LANDASAN TEORI
Perilaku “Caring” dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan
heart of nurse profession artinya komponen yang fundamental dan fokus serta unik dari
Dalam teorinya, Watson memiliki 10 faktor karatif. Tiap faktor memiliki komponen
Nilai – nilai humanistic – altruistic dapat dipelajari secara awal dalam setiap
Faktor ini dapat di definisikan sebagai nilai kepuasan melalui memberi dan
sensitifitas dan perasaan, mereka akan menjadi lebih bersunguh – sungguh, asli
hal yang sangat krusial dalam penerapan caring dalam proses keperawatan.
perasaan negatif.
Perawat harus selalu menyiapkan diri dalam segala situasi saat berinteraksi
dengan pasien. Baik saat perawat menerima perasaan positif ataupun perasaan
secara emosional dari perubahan situasi saat berinteraksi dengan pasien akan
Faktor ini sangat penting untuk perawat dalam menerapkan prinsip caring. Hal
Perawat harus mengenali tentang pengaruh baik internal atau eksternal yang
Menurut Watson, faktor ini menjadi faktor yang sulit dimengerti, tetapi faktor ini
menuntun kepada pengertian yang lebih baik untuk diri sendiri dan orang
caring di dalam bukunya yang pertama, Nursing : The Philosophy and Science of
Caring, yaitu
interpersonal.
maupun keluarga.
potensi dan kemungkinan seseorang untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi
dirinya.
1. Perhatian dan kasih sayang merupakan kekuatan batin yang utama dan
universal.
2. Kasih sayang yang bermutu dan caring adalah penting bagi kemanusiaan,
4. Caring terhadap diri sendiri adalah prasyarat bagi caring terhadap orang. lain.
6. Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus utama dalam
praktik keperawatan.
institusi.
9. Penyediaan dan perkembangan dari Human care menjadi isu yang hangat bagi
keperawatan untuk saat ini maupun masa yang akan datang. Human care
10. Hanya dengan hubungan yang interpersonal maka human care dapat dibangun
11. Perawatan secara sosial, moral dan kontribusi pengetahuan untuk manusia dan
komunitas akan memberikan komitmen tentang human care baik dalam teori,
antara pribadi yang berlandaskan sebuah rasa komitmen dan tanggung jawab. Model
a) Knowing
makna dari suatu peristiwa dalam kehidupan orang lain, menghindari sebuah
asumsi, fokus dengan orang yang dirawat, mengerti sebuah isyarat, menilai
dengan cermat dan terlibat baik peduli antar satu dan lainnya adalah proses
dalam knowing.
b) Being with
kepada pasien. Hal ini termasuk hadir secara fisik, menyampaikan saran,
c) Doing for
Proses ini berarti melakukan sesuatu untuk orang lain selama masih ada
dalam martabatnya.
d) Enabling
e) Maintaning Belief
Dengan harapan, berikan sebuah dukungan yang realistis, dan selalu berada
dengan pasien pada situasi apapun akan meningkatkan kapasitas perawat
Beberapa penelitian meneliti tentang sikap “Caring” perawat untuk pasien terminal, salah
satunya pasien kanker akan tetapi penelitian tersebut mengutamakan dalam titik point home
care, hospice, dan rumah sakit. Kesenjangan yang terjadi dalam literatur ini adalah bagaimana
seorang perawat memberikan konsep “Caring” pada pasien – pasien kanker dalam
kasus kanker memilih untuk meninggal di rumah, dengan angka sebesar 80,7%.
Jepang, 70% pasien dengan kanker memilih untuk dirawat di rumah. Home care
merupakan perawat menyediakan perawatan bagi pasien di rumah pasien sendiri. Isii,
Miyashita, Sato dan Ozawa (2012). Dalam hal ini, pasien tetap berharap untuk tetap
dirawat di rumah, mereka tidak ingin dibawa ke rumah sakit meskipun gejala mereka
semakin parah di rumah. Keadaan ini membuat keluarga menjadi cemas sedangkan
untuk membayar perawatan di rumah sebagai home care sudah menjadi beban
tersendiri bagi keluarga. Keluarga sebagai salah satu caregiver memiliki peran yang
sangat penting dan menemui beberapa kesulitan untuk merawat pasien di rumah.
sakit yaitu penelitian Berg dan Danielson (2007) di Swedia. Penelitian ini menunjukkan
pengalaman antara perawat dan pasien dalam menjalin hubungan Caring di Rumah
Sakit. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan pengalaman dari sudut pandang
pasien yang di identifikasi menjadi beberapa tema yaitu menghargai martabat pasien
dengan sub tema pasien masih dapat menggunakan kemampuan mereka untuk
melakukan sesuatu dan di perhatikan oleh semua anggota tim yang merawatnya. Hal ini
sama dengan tema “Perasaan yang sedih” dengan sub tema diperhatikan pada saat
situasi yang sulit dan terbuka, menanyakan tentang hubungan caring secara personal
“Berusaha dengan maksimal” dengan sub tema menggunakan kompetensi yang dimiliki
dan menyadari akan adanya keterbatasan, hal ini sama dengan tema “belas kasihan
yang terus menerus” dengan sub tema memberikan perhatian dalam situasi yang sulit
dan menyadari apa yang menjadi kebutuhan pasien. Hasil ini menunjukkan bahwa
pasien dan perawat menyadari perjuangan mereka masing – masing untuk saling
percaya untuk membangun hubungan caring. Perjuangan mereka tidak hanya cukup
sampai batas kepercayaan. Hasil penelitian ini memberikan pengertian bahwa pasien
dikarakteristikkan misalnya pada saat perawat berjanji pada waktu dan konteks untuk
merawat pasien dan saat itulah peran seorang perawat yang menghargai masing pasien
sebagai salah satu pribadi yang unik dan utuh secara roh, tubuh, dan jiwa. Kansen
(2002).
kenyamanan dan kepedulian pada pasien yang sudah tidak memiliki harapan untuk
berfokus pada keunikan tiap individu dan kepuasan pada pemenuhan kebutuhan fisik,
psikologi, sosial, cultural dan spiritual dari pasien Wu dan Volker (2012). Dalam
dengan pasien untuk mencapai tujuan mereka. Humanistic Nursing Theory adalah
hubungan antara perawat dan pasien yang dikarakteristikkan dengan sebuah interaksi
Nursing Theory mendukung tentang pentingnya caring, empati dan kualitas dalam
hubungan antara pasien – perawat. . Salah satu interaksinya adalah Caring perawat
.
pada pasien dapat ditunjukkan dengan kehadirannya bersama pasien Diharapkan,
dalam penelitian ke depan untuk perawatan pasien di hospice harus terus menetapkan
keperawatan.
2.2.4. Penelitian Caring perawat pada pasien kanker paru.
Taylor dan Ellisabeth (2003) dalam penelitiannya di United State Amerika yang
berjudul Nurses Caring for the Spirit: Patients With Cancer and Family Caregiver
memberikan sikap yang baik, berdoa bagi mereka, memberikan support secara fisik.
mereka.
not to tell: nurses’ experiences of caring for cancer patients not told their diagnosis.
perawat ketika memberikan caring pada pasien yang belum mengetahui tentang
penyakitnya. Para partisipan sudah belajar untuk memberikan caring saat mereka
bertemu dengan pasien tetapi mendapat kata – kata negatif dari pengalaman tersebut.
pada monitoring dan memberikan kenyamanan pada pasien tetapi memberikan sedikit
Mok dan Chiu (2004) China mengemukakan penelitian tentang Nurse – patient
kategori besar dalam hubungan perawat dengan pasien – pasien terminal, yaitu
menemani dalam sepanjang perjalan pasien saat masih hidup sampai masuk proses
dying, memperluas pengetahuan. Respon dihasilkan setelah hubungan saling percaya
dibangun dan perawat tidak hanya bertugas sebagai tenaga professional kesehatan,
tetapi juga menjadi bagian dari keluarga atau teman baik. Perawat mengembangkan
diungkapkan oleh pasien, memberikan rasa nyaman tanpa harus ditanya terlebih
untuk pasien.
nurses narrating after conversations with cancer outpatients: how do nurses’ roles and
patients’ perspectives appear in the nurses’ narratives? Hasil dari penelitian ini
menggambarkan sebuah kerja keras dan rutinitas kerja yang dimiliki oleh perawat. Hal
ini dapat terlihat dari perspektif perawat sebagai salah satu perannya adalah penyedia
informasi bagi pasien yang diatur dalam etik bagi humanistic caring.
Dalam penelitian di berbagai negara, terdapat peran perawat dalam pemberian caring pada
pasien kanker paru yang sangat penting, baik untuk pasiennya sendiri maupun keluarga. Caring
perawat dalam penelitian – penelitian tersebut tidak hanya digambarkan dalam rumah sakit saja,
tetapi juga digambarkan dalam hospice dan bahkan rumah pasien sendiri. Penelitian –
penelitian di atas juga mengungkapkan pentingnya dukungan perawat kepada pasien kanker
paru yang begitu membutuhkan semangat hidup. Namun masih sangat sedikit diketahui
bagaimana praktik caring oleh perawat pada pasien kanker paru berdasarkan pengalaman
anggota keluarga di Indonesia. Melihat kesenjangan di atas, maka dipandang penting untuk
mengatahui bagaimana caring perawat yang diberikan untuk pasien kanker paru di RSP dr Ario
Wirawan,Salatiga.