Disusun Oleh:
B. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat
beberapa faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan
dan genetik. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel
epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya
terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal dan
kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi
massa. Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan
dalam pembentukan kanker payudara (estradisol dan progesterone
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler). (Brunner & Suddarth)
Faktor resiko terjadi kanker payu dara: (Brunner & Suddarth)
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara.
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga
langsung) dari wanita dengan kanker payudara.
3. Menarke dini.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
5. Menopous pada usia lanjut.
6. Riwayat penyakit payudara jinak.
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum
usia 30 tahun beresiko hampir 2 kali lipat.
8. Obesitas, resiko terendah diantara wanita pascamenopouse.
9. Kontrasepsi oral.
10. Terapi pergantian hormone.
11. Masukan alkohol.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. Biopsi: untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2.
3. Penanda tumor 4. Mammografi.
4. Sinar X dada.
F. Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium
klinik penyakitnya, yaitu: (Sarwono & Ida Ayu)
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pangangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi, yaitu:
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan
hanya pada bagian yang mengandung sel kanker, bukan seluruh
payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan Metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas
osteoklas dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan
osteoporosis yang diinduksi oleh overian suppression, hiperkalsemia
dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk
menurunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun
penggunaan dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping
seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala: normal, mesochephal, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
Rambut: tersebar merata, warna, kelembaban.
Mata: tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva
agak anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
Telinga: bentuk normal, posisi imetris, tidak ada sekret tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan
Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi atau
tanda-tanda radang.
Hepar: tidak ada pembesaran hepar.
Ekstremitas: tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Fungsi
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa
pada payudaranya ke rumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami
melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan latihan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri.
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri,
malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya
dengan lapang dada.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. USG payudara
digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas yang ditemukan pada
pemeriksaan skrining atau diagnostik mamografi.
Tanda tumor ganas secara USG:
lesi dengan batas tidak tegas dan tidak teratur.
Struktur echo internal lemah dan heterogen.
Batas echo anterior lesi kuat, posterior lesi lemah sampai tidak
ada.
Adanya perbedaan besar tumor secara klinis dan USG.
b. Biopsi: untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 Dengan
melakukan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara
kistik atau padat. Biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dapat
berupa eksisional (seluruh masa di angkat) atau insisional
( sebagian dari masa dibuang). Analisis makroskopis dari spesimen
menyatakan ada tidaknya keganasan.
c. Mammografi.
d. Sinar X dada (radiologi).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (penekanan masa
tumor).
2. Kerusakan integritas jaringan.
3. Gangguan body image (citra tubuh).
4. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan
penyakitnya.
5. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh, krisis
situasional.
6. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi.
7. Ketidak efektifan pola nafas.
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Daftar Pustaka
Judul: Efektivitas Terapi Relaksasi Slow Deep Breathing (Sdb) Dan Relaksasi
Benson Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Kanker Di Rs
Tugurejo Semarang.
Abstrak:
Kanker yang disebut juga keganasan atau tumor ganas adalah istilah untuk
menjelaskan suatu penyakit dimana sel-sel tubuh yang normal berubah menjadi
abnormal yang bisa menimbulkan nyeri. Nyeri kanker umumnya diakibatkan oleh
infiltrasi sel tumor pada struktur yang sensitif terhadap nyeri seperti tulang,
jaringan lunak, serabut saraf, organ dalam, dan pembuluh darah. Nyeri kanker
dapat diatasi perawat dengan menggunakan metode non farmakologi dengan
terapi relaksasi slow deep breathing dan relaksasi Benson. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Efektifitas terapi relaksasi slow deep breathing dan relaksasi
Benson terhadap penurunan skala nyeri pasien kanker di RS Tugurejo Semarang.
Desain penelitian ini menggunakan pre-post test nonequivalent control group
dengan jumlah sampel 32 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan skala nyeri pada kelompok slow
deep breathing sebesar 0,068, sedangkan penurunan skala nyeri pada kelompok
Benson 0,026. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan p value 0,801 (p>0,05),
tidak ada perbedaan efektifitas antara relaksasi slow deep breathing dan relaksasi
Benson terhadap penurunan skala nyeri kanker. Hasil penelitian ini
merekomendasikan relaksasi slow deep breathing dan relaksasi Benson dapat
dijadikan tindakan mandiri keperawatan non farmakologi untuk menurunkan skala
nyeri kanker.
1. Validity
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi
Experiment. Rancangan penelitian ini adalah Two Group PreTest-Posttest, tidak
memakai kelompok kontrol, dilakukan dengan cara melakukan observasi pertama
(pre test) terhadap responden, kemudian responden diberikan intervensi, setelah
diberikan intervensi dilakukan observasi kedua (post test).
Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pasien nyeri kanker di
RS Tugurejo tahun 2015 sebanyak 939 pasien rata-rata setiap bulan 78 responden.
Pada penelitian ini alat yang digunakan untuk pengumpulan data berupa lembar
observasi skala nyeri. Lembar observasi yang berisi jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, umur dan data hasil pengukuran skala nyeri yang terdiri dari skala
pengukuran nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi slow deep
breathing dan pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik
relaksasi Benson menggunakan alat ukur Numeric Rating Scale (NRS).
2. Importance
a. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
pasien nyeri kanker di RS Tugurejo Semarang.
Diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih
banyak dibanding laki-laki dengan jumlah pada intervensi Slow Deep
Breathing (SDB) 14 responden (87%) dan pada teknik Benson 13
responden (81,2%).
3. Applicability
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan skala nyeri pada
kelompok slow deep breathing sebesar 0,068, sedangkan penurunan skala
nyeri pada kelompok Benson 0,026. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan p
value 0,801 (p>0,05), tidak ada perbedaan efektifitas antara relaksasi slow
deep breathing dan relaksasi Benson terhadap penurunan skala nyeri kanker.
Hasil penelitian ini merekomendasikan relaksasi slow deep breathing dan
relaksasi Benson dapat dijadikan tindakan mandiri keperawatan non
farmakologi untuk menurunkan skala nyeri kanker.
ANALISIS VIDEO
Kanker payudara dini adalah kanker payudara yang belum menyebar atau
menginfiltrasi di luar payudara dan kelenjar getah bening axila yang merupakan
kelenjar getah bening dari area payudara atau dalam istilah stadium, yakni
Stadium dini: DCIS (in situ), stadium I s.d IIIA: Hanya berupa tumor dengan
diameter < 2 cm tanpa penyebaran ke getah bening.
Setelah dilakukan diagnosis lengkap maka dilakukan reseksi:
Breast Conserving Treatment (BCT): Pengambilan tumor tanpa dilakukan
secara total pengambilan payudara. BCT diindikasikan untuk kanker payudara
stadium I-II. Untuk pasien yg memilih bct maka akan dilakukan terapi radiasi
ajuvan dan dilanjutkan terapi ajuvan sistemik sesuai karakteristik kanker
payudara.
Mastektomi: Pengangkatan secara total payudara. Untuk pasien yang memilih
mastektomi tidak dilakukan terapi radiasi ajuvan namun langsung terapi
ajuvan sistemik.
Terapi ajuvan sistemik dilakukan berdasarkan karakteristik molekuler:
Pemeriksaan Reseptor Estrogen (ER), Progesteron (PR), HER2, dan Ki67.
Berdasarkan karakteristik tersebut terdapat 4 golongan besar:
1. Luminal A: ER (+), HER2 (-), Ki67 low (prognostik paling baik).
2. Luminal B: ER(+), PR(+/-), HER2 (+), Ki67 high (tingkat prognostik buruk
dibandingkan luminal A).
3. HER2 overexpression: ER(-), PR(-), HER2(+), Ki67 high (tingkat prognostik
lebih buruk dari luminal A dan B).
4. Basal like: ER(-), PR(-), HER2(-), Ki67 high (prognostik paling buruk).
Kanker payudara tipe luminal dilakukan terapi endokrin (penekanan hormon
estrogen). Untuk pasien pre menopause apabila risiko tinggi maka terapi endokrin
dengan supresi ovarium yang berupa ablasi (pengangkatan ovarium) ditambah
dengan Tamoxifen/Aromatase inhibitor selama 5 thn. Risiko rendah diberikan
terapi ajuvan terapi tamoxifen selama 5 thn. Untuk pasien post menopause
Aromatase inhibitor selama 5 thn atau tamoxifen selama 5 thn atau tamoxifen 2-3
thn diikuti dengan pemberian aromatase inhibitor sampai 5 thn. Apabila setelah 5
thn dapat dipertimbangkan penambahan tamoxifen atau aromatase inhibitor 5 thn
lagi sehingga total terapi endokrin yang diberikan adalah selama 10 thn. Luminal
B terapi ajuvannya dilakukan kemoterapi + anti HER2 + terapi endokrin.
HER2 Overexpression terapi ajuvannya adalah kemoterapi AC diikuti
dengan paclitaxel/docetaxel dikombinasi dengan trastuzumab/pertuzumab. Agen
lain berupa Multi Targeting TKI: Neratinib. Monoclonal Antibodies: Patritumab.
Antibody Drug Conjugate (ADC): Trastuzumab emtansine. Farnesyl Transferase
Inhibitors (FTI): Lonafarnib. Imunoterapi: Vaksin.
Basal like terapi ajuvan utama adalah kemoterapi dengan kelompok Taxane
(paclitaxel, docetaxel), Antibiotik antitumor anthracyclines (doxorubicin),
Alkylating agent (cyclophosphamide, cisplatin), Antimetabolit (capecitabine).
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.
E
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SPG
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Alamat : Suryodiningratan MJ II/897
B. KELUHAN UTAMA
Pasien merasa nyeri karena ada benjolan di payudara kirinya.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Di payudara kiri ada benjolan dan luka. Pasien sudah menjalani pengobatan
alternatif selam 3 tahun tanpa membuahkan hasil. Ada benjolan di payudara
kiri berdiameter kira-kira 10 cm dan sudah ada luka. P: pasien mengatakan
nyeri dengan skala 4 di payudara kiri, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk, R:
payudara kiri, T: setiap kali gerak.
Genogram : -
3. Pola eliminasi
Sebelum Sakit: Pasien mengatakan BAK 5 kali sehari, tidak ada anyang-
anyangan dan nyeri saat BAK. BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek dan warna kuning.
Selama Sakit: Pagi hari sebelum operasi pasien sudah BAK sekali dan
sudah BAB juga.
4. Pola aktifitas
Sebelum Sakit
a. Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien mengatakan ibu rumah tangga yang membantu suaminya
berjualan angkringan.
b. Keadaan pernafasan
Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing.
c. Keadaan Kardiovaskuler
Pasien mengatakan tidak sesak nafas.
Selama Sakit
a. Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien hanya tiduran saja.
b. Keadaan pernafasan
Suara nafas vesikuler, tidak ada wheezing, dan tidak ada kesulitan
bernafas.
c. Keadaan kardiovaskuler
Pasien mengatakan tidak sesak nafas.
d. Skala
ketergantungan
Mandiri.
e. Risiko luka dekubitus
Risiko rendah terjadi dekubitus.
A. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum Keadaan / penampilan umum: agak
gelisah Kesadaran : Composmentis GCS:456
BB sebelum sakit : - TB : 152 cm
BB saat ini : 66 kg BB ideal:
- Tanda– tanda Vital :
TD : 130/80 mmHg Suhu : 37 ºC
N : 84x/mnt RR : 20x/mnt
2. Kepala
Bentuk mesocephal, bentuk simetis,rambut dan kulit kepala bersih. Mata
ishokor, simetris, visus normal. Telinga simetris dan bersih.
3. Leher
Tidak ada benjolan dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Tidak ada benjolan dan tidak ada kaku kuduk.
4. Thorax (dada)
Payudara
Inspeksi: Di payudara kiri terdapat benjolan dan ulkus, tampak kemerahan,
dan kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk.
Palpasi: Teraba benjolan yang mengeras dan terasa nyeri serta terdapat
pembengkakan di payudara kiri.
5. Abdomen
I : Warna kulit sawo matang, simetris, tidak ada kemerahan dan
kekuningan, tidak ada bekas luka.
A : Bising usus 20x/menit.
P : Terdengar redup, tidak ada hepatomegali.
P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
6. Tulang belakang
Tidak ada nyeri punggung, tidak ada skoliosis dan lordosis.
7. Ekstrimitas
Atas: Mampu menggerakkan tangan secara mandiri, hanya lengan kiri
terasa agak nyeri, tidak teraba benjolan dan terpasang infus RL di lengan
kanan. Tidak ada kelainan bentuk dan fungsi.
Bawah: Mampu menggerakkan kaki secara mandiri dan tidak teraba
benjolan.
8. Integumen
Kulit bersih warna sawo matang, turgor kulit, tidak ada sianosis.
9. Genetalia dan anus
Pasien mengatakan genetalianya bersih, tidak keluar sekret yang
berlebihan. Pasien mengatakan tidak pernah BAB darah dan tidak ada
benjolan di anus.
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tgl Jenis Hasil
Pemeriksaan
29-06-18 Leukosit 10,1
Eritrosit 4,24
Hemoglobin 5,1
Trombosit 356
Masa 2’9’’
perdarahan
Masa 7’48’’
Penjendalan
GDS 174
SGOT 28
SGPT 21
Ureum 37
Creatinin 1,1
HbsAg Negatif
D. TERAPI
Nama Obat Rute Dosis Efek Samping
Injeksi Cefim IV jam 1 gram -
07.00
Injeksi cefim 1 IV 1 gram -
gr/12 jam
Injeksi IV 30 mg -
Ketorolac
1A/12
Injeksi asam IV 500 mg -
tranexamat
1A/8 jam
…………….,
…………………
Mahasiswa,
NIM : …………………….
ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS:
Pasien mengatakan tidak tahu Kurang terpapar Kurang pengetahuan
tentang penyakitnya. Pasien informasi tentang penyakitnya
mengatakan selama ini hanya
periksa ke pengobatan
alternatif.
DO:
Pasien tidak mampu menjawab
pertanyaan tentang penyakitnya.
2. DS:
Pasien mengatakan cemas mau Krisis situasi Cemas
melakukan operasi. (prosedur tindakan
operasi)
DO:
Nampak gelisah
3. DS:
Pasien mengatakan nyeri Agen injuri biologis Nyeri akut
payudara sebelah kiri. (luka payudara)
DO:
P: pasien mengatakan nyeri
di payudara kiri
Q: terasa seperti tertusuk-
tusuk,
R: payudara kiri,
S: VAS: 4,
T: setiap kali gerak.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
SESUAI PRIORITAS
NO. TGL & DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
JAM
1. 02-07- Cemas berhubungan dengan krisis situasi
2018 (prosedur tindakan operasi)
2. 02-07- Kurang pengetahuan tentang prosedur
2018 tindakan operasi berhubungan dengan
kurang paparan informasi
3. 02-07- Nyeri akut berhubungan dengan agen
2018 injuri biologis (luka payudara)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/JAM DIAGNOSA TUJUAN DAN HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN
02-Juli- Cemas Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Untuk membina hubungan
2018 berhubungan keperawatan 1x24 jam tenang. saling percaya.
dengan krisis tingkat kecemasan pasien 2. Jelaskan prosedur 2. Memberikan gambaran
situasi (prosedur menurun. tindakan dan apa yang tentang prosedur tindakan
tindakan operasi) KH: dirasakan selama tindakan. dan proses selama
Pasien mengatakan 3. Berikan informasi yang tindakan.
cemasnya berkurang aktual tentang diagnosa, 3. Dengan memberikan
Pasienmenunjukkan tindakan dan prognosis. informasi tsb. Akan
cemas berkurang, wajah 4. Ajarkan teknik Relaksasi membuat pasien lebih
tampak lebih rileks nafas dalam. jelas dan tenang.
5. Motivasi keluarga untuk 4. Relaksasi untuk
mendampingi pasien. mengurangi kecemasan.
02-Juli- Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Mengetahui tingkat
2018 pengetahuan keperawatan 1x20 menit pasien tentang tindakan pengetahuan.
tentang prosedur pasien akan mengetahui operasi. 2. Memberikan gambaran
tindakan operasi tindakan yang akan 2. Jelaskan tentang prosedur tentang prosedur operasi.
berhubungan dilakukan. tindakan opreasi. 3. Agar keluarga
dengan kurang KH: 3. Libatkan keluarga dalam mendapatkan gambaran
paparan informasi Pasien mengatakan sudah pemberian pendidikan tentang prosedur operasi,
memahami tentang kesehatan. resiko dan komplikasi
tindakan operasi. 4. Jelaskan secara tepat sehingga keluarga siap
kemungkinan komplikasi dan mampu memberikan
dan perdarahan, resiko yang motivasi pada pasien
akan terjadi, dan nyeri.
02-Juli- Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri. 1. Mengetahui skala
2018 berhubungan keperawatan 3x24 jam nyeri 2. Observasi respon nonverbal intensitas, durasi,
dengan agen injuri pasien berkurang. dari nyeri. nyeri.
biologis (luka KH: 3. Ajarkan teknik 2. Menilai tingkat nyeri.
payudara). Pasien mengatakan nyeri nonfarmakologis 3. Mengurangi rasa nyeri
berkurang ( skala 0-3) (relaksasi). tanpa obat.
Pasien tidak tampak 4. Kolaborasi pemberian terapi 4. Obat analgetik untuk
kesakitan / menahan nyeri anti nyeri. mengurangi nyeri.
5. Monitor tanda-tanda vital 5. Mengkaji tanda tanda
pasien. nyeri.
6. Tingkatkan istirahat. 6. Mengurangi nyeri
IMPLEMENTASI
DX.KEPERAWATAN TGL/JAM TINDAKAN PARAF
KEPERAWATAN
Cemas berhubungan 02-07-2018/ 1. Melakukan pendekatan
dengan krisis situasi 08.30 yang tenang.
(prosedur tindakan 2. Menjelaskan prosedur
operasi) tindakan dan apa yang
dirasakan selama
tindakan.
3. Memberikan informasi
tentang diagnosa, tindakan
dan prognosis.
4. Menyarankan pasien
untuk relaksasi nafas
dalam.
5. Mendorong keluarga
untuk mendampingi
pasien.
Kurang pengetahuan 02-07-2018/ 1. Mengkaji tingkat
tentang proses 08.30 pengetahuan pasien proses
penyakitnya penyakitnya.
berhubungan dengan 2. Menjelaskan tentang
kurang paparan proses penyakitnya pada
informasi pasien.
3. Melibatkan keluarga
saat pemberian
pendidikan kesehatan.
4. Menjelaskan
kemungkinan komplikasi
dan perdarahan, resiko
yang akan terjadi, dan
nyeri.
5. Mendorong keluarga
untuk membantu pasien
dalam merubah perilaku
hidup sehat.
Nyeri akut 02-07-2018/ 1. Melakukan pengkajian
berhubungan dengan 08.30 nyeri secara
agen injuri biologis komprehensif, meliputi:
(luka payudara). lokasi, kualitas,
intensitas nyeri, onset
nyeri.
2. Mengobservasi
reaksi nonverbal dari
nyeri.
3. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
(relaksasi).
4. Memonitor tanda-tanda
vital pasien.
EVALUASI
TANGGAL/ MASALAH CATATAN PARAF
JAM KEPERAWATAN/ PERKEMBANGAN
KOLABORATIF
02-07-2018 Cemas berhubungan S: Pasien merasa lebih
dengan krisis situasi tenang
(prosedur tindakan O: Wajah tampak lebih
operasi) tenang, pasien tidak terlihat
gelisah, suami
mendampingi pasien
sampai kamar operasi
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
02-07-2018 Kurang pengetahuan S: Pasien mengatakan
tentang proses mengerti tentang proses
penyakitnya penyakitnya dan mau
berhubungan dengan operasi.
kurang paparan O: Pasien mampu
informasi menjawab pertanyaan
setelah diberikan
pendidikan kesehatan
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
02-07-2018 Nyeri akut berhubungan S: Pasien mengatakan nyeri
dengan agen injuri payudara kiri.
biologis (luka O:
payudara). P: Pasien mengatakan
nyeri di payudara kiri,
Q: terasa seperti
tertusuk-tusuk,
R: payudara kiri,
S: skala 4,
T: setiap kali gerak.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Rencana dilakukan
tindakan di kamar operasi.
ANALISIS KASUS
1. ANALISA DATA
Analisa data pertama untuk DS akan lebih baik terdapat data bahwa pasien
menanyakan tentang penyakitnya. Untuk penulisan masalah keperawatan
kurang tepat, seharusnya “defisit pengetahuan tentang manajemen kanker”
(jika lebih spesifik) (menurut sdki) atau “defisiensi pengetahuan” (menurut
nanda).
Analisa data kedua untuk DO kekurangan data, menurut sdki DO untuk
masalah keperawatan ansietas selain data gelisah juga mencantumkan data
tentang tampak tegang, sulit tidur, frekuensi nadi dan napas meningkat .
Untuk penulisan masalah keperawatan kurang tepat, seharusnya “ansietas”
(menurut sdki dan nanda).
Analisa data ketiga untuk DO cukup mencantumkan skala nyeri dan tanda-
tanda vital.
2. DIAGNOSIS
Penulisan diagnosis dan prioritas yang benar:
1) Nyeri akut b.d agen injuri biologis (benjolan dan luka pada payudara) d.d
skala nyeri 4.
2) Ansietas b.d krisis situasional (prosedur tindakan operasi) d.d pasien
tampak gelisah.
3) Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d pasien tidak mampu
menjawab tentang penyakitnya.
3. INTERVENSI
Intervensi sudah sesuai dengan diagnosis yang ditetapkan.
4. IMPLEMENTASI
Implementasi atau pelaksanaan adalah realisasi dari rencana tindakan /
intervenesi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada kasus ini
implementasi yang dilakukan hanya satu hari (pre operasi) dan sudah sesuai
dengan intervensi.
5. EVALUASI
Evaluasi sudah sesuai dengan implementasi yang dilakukan. Evaluasi
diagnosis nyeri akut data Planning dilanjutkan di kamar operasi.
Lampiran Kasus
Lampiran Analisis Jurnal
LAPORAN KEGIATAN KELOMPOK
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KMB
MINGGU KE IX PERIODE TANGGAL 19 DESEMBER 2020
Hari dan Waktu Topik Jumlah mahasiswa Keterangan
Tanggal Hadir Tidak Bukti Kegiatan
Hadir
Analisis 4 - -
Des 2020
jurnal dan
askep