Dokumen - Tips Variabilitas
Dokumen - Tips Variabilitas
Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evolusi
yang dibina oleh Dr. H. Abdul Gofur, M.Si
Oleh :
Kelompok 4/ off B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Suatu individu
tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah suatu populasi yang dapat
mengalami hal tersebut. Komposisi genetik dari suatu individu sudah
ditentukan semenjak terjadinya fertilisasi, yakni persatuan antara
spermatozoid dengan sel sel telur. Kebanyakan dari perubahan sepanjang
hidupnya ialah suatu perubahan dialam eksperesi dari potensi pertumbuahan
yang terkandung didalam gen. Didalam populasi , baik komposisi genetik
maupun dari potensi pertumbuhan dapat berubah. Perubahan komposisis
genetik populasi adalah evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa
ada variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor
yang bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis. Bila ada secara
sendiri maka kedua faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua
faktor tersebut bekerja secara harmonis (Zaifbio, 2009).
Keanekaragaman (variabilitas) merupakan faktor utama dari evolusi. Hal
ini dikemukakan oleh Lamarck, Darwin, maupun para pakar lain sesudah
mereka. Tanpa ada keanekaragaman, evolusi tidak akan terjadi. Untuk
melihat bagaimana keanekaragaman, kita harus mulai dari suatu struktur yang
paling kecil. Struktur tersebut adalah asam deoksiribonukleat yang terdiri dari
4 macam asam nukleat, yaitu adenine, mitosin (C), guanine (G) dan timidin
(T). Bila asam amino terakhir diganti dengan urasil (U), maka asam nukleat
akan membentuk 20 macam asam amino esensial. Kini diketahui bahwa
kombinasi tiga dari keempat macam asam nukleat akan membentuk asam
amino. Kombinasi ini dikenal dengan kode genetic. Adanya satu kode genetik
atau lebih mengkode asam amino ternyata belum dapat menerangkan dengan
jelas terjadinya keanekaragaman (Widodo, dkk.2003).
Sementara itu, sejak masa lampau orang sudah mempertanyakan mengapa
umur suatu organisme sejenis tidak sama. Hal ini jelas terlihat apabila kita
memelihara suatu tumbuh-tumbuhan atau hewan. Pada katak dapat kita lihat
bahwa jumlah telur yang dihasilkan berjumlah beratus-ratus butir. Apabila
semuanya hidup dan mampu berkembang biak, mungkin saat ini seluruh
permukaan bumi dipenuhi oleh katak, demikian juga bagi organisme lain.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi. Hanya
individu yang sehat dan kuat, atau yang sempurna dalam semua aspek
kehidupannyalah yang dapat bertahan. Dalam kaitan ini, alam mengadakan
seleksi terhadap setiap struktur morfologi, anatomis, maupun fisisologi setiap
organsime. Dalam populasi terdiri dari sejumlah individu tetapi tidak ada dua
individu yang serupa. Perbedaan ini akan tampak dengan nyata atau tidak
nyata. Jika terjadi suatu seleksi untuk menentukan beberapa varian dan
seleksi menguntungkan untuk varian lain yang lain di dalam populasi, maka
komposisi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu sebab sifat populasi
itu ditentukan oleh individu yang ada di dalamnya (Mariadi, 2013).
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis akan
membahas lebih lanjut mengenai permasalahan tentang variabilitas beserta
faktor-faktor yang mempengaruhinya dan apa kaitannya variabilitas dengan
teori evolusi.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari variabilitas?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan keanekaragaman dan yang bekerja
untuk mempertahankan keutuhan suatu jenis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari variabilitas.
2. Untuk memahami faktor yang menyebabkan keanekaragaman dan yang
bekerja untuk mempertahankan keutuhan suatu jenis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Variabilitas
Variabilitas genetik adalah ukuran bagi kecenderungan berbagai individu
dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe yang berbeda-beda.
Variabilitas dalam suatu sifat (karakter) tertentu menggambarkan bagaimana
sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh lingkungan dan
genetik. Teori evolusi modern berpendapat bahwa sifat-sifat benda hidup itu
berubah dan perubahan itu diarahkan oleh seleksi alam. Contoh populasi
manusia menunjukkan variasi dalam raut muka, pigmentasi kulit, warna
rambut dan bentuk rambut, bentuk tubuh, tinggi dan berat badan, golongan
darah dan lain sebagainya (Mariadi, 2013).
Keanekaragaman (variabilitas) merupakan faktor utama dari evolusi. Hal
ini dikemukakan oleh Lamarck, Darwin, maupun para pakar lain sesudah
mereka. Tanpa ada keanekaragaman, evolusi tidak akan terjadi. Evolusi
berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Suatu individu tidak dapat dikatakan
mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut.
Perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari
potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa (Widodo, dkk.2003).
Urutan DNA secara normal dicopy persis atau tepat selama proses
replikasi. Kadang-kadang kesalahan di dalam replikasi atau perbaikan DNA
dapat memunculkan urutan (sekuens) baru. Kesalahan ini disebut mutasi.
Mutasi adalah sumber hal-hal baru dan sumber variasi di dalam evolusi.
Empat aspek proses mutasi (1) mekanisme molekuler yang bertanggung
jawab untuk tejadinya mutasi (2) efek setiap jenis mutasi terhadap material
genetik dan produknya, (3) atribut sementara dan ruang mutasi dan (4)
keacakan mutasi.
a. Subtitusi
Mutasi subtitusi dibedakan menjadi transisi dan transverse. Transisi adalah
perubahan antar A dan G (purin), atau antar C dan T (pyrimidin), sedangkat
transverse adalah perubahan antara suatu purin dengan suatu pyrimidin. Ada 4
jenis transisi, A→G, G→A, C→T, T→C, dan delapan jenis transverse A→C,
A→T, C→A, C→G, T→A, T→C, G→C, dan G→T.
b. Rekombinasi
Ada dua jenis rekombinasi homolog: pindah silang dan konversi gen.
Reciprocal recombination melibatkan pertukaran sekuens homolog antar
kromosom homolog, yang menghasilkan kombinasi baru dari sekuen
bersebelahan dan pada waktu yang sama kedua varian terlibat peristiwa
rekombinasi. Sedangkan, rekombinasi nonresiprokal melibatkan penggantian
yang tidak seimbang satu sekuen oleh yang lain. Hal ini merupakan suatu
proses yang menghasilkan hilangnya salah satu dari sekuen varian yang
terlibat dalam peristiwa ini. Kedua jenis rekombinan homolog diperkirakan
melibatkan suatu molekul intermediet disebut Holliday structure atau junction.
Struktur ini mempengaruhi pembentukan kesalahan berpasangan dari rantai
ganda DNA yang biasa disebut heteroduplek. Kesalahan berpasangan dalam
heteroduplek dikenali oleh enzim seluler. Kemudian menggunakan rantai
komplementer sebagai template, DNA polymerase mengisi daerah ‘gap’.
c. Delesi
Contoh delesi antara lain yang pernah dilaporkan pada Drosophila dan
manusia. Delesi pada Drosophila tersebut menyebabkan timbulnya mutan
Notch. Fenotip Notch tersebut terlihat berupa adanya lekukan sayap pada tepi
postero lateral (Anyala, dkk, 1984 dan Klug, dkk, 1994). Mutan tersebut
terpaut kromosom kelamin X, bersifat letal pada kondisi homozigot (betina)
maupun hemizigot (jantan). Jadi hanya pada individu betina heterozigot saja
ditemukan fenotip mutan seperti tersebut.
Satu contoh delesi yang terkenal pada manusia adalah yang menimbulkan
sindrom Cri-du-chat (“cry-of-the-cat”). Delesi penyebab timbulnya sindrom
itu bersifat heterozigot. Delesi tersebut terjadi pada lengan pendek kromosom
5. Teriakan para bayi pengidap sindrom tersebut terdengar seperti bunyi
meong kucing. Sindrom itu juga ditandai dengan ukuran kepala yang kecil,
abmorlalitas pertumbuhan yang parah, serta adanya keterbelakangan mental
(IQ antara 20-40), para penderita biasanya meninggal pada masa bayi atau
awal masa kanak-kanak seaklipun ada juga yang tetap hidup hingga dewasa
(Anyala, dkk, 1984). Contoh delesi lain pada manusia adalah yang
menimbulkan leukimia myelositis kronis (Gardner, dkk, 1991). Delesi tersebut
terjadi pada kromosom 22. Penderita leukimia myelositis tersebut juga
mengalami translokasi menuju kromosom lain. Dalam hal ini sebagian lengan
panjang kromosom 22 biasanya ditranslokasikan ke kromosom 9. Delesi
heterozigot lain pada manusia yang juga menimbulkan cacat parah adalah
yang terjadi pada kromosom 11 khususnya pada pita 11. (Gardner, dkk, 1991).
Delesi itu menimbulkan tumor Wilma tau nefroblastoma, yang merupakan
suatu tumor ginjal terutama pada anka-anak (Gardner, dkk, 1991 dan Klug,
dkk, 2000).
d. Inversi
Akibat Mutasi
1. Mutasi yang mengubah struktur DNA tetapi tidak mengubah produk yang
dihasilkan. DNA merupakan sumber informasi genetic. Dna akan
ditranslasi menjadi asam amino. Ada asam amino yang dikode oleh satu
kode genetic, tetapi ada yang dikode oleh lebih dari (hingga enam) kode
genetic. Apabila mutasi terjadi pada suatu tempat pada DNA, tetapi kode
yang berubah tetap mengkode asam amino yang sama, maka mutasi
tersebut tidak berakibat apa-apa.
2. Mutasi mengubah struktur DNA dan mengubah komposisi produk, tetapi
tidak mengubah fungsi produk yang dihasilkan. Dalam hal ini perubahan
produk, misalnya asam amino yang dihasilkan adalah lisin. Padahal kode
genetic sebelum mutasi terjadi adalah asam amino treonin. Akibatnya
terjadi perubahan dalam rantai protein yang dihasilkan. Walaupun
demikian, protein itu tidak mengalami perubahan fungsi.
3. Mutasi terjadi dan perubahan fungsi sangat besar, namun terjadi pada sel
somatic, jadi tidak diturunkan. Mutasi sel somatik jarang terlihat. Misal
tahi lalat dianggap mutasi somatic yang tidak diturunkan.
4. Mutasi yang bersifat fatal, sehingga organism tersebut mati, jadi tidak
terlihat. Kalau mutasi semacam ini terjadi dalam tingkat sel biasanya
produksi akan diserap tubuh. Itupun kalau produk tersebut memang dibuat.
Mutasi yang bersifat fatal dikenal dengan gen letal. Banyak gen letal yang
diketahui, misalnya kebutaan (tidak semuanya). Hemofilia. Hanya berkat
ilmu kedokteran, manusia bertahan. Apabila hal ini terjadi pada hewan,
maka mereka akan segera mati, Karena tidak dapat mempertahankan diri
dari predatornya.
5. Mutasi “menguntungkan”
Contoh mutasi “menguntungkan” dapat dilihat dari banyak segi. Istilah
“menguntungkan” dalam hal ini dapat dilihat dari segi manusia, meskipun
bagia organisme lain hal demikian dapat berarti sebaliknya. Misalnya
mutan ayam broiler atau sapi pedaging menguntungkan dan segi
manusia, tetapi bagi hewan tersebut tidak demikian, karena dalam segi
lain lebih lemah, lamban, sehingga lebih mudah dimangsa predatornya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variasi genetik
Umumnya urutan DNA secara normal dicopy persis atau tepat selama
proses replikasi. Kadang-kadang kesalahan di dalam replikasi atau
perbaikan DNA dapat memunculkan urutan baru. Ada sejumlah akibat
mutasi yang berpengaruh terhadap organisme yang akan mengakibatkan
munculnya keanekaragaman. Jenis perubahan yang disebabkan oleh
peristiwa mutasi yaitu substitusi yaitu pergantian satu nukleotida oleh lain,
rekombinasi yaitu pertukaran suatu urutan dengan yang lain, delesi adalah
penghilangan satu atau lebih nukleotida dari DNA, insersi (penyisipan),
penambahan satu atau lebih nukleotida pada uutan DNA, inverse
(pembalikan) perputaran 180 tentng suatu rantai ganda DNA yang
tersusun dua atau lebih pasang basa.
B. Saran
Saran untuk penulis agar dapat mencari sumber lebih banyak lagi agar bisa
dijadikan perbandingan.
DAFTAR RUJUKAN
Ayala, F. J., dkk. 1984. Modern Genetics. Menlo Park California: The Benjamin/
Cummings Publishing Company, Inc.
Gardner, E.J. dkk. 1984. Priciples of Genetics. John Wiley dan Sons, New York.
Klug, W.S & Clummings M.R. 2000. Consep of Genetic. Nre Jersey: Pretince
Hall Inc.
Mariadi. 2013. Variabilitas, (Online), (http://www.google.com/url?%3A%2F
%2Ftekpan.unimus.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2013%2F10%2FKuliah-11-variabilitas.pdf), diakses tanggal 17 Januari
2015.
Widodo, Umie Lestari, Mohammad Amin. 2003. Evolusi (Panduan Belajar,
Bahan Ajar, dan Panduan Asesmen). Malang: Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Zaifbio, 2009. Variasi Genetik Sebagai Dasar Evolusi, Mutasi Gen, Frekuensi
Gen Dalam Populasi Dan Hukum Hardy- Weinberg. (Online).
(http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/20/variasi-genetik-sebagai-dasar-
evolusi-mutasi-gen-frekuensi-gen-dalam-populasi-dan-hukum-hardy-
weinberg-2), diakses 17 Januari 2015.