3. Banyak negara yang masih mempertahankan standar akuntansi nasional nya karena
meragukan feasibility standarisasi dari rules akuntansi. Kebutuhan spesifik yang
dihubungkan dengan kebutuhan budaya nasional membuat standar akuntansi nasional
dibutuhkan. Jika negara mengubah standar akuntansinya mengikuti internasional,
kepentingan dan kebutuhan tersebut dapat terabaikan. Contohnya adalah Jepang yang
membutuhkan laporan yang berbeda dari negara lain seperti adanya Laporan Bisnis dan
Proposal untuk Pengalokasian Laba Ditahan, yang keduanya tidak umum di negara lain.
Selain itu karena ada beberapa negara yang tertutup dan merasa tidak
dibutuhkan/membutuhkan sumber dana ke/dari internasional (sehingga tidak perlu
menggunakan standar akuntansi internasional karena tidak butuh untuk membandingkan
laporan keuangan).
4. Upaya nasional dalam mengharmonisasikan standar akuntansi sama pentingnya dengan
upaya regional maupun internasional. Badan penyusun standar internasional tidak
memiliki kekuasaan untuk memaksakan standarnya, maka implementasi dan upaya
harmonisasi menjadi peran badan penetapan standar nasional. Contoh upaya nasional
untuk mengharmonisasikan standar akuntansi:
o Pembentuk standar nasional di beberapa negara telah mengadopsi dan
mengakui IAS sebagai standar nasional. Contoh: Singapore, Kuwait, Thailand,
Mexico.
o Beberapa negara telah menggunakan IAS untuk memformulasikan
standar nasional.
5. Dalam hal financial leases, negara Brazil dalam praktiknya tidak dikapitalisasi
sedangkan negara lain dikapitalisasi (kecuali Jepang jarang).
o Dalam hal kapitalisasi bunga, negara Brazil menganggapnya sebagai
beban, kecuali untuk untuk perusahaan dalam tahap perkembangan,
sedangkan negara lainnya dikapitalisasi.
o Dalam hal research and development costs, negara Brazil
mengkapitalisasi dan mengamortisasi minimal 5 tahun, sedangkan
negara lain umumnya mengakui sebagai beban, kecuali negara
Indonesia dimana biaya research dianggap sebagai beban sedangkan
biaya pengembangan dianggap dikapitalisasi.
o Dalam hal segment reporting, negara Brazil tidak memerlukan,
sedangkan negara lain diperlukan dengan syarat-syarat tertentu.
(Belanda dan Jepang diperlukan jika penjualan dari bisnis melebihi 10%
dari total penjualan bersih, Jerman perlu berdasarkan industri dan
geografis, Indonesia direkomendasikan untuk perusahaan publik,
sedangkan US diperlukan jika total pendapatan segment adalah 10%
atau lebih dari total pendapatan perusahaan atau laba operasi 10% lebih
besar dari total laba operasi dari semua segmen yang dilaporkan pada
laba operasi atau sset 10% atau lebih dari gabungan aset seluruh segmen
operasi).