Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ARIF RAHMANSYAH

NIM : 1801103010092

MATA KULIAH : AUDITING 2

AUDIT KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN

Kas merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Sebagai contoh, jika pemahaman auditor mengenai pengendalian
internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran menyebabkannya yakin untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian
serendah mungkin, auditor dapat mengurangi pengujian atas rincian saldo akhir kas. Akan tetapi,
jika auditor menyimpulkan bahwa penilaian risiko pengendalian harus lebih tinggi, pengujian
akhir tahun yang ekstensif mungkin diperlukan.

Kas merupakan hal yang penting karena kerentanannya terhadap pencurian, dan kas juga
dapat salah saji secara signifikan. Instrumen keuangan, yang meliputi investasi dalam sekuritas
utang dan ekuitas serta instrumen derivatif, bervariasi secara signifikan pada masing-masing
klien, mulai dari persentase aset yang kecil untuk perusahaan manufaktur hingga persentase aset
yang besar untuk institusi keuangan.

JENIS AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN (Mengidentifikasi jenis akun kas
utama dan instrument keuangan yang digunakan oleh entitas bisnis)

Terdapat beberapa jenis akun kas yang umumnya digunakan oleh sebagian perusahaan
besar. Auditor akan mengetahui lebih banyak jenis saldo kas setelah memahami bisnis klien.
Berikut jenis akun kas yang utama:

1) Akun Kas Umum


Merupakan bagian kas yang penting bagi sebagian besar organisasi karena sebagain besar
penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini. Contoh: pengeluaran untuk siklus
akuisisi dan pembayaran biasanya dibayar dari akun ini, sementara penerimaan kas dalam siklus
penjualan dan penagihan disetorkan dalam akun ini.
2) Akun Impres
Perusahaan membuat akun penggajian impres yang terpisah untuk meningkatkan
pengendalian internal pengeluaran penggajian. Terdapat jenis akun impres lain yang sedikit
berbeda dari akun impres pada umumnya yaitu terdiri atas satu rekening bank untuk penerimaan
dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memiliki akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh
penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara
periodik. Akun pengeluaran ditetapkan berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan
akun pengajian impres.
3) Akun Bank Cabang
Berguna untuk membangun hubungan dengan perbankan di komunitas lokal dan
memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang. Dengan kata lain untuk perusahaan yang
beroperasi di lokasi yang berbeda akan lebih mudah jika perusahaan memiliki saldo bank yang
terpisah di setiap lokasi.
4) Dana Kas Kecil Impres

Ini bukan merupakan rekening bank, tetapi hampir sama dengan kas pada bank. Akun ini
digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan
uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek
gaji atau pribadi, selain itu juga digunakan untuk pengeluaran dalam jumlah kecil. Beban yang
umum meliputi perlengkapan minor kantor, perangko, dan sumbangan amal.

5) Ekuivalen Kas

Perusahaan seringkali menginvestasikan kelebihan kas yang diakumulasikan selama


bagian tertentu dari siklus operasi, yang akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut
Ekuivalen kas yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid. Ekuivalen kas bisa sangat material,
dicantumkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas jika merupakan investasi
jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi sejumlah kas tertentu, dan tidak terdapat dirisiko
signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan
dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan ekuivalen kas.

6) Instrumen Keuangan

Mencakup investasi dalam sekuritas yang dapat diperdagangkan seperti sekuritas utang dan
ekuitas, instrumen derivatif, dan aktifitas lindung nilai (hedging). Insvestasi dalam instrumen
keuangan dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas perdagangan, sekuritas yang tersedia untuk
dijual, atau sekuritas yang ditahan hingga jatuh tempo, sedangkan instrumen derivatif dapat
diklasifikasikan sebagai aset atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi keuangan.
Perusahaan dapat membeli sekuritas sebagai cara untuk menginvestasikan sementara kelebihan
kas atau juga dapat menginvestasikan dalam intrumen keuangan derivatif sebagai cara hedging.
Contoh : maskapai penerbangan akan berinvestasi dalam lindung nilai bahan bakar sebagai cara
untuk mengoffset kenaikan biaya bahan bakar operasi.

KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI

Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan bank
oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar
merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi
rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting dalam
total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas dilakukan
dengan benar. Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran
atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam
audit atas rekonsiliasi bank :

 Kesalahan dalam menagih konsumen


 Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat,
dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
 Duplikasi pembayaran faktur vendor
 Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
 Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
 Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya
 Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga
sebenarnya
 Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi :
 Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
 Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah
dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
 Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
 Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.

PROSEDUR YANG BERORIENTASI KECURANGAN

Pertimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur audit kas akhir tahun untuk menentukan
kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai.
Dalam merancang prosedur untuk mengungkapkan kecurangan, auditor harus mempertimbangkan
secara cermat defisiensi pengendalian internal, jenis kecurangan yang mungkin terjadi akibat
defisiensi itu, materialitas kecurangan yang potensial dan prosedur audit yang paling efektif dalam
mengungkapkan kecurangan. Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang
penerimaan kas termasuk:

 Konfirmasi piutang
 Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
 Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
 Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya
 Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih serta retur penjualan
dan pengurangan

Pengujian serupa dapat digunakan untuk menguji kemungkinan pengeluaran kas yang
mengandung kecurangan. Untuk mengungkapkan kecurangan yang berhubungan secara langsung
dengan saldo kas akhir tahun prosedurnya adalah memperluas pengujian rekonsiliasi bank, bukti
kas dan pengujian transfer antar bank.

1) Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank

Jika auditor yakin bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun disalahsajikan dengan sengaja,
maka tepat untuk melaksanakan pengujian lebih lanjut atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur
yang diperluas ini memverifikasi apakah semua transaksi yang dicantumkan dalam jurnal selama
transaksi yang dicantumkan dalam jurnal selama beberapa bulan terakhir tahun berjalan telah
dimasukkan dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank secara benar, dan memverifikasi apakah
semua item dalam rekonsiliasi bank telah dicantumkan secara benar. Misalnya terdapat ada
kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien adalah 31 Desember. Dengan
menggunakan pendekatan umum, auditor:

 Memulai dengan rekonsiliasi bank bulan November dan membandingkan semua item yang
di rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lain dalam laporan bank bulan
Desember.
 Membandingkan semua cek yang dibatalkan yang tersisa dan slip setoran dalam laporan
bank bulan Desember dengan jurnal pengeluaran kas dan penerimaan kas.
 Menelusuri semua item yang belum dikliring dalam rekonsiliasi bank bulan November
serta jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan desember ke rekonsiliasi bank tanggal
31 Desember untuk memastikan bahwa item-item tersebut telah dimasukkan.
 Memverifikasi bahwa semua item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank tanggal 31
Desember menyajikan item dari rekonsiliasi bank bulan November dan jurnal bulan
Desember yang belum dikliring oleh bank.

Selain keempat pengujian tersebut, auditor juga harus melaksanakan prosedur setelah akhir
tahun dengan menggunakan laporan pisah batas bank.

2) Bukti Kas

Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut telah dilakukan:

 Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan


 Semua setoran di bank dicatat dalam catatan akuntansi
 Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayarkan oleh bank
 Semua jumlah yang telah dibayar oleh bank dicatat
 Bukti kas (proof of cash) meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut:
 Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besr pada awal periode bukti kas
 Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan per bank dengan penerimaan yang dicatat
dalam jurnal penerimaan kas selama periode tertentu
 Merekonsiliasi pembayaran elektronik dan kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan
yang dicatat oleh jurnal pengeluaran kas selama periode tertentu
 Merekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum dapa akhir periode bukti
kas

Penerimaan bukti kas adalah pengujian atas transaksi yang tercatat, sementara rekonsiliasi
bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu waktu tertentu. Bukti kas merupakan metode jitu
untuk membandingkan penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat dengan rekening bank dan
dengan rekonsiliasi bank. Akan tetapi, bukti pengeluaran kas tidak efektif untuk mengungkapkan
cek yang ditulis dalam jumlah yang tidak sesuai, cek palsu atau salah saji lainnya dimana jumlah
dolar yang muncul dalam catatan pengeluaran kas tidak benar. Demikian juga, bukti penerimaan
kas tidak dapat digunakan untuk digunakan untuk mengungkapkan pencurian kas atau pencatatan
dan penyetoran jumlah kas yang tidak tepat.

3) Pengujian Transfer Antarbank

Para penggelap uang biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal
sebagai kiting, yaitu mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi
tersebut dengan tidak benar. Jika transfer antarbank tidak dicatat hingga setelah tanggal neraca,
jumlah yang ditrasfer dicatat sebagai aset dikedua bank. Untuk menguji kiting, serta kesalahan
tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank auditor dapat mendata semua transfer antarbank
yang dilakukan beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dan menelusuri masing-masing
ke catatan akuntansi agar pencatatannya benar. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diaudit
dalam skedul transfer bank, yaitu:
 Ketepatan informasi di skedul transfer antarbank harus diverifikasi
 Transfer antarbank harus dicatat baik dalam laporan bank yang menerima maupun bank
yang mengeluarkan
 Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan dari setiap transfer harus berada dalam
tahun fiskal yang sama
 Pengeluaran dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan
dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai cek yang beredar
 Penerimaan dalam skedul transfer antarbank harus dimasukkan dalam atau dikeluarkan
dari rekonsiliasi bank akhir tahun dengan benar sebagai setoran dalam perjalanan

Walaupun pengujian audit untuk transfer antarbank biasanya berorientasi pada kecurangan,
pengujian tersebut sering kali dilakukan pada audit dimana terdapat sejumlah transfer bank, tanpa
memperhatikan pengendalian internal. Selain kemunkinan adanya kiting, penanganan transfer
yang salah juga dapat menghasilkan misklasifikasi antara kas dan utang usaha. Materialitas
transfer dan kemudahan melaksanakan pengujian membuat banyak auditor yakin bahwa prosedur
tersebut harus selalu dilaksanakan.

AUDIT ATAS AKUN INSTRUMEN KEUANGAN

Dalam menguji saldo akhir tahun instrument keuangan ,auditor harus mengumpulkan bukti
yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah akun instrument keuangan disajikan secara
wajar dan diungkapkan secara layak sesuai dengan ke delapan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo yang digunakan dalam pengujian ats rincian saldo.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan pengujian atas rincian saldo bagi akun
istrumen keuangan:

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo Prosedur pengujian atas rincian saldo yang
umum

Istrumen keuangan seperti terdaftar Menfoot skedul aktivitas investasi


padaskedul aktivitas investasi telah di foot
dengan benar dan sesuai dengan buku besar Membuktikan skedul aktivitas investasi atas
umum ( detail in) penambahan dan pengurangan

Menelesuri saldo akhir per kategori ke buku


besar umum

Instrument keuangan seperti terdaftar pada Kofirmasi kepada broker dealer


skedul aktivitas investasi memang ada
Inspeksi fisik sekuritas atau kontrak derivative
(eksistensi)
Menginspeksi perjanjian yang mendasari
Instrumen keuangan yang ada sudah dicatat
(kelengkapan )

Instrumen keuangan seperti terdaftar pada


skedul aktivitas investasi sudah akurat
(keakuratan )

Instrumen keuangan telah Pengujian atas klasifikasi yang tepat sebagai


diklasifikasikan secara tepat dalam laporan perdagangan tersedia untuk dijual atau ditahan
keuangan ( klasifikasi ) hingga jatuh tempo

Menverifikasi klasifikasi yang tepat

Transaksi instrument keuangan dicatat dalam Memeriksa transaksi tertentu mendekati akhir
periode yang tepat ( pisah batas ) tahun dan nasihat broker terkait untuk
menentukan apakah hal itu dicatat paada
periode yang sesuai

Instrumen keuangan yang tercantum dalam Menverivikasi harga pasar yang ditetapkan
skedul aktivitas investasi pada akhir tahun
Menguju klasifikasi manajemen
telah dinyatakan pada jumlah yang tepat sesuai
dengan standar akuntansi (Nilai realisasi ) Menguji asumsi manajemen terkait dengan
penilaian

Mempertimbangkan penggunaan jasa spesialis


untuk menguji estimasi nilai wajar
Mempertimbangkan apakah diperlukan
penurunan nilai kerugian

Entitas memiliki ha katas instrument Memeriksa dokumen dan kontrak yang


keuangan yang tercantum dalam skedul mendasari
aktivitas investasi ( hak )
Mengkonfirmasi syarat syarat signifikan
dengan pihak terkait dalam kontrak derivative

Meriview notulen rapat dewan untuk


menentukan apakah ada sekuritas yang
digadaikan sebagai agunan

Metodologi untuk Mengaudit Instrumen Keuangan Akhir Tahun

1. Mengidentifikasi Resiko Bisnis Klien yang Mempengaruhi Instrumen Keuangan (


Tahap I)

Resiko bisnis yang terkait dengan instrument keuangan akan bervariasi tergantung pada signifikasi
dan agresivitas investasi perusahaan.Resiko yang lebih tinggi akan ditanggung oleh perusahaan
yang berinvestasi dalam sekuritas yang kurang liquid atau instrument keuangan derivative,dan jika
proporsi investasi lebih besar dati total asset.

2. Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Resiko Inheren ( Tahap I )

Saldo akun istrumen keuangan mungkin bersifat material tergantung pada jenis dan frekuensi
aktivitas investasi .Faktor faktor yang memepengaruhi resiko inheren atas instrument keuangan
meliputi tujuan manajemen terkait dengan aktivitas investasi , kompleksitas sekuritas atau
derivative,pengalaman sebelumnya perusahaan dengan investasi tertentu serta kompleksitas
satandar akuntansi yang relevan.

3. Menilai Resiko Pengendalian ( Tahap I)

Auditor harus memehamai efektivitas perancangan dan pengoperasian pengendalian internal


menyangkut inisiasi,otorisasi,pemrosesan,pengukuran nilai wajar dan pengungkapan aktivitas
operasi.
Hal yang penting,manajemen harus memiliki:

 Strategi investasi dan kesadaran ats tingkat eksposur berbagai resiko


 Prosedur untuk mengklasifikasikan instrument keuangan dengan benar sebagai
perdagangan
 Prosedur untuk memulai dan mencatat transaksi
 Pengendalia internal yang ketat atas penentuan estimasi nilai wajar

4. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas


Transaksi

Pengujian transaksi yang akan dilakukan terkait dengan instrument keuangan meilputi
pengujian pembelian dan penjualan sekuritas serta derivative atau penyelesaian transaksi hadging
atau lindung nilai,keuntungan atau kerugian yang terkait, serta bunga dan pendapatan
deviden.Biasanya auditor mengandalkan laporan keuangan dan saran broker,menelusuri
pembayaran atau hasil pengeluaran dan penerimaan kas ,dan lainya

5. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Anaitis ( Tahap II )

Prosedur analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun instrument
keuangan karena saldo tersebut dapat berfluktuasi dari tahun ke tahun dan tidak selalu terkait
dengan akun lainya

6. Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Intrumen Keuangan ( Tahap III )

Titik awal pengujian saldo akhir akun instrument keuangan daalh mendapatkan skedul
aktivitas investasi salaam tahun berjalan.Skedul aktivitas investasi akan meliputi saldo
awal,pembelian dan penjualan instrument keuangan serta keuntungan dan kerugian terkait,saldo
akhir tahun yang dicatat pada nilai pasar wajar atau nilai lain konsisten dengan standar akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai