Anda di halaman 1dari 13

ILMU BUDAYA DASAR

DOSEN PEMBIMBING:
Refisa Ananda,S.pd.,M.pd.

Oleh
Anoza Citra Paramita (19017039)
Desti Adelia Simatupang (19017009)
Chairany Yandi Fitri (19017042

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana
selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini. Dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini penulis
tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan
kemudahan baik berupa saran maupun bentuk bantuan yang lain. Untuk itu
dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
a. Dosen Pembimbing
b. Teman-teman
c. Para pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikannya.
Penulis harap makalah ini dapat berguna kelak di kemudian hari. Makalah ini
berisi pembahasan tentang “Tokoh Pendidikan Yang Berpengarruh di
Indonesia”, namun penulis sadar bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan
untuk perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan. Jika ada sesuatu yang
kurang berkenan penulis mohon maaf.
Demikian sepatah dua patah dari penulis. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Padang,24 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manusia..........................................................2
2.2 Pengertian Tanggung Jawab............................................2
2.3 Macam-macam Tanggung Jawab....................................4
2.4 Pengertian Pengabdian Dan Pengorbanan.......................6

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan............................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan
atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap
manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab
seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen
kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden
kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan
anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah
Menciptakan kita.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian.
Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin
mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa
dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan
kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung
dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk
mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan
berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada
agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun
pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan
diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Manusia itu ?
2. Apakah pengertian dari Tanggung Jawab itu ?
3. Apakah macam-macam dari Tanggung Jawab ?
4. Apakah pengertian dari Pengadian dan Pengorbanan ?

1
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih jelas
tentang tanggung jawab yang dialami oleh manusia dan bentuk-bentuk dari
tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu juga untuk mengetahui
pengaruh tanggung jawab terhadap manusia.

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia
memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain.
Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan
panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat
daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi,
manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

B. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB


Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan
menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya.

2
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertang¬gung jawab.Disebut
demikian karena manusia, selain merupa¬kan makhluk individual dan makhluk
sosial,juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar
untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat
hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang
diperankan seseorang dalam ja¬minan sosial harus dipertanggungjawabkan
sehingga tidak meng-ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkait¬an dengan konteks
teologis.Manusia sebagai makhluk indivi-dual artinya manusia harus
bertanggung jawab terhadap diri¬nya (seimbangan jasmani dan rohani) dan
harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung
jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia
mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
juga muncul sebagai akibat keyakin¬annya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhan¬nya, manusia sadar
akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari
perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang
yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas
segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab,
orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh po¬tensi dirinya. Selain
itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi
kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewa¬jiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan
terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab
dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1. Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang.
Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang
disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.

3
2. Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung
jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara
hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang
tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan
oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung
jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau
nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang
se¬hubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya
perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba un¬tuk berbuat adil. Tetapi
adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena
runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap
Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertang¬gung jawabkan segala
sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan
hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung
jawabkan atas segala perbuatannya.
C. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan
pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa
ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan
demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-
macam dari tanggung jawab.
1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga
seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah
barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak,
bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar
maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri
manusia perlu diberi Tanggung Jawab.

4
2. Tanggung Jawab kepada keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan
anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung
Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab kepada masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia
merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku,
berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila
segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang
lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung
maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain
untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia
membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik
ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan
manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain,
mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia
dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu,
martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan
akan datang.
Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar
kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa
bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan
kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh
manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain
didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap
manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain
dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam
hidup kaitannya dengan masyarakat.

5
4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara
suatu negara.
Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat
berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggung Jawab kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan
Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri
dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota
tubuhnya, dan alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah
tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik
yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus
bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah
agama atas segala dosanya.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah
Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung
jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia
tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus
dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya.
Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan
sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya,
kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas
dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

D. PENGERTIAN PENGABDIAN DAN PENGORBANAN


Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.
Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.

6
A. Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun
tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain
kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan
dengan ikhlas.
Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila
kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu
kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena
kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu
teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut
menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan
saja.
Macam-macam pengabdian :
a. Pengabdian kepada keluarga
Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan
cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian
dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih
sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu.
Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-
anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
b. Pengabdian kepada masyarakat
Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain,
karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri,
maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada
masyarakat lingkungannya.
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan
diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada
masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya
pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal”
suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka
bagaimanapun juga ia akan merasa malu.

7
c. Pengabdian kepada Negara
Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara
suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya.
Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti
cinta tanpa pengabdian.
d. Pengabdian kepada Tuhan
Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu
merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa.
Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
B. Pengorbanan Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang
berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk
menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian
itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih
dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari
kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik,
sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang
memiliki harta yang lebih.
Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah
dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail.
Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi
perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan
dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi
Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan
keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan
perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau
dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih
tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh
umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di
wilayah lain
8
dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir
miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena
adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwanya.
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa
ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan
pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya
berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu
dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah
suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil,
bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang
yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui
seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau
berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia
dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat
dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak.
Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan,
sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak
mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari
tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan
pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu
sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA :

Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada :


Jakarta.
Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa,
PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T.
1984-1985.
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma

10

Anda mungkin juga menyukai