Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ANALISA KATION DAN ANION

Nama : Anggun Tri Wulandari


NIM : 33178K20038
Prodi/Semester : D-3 Farmasi/1b
Dosen : Intan Nurul Khotimah, S.Si

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KUNINGAN

TAHUN 2021
ANALISA KATION
I. Tujuan

1. Agar praktikan dapat melakukan dan memahami pemisahan golongan


kation dan anion.
2. Agar praktikan dapat mengidentifikasi jenis golongan kation dan anion
yang di analisa.

II. Dasar Teori

Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis


kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-
zat kimia dengan mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam suatu
sampel (Underwood, 2001).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna
dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan, contoh:
petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup,, uji nyala, uji
spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah uji ialah yang dibuat dengan zat-zat
larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan,
dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna. Mayoritan reaksi
analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla).
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif. Untuk tujuan
analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan ini untuk pemeriksaan
lebih lanjut. Reagensia goongan yang dipakai untuk klasifikasi kation ynag
paling umum adalah asam klorida, hydrogen sulfide, dan ammonium
karbonat. Kasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat kita
katakan, bahwa klasisfikasi kation yang paling umum, didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut (G.
Svehla, 1985).
Kelima golongan dan ciri khas golongan-golongan ini sebagai
berikut (Mulyono HAM, 2005)

1. Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida


encer. In-ion ini adalah timbal, merkurium(I) (raksa), dan perak.
2. Golongan II Kation golongan tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam
mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II), tembaga,
bismut, cadmium, arsenik (II), arsenic(IV). Keempat ion yang pertama
merupakan sub-golongan IIA dan keenam yang terakhir, sub-golongan
IIB. Sementara sulfide dari kation dalam goongan IIA tidak dapat larut
dalam ammonium polisulfida, silfida dari kation dalam golongan IIB
justru yang dapat larut.
3. Golongan III Kation golongan ini tak bereaksi dengan asam kloroda encer,
ataupun dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer.
Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah
kobalt(II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), alumunium, zink
dan mangan(II).
4. Golongan IV Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia
golongan I, II, III, kation –kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dangan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium,
strontium, dan barium.
5. Golongan V Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan I, II, III, IV, kation ini merupakan kation
golongan terakhir, yang meliputi ion-ion golongan magnesium, natrium,
kalium, ammonium, litium, dan hydrogen. Untuk menbedakan antara ion
yang satu dengan ion yang lain sering digunakan uji nyala. Reaksi
identifikasi yang sederhana dikenal dengan sebagai reaksi spesifik
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk kation golongan II adalah H2S
yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam berbagai warna.
Anion adalah ion-ion yang bermuatan negatif akibat adanya
kenaikan jumlah electron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh
tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl). Natrium klorida
(NaCl) yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionic (ionic
compound) kerena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan
atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk
dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg 2+,
Fe3+, dan N3+, Na+ ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini
mengandung hanya satu atom.
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3,
atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom
deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan
menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang
yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari, 1982).

III. Metode Praktikum

a. Alat dan Bahan

 Tabung reaksi  KI
 Gelas kimia  HCl encer
 Pipet tetes  Asam sulfat encer
 Lampu spiritus  Larutan sampel kation
anion
 Penjepit tabung reaksi  Pb (CH3COO)2
 Kaki tiga  Kalium kromat
 Kassa  HNO3
 AgNO3

b. Prosedur Kerja Analisa Kation Golongan I

1. Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan beberapa tetes larutan HCl


encer. Perhatikan apakah terbentuk endapan.
2. Pemisahan Kation Golongan I
a. Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan setetes larutan KI.
Perhatikan apakah terbentuk ebdapan berwarna kuning emas.
b. Perhatikan apakah pada percobaan diatas terbentuk endapan
berwarna hijau.
3. Penegasan Kation
Kation timbal, Pb+2
 Amati warna larutan sampel, larutan garam-garam timbal
tidak berwarna.
 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan HCl
encer. Hasil (+) ditandai dengan terbentuknya endapan
putih. Endapan ini larut dalam air panas.
 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan asam
sulfat encer. Hasil (+) ditandai dengan terbentuknya
endapan putih.
 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan KI
encer. Hasil (+) ditandai dengan terbentuknya endapan
kuning.
 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan
Kalium kromat encer. Hasil (+) ditandai dengan
terbentuknya endapan kuning.

c. Prosedur Kerja Analisa Anion Golongan IV

1. Ambil beberapa tetes sampel. Tambahkan beberapa tetes


larutan KmnO4+H2SO4.
2. Pemisahan Anion Golongan IV dan V
a. Anion permanganate, nitrat, klorat
 Amati warna larutan sampel. Apabila larutan berwarna
merah muda/ungu.
 Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan larutan HNO3,
larutan natrium nitrit dan larutan perak nitrat. Apabila
terbentuk.
IV. Hasil Analisa Kation dan Anion

Analisa kation golongan I :

a. Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan beberapa tetes


larutan HCl encer. Perhatikan apakah terbentuk endapan.
Hasil : (+) Kation golongan ini mengendap dengan Pb+2 dalam
larutan HCl dan membentuk endapan berwarna putih
yang larut ketika dipanaskan.

1. Pemisahan Kation Golongan I

a. Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan setetes larutan KI.


Perhatikan apakah terbentuk ebdapan berwarna kuning emas.
Hasil : (+) Kation golongan ini mengendap dengan Pb+2 dalam
larutan KI dan membentuk endapan berwarna
kuning emas
2. Penegasan Kation
Kation timbal, Pb+2

 Amati warna larutan sampel, larutan garam-garam timbal


tidak berwarna.
Hasil : (+) larutan tidak berwarna

 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan HCl


encer. Hasil (+) ditandai dengan terbentuknya endapan
putih. Endapan ini larut dalam air panas.
Hasil : (+) Kation golongan ini mengendap dengan Pb+2
dalam larutan HCl dan membentuk endapan
berwarna putih yang larut ketika dipanaskan.

 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan asam


sulfat encer. Hasil (+) ditandai dengan terbentuknya
endapan putih.
Hasil : (+) Kation golongan ini mengendap dengan Pb+2
dalam larutan asam sulfat encer dan
membentuk endapan berwarna putih
 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan KI
encer. Hasil (+) ditandai dengan terbentuknya endapan
kuning.
Hasil : (+) Kation golongan ini mengendap dengan Pb+2
dalam larutan KI dan membentuk endapan
berwarna kuning emas

 Ambil beberapa larutan sampel, tambahkan larutan


Kalium kromat encer. Hasil (+) ditandai dengan
terbentuknya endapan kuning.
Hasil : (+) Kation golongan ini mengendap dengan Pb+2
dalam larutan kalium kromat dan membentuk
endapan berwarna kuning.

Analisa Anion Golongan IV :

1. Ambil beberapa tetes sampel. Tambahkan beberapa tetes


larutan KmnO4+H2SO4.
Hasil : (-) Kation golongan ini mengendap dengan
KmnO4 dalam larutan H2SO4. Gol. IV

2. Pemisahan Anion Golongan IV


Anion permanganat

 Amati warna larutan sampel. Apabila larutan berwarna


merah muda/ungu.
Hasil : (+) Kation golongan ini membentuk endapan
berwarna merah muda/ungu.
V. Hasil Pengamatan

Lembar Pengamatan Kation

Nama Mahasiswa : Anggun Tri wulandari


NIM : 33178K20038
No. Sampel : Sampel 2 (Kation)
Tanggal Praktikum : 30 Desember 2020

No. Pengujian Hasil Pengamatan Reaksi

1. Reaksi dengan HCl (+) membentuk endapan Pb+2 + 2Cl- →PbCl2 ↓


putih
2. Reaksi dengan KI (+) membentuk endapan Pb+2 + 2I- →Pbl2 ↓
kuning emas
3. Reaksi dengan NaOH (-) Tidak membentuk -
endapan
4. Reaksi dengan Na2CO3 (-) Tidak membentuk -
endapan

Pemisahan Kation

No. Pengujian Hasil pengamatan Reaksi


1. Pengendapan (+) membentuk endapan Pb+2 (Timbal)
berwarna kuning emas

Penegasan Kation

No. Pengujian Hasil pengamatan Reaksi

1. Pengamatan warna (+) Tidak berwarna Pb+2 (Timbal)

2. Pb+2 + HCl encer + air (+) membentuk endapan Pb+2 + 2Cl- →PbCl2 ↓
panas berwarna putih yang larut
ketika dipanaskan
3. Pb+2 + Asam sulfat encer (+) membentuk endapan Pb+2 + 2SO42- →PbSO4 ↓
berwarna putih
4. Pb+2 + KI (+) membentuk endapan Pb+2 + 2I- →Pbl2 ↓
berwarna kuning emas
5. Pb+2 + Kalium Kromat (+) membentuk endapan Pb+2 + 2CrO42-→ PbCrO4 ↓
berwarna kuning

Lembar Pengamatan Kation

Nama Mahasiswa : Anggun Tri wulandari


NIM : 33178K20038
No. Sampel : Sampel 2 (Anion)
Tanggal Praktikum : 30 Desember 2020

No. Pengujian Hasil Pengamatan Reaksi

1. Reaksi dengan HCl (-) Tidak membentuk gas -

2. Reaksi dengan AgNO3 (-) Tidak membentuk -


endapan
3. Reaksi dengan BaCl2 (-) Tidak membentuk -
endapan
4. Reaksi dengan KmnO4 (-) membentuk endapan KmnO4 + H2SO4 → MnO7 +
2-
2K +SO4 + H2O
+ H2SO4

Pemisahan Anion

No. Pengujian Hasil pengamatan Reaksi

1. Pengamatan warna (+) membentuk endapan Permanganat (MnO4)


berwarna merah muda/ungu
VI. Pembahasan

Adapun pembahasan yang akan dibahas pada praktikum kali ini adalah :

Pada praktikum analisa kation dan anion, yang dimana pada


praktikum kali ini bertujuan agar praktikan dapat melakukan dan
memahami pemisahan golongan kation dan anion, agar praktikan dapat
mengidentifikasi jenis golongan kation dan anion yang di analisa. Pada
pembahasan praktikum ini akan menggunakan pembahasan dengan
metode kualitatif.
Analisa kualitatif membahas mengenai identifikasi zat-zat, unsur,
atau senyawa yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan analisa kualitatif
yaitu untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsure, seperti
contohnya untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan anion. Kation
adalah ion-ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih elektron,
karena tertarik ke katoda, sedangkan anion adalah ion-ion yang bermuatan
negative yang menangkap satu atau lebih elektron, karena tertarik menuju
anoda.
Sampel yang digunakan untuk praktikum ini menggunakan sampel
kation dan anion nomor 2, dengan kation golongan I dan anion golongan
IV. Sesuai dengan prosedur kerja yang tercatat yaitu, langkah pertama pada
analisis kation : langkah pertama pengujian, ambil beberapa tetes sampel ,
tambahkan beberapa tetes larutan HCl encer, lalu diamati, dan
menghasilkan hasil pengamatan positif (+) karena membentuk endapan
berwarna putih. Lalu lakukan pengujian pemisahan kation dengan
melakukan pengujian seperti di awal dengan pelarut yang berbeda, yaitu
menggunakan pelarut yang telah ditentukan pada prosedur kerja, yaitu :
HCl encer, KI, NaOH, Na2CO3.
Setelah dilakukan langkah serupa dengan pelarut yang berbeda
tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika sampel kation dilakukan
pengujian reaksi dengan dua pelarut diantaranya NaOH dan Na 2CO3
didapat hasil pengamatan negative (-) karena tidak terbentuk endapan, dan
ketika pengujian dilanjutkan dengan pelarut HCl encer dan KI didapat hasil
pengamatan positif (+) kerana membentuk endapan. Hasil pengamatan
sampel+HCl encer (+) membentuk endapan berwarna putih dan dapat larut
ketika dipanaskan dengan bentuk reaksi Pb+2 + 2Cl- →PbCl2 ↓, dan hasil
pengamatan sampel+KI (+) membentuk endapan berwarna kuning emas
dengan bentuk reaksi Pb+2 + 2 I- →Pbl2 ↓. Setelah itu lanjutkan dengan
pengujian penegasan kation dengan melakukan langkah serupa seperti
sebelumnya dengan menggunakan pelarut HCl encer, KI, asam sulfat
encer, dan kalium kromat. Dari pengujian penegasan kation setelah diamati
semuanya memiliki hasil positif, dengan hasil seperti yang ada pada tabel
lembar pengamatan diatas. Yang kemudian berarti dapat disimpulkan
bahwa kation sampel nomor 2 ini adalah kation golongan I Kation timbal,
Pb+2 .
Setelah selesai dengan pengamatan analisa kation, maka dilanjut
dengan pengamatan pada analisa anion. Sesuai dengan prosedur kerja yang
tercatat yaitu, langkah pertama pada analisis anion : ambil beberapa tetes
sampel , tambahkan beberapa tetes larutan HCl encer, lalu diamati, dan
menghasilkan hasil negatif (-) karena tidak ada reaksi tanda-tanda terdapat
gas pada percobaan pertama dari anion golongan ini. Lalu lakukan
pengujian serupa dengan mengganti pelarut, yaitu menggunakan pelarut
yang telah ditentukan pada prosedur kerja, yaitu : HCl, AgNO 3, BaCl2,
KmnO4 + H2SO4.
Setelah dilakukan langkah serupa dengan pelarut yang berbeda
tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika sampel anion dilakukan pengujian
reaksi dengan tiga pelarut diantaranya HCl, AgNO 3, BaCl2, didapat hasil
negative (-) tidak terbentuk gas ataupun endapan, dan ketika pengujian
dilanjutkan dengan pelarut terakhir yaitu KmnO4 + H2SO4. Didapat hasil
pengamatan positif (+) membentuk endapan berwarna ungu, yang berarti dengan
hasil tersebut dapat dipastikan bahwa sampel anion nomor 2 ini adalah anion
golongan IV yaitu anion permanganat dengan reaksi KmnO4 + H2SO4 → MnO7 + 2K
+SO42- + H2O.
VII. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum kation dan anion :

Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut


analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia dengan mengenali unsur atau senyawa apa yang
ada dalam suatu sampel (Underwood, 2001).
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering
dan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan
reaksi basah untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang
berguna dapat dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan,
contoh: petunjuk untuk operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup,,
uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik. Reaksi basah uji ialah yang dibuat
dengan zat-zat larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan
terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan
warna. Mayoritan reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G.
Svehla).
Kation adalah ion-ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau
lebih elektron, karena tertarik ke katoda, sedangkan anion adalah ion-ion
yang bermuatan negative yang menangkap satu atau lebih elektron, karena
tertarik menuju anoda. Kation dan Anion dibagi menjadi beberapa sub-
golongan dengan ciri yang berbeda pada setiap golongannya.
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa kation sampel
nomor 2 adalah kation golongan I Kation timbal, Pb+2 , dan dapat dipastikan
bahwa sampel anion nomor 2 adalah anion golongan IV yaitu anion permanganat
dengan reaksi KmnO4 + H2SO4 → MnO7 + 2K +SO42- + H2O.
VIII. Saran

Dalam praktikum analisa kation dan anion perlu memperhatikan


takaran yang sesuai standar yang telah ditentukan agar hasil yang
didapatkan lebih maksimal, serta pada proses pencampuran senyawa atau
larutan kimia diperhatikan agar reaksi kation dan anion yang dianalisa
sesuai dengan karakter atau ciri-ciri dari kation dan anion yang akan kita
analisa.
Lampiran :

Gambar 1.1 Alat dan bahan yang digunakan ketika praktikum analisa kation dan
anion

Gambar 1.2 proses pencampuran sampel+pelarut

Gambar 1.3 sampel ketika pengujian pemisahan kation dan anion


Daftar Pustaka

Intan Nurul Khotimah,S.Si dan Ria Rahmawati,S.Farm. 2020. Modul


Praktikum Kimia Dasar. Kuningan: STIKes Muhammadiyah Kuningan

Anonim. 2005. Diktat Petunjuk Kimia Analitik III. Laboratorium Kimia


Analitik Jurusan Kimia. Universitas Brawijaya. Malang.

Anonim. Diktat Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. jurusan FMIPA.


Universitas Brawijaya. Malang

Sumber internet :
https://www.slideshare.net/mobile/GilbertTampaty30/laporan-praktikum-kimia-
analisa-analisa-kualitatif

https://www.academia.edu/9739659/Laporan_Praktikum_Kation_Anion

Anda mungkin juga menyukai