya beserta pembantu-pembantunya.
Organisasi diperlukan agar target pekerjaan dapat dicapai secara efisien dan efektif yang jumlahnya pastinya akan memadai agar tugas-tugas pelaksanaan
dapat dilakukan secara terkoordinir melalui tenaga terampil.
c. Koordinasi
Project Manager memimpin semua kegiatan proyek, baik di bidang administrasi, teknik dan lain -lain.
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, Project Manager dibantu oleh bagian teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Project Manager bertanggung jawab langsung kepada kepada Ketua KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN. Dengan
sistem organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian pekerjaan akan dapat tercapai dalam waktu
yang ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan. Hal tersebut benar-benar menjadi perhatian dan komitmen KONTRAKTOR PELAKSANA
PEKERJAAN.
Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN telah mengeluarkan Kebijakan Mutu, sesuai
prosedur mutu ISO 9001-2015. Sistem manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana lain, berupa perangkat lunak (software)
sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
e. Pengamanan (security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN akan menyediakan tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan,
yang bertugas dalam hal:
a. Pengawasan terhadap para pekerja.
b. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
c. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan
menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik ditempat pekerjaan maupun di kantor lapangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi pengaman/helm, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan
dan sebagainya.
e. Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu
pekerjaan.
f. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
g. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian di
dalam lingkungan proyek.
h. Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT) atau walky talky, baik oleh para petugas keamanan, para pelaksana (supervisor), dan
petugas-petugas lain yang memerlukan.
f. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan dan Mutu
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN yang sudah
berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, dan sudah mendapat sertifikat ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu; OHSAS
18001:2007 untuk Sistem Manajemen K3 dan ISO 14001:2015 untuk Sistem Manajemen Lingkungan. Dengan demikian keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan dapat terjamin, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN telah mengeluarkan Kebijakan Mutu,
sesuai prosedur mutu ISO 9001. Sistem manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak
(software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) berupa peralatan peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
3) Kerjasama dengan Rumah sakit, Puskesmas terdekat serta mengasuransikan Tenaga kerja ke Jamsostek
Perusahaan telah mempunyai Prosedur Penanganan Kecelakaan Kerja yang sudah dibakukan dan diberlakukan diseluruh wilayah kerja perusahaan.
Untuk menjamin tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, KONTRAKTOR PELAKSANA PEKERJAAN menerapkan siklus harian pelaksanaan
pekerjaan sesuai bagan alir di bawah ini:
Pengarahan/
Penjelasan K3
untuk tenaga baru
& dicatat sebagai
laporan
Sebelum Akhir
Inspeksi & Laporan
bekerja
Selesai - Mingguan
membersihkan
- Selesai
lokasi pekerjaan
INPUT : INPUT :
SUPERVISI - Produk Akhir BMW
- Bahan
(Biaya, Mutu, Waktu
- Alat
- Tenaga Kerja PROSES KONSTRUKSI
Evaluasi
INSPEKSI Kriteria penerimaan:
& TEST Gambar selesai
Spesifikasi
Proses pengendalian mutu mencakup segala bidang yang terlibat dalam proses produksi balk SDM, material, peralatan, proses, sarana kerja dan
subkontraktor.
1) SDM
2) Material
3) Peralatan
4) Proses
- Metoda pelaksanaan
- Cek hasil, monitor dan pelaporan
5) Sarana kerja
6) Subkontraktor
- Seleksi
- Pengawasan dan pengarahan
Start
Pemeriksaanoleh MK/
Konsultan Pengawas
Pelaksanaan
Start
Pengajuan ke MK/
Konsultan Pengawas
Konsultan Cek MK
Perencana Tidak
Konsultan
Pelaksanaan
Diagram Alir Persetujuan Material
Dalam pelaksanaan nanti akan dipakai form-form berikut yang jika diperlukan maka akan kami kirimkan, yaitu :
IMTP:
Mampu Telusur Bahan Masuk
Mampu Telusur Benda Uji
Mampu Telusur Hasil Tes Benda Uji
Mampu Telusur proses
IT:
Registrasi Inspeksi dan Tes
Daftar Kriteria Keberterimaan BahanjProduk
Pelaksanaan Inspeksi dan Tes
Persetujuan Penerimaan Bahan j Produk Yang Mendesak
Registrasi Penggunaan Bahan/Produk Yang Mendesak
Daftar Simak Verifikasi Catatan Inspeksi & Tes
KS :
Laporan Ketidaksesuaian
Registrasi Ketidaksesuaian
PP:
Pengendalian Proses
Proses Pendukung:
- Komunikasi
- Dokumentasi
- Pengendalian dokumen
- Pengendalian catatan
Cek silang. Teknik ini adalah dengan mendatangkan orang lain yang memahami tentang proyek konstruksi ke proyek yang mengalami keterlambatan.
Adakalanya dikarenakan tekanan yang terus menerus, Tim proyek menjadi kurang sensitif terhadap terjadinya masalah keterlambatan proyek. Orang lain
dapat personel manajemen atas atau tim proyek lain.
Menempatkan personil khusus yang memonitor proses dan dokumen administrasi vendor. Sering kali pekerjaan di lapangan terhambat oleh masalah
prosedur administrasi.
6.2. Scope atau Lingkup Pekerjaan
Membuat checklist daftar sisa pekerjaan (Update WBS) dimana tingkat detil yang baik dan memadai. Daftar atau checklist ini akan sangat membantu
dalam proses-proses berikutnya.
Daftar sisa pekerjaan dengan melihat secara keseluruhan dokumen kontrak yaitu gambar, BQ, dan spesifikasi.
Meminimalisir adanya perubahan lingkup dan pekerjaan tambah-kurang. Perubahan lingkup akan membuat pekerjaan semakin kompleks dan sulit dikelola.
Perlu effort yang lebih besar dengan adanya perubahan lingkup.
6.3. Critical Path Method
Membuat schedule sisa pekerjaan dimana target selesainya pekerjaan dibuat lebih maju untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga
Membuat CPM berdasarkan update WBS yang cukup detil dan schedule sisa pelaksanaan agar dapat diidentifikasi item pekerjaan yang masuk dalam
kategori pekerjaan kritis. CPM adalah alat yang paling powerfull dalam membantu percepatan pada saat situasi proyek kritis.
Memprioritaskan pekerjaan yang masuk dalam jalur pekerjaan kritis agar pekerjaan kritis tersebut tidak delay dari yang direncanakan.
Mengurangi sebanyak mungkin jumlah pekerjaan kritis yang terdapat dalam rangkaian jalur pekerjaan kritis (CPM). Contoh untuk teknik percepatan ini
adalah pekerjaan finishing lantai (keramik) dikerjakan tanpa menunggu pekerjaan finishing plafond selesai.
Menyebarkan suatu rangkaian pekerjaan kritis menjadi beberapa jalur pekerjaan kritis atau membuat jalur pekerjaan kritis yang semula berupa satu
rangkaian seri menjadi beberapa rangkaian yang tersusun paralel. Teknik ini akan membuat total durasi akan semakin pendek. Biasanya dilakukan dengan
membagi suatu pekerjaan dalam zone yang lebih kecil yang berdiri sendiri
Menggabungkan dua atau lebih pekerjaan yang berada di jalur kritis menjadi hanya 1 pekerjaan kritis. Misal dari teknik ini adalah dengan mengganti
bekisting pelat lantai dan tulangannya dengan material span deck.
Mengurangi durasi pekerjaan yang berada pada jalur kritis sehingga total durasi pelaksanaan menjadi lebih singkat. Contoh dari teknik ini adalah dengan
menambah resources.
Mengurangi kuantitas pekerjaan yang masuk dalam jalur kritis sehingga kuantitas pekerjaan kritis menjadi lebih kecil. Contohnya adalah pada pekerjaan
plafond yang umumnya dapat dikerjakan setelah pekerjaan instalasi M/E selesai. Padahal ruang atau area instalasi M/E hanya menggunakan sebagian
area finishing plafond. Untuk area yang tidak berada pada jalur M/E, plafond tersebut dapat dikerjakan. Dapat juga dengan melaksanakan rangka
pekerjaan plafond bersamaan dengan pekerjaan instalasi M/E. Pada saat pekerjaan instalasi M/E selesai, baru dilakukan penutupan plafond.
Menentukan target milestone pekerjaan. Hal ini untuk mengurangi kompleksitas dalam pengendalian dan monitor waktu pelaksanaan proyek.
Sesegera mungkin memulai suatu pekerjaan dimana lahan telah siap. Harus diingat bahwa jalur kritis dapat berpindah-pindah sesuai perkembangan di
lapangan. Suatu pekerjaan yang tidak kritis, bisa saja menjadi kritis karena terlambat mulai dilaksanakan.
Memastikan pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis selesai sesuai target. Melesetnya realisasi waktu pelaksanaan suatu pekerjaan juga dapat
mengubah jalur kritis. Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan yang terlambat bisa menjadi kritis.
6.4. Material dan Supplier
Aktif memonitor proses pengiriman dengan meminta bukti manifest pengiriman material
Melakukan pengecekan langsung lokasi material yang akan dikirim ke proyek. Ini untuk memastikan bahwa material dalam kondisi ready untuk dikirim.
Jumlah supplier untuk suatu jenis material diusahakan lebih dari satu.
Mengganti material import dengan material yang ready stock dengan spesifikasi yang setara.
Mengganti material yang langka dengan material lain yang ready stock dengan tetap memperhatikan kualitas pekerjaan. Contoh pada saat terjadi
kelangkaan semen, pekerjaan lantai kerja diganti dengan plastic sheet. Contoh lain adalah mengganti semen biasa PC dengan semen tipe PCC.
6.5. Alat
Memastikan alat dirawat sesuai prosedur
Mengganti alat yang tidak sesuai atau tidak cocok.
Memastikan tersedianya suku cadang di proyek terutama pada elemen alat yang bersifat aus
Menambah jumlah alat sehingga mencukupi kebutuhan pelaksanaan
Mengganti alat yang memiliki kapasitas yang lebih besar
Membuat sumber tenaga listrik cadangan. Kerusakan genset akan menghentikan hampir seluruh pekerjaan.
6.6. Subkontraktor
Mengurangi lingkup pekerjaan subkontraktor yang bermasalah dan menggantinya dengan subkontraktor yang terpercaya.
Mengambil alih pekerjaan subkontraktor yang berpotensi terlambat.
Jumlah subkontraktor pada suatu pekerjaan diusahakan lebih dari satu.
Meminta setiap subkontraktor agar menempatkan wakilnya yang dapat memutuskan masalah.
Aktif komunikasi via surat untuk masalah—masalah yang krusial
Mencatat secara harian dan mendokumentasikan hal-hal yang menjadi penyebab keterlambatan serta menyampaikan dengan surat kepada Owner dimana
hal-hal tersebut secara kontraktual dapat menjadi dasar perpanjangan waktu pelaksanaan proyek / addendum waktu.
Kalaupun ada pekerjaan tambah dan kurang, harus didasarkan pada upaya melakukan percepatan. Usahakan pekerjaan tambah adalah pekerjaan yang
tidak berada di jalur kritis dan memiliki durasi pekerjaan yang singkat. Demikian pula dengan pekerjaan kurang haruslah pekerjaan yang berada di jalur
kritis dan memiliki durasi yang panjang dimana aspek fungsi konstruksi masih dapat dipertahankan.
6.10. Site
Mengevaluasi site dan penataannya. Perhatian pada alur proses pekerjaan dan material. Site harus dievaluasi agar menghasilkan suatu design site yang
menghasilkan alur proses yang efektif atau jalur alur sependek mungkin
Mengidentifikasi adanya masalah pada site yang dapat menghalangi alur proses dan material. Contoh adalah jalan kerja harus memadai.
Mengurangi genangan air akibat hujan. Genangan air berpotensial menghambat laju pergerakan alur proses pelaksanaan dan material.
Lokasi site harus diupayakan dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi ini akan sangat membantu secara psikologis para pekerja yang bekerja di proyek.
Memastikan akses masuk proyek sedemikian arus keluar masuk material tidak terhambat
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.1.Flowcart Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi mobilisasi dan demobilisasi peralatan, bahan dan tenaga kerja yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan
pekerjaan.
Dokumentasi Proyek dan Pelaporan
Kami akan melakukan pengambilan gambar/foto pada beberapa titik yang sama, yang menggambarkan kemajuan pekerjaan, Foto berwarna,
dilakukan setiap minggu menunjukan kemajuan pekerjaan proyek secara umum dan detail-detail atau kegiatan lain yang dianggap perlu
sebagai dokumentasi proyek.
Pada tahap ini, yang paling penting adalah persiapan semua surat perijinan dan surat pengantar yang diperlukan untuk pengiriman Barang
agar tidak ada kendala sampai dengan Barang didistribusikan ke lokasi yang akan menerima.
Pengukuran Lokasi
Kami akan untuk mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kami akan menyediakan alat ukur selama masa pelaksanaan dan apabila perlu dilakukan pengukuran ulang.
Jika terjadi perbedaan antara gambar rencana dengan keadaan lapangan, pihak kami akan segera melaporkan kepada pemberi tugas /
pengawas lapangan.
Mobilisasi – Demobilisasi (Bongkaran dan Buang Puing)
Kami akan menyiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan peralatan bantu yang akan digunakan selama pelaksanaan
pekerjaan.
Kami akan menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan angkutan material masuk kedalam lokasi proyek sehingga tidak
mengganggu sirkulasi lalu lintas di dalam lingkungan pada lokasi pekerjaan.
Konsultan Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah peralatan ataupun menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan.
Bila pekerjaan telah selesai dilaksanakan, maka kami akan segera menyingkirkan peralatan-peralatan tersebut serta memperbaiki segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan kami.
Disamping harus menyediakan peralatan yang diperlukan seperti yang dimaksud diatas, maka kami akan menyediakan peralatan bantu yang
dapat menunjang pekerjaan utama dalam kondisi apapun, seperti tenda/ terpal untuk bekerja pada waktu hujan, perancah/scaffolding untuk
bekerja pada ketinggian.
1.2.3.Peralatan
Peralatan yang dipersiapkan
Bor listrik
Palu
Linggis
Tool kit
Dan peralatan tukang lainnya
1.2.4.Pelaksanaan Pekerjaan
1.2.4.1. Persiapan Pekerjaan
Pembuatan dan pengajuan Shop Drawing
Persiapan peralatan kerja
Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan didalam gudang khusus serta
dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkanke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan
Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan dari sampah-sampah yang dapat merusak
konstruksi bangunan
1.2.4.2. Pelaksanaan pekerjaan
hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak menggangu jalan akses kelokasi, para
pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan
dimulai diatas kebawah.
Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat akan dilakukanperumpukan hasil bongkaran,
bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk dan ditempatkan pada area terpisah.
Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan konsultasi dan sistem perhitungan
biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.
2. PEKERJAAN ARSITEKTUR
2.1. PEKERJAAN DINDING BATA
2.1.1.Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan dinding terdiri dari
- Pemasangan dinding Bata
- Pemasangan plesteran
- Pemasangan acian
2.1.2.Material dan Peralatan
Material yang digunakan yaitu:
- Bata merah
- Semen
- Pasir
- Air
Peralatan yang digunakan yaitu:
- Waterpas
- Theodolite
- Benang ukur
- Meteran
- Ember
- Sendok semen
- Palu
- Paku
- Bor tangan
- Gerobak sorong
- Peralatan tukang lainnya
2.1.3.Personil
Pembersihan
Penandaan Jalur
dan Elevasi
Inspeksi
Inspeksi
Pemasangan
Dilanjutkan
Inspeksi
2.1.5.Pelaksanaan Pekerjaan
2.1.5.1. Persiapan Pekerjaan
a. Pembuatan dan pengajuan Shop Drawing
b. Aproval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja
d. Pastikan untuk menyiapkan semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga
alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
e. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan garis pandu dan pengecekan kelurusan
dan ketegakan pasangan bata.
f. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam
kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan
langsung dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh / jatuh.
2.1.5.2. Pelaksanaan
a. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
b. Kondisi pondasi/ sloof harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran atau lumpur
pada sloof harus dibersihkan supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus
dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu
pengecoran dan muncul dengan panjang antara 15 – 20 cm).
c. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk
garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan
penarikan benang dari ujung ke ujung dinding. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang
sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan
dipasangkan .
d. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang
akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan
leveling diatas batu bata yang sudah terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka
PT. PENTAS MENARA KOMINDO 38
Metode Perbaikan Siap Huni RJA DPR RI Kalibata Blok A dan Blok B
Tahun APBN 2020
ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga
pengisian mortar antar bata harus sama.
e. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung
bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/
mortar sudah kering maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
f. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari
sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan
tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan
plesteran.
g. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian
didnding ayng dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk
mendapatkan ketegakan dinding. Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm . Pastikan anda tetap memasangkan
dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang dipasangkan sehingga didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan
tetap rapi sampai posisi atas.
h. Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
i. Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.
j. Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
k. Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
l. Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
m. Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar
alumunium.
n. Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan raskam dan jidar.
o. Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
p. Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
q. Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan
acian semen, permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
2.1.5.3. Pemeliharaan
a. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai
kondisi ikatan sudah benar benar kering.
b. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa
menjadi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
2.1.6.Aspek K3 Konstruksi
a. Mempersiapkan peralatan APD.
b. Mempersiapkan rambu-rambu pemberitahuan pekerjaan dan pengalihan jalur apabila proses pekerjaan bersinggungan dengan jalur
sirkulasi publik.
2.2.4.Tahapan Pekerjaan
Mulai
Pengukuran
Lapangan
Pemasangan Keramik
Pekerjaan Nat Granit Tile
Lantai
Selesai
2.2.5.Pelaksanaan Pekerjaan
2.2.5.1. Persiapan Pekerjaan
a. Pembuatan dan pengajuan Shop Drawing
b. Aproval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja
d. Pastikan untuk menyiapkan semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga
alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
e. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpas.
2.2.5.2. Pelaksanaan
a. Pastikan lantai dasar sudah kuat dan rata, biasanya untuk lantai sudah terpasang dengan rabat beton atau cor beton. Jika sudah merasa
lantai sudah kuat, selanjutnya langkah awal pemasangan keramik adalah pembuatan garis bantu sebagai pedoman pemasangan keramik
di lantai yang akan dipasangkan. Pembuatan garis bantu bisa dilakukan dengan pembuatan benang atau garis kapur. Pembuatan garis
siku pada dua arah sumbu yang merupakan titik awal pemasangan keramik biasanya ditempatkan pada sudut pintu masuk ruangan. Jika
sudah mendapatkan garis siku, tarik garis benang pada kedua arah sumbu tersebut pada ketinggian permuakaan keramik yang akan
dipasangkan. Pastikan ketingggian benang dari permukaan lantai dasar sesuai dengan ketebalan adukan dan ketebalan keramik. Hindari
ketinggian yang terlalu besar dimana akan membutuhkan adukan semen yang terlalu banyak. Peletakan titik awal biasanya dilakukan pada
– peletakan keramik tanpa perekat untuk memastikan keramik sudah sesuai .
b. Pasanglah keramik mulai dari dinding dekat pintu diatas permukaan lantai yang kosong (belum ada adukan spesi/mortar), pasanglah
keramik dalam satu baris dan gunakan spacer di antara setiap keramik untuk mendapatkan setiap sisi keramik menjadi seragam dan
untuk untuk menjaga jarak yang sama pada semua keramik yang anda pasang. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan jumlah keramik
penuh dalam 1 barisan.
c. Ketika mencapai ujung lain ruangan dan tidak bisa lagi memasang 1 lembar keramik ukuran penuh , gunakan sebuah balok panjang dan
meletakkannya tegak lurus ke baris keramik. Pemberian balok ini ditujukan supaya keramik tidak bergeser. Gunakan pistol sekrup untuk
memakukan balok tersebut pada sisi keramik .
d. Berdasarkan panjang ruang yang tersisa di sisi ruangan, tentukan berapa banyak perlu menggeser baris untuk mencapai perbatasan yang
sama pada kedua sisi ruangan, sehingga potongan pada pinggir kiri dan kana akan didapatkan pada lebar yang sama. Jika tidak
menginginkan jumlah potongan yang terlalu banyak, tidak perlu menggeser titik awal, dimana hanya akan melakukan pemotongan sisa
keramik pada salah satu sisi saja. Tapi jika menginginkan sisa keramik pada kedua sisi kiri dan kanan, harus memindahkan garis bantu
pada titik yang sudah terukur dan garis bantu pertama adalah tidak lagi diperlukan.
e. Setelah sudah mendapatkan garis pemasangan keramik selanjutnya adalah memulai pemasangan keramik diatsa perekat atau adukan
spesi/mortar. Penuangan perekat harus dilakukan secara teratur dan tidak boleh dilakuakn pada luasan yang terlalu lebar. Dianjurkan
meletakkan adukan pada pemasangan luasan keramik antara 4-5 lembar keramik. Jika meletakkan adukan terlalu lebar hal ini
dikhawatirkan akan membuat adukan akan cepat mengering sehingga rekatan tidak terlalu baik. Disamping itu juga akan mengganggu
gerakan untuk memasangkan keramik tersebut. Gunakan sekop berlekuk untuk meratakan adukan permukaan perekat disetiap luasan
yang akan anda pasang. Setelah merasa permukaan adukan secara rata, letakkan keramik dipermukaan perekat dengan perlahan dan
atur posisi ketegakannya pada garis benang bantu yang sudah dibuat.
f. Ketika mulai memasang keramik , dimana akan memulai memasang perekat adukan mortar. Gunakan spacer untuk memastikan ubin spasi
merata. Gunakan waterpass untuk memastikan permukaan keramik benar benar rata . kita dapat menggunakan palu karet atau balok kayu
untuk mengetok atau menekan keramik ke bawah , lakukan secara lembut dan perlahan hingga permukaan benar benar rata, dan saat itu
juga anda harus tetap mencek ketegakan pada bidang rata berdasarkan garis bantu yang ada. Jika saat mengetok keramik , jika
mendengar suara dengung, harus diperiksa apakah ada kemungkinan keramik tidak merekat pada adukan, kemungkinan hal ini
disebabkan kurangnya adukan sehingga tidak mengikat ke dasar keramik. Lakukan perbaikan dengan mengangkat keramik secara
perlahan kemudian tambahkan adukan pada permukaan adukan sampai merat , kemudian pasang keramik kembali. Jika adukan
sebelumnya sudah sempat mengering, kita juga harus mengangkat semua adukan dan menggantinya dengan adukan yang baru. Cara ini
dilakukan setiap ada pemasangan tiap lembar keramik. Untuk barisan selanjutnya, akan lebih mudah untuk mengecek kelurusan dan jarak
antara spacer dengan mengikuti ujung keramik yang ada didepan dan disampingnya.
g. Jika pada ujung barisan perlu memotong keramik, untuk mendapatkan harus melakuan pemotongan keramik, lakukan dengan cara
meletakkan keramik tepat di atas keramik penuh terakhir dan atur penempatannya ke batas dinding sehinggga kita mendapatkan batas
keramik yang akan dipotong. Tandai pada kermik yang akan dipotong dan buatlah garis potongnya. Jika merasa potongan akan sama
pada barisan selanjutnya (potongan yang seragam), ukuran ini bisa kita gunakan untuk acuan pemotongan selanjutnya. Maksudnya kita
tidak perlu menunggu ukuran setiap akan melakukan pemotongan.
h. Untuk memotong keramik, kita dapat menggunakan pemotong ubin atau glasscutter. Lakukan pemotongan keramik pada tempat yang
aman. Jangan pernah memotong keramik pada permuakaan pasangan keramik yang baru kita pasangkan. Pilih meja yang aman untuk
melaksanakan pemotongan keramik tersebut.
i. Setelah semua ubin diletakkan dan perekat telah ditetapkan, kita dapat melanjutkan ke fase grouting. Campur nat sesuai dengan
rekomendasi pabrikan.Terapkan nat dengan pelampung karet pada sudut 45 derajat, bekerja ke dalam sisi keramik.
2.2.5.3. Perapihan dan pembersihan
a. Bersihkan setiap kelebihan nat pada permukaan keramik dengan spons. Hati-hati jangan sampai nat keluar dari ruang sisi antar keramik.
Setelah nat telah rapi, kita dapat kembali membersihkan permuakaan keramik dari sisa nat dengan menggunakan residu. Untuk menjaga
permukaan keramik tetap padat dan kuat, lakukan pengepelan permukaan lantai keramik 3 hari pertama dengan obat keramik, setelah itu
sikat nat dengan sealer silikon.
2.2.6.Aspek K3 Konstruksi
a. Mempersiapkan peralatan APD.
b. Mempersiapkan rambu-rambu pemberitahuan pekerjaan dan pengalihan jalur apabila proses pekerjaan bersinggungan dengan jalur
sirkulasi publik.
Pengukuran
Lapangan
Pemasangan
penggantung
Pintu/jendela
Pemasangan Pintu
Perapihan dan
Pembersihan Area
Selesai
2.5.4.Tahapan Pekerjaan
Mulai
Izin Pelaksanaan
Merger Testing Kabel
Pekerjaan
Persiapan Penyambungan ke pompa
penyambungan ke sanitair
Periksa dan
Perbaiki
Selesai
Testing Pipa
Tidak
Ya
Berita Acara
Pengetesan
2.5.5.Pelaksanaan Pekerjaan
2.5.5.1. Persiapan
a. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja,
e. Persiapan alat bantu kerja
2.5.5.2. Pemasangan
a. Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi ketinggian alat sanitair.
b. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada
saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak rusak/hilang
sebelum bangunan digunakan.
c. Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
d. Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja.
e. Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
f. Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
g. Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
h. Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
2.5.6.Aspek K3 Konstruksi
a. Mempersiapkan peralatan APD.
b. Mempersiapkan rambu-rambu pemberitahuan pekerjaan dan pengalihan jalur apabila proses pekerjaan bersinggungan dengan jalur
sirkulasi publik.
2.6.4.Tahapan Pekerjaan
Pengaplikasian Plamur
dinding
Mulai
Pengecatan lapisan
Pengajuan Material pertama
kepada Owner
2.6.5.Pelaksanaan Pekerjaan
- Dinding harus bersih dari kotoran debu, minyak, dan percikan beton dengan menggunakan skrap dan kain.
- Lindungi bahan atau pekerjaan lain yang berdekatan dengan dinding yang akan dicat dengan menggunakan isolasi kertas, kertas Koran
atau terpal
- Periksa kerataan dinding
- Rapikan permukaan dinding yang kurang rata dengan menggunakan plamir kemudian tunggu sampai kering
- Haluskan permukaan plamir dengan amplas
- Jika permukaan plamir sudah rata dengan menggunakan alat rol atau kuas lakukan 1 kali pelapisan cat dasar dengan alkali resisting
primer.
- setelah alkali resisting primer kering lakukan pelapisan cat finish pertama dengan cat yang sesuai spesifikasi pengenceran 20%.
- Jika cat finish pertama sudah kering (setelah + 2 jam) lakukan pengecetan finish kedua / terakhir jumlah pelapisan cat finish sesuai dengan
spesifikasi pengenceran 10%.
- cek apakah pengecetan finish yang kedua/terakhir sudah rata
- Apabila sudah rata bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan / pekerjaan lain yang seharusya tidak terkena cat dengan kain lap.
d. Pastikan juga dinding tersebut tidak ada rembesan akibat air hujan yang meresap melalui dinding luar, jika memang demikian lapisi dinding
bagian luar terlebih dahulu dengan menggunakan waterproof
2.7.3.2. Pemasangan
a. Ukur terlebih dahulu tinggi dinding yang akan dipasang wallpaper.
b. Tahap pemotongan. Sebelum melakukan tahap ini anda harus terlebih dahulu memahami kriteria wallpaper. wallpaper umum nya
diproduksi per roll, untuk 1 roll wallpaper dapat digunakan untuk luas 5m persegi karena ukuran 1 roll wallpaper umum nya adalah 0,6 x 9,5
meter.
c. Untuk cara pemotongannya menggunakan pisau cutter, untuk potongan pertama ukuran nya dilebihkan sedikit dari tinggi dinding.
d. setelah wallpaper dipotong, baluti bagian belakang wallpaper dengan lem wallpaper. lem wallpaper ini berupa serbuk seperti terigu, untuk
pengencerannya menggunakan air (cara penggunaan lem tertera pada kemasan). Untuk menghasilkan lem yang lebih kuat berikan
tambahan lem kayu putih biasanya digunakan merk fox. untuk cara pelumasannya agar lebih cepat gunakan roll kuas untuk cat. pastikan
seluruh bagian wallpaper terbalut lem, jika tidak akan mengakibatkan gelembung pada saat pemasangan.
e. Setelah proses pengeleman selesai wallpaper siap dipasang. pemasangan dimulai dari bagian sudut dinding, pada langkah pemasangan
pertama lot terlebih dahulu, marking dengan menggunakan pulpen agar wallpaper terpasang lurus. selanjutnya tinggal mengikuti motif
pada wallpaper yang terpasang. Pada saat pemasangan pastikan tidak ada gelembung pada bagian tengah wallpaper, Gelembung dapat
diratakan dengan menggunakan kape plastik. Untuk pasangan selanjutnya samakan alur dan motif pada wallpaper yang telah terpasang
sebelumnya, ingat!! pastikan benar" rapat dan tidak ada celah pada tiap sambungan wallpaper. Jangan lupa untuk memotong wallpaper
yang lebih pada bagian atas dan bawah dinding. Setiap lembar proses pemasangan lakukan pembersihan dengan mengusap wallpaper
menggunakan spoon atau busa yang di basahi dengan air bersih. ulangi proses tersebut hingga semua bidang yang dinginkan tertutup
wallpaper.
f. Bersihkan hasil dari potongan" wallpaper yang tidak digunakan. pastikan juga untuk mengepel lantai, agar tidak ada sisa" lem yang
menempel di lantai.
3. PEKERJAAN MEKANIKAL
3.1. PEKERJAAN INSTALASI PIPA REFRIGRANT DAN PIPA DRAINASE
3.1.1.Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah:
- Pemasangan pipa refrigrant ½ inch dan ¼ inch
- Pemipaan drainase AC dengan pipa PVC ¼ inch
3.1.4.Pelaksanaan Pekerjaan
3.1.4.1. Persiapan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan,
untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan
b. Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kepada direksi.
c. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
d. Persiapan material dan peralatan
e. Pekerjaan lahan kerja
3.1.4.2. Pemasangan
a. Marking jalur pipa.
b. Pasang isolasi pipa tembaga per satuan panjangnya.
c. Sambung pipa tembaga dengan las tembaga.7.
d. Test pipa tembaga dengan compressor.
e. Sambungkan pipa PVC ke indoor unit
f. Rapikan isolasi pipa.
3.1.5.Aspek K3 Konstruksi
a. Mempersiapkan peralatan APD.
b. Mempersiapkan rambu-rambu pemberitahuan pekerjaan dan pengalihan jalur apabila proses pekerjaan bersinggungan dengan jalur
sirkulasi publik.
1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Kami akan selalu melakukan pembersihan lokasi selama pekerjaan berlangsung dan sesudah selesainya proyek sampai dengan serah terima pekerjaan.
Cara Pelaksanaan
Setiap sampah, puing-puing, dan benda-benda sisa proyek selama berlangsung pekerjaan akan dikumpulkan dalam suatu tempat dan dibuang di
tempat yang telah ditentukan konsultan pengawas sehingga lokasi proyek terlihat bersih.
Sebelum dilakukan serah terima Pertama dan Kedua dari pekerjaan yang dilakukan, lokasi proyek akan dalam keadaan bersih dan rapi, semua instalasi
dan perlengkapannya dalam keadaan siap digunakan.
Lokasi pembungan puing atau sisa bongkaran pastinya sudah direncanakan untuk di buang di tempat penampungan atau tempat lain yang ditentukan atas
persetujuan Konsultan Pengawas
Jangka waktu pelaksanaan
Target utama penyelesaian pembongkaran ini akan memperhatikan time scheduling yang ada. Tapi yang perlu diingat bahwasannya pelaksanaan pembongkaran
ini akan melalui fase penyiapan ijin kerja yang sebelumnya telah di ajukan di dalam tahap persiapan.
3. PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
Serah terima pertama pelaksanaan pekerjaan
a. Pada saat pelaksanaan pekerjaan sudah mencapai 100% (seratus persen) Kami akan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Owner untuk
melaksanakan Penyerahan Pekerjaan yaitu Serah Terima Pertama
b. Ownerberhak menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk menilai seluruh hasil pelaksanaan pekerjaan oleh Kami
c. Panitia/pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kami. Apabila terdapat
kekurangan-kekurangan dan atau cacat maka Kami akan siap memperbaikinya atas perintah Owner
d. Owner menerima Serah Terima Pertama setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak dan diterima oleh
panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama.
4. MASA PEMELIHARAAN
a. Selama masa pemeliharaan Kami akan bertanggung jawab penuh dan wajib menjaga dan merawat hasil pekerjaan pelaksanaan sehingga kondisi hasil
pekerjaan tetap seperti pada saat Serah Terima Pertama Pekerjaan.
b. Selama masa pemeliharaan Kami akan selalu melakukan monitoring terhadap hasil pekerjaan dan berkordinasi dengan pihak pengelola bangunan
tersebut, sehingga apabila ada kerusakan secepatnya dilakukan perbaikan atau penggantian bagian yang mengalami kerusakan dengan biaya
ditanggung sepenuhnya oleh pihak Kami.
c. Setelah selesai masa pemeliharaan Kami akan mengajukan permintaan tertulis kepada Owner untuk melaksanakan Serah Terima Kedua
d. Owner menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk menilai seluruh hasil masa pemeliharaan pekerjaan oleh Kami apakah kondisi
hasil pelaksanaan masih tetap seperti kondisi saat Serah Terima Pertama
e. Panitia/pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil masa pemeliharaan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kami
f. Panitia/pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil masa pemeliharaan pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kami.
Apabila Kondisi hasil pekerjaan masih tetap seperti saat Serah Terima Pertama maka merekomendasikan kepada Owner bahwa Hasil Pekerjaan
tersebut dapat diterima dan dapat dilakukan Serah Terima Kedua atau Serah Terima Terakhir.
g. Owner menerima Serah Terima Terakhir setelah seluruh hasil masa pemeliharaan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak dan
diterima oleh panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Terakhir (BAST).
h. Setelah Serah Terima Terakhir maka tanggung jawab pemeliharaan atas hasil pekerjaan tidak lagi pada Kami tapi sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemilik atau pengelola Bangunan tersebut.
Demikian Metode Pelaksanaan ini diajukan, sebagai bahan masukan untuk pemberi kerja agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur
operasional standar konstruksi, yang dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
Ir. ALMAS
Direktur Utama