Anda di halaman 1dari 19

TERAPI

LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. BEDAH JUBAEDAH
2. DIANA
3. FRISKA ANZANI
4. ISSY FARISIANAH
5. M. ALIF NAWAWI
6. NUR AROFAH
7. RYAN SAGITA
8. SYARIF NURRAHMAN
PENGERTIAN TERAPI LINGKUNGAN

– Terapi lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan


modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap
fisisk dan psikis indivisu serta mendukung proses penyembuhan (Farida Kusumawati
& Yudi Hartono, 2011)
– Terapi lingkungan (Milieu Therapy) berasal dari bahasa Perancis yang berarti
perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat terapeutik atau
mendukung kesembuhan.
– Pengertian lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan
modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap
fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan. Terapi lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita, yang diciptakan untuk pengobatan
termasuk fisik dan sosial.
TUJUAN TERAPI LINGKUNGAN

– Menurut Farida Kusumawati & Yudi Hartono membantu individu untuk mengembangkan
rasa harga diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
membantu belajar mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke
masyarakat.
– Menurut Abrons dalam Stuart sundeen 1995 menyebutkan tujuan terapi lingkungan
meliputi:
a. Tujuan umum
Membekali pasien kemampuan untuk kembali ke masyarakat dan dapat menjalankan
kehidupan fisik dan sosial seoptimal mungkin.
b. Tujuan khusus
Membatasi gangguan dan perilaku maladaptif. Mengajarkan keterampilan psikososial dengan
cara :
LANJUTAN….

– Orientasi , yaitu pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap realita yang lebih
baik. Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap waktu,
tempat, tujuan, sedangkan kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada
semua pasien.
– Asertation, yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan tepat. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara mendorong pasien dalam mengekspresikan diri secara
efektif dengan tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat.
– Accuption, yaitu kemampuan pasien untuk dapat percaya diri dan berprestasi melalui
keterampilan membuat kerajinan tangan.
– Recreation, yaitu kemampuan membuat dan menggunakan aktifitas yang menyenangkan
dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada pasien utnuk mengikuti bermacam-
macam reaksi dan membantu pasien untuk menerapkan keterampilan yang telah
dipelajari, misalnya interaksi sosial.
KARAKTERISTIK TERAPI
LINGKUNGAN

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka lingkungan harus bersifat terapeutik yaitu
mendorong terjadi proses penyembuhan, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
– Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.
– Pasien merasa senang /nyaman dan tidak merawsa takut dengan lingkungannya.
– Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
– Lingkungan rumah sakit/bangsal yang bersih
– Lingkungan menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien.
– Personal dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien sebagai individu yang
memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku pasien sebagai respon adanya
stress.
– Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan memberikan
kesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan membentuk perilaku yang baru.
LANJUTAN….

Disamping hal tersebut menurut Florance Nightingale terapi lingkungan harus memilki
karakteristik :
– Memudahkan perhatian terhadap apa yang terjadi pada individu dan kelompok selama 24 jam.
– Adanya proses pertukaran informasi.
– Pasien merasakan keakraban dengan lingkungan.
– Pasien merasa senang, nyaman, aman, dan tidak merasa takut baik dari ancaman psikologis
maupun ancaman fisik.
– Penekanan pada sosialisasi dan interaksi kelompok dengan focus komunikasi terapeutik.
– Staf membagi tanggung jawab bersama pasien.
– Personal dari lingkungan menghargai klien sebagai individu yang memiliki hak, kebutuhan,
dan tanggung jawab.
– Kebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.
BENTUK LINGKUNGAN/ASPEK-ASPEK
LINGKUNGAN FISIK

1. Lingkungan Fisik
a. Aspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang merupakan bagian eksternal
kehidupan rumah sakit. Setting-nya meliputi :
– Bentuk dan struktur bangunan.
– Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit.
b. Tiga aspek yang mempengaruhi terwujudnya lingkungan fisik terapeutik:
– Lingkungan fisik yang tetap, mencakup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal maupun
internal. Bagian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu lokasi dan letak gedung sesuai
dengan program pelayanan kesehatan jiwa, salah satunya kesehatan jiwa masyarakat. Berada di
tengah-tengah pemukiman penduduk atau masyarakat sekitarnya serta tidak diberi pagar tinggi.
– Lingkungan fisik semi tetap, fasilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari, kursi,
meja, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dan sebagainya. Semua perlengkapan diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta
menjaga privasi pasien.
LANJUTAN…
– Lingkungan fisik tidak tetap, lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu serta
sangat dipengaruhi oleh sosial budaya.
2. Lingkungan Psikososial
Lingkungan yang kondusif yaitu fleksibel dan dinamis yang memungkinkan pasien berhubungan dengan
orang lain dan dapat mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal. Beberapa prinsip
yang perlu diyakini petugas kesehatan dalam berinteraksi dengan pasien:
– Tingkah laku dikomunikasikan dengan jelas untuk mempertahankan, mengubah tingkah laku pasien.
– Penerimaan dan pemeliharaan tingkah laku pasien tergantung dari tingkah laku partisipasi petugas
kesehatan dan keterlibatan pasien dalam kegiatan belajar.
– Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien sebagai anggota kelompok dan
pasien dapat mengikuti atau mengisi kegiatan.
– Kegiatan sehari-hari mendorong interaksi antara pasien.
– Mempertahankan kontak dengan lingkungan misalnya adanya kalender harian dan adanya papan
nama dan tanda pengenal bagi petugas kesehatan.
PERAN PERAWAT DALAM TERAPI
LINGKUNGAN
– Distribusi kekuatan, petugas kesehatan mendistribusikan pengetahuan, pengalaman kepada seluaruh
staff ssesuai dengan wewenang masing-masing agar kebutuhan yang dibuat bertujuan sama dan yang
terbaik untuk pasien.
– Komunikasi terbuka, komunikasi dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan informasi guna
menetapkan keputusan.
– Memperhatikan struktur interaksi, struktur interaksi meliputi :
a. Sikap bersahabat
b. Penuh prihatin
c. Lembut dan tegas
– Aktifitas kerja, diperlukan dorongan yang kuat dari lingkungan dengan jalan mengizinkan pasien
untuk memilih terapi. Akan lebih berarti bila dapat diterapkan pada pekerjaan yang nyata.
– Peran serta keluarga dan masyarakat, selama di rumah sakit diusahakan pasien sering berhubungan
dengan keluarga, agar keluarga dapat mengikuti perkembangan kesembuhan pasien sehingga
berminat untuk mengkoordinir kepulangannya bila sudah baik.
LANJUTAN…

– Penyesuaian lingkungan dengan kebutuhan dan perkembangan pasien.


– Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman
a. Perawat menciptakan dan mempertahankan iklim/suasana yang akrab, menyenangkan, saling menghargai di antara
sesame perawat, petugas kesehatan, dan pasien.
b. Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-keadaan yang menimbulkan terjadinya
kecelakaan/luka terhadap pasien atau perawat.
c. Menciptakan suasana yang nyaman
d. Pasien diminta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri dan orang lain seperti yang biasa dilakukan di
rumahnya. Misalnya membereskan kamar.
– Penyelenggaraan proses sosialisasi:
a. Membantu pasien belajar berinteraksi dengan orang lain, mempercayai orang lain, sehingga meningkatkan harga diri
dan berguna bagi orang lain.
b. Mendorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan perilakunya secara terbuka sesuai dengan
aturan di dalam kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Melalui sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya
sesuai dengan kemampuan dan minatnya pada waktu yang luang.
LANJUTAN…

– Sebagai teknis perawatan


Fungsi perawat adalah memberikan/memenuhi kebutuhan dari pasien, memberikan
obat-obatan yang telah ditetapkan, mengamati efek obat dan perilaku-perilaku yang
menonjol/menyimpang serta mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam
terapi tersebut.
– Sebagai leader atau pengelola
Perawat harus mampu mengelola sehingga tercipta lingkungan terapeutik yang
mendukung penyembuhan dan memberikan dampak baik secara fisik maupun
secara psikologis kepada pasien.
JENIS - JENIS KEGIATAN TERAPI
LINGKUNGAN
– Terapi rekreasi, yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan pasien
dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial.
– Terapi kreasi seni, perawat dalam terapi ini dapat sebagai leader atau bekerja sama denagn orang lain
yang ahli dalam bidangnya karena harus sesuai dengan bakat dan minat.
a. Dance therapy/menari : untuk mengkomunikasikan tentang perasaan dan kebutuhan pasien.
b. Terapi musik : untuk mengekspresikan perasaan marah, sedih, kesepian, dan gembira.
c. Terapi dengan menggambar/melukis : dengan menggambar akan menurunkan ketegangan dan
memusatkan pikiran yang ada.
d. Literatur/biblio therapy : Terapi dengan kegiatan membaca seperti novel, majalah, buku-buku dan
kemudian mendiskusikannya.Tujuannya adalah untuk mengembangkan wawasan diri dan bagaimana
mengekspresikan perasaan/pikiran dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang ada.
– Pettherapy, terapi ini bertujuan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak mampu mengadakan
hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian, menyendiri.
– Planttherapy, terapi ini bertujuan untuk mengajar pasien untuk memelihara segala sesuatu/mahluk
hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi kepada pribadi lainnya.
KONDISI PASIEN PADA TERAPI
LINGKUNGAN

Pasien rendah diri (low self esteem) , depresi (depression) bunuh diri (suicide).
a. Syarat lingkungan secara psikologis harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
– Ruangan aman dan nyaman.
– Terhindar dari ala-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau orang lain.
– Alat-alat medis, obat-obatan, dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci.
– Ruangan harus ditempatkan di lantai satu dan keseluruhan ruangan mudah dipantau oleh petugas
kesehatan.
– Tata ruangan menarik dengan cara menempelkan poster yang cerah dan meningkatkan gairah hidup
pasien.
– Warna dinding cerah.
– Adanya bacaan ringan, lucu, dan memotivasi hidup.
– Hadirkan musik ceria, tv, dan film komedi.
– Adanya lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien.
LANJUTAN…

b. Lingkungan sosial:
– Komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa pasien sesering mungkin.
– Memberikan penjelasan setiap akan melakukan kegiatan keperawatan atau kegiatan medis
lainnya.
– Menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan.
– Meningkatkan harga diri pasien.
– Membantu menilai dan meningkatkan hubungan social secara bertahap.
– Membantu pasien dalam berinteraksi dengan keluarganya.
– Sertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan, jangan membiarkan pasien sendiri
terlalu lama di ruangannya.
LANJUTAN…
Pasien dengan amuk.
a. Lingkungan fisik:
– Ruangan aman, nyaman, dan mendapat pencahayaan yang cukup.
– Pasien satu kamar, satu orang, bila sekamar lebih dari satu jangan dicampur antara yang kuat dengan
yang lemah.
– Ada jendela berjeruji dengan pintu dari besi terkunci.
– Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis tentang protocol pengikatan dan pengasingan secara aman,
serta protocol pelepasan pengikatan.
b. Lingkungan Psikososial:
– Komunikasi terapeutik, sikap bersahabat dan perasaan empati.
– Observasi pasien tiap 15 menit.
– Jelaskan tujuan pengikatan/pengekangan secara berulang-ulang.
– Penuhi kebutuhan fisik pasien.
– Libatkan keluarga.
KOMPONEN FUNGSIONAL TERAPI
LINGKUNGAN

1. Containment
– Fungsi : mendukung kesehatan fisik dan merubah perilaku berkuasa.
– Tujuan : memberi keamanan pasien serta lingkungan serta menumbuhkan percaya.
– Bentuk terapi : isolasi dan pengikatan.
– Aktifitas : memberikan perlindungan fisik dan mencegah cidera pada diri sendiri dan orang
lain.
2. Support
– Fungsi : membantu pasien merasa aman dan nyaman serta mengurangi kecemasan.
– Tujuan : meningkatkan harga diri dan percaya diri pasien.
– Bentuk terapi : penggunaan komunikasi terapeutik, pemberian perhatian dengan sikap empati
edukasi.
– Aktifitas : meningaktkan hubungan dan interaksi.
LANJUTAN…

3. Struktur
– Fungsi : membantu mendorong perilaku yang maladaptif menjadi adaptif.
– Tujuan : meningkatkan tanggyng jawab terhadap perilaku dan konsekuensinya, serta meningkatkan
keterlibatan pasien terhadap aktifitas yang terstruktur.
– Bentuk terapi : terapi aktifitas, terapi aktifitas sosian, terapi occupation.
– Aktifitas : menentukan jenis kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien.
4. Involvement
– Fungsi : mendorong pasien untuk dapat bekerjasama, melakukan kompromi dan konfrontasi untuk
meningkatkan keterlibatan sosial.
– Tujuan : menstimulasi pasien tuntuk berperan serta aktif dalam lingkungan sosial dan interaksi serta
mengembangkan keterampilan.
– Bentuk terapi : terapi kelompok.
– Aktifitas : melakukan aktifitas kelompok.
LANJUTAN…

5. Validation
– Fungsi : membantu pasien mengambangakan kapasitas kedekatan yang lebih
besar dan menyatu identitasnya.
– Tujuan : membantu pasien memahami dan menerima keunikan dirinya serta
mendorong integrasi antara perasaan senang dan tidak senang.
– Bentuk terapi : Psikodrama, stimulasi persepsi dan validasi.
– Aktifitas : bermain drama, menerima pikiran perasaan pasien dan memberi
reinforcemen.
TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai